Sabtu, Juni 07, 2014
0
LONDON-(IDB) : Dubes RI untuk Belgia, Luksembug dan Uni Eropa, Arif Havas Oegroseno menerima penghargaan karena upayanya di forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berhasil menambah wilayah yuridikasi landas kontinen Indonesia seluas 4.209 kilometer persegi di barat laut Sumatera.

Penghargaan Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia atas nama Pemerintah Indonesia diserahkan Kepala BIG/Bakorsurtanal, Dr Asep Karsidi, kata Counsellor KBRI Brusel Riaz JP Saehu kepada Antara London, Rabu (4/6).


Penghargaan Menteri Negara Riset dan Teknologi RI diberikan karena dubes dinilai berhasil mendapatkan tambahan wilayah yuridikasi landas kontinen di luar 200 mil laut seluas 4.209 km2 di sebelah barat laut Sumatera.


PBB melalui "Commission on the Limits of the Continental Shelf" (CLCS) memutuskan bertambahnya wilayah yuridikasi landas kontinen Indonesia yang diperjuangkan sejak Juni 2008.


Pada saat itu, Dubes Havas menjadi Ketua Delegasi RI Tim Submisi Landas Kontingen Indonesia di luar 200 mil laut di sebelah barat laut Sumatera ke CLCS.


Arif Havas Oegroseno mengatakan, capaian tersebut patut diketahui masyarakat Indonesia secara luas karena putra bangsa tidak saja berjuang mencapai kemerdekaan dari penjajahan tetapi mampu mengubah hukum internasional sehingga mendapatkan pengakuan sebagai negara kepulauan, tetapi juga dapat memperluas wilayah yuridikasi landas kontinental di luar 200 mil laut.


Bertambahnya wilayah sebesar 4.209 km2 hampir sama dengan luas Pulau Lombok di Indonesia atau dua kali luas negara Luksemburg, ujarnya.


Penghargaan juga diberikan kepada Rahmat Budiman, Dubes RI untuk Austria, Slovenia dan Wakil Tetap RI untuk PBB dan Organisasi Internasional lainnya di Wina serta beberapa ahli berasal dari berbagai instansi seperti Kementerian Pertahanan RI, Kementerian ESDM, Kementerian Kelautan dan Perikanan, TNI AL, BPPT dan LIPI.


Arif Havas Oegroseno menyatakan bahwa dalam proses ini, Indonesia juga menghasilkan dua pakar submisi landas kontinen tingkat dunia, yaitu Dr Yusuf S Djajadihardja dari BPPT dan Dr Ing Khafid dari Bakorsutanal.



Sumber : Republika

0 komentar:

Posting Komentar