BATAM-(IDB) : Pemerintah menetapkan pengelolaan wilayah udara kawasan Batam dan
Natuna kembali ke tangan Indonesia pada 2016. Hal ini untuk mendukung
pengelolaan penerbangan, termasuk Bandara Internasional Hang Nadim Batam
yang terus tumbuh.
“Salah satu tujuan dari dibukanya penerbangan 24 jam dari Bandara
Internasional Hang Nadim Batam ialah agar bisa mengambil alih kembali
kontrol ruang udara Natuna yang saat ini dikontrol Singapura,” kata
Kepala Bandara Internasional Hang Nadim Batam Suprasetyo di Batam,
Kamis.
Saat ini penerbangan di Hang Nadim terus tumbuh sehingga harus
memiliki kontrol sendiri terhadap ruang udara hingga wilayah Natuna.
“Kita butuh kesiapan pengendalian ruang udara di sana,” kata dia.
Saat ini Bandara Internasional Hang Nadim Batam tengah berbenah menyambut pasar bebas ASEAN dan penerbangan terbuka mulai 2015.
“Dalam jangka menengah, program kami menjadikan Bandara Hang Nadim
Batam sebagai penghubung (hub) terbesar Indonesia wilayah barat, yang
juga terkoneksi ke berbagai negara di kawasan investasi dunia, untuk
wilayah Asia Pasifik,” kata Suprasetyo.
Pembukaan penerbangan 24 jam dari Bandara Internasional Hang Nadim
Batam disesuaikan dengan penerbangan serupa di Cengkareng, Surabaya,
Denpasar, Makassar, Kuala Namu Medan dan Palembang. Pengoperasian
bandara 24 jam juga diharapkan meningkatkan daya saing Batam yang lebih
efisien dalam operasi penerbangan.
Pemerintah pusat sendiri menargetkan, hak pengelolaan wilayah udara
kawasan Batam dan Natuna sepenuhnya dikelola dalam negeri, mulai 2016.
Wilayah udara akan diambil alih dari tangan Malaysia dan Singapura.
“Kami yang berada di kawasan tersebut akan membantu agar target
tersebut bisa dicapai. Sehingga Indonesia mampu mengontrol seluruh ruang
udaranya sendiri,” kata dia.
Sumber : JKGR
Singapura nangis2 darah...
BalasHapusAneh suatu negara yang menjaga wilayah negara lain sama saja dijajah kenapa terpikir sekarang?????
BalasHapusSingapure akan mati matian mempertahankannya.Lobi pemerintah mereka akan berjuang keras mempertahankannya.Ruang udara adalah vital bagi negara kota ini.Begitu take off pesawat dari Changi sudah harus masuk wilayah tetangga ,sedangkan sebagai negara transit .Penerbangan dan layanan pelabuhan laut adalah sumber pendapatan utamanya.Sanggupkah juru runding kita mengalahkan lobi Singapure ,itulah pertanyaan besarnya.
BalasHapusSerbu aja singapura klu masih ngotot..serbuan kilat melumpuhkan dan menghancurkan ke sektor angkatan udaranya spt airport dan semua landasan jet tempur
HapusPR utk presiden berikutnya. Jangan sampai nanti di 2016 wilayah udara Batam dan Natuna masih di kontrol oleh singapura, dan presiden baru kita hanya bisa bilang : Aku Rapopo.
BalasHapusngerinya Ambalat di embat si malon di taon 2015, terus presiden'y bilang : "sya ndak tau ap2, dan bukan tanggung jawab sy". Bahaya!! :-t
HapusTidakan yang sangat tepat dan jitu dan visioner dan kalau dapat Jadikan pulau sekitar Batam pangkalan militer antsipasi provokasi yang dilakukan Singapore dan Malaysia.
BalasHapus