NEW DELHI-(IDB) : Sejalan dengan visi Perdana Menteri India
Narendra Modi untuk ekspor hardware pertahanan, produsen rudal jelajah
supersonik BrahMos Aerospace mengatakan bahwa negara-negara Asia dan
Amerika Latin Tenggara telah menunjukkan minatnya untuk mengakuisisi
sistem senjata jarak 290 km itu dan mungkin India akan mengekspor rudal
Brahmos untuk negara-negara sahabat tertentu.
“Beberapa negara Asia dan Amerika Latin Tenggara menginginkan BrahMos, dan menyatakan minatnya untuk itu, terutama untuk angkatan laut dan versi pertahanan pesisir. Sebuah daftar pasti negara-negara peminat sudah ada. Kami mengalami kemajuan dengan strategi pemasaran untuk mengekspor Brahmos ke negara-negara tertentu, yang disetujui oleh pemerintah India dan Rusia, “kata CEO BrahMos Aerospace, Sudhir Kumar Mishra.
“Kami berharap beberapa kontrak ekspor akan ditandatangani dengan negara-negara sahabat untuk India dan Rusia dalam waktu dekat,” katanya dalam sebuah wawancara kepada PTI.
Mishra menolak menyebutkan nama negara-negara yang telah menunjukkan minat terhadap sistem rudal Brahmos, namun sumber Kementerian Pertahanan mengatakan Vietnam dan Indonesia di Asia Tenggara dan Venezuela di Amerika Latin telah menyatakan keinginannya untuk mendapatkan rudal Brahmos.
Sebelumnya, Kepala DRDO Avinash Chander juga telah menyatakan minatnya untuk mengekspor senjata pertahanan untuk negara-negara sahabat.
DRDO dan Rusia NPO Mashinostroyenia (NPOM) adalah mitra dalam patungan dalam membangun BrahMos.
Perjanjian antar pemerintah India dan Rusia dalam pengembangan rudal BrahMos juga menetapkan penggunaan rudal yang canggih ini ke dalam angkatan bersenjata India dan Rusia serta ekspor ke negara-negara sahabat.
Baru-baru ini, Perdana Menteri India telah menyatakan bahwa India sekarang harus bergerak ke arah kemandirian dalam memproduksi senjata dan sistem militer dan juga mencari mengekspor ke negara-negara sahabat.
Ditanya tentang rencana jangka pendeknya untuk pengembangan perusahaan rudal dalam negeri, Mishra mengatakan akan melokalkan pengembangan rudal di India, peningkatan kapasitas produksi yang lebih besar, memenuhi pesanan produksi lebih cepat dari jadwal untuk memastikan pengiriman rudal tepat waktu dan memastikan versi yang berbeda dari rudal BrahMos untuk memenuhi aspirasi dan kebutuhan kekuatan pertahanan termasuk Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara.
Mishra mengatakan kontribusi India sejauh ini hanya untuk sistem panduan navigasi dan sistem kontrol penembakan. “Kita harus fokus pada pengembangan teknologi lokal bagi mesin dan penjejak dari rudal BrahMos,” tambahnya.
Sumber : JKGR
Pesawat tempur Indonesia belum bisa menembak target dari jarak 290 km lebih kan? Jadi brahmos mungkin sangat berguna buat menajamkan Sukhoi 30 Indonesia agar makin efektif dan berbobot dalam menjaga wilayah udara kita. Kalau TNI AL sudah dapat mengejar target di 300 km dg rudal yakhont-nya, kenapa juga TNI-AU belum ada rudal jarak jauh untuk menghantam sasaran di sekitar 300km? Sedangkan kita tahu sendiri kalau angkatan udara adalah bargaining power yang utama pada satu negara. Kalau mau sergapan cepat dg hitungan detik ya tetap jet tempur kan? makanya kita sarankan Sukhoi dilengkapi dg rudal brahmos ataupun rudal yang lebih hebat lagi. jadi kita harusnya deal untuk masalah ini.
BalasHapusRudal Brahmos ini bukan versi untuk Sukhoi ato Pespur manapun. Brahmos utk versi Pespur bahkan baru sebatas konsep dan rencana.
BalasHapusBtw sebaiknya Indonesia segera saja beli kalo memang ada anggarannya, sebab walau capres Jokowi AKAN anggarkan 2% APBN utk Militer, kalo jatuh ke orang2 partainya yaa bakal batal alias mubazir namanya, krna sudah pasti akan dikorupsi.