Selasa, Maret 25, 2014
3

JKGR-(IDB) : Persaingan antara Typhoon dan Rafale sudah dimulai jauh sebelum ke dua pesawat tersebut memasuki lini produksi. Persaingan ini dimulai ketika terjadi perbedaan pendapat mengenai design dan perancis keluar dari program pesawat tempur Eropa dan memproduksi pesawat tempur sendiri yang menghasilkan Rafale. Sementara negara lainnya (Jerman, Inggris, Italia, Spanyol) melanjutkan program bersama yang kemudian menelurkan Euro Fighter Typhoon.

Area di mana Typhoon dengan jelas mengungguli Rafale adalah pada kemampuan daya dorong. Hingga saat ini Dassault tidak memberikan penjelasan mengapa menggunakan mesin yang dipandang kurang kuat pada pesawat tempur generasi 4+ mereka. Dassault sendiri menyatakan bahwa mereka sedang berupaya untuk mengganti mesin lama dengan mesin baru yang lebih kuat. Walau demikian, Thrust berbanding rasio berat dari Rafale dengan mesin lamanya relatif sama jika dibandingkan Euro Fighter Typhoon, malah Rafale memiliki kapasitas yang lebih besar dalam hal take off load.


Rafale juga jauh lebih efisien terhadap bahan bakar, tapi mesin EJ200 Typhoon mampu mempertahankan dayanya dalam kecepatan tinggi, memberikan Typhoon akselerasi superior pasca 1.5 Mach. Meskipun mesin M88 Rafale dapat berfungsi baik dalam aliran udara terbatas pada high altitude, pesawat akan kehilangan tenaga yang membatasi Rafale pada kecepatan 1,8-1,9 Mach saja, sedangkan Typhoon tetap bertenaga melewati kecepatan 2 Mach.


Mantan komandan tim Red Arrows (team aerobatic AU Inggris) – Peter Collins – menyatakan Rafale sebagai “pesawat tempur par excellence”. Dia menambahkan bahwa menganggap Rafale sebagai pesawat tempur terbaik dan terlengkap yang pernah dia piloti. Dia menyimpulkan bahwa jika ia harus pergi ke pertempuran, pada misi apapun, melawan siapa pun, dia akan tanpa ragu memilih Rafale.


Seperti yang telah disebut dalam artikel yang lalu, bahkan F-22 Raptor yang merupakan pesawat tempur generasi kelima nyaris tidak bisa melakukan apa pun untuk “menjinakkan” Rafale pada latihan yang dilakukan di UEA. Menurut informasi Jean-Marc Tanguy, seorang wartawan bidang pertahanan, neraca perbandingan bisa dilihat pada hasil score latihan:


Dogfighting (dengan kinerja sistem senjata Rafale sengaja diturunkan): FAF Rafale vs RAF Typhoon: 4-0


Dogfighting dengan pengurangan lebih lanjut sistem senjata Rafale: FAF Rafale vs RAF Typhoon: 3 – 1


Score akhir (kedua scenario diatas Rafale tidak menggunakan sistem senjata lengkap): FAF Rafale vs RAF Typhoon: 7 – 1


Namun, peringkat akhir latihan yang diikuti berbagai pesawat lain tersebut adalah:

1.F-35 = 6.97


2.RAFALE = 6.95


3.Eurofighter = 5.83


4.F-16 Block 60 = 5.80

 

 

Sumber : JKGR

3 komentar:

  1. weh hebat juga ni rafale. Kalo dilihat dari depan tampangnya sangar dan keren. Indonesia wajib memiliki jika dilihat dari total score yang hampir sama dengan jet tempur genre 5 raptor. Kalau dihadapkan dengan Su 35 gimana ya tu scorenya.? Tapi aku yakin klo RAfale lebih irit dalam bbm dibanding Su 35 BM. Miliki aja deh dua2nya untuk jagain rakyat dan bumi Indonesia. Tapi kalo udah gitu ya jangan cuma wacana saja, mending gak usah berwacana daripada gak jadi beli. Cuma bikin kepengin rakyatnya saja. hehe. kenapa to kalo rakyat udah kepengin gitu, kok terus gak jadi beli juga negara. hayo gimana coba.? hehe

    BalasHapus
  2. mencengangkan f-35 banding rafale skor tipis 0,02 kl di banding su-35 kynya masi unguul su deh mesinya itu yg bikin keunggulan tersendiri apalagi jangkauan radar dan rudal2nya

    BalasHapus