Minggu, Mei 25, 2014
1
BANGKOK-(IDB) : Pemerintah Amerika Serikat, 24 Mei 2014, kembali menjatuhkan sanksi kepada Thailand. Kali ini Departemen Pertahanan AS menghentikan latihan militer bersama dengan Thailand untuk sementara waktu, dan membatalkan kunjungan resmi ke Thailand.

USA Today melaporkan, Komandan Pasukan Elite Angkatan Laut AS Harry Harris semula berencana berkunjung ke Bangkok pada bulan Juni. Tetapi lawatan itu dibatalkan paska junta militer Thailand mengambil-alih kekuasaan dari pemerintah yang sah.

Tak hanya Angkatan Laut AS yang membatalkan agendanya, Pentagon (markas Departemen Pertahanan AS) juga melakukan hal serupa. Mereka membatalkan beberapa acara bersama dengan militer Thailand.

“Penting bagi militer Kerajaan Thailand untuk mengakhiri kudeta dan memulihkan aturan demokrasi serta prinsip pemerintahan berbasiskan sipil. Salah satunya dengan pemilihan umum,” kata Sekretaris Pers Pentagon, John Kirby.

Kendati militer AS dan Thailand memiliki hubungan erat, ujar Kirby, prinsip demokrasi dan aturan hukum AS mewajibkan Negeri Paman Sam untuk mempertimbangkan kembali komitmen dan bantuan militer bagi Negara Gajah Putih. AS pun kini tengah mempertimbangkan untuk menjatuhkan sanksi lainnya terhadap Thailand.

“Kami akan terus meninjau kembali komitmen tambahan lainnya yang diperlukan hingga situasi di Thailand kembali pulih. Kami menyerukan kepada Angkatan Bersenjata Kerajaan Thailand untuk bertindak yang terbaik sesuai dengan kepentingan warganya dengan mengakhiri kudeta ini serta memulihkan aturan hukum melalui prinsip demokrasi,” kata Harris.

Pembatalan latihan bersama yang dimaksud AS itu yakni CARAT. CARAT merupakan latihan militer tahunan yang digelar anggota elite AL AS dengan beberapa negara anggota Asia Selatan. Saat ini beberapa negara ASEAN yang ikut serta dalam latihan tersebut adalah Bangladesh, Brunei, Kamboja, Malaysia, Filipina, Singapura, Indonesia, dan Thailand.

Kepala Angkatan Staf Militer AS Jenderal Raymond Odierno sebelum ini telah menghubungi mitranya di Thailand. Menurut Kirby, pembicaraan di telepon tersebut berlangsung konstruktif. Tetapi dia tidak mengungkapkan detail hasil perbincangan via telepon itu.

Untuk diketahui, saat ini terdapat 700 pelaut dan anggota Angkatan laut AS di Thailand. Negeri Gajah Putih itu merupakan sekutu AS terlama di kawasan Asia.

Militer Thailand melakukan kudeta usai terjadi unjuk rasa selama beberapa bulan dan adanya kebuntuan politik di antara pejabat pemerintah terpilih dengan massa antipemerintah. Unjuk rasa menentang kudeta terjadi Sabtu kemarin, namun militer tidak bertindak anarki terhadap massa.

Sementara latihan militer bersama antara AS dan negara-negara di kawasan Asia dianggap penting dalam beberapa tahun belakangan karena Tiongkok menancapkan kukunya semakin kuat di kawasan Asia Tenggara.

Bulan lalu misalnya, AS dan Filipina menandatangani kesepakatan untuk mempererat kerjasama di bidang militer, termasuk keamanan maritim.

Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel juga dijadwalkan berkunjung ke kawasan ASEAN pada Rabu pekan depan. Dia akan menghadiri pertemuan dengan para Menteri Pertahanan dari kawasan Asia Tenggara.

Sebelumnya, pemerintah AS telah menghentikan bantuan militer senilai US$3,5 juta atau Rp41 miliar untuk Thailand. Nilai itu merupakan satu pertiga dari total bantuan yang diberikan kepada Thailand.

AS sekarang juga sedang meninjau bantuan keuangan lainnya untuk Thailand yang sudah lebih dulu dialokasikan melalui badan internasional, termasuk melalui organisasi ASEAN.



Sumber : Vivanews

1 komentar: