Rabu, Februari 26, 2014
16
JAKARTA-(IDB) : Perang di era modern tak lagi saling berhadapan. Tapi melibatkan persenjataan canggih, termasuk rudal. Sekali tembak, nyawa ribuan orang di posisi target, yang jauhnya ratusan hingga ribuan kilometer, niscaya terancam. 

Maka dari itu, rudal penangkal sebagai sistem pertahanan alternatif, menjadi wajib dimiliki. Saat ini, TNI Angkatan Udara, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), dan PT Dahana, sedang mengembangkan rudal Penangkis Serangan Udara (PSU) jarak sedang. Senjata anti-rudal ini akan dikembangkan dari roket-roket yang telah berhasil dibuat Lapan.

Lapan telah berhasil meluncurkan beberapa tipe roket seperti RX-420 yang memiliki daya jangkau di atas 100 km. Lapan juga sedang mengembangkan roket berdaya jangkau 200 km lebih yaitu RX-550.

"Iya dari pengembangan roket Lapan sebelumnya. Mereka sudah berhasil, peluncurannya sudah lurus. Cuman isiannya, pendorongnya itu masih dikembangkan terus," ucap Kadispen TNI AU Marsekal Pertama (Marsma) Hadi Tjahjanto saat dihubungi, Jakarta, Selasa (25/02/2014).

Hadi menambahkan, saat ini permasalahan untuk rudal penangkis udara terjadi pada propelannya. Rencananya beberapa tahun ke depan propelan ini sudah bisa diperbaiki dan dilakukan uji coba kembali.

"2 atau 3 tahun ke depan isiannya atau propelannya itu sudah ditemukan akan dibuat uji coba lagi. Kalau memang bagus akan ditawarkan pada BUMN atau Bumnis (Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis)," imbuh pria berkumis ini.

Apakah pengembangan ini untuk rudal jarak sedang atau jauh? "Nanti kalau propelannya itu sudah teruji tinggal isiannya mau dibuat jarak sedang atau jauh. Kalau nama rudal nunggu sudah jadi baru dari BUMN dengan Kemenhan yang nanti ngasih nama rudalnya," jawab Hadi.

Saat ini TNI AU hanya memiliki PSU yang aktif dari kelas jarak pendek seperti Oerlikon, Starstrek, VL Mica dan lain-lain. Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia menuturkan saat ini pihaknya sedang menjajaki PSU untuk jarak sedang. Rencana ini akan disusun di Minimum Esential Force (MEF) rentra kedua (2015-2019).

"Untuk 10 sampai 100 km itu perlu kendali jarak sedang, sekarang kita lagi diproses. Mudah-mudahan segera melengkapi sistem pertahanan kita," kata Putu saat menerima 16 unit pesawat T-50i dari Korea Aerospace Industry (KAI) di Lanud Halim Perdakusuma, Jakarta Timur, Kamis 13 Februari 2014. 




 Sumber : SCTV

16 komentar:

  1. ayo LAPAN yg semangat yach..

    BalasHapus
  2. Percaya !! dan gampang di preduksi indonesia sudah pintar bikin rudal secara mandiri bukan isapan jempol , mantan ilmuan ussr asal ukraina sudah lalu lang dan merasa betah di pqngkuan nkri .
    Kita tahu indonesia negara tropis dan hanya megenal dua musim
    Kemarou dan musim hujan . Beda di eropa timur badai salju kadang datang menerkam . Indo itu aturannya bersukur lahir di benua makmur cuma sang calon peminpin harus di asah asal usul harus di telisik jangan sampai tukang garong yusup jadi presiden .
    Dengan cara di bikin kapok untuk calon bikin susah bangsa jangan di pilih !

    BalasHapus
    Balasan
    1. antara judul pembahasan dan komentar gak nyambung

      Hapus
  3. buat aja sayembara di kampus2 teknologi,barang siapa yg mampu membuat propelan rudal anti serangan udara,maka dapat beasiswa 7 turunan,pasti akan terwujud

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yop ide bagus kwkwkw.....

      Hapus
    2. wah nanti dikira teroris mas bro bikin mercon aja dilarang......padahal mercon slah satu bahan sederhana juga sebagai bahan pekluncur roket yg seder hana.....tp bangsatnya pemerintah kita mercon dr cina boleh,,rakyatnya dibunuh sendiri to mercon import bertebaran sebenarnya kl baca yg membiarkan teroris itu justru aparat,maaf uang hasil rampok misal 2 m kl untuk beli mercon lalu serbuknya diambil bom jg bs jd explosive...nanti kl ada kejadian ribut mercon segala jenis dilarang,,,,,,anehkan......sebenarnya rakyat kecil kl dibina dan tiap tahun diadakan lomba bukan dr mahasiswa aj ibaratnya semua warga berpartisispasi namun diarahkan yg terdidik..insya allah akan timbul ilmuwan baru walau bukan dr kalangan terpelajar......

      Hapus
  4. naah kalo dah ada RX750,.. jadi bisa jangkau berapa kilo yaa? manteup euy..

    BalasHapus
  5. Koreksi redaksi, sistem hanud jarak pendek yg di punyai AU saat ini adlh oerlikon skyshield buatan Swedia dan QW3 buatan cina. Sedang starstrek itu hanudnya AD dan Mica hanud kapal nya AL.

    BalasHapus
  6. USUL !
    Kalau kita beli alutsista dari luar boleh kita gembar-gemborkan di media masa dan sebagainya,,, tetapi kalau itu PRODUKSI DALAM NEGERI,, sebaiknya jangan deh,,, jadikan itu rahasia negara !!!
    Ini kok malah diumbar nggak karuan !!! coba deh ano-ano lihat tuh pengunjung blogg ini dari negara-negara asing setiap hari itu banyak !!! nggak usah pakai intel-intelan udah bisa monitor dari blog kayak begini yang jumlahnya puluhan ditanah air !!
    Keterbukaan ????????????

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setujuu dgn ano 19.15.. Kalo masih riset ga perlu dipamerin.. Kecuali kalo sudah jd hasil resetnya baru di tongolin.. Dan yg mesti dirahasiain juga jumlah produk militer hasil riset yg akan diproduksi.. Jng di umbar2, biar jd teka-teki musuh utk berpikr & bikin ketar ketir kalo mau nyerang indonesia..

      Hapus
  7. ini secara umumnya z bro jarak tembak 200km eh taunya bisa nyampe 300km klo diuji benar2 bisa z kan hehehe....biar tak terkesan buat menyerang negara lain

    BalasHapus
  8. BERITA JAKA SEMBUNG, JUDUL RUDAL PSU, YANG DI OMONGIN ROKET LURUS, ANO2 NYA LAGI PAKE KETAKUTAN.........HADEUUUUUHH......

    BalasHapus
  9. paling mercon terbang hehe...indon bisa apa? hnya mulut besar tapi gak ada apa2...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Malon bisanya ngemis, jilat pantatnya sekutu sama maling Negara Indonesia

      Hapus
  10. Daripanda Loe bisanya maling sama bajak saudara serumpun...Kualat baru tau rasa Lon

    BalasHapus
  11. ano 10.42 bisaloe jelekin SBY doang biasanye. Sekarang loe heran ya? pemerintah buat ini, buat itu, kerjasama dengan Russia, China, Ukraina dll..

    BalasHapus