JAKARTA-(IDB) : Delegasi Federasi Rusia berkunjung ke Indonesia menghadiri Sidang
Komisi Bersama ke-9, untuk penguatan kerja sama bilateral di lima
sektor.
Beberapa proyek unggulan yang jadi pembahasan utama: Pembangunan
smelter bauksit, Kereta batu bara, Pengembangan industri pesawat
terbang, hingga proposal proyek pembangkit nuklir.
Pemimpin delegasi Rusia Wakil Perdana Menteri Dmitry O. Rogozin
menilai, pengusaha negerinya sangat antusias menanamkan modal di
Indonesia. Kerja sama bisa dikembangkan ke sektor teknologi tinggi,
karena persahabatan kedua negara sangat erat.
“Tidak ada persaingan di bidang apapun antara Rusia-Indonesia, kita
bukan merupakan lawan dalam perkembangan geopolitik di Asia Pasifik,”
ujarnya dalam jumpa pers usai sidang komisi di Jakarta, Selasa
(25/2/2014).
Atas dasar itu, Rusia tidak keberatan bila diminta menanamkan modal
di sektor yang butuh alih teknologi. Rogozin mengingatkan, Rusia
bersedia mengalihkan sebagian industri strategis mereka di Indonesia,
seperti alat navigasi hingga tak terkecuali pengembangan instalasi
nuklir untuk energi.
“Federasi Rusia memiliki teknologi aman di bidang energi nuklir. Artinya pihak kami bersedia menawarkan sejauh pihak Indonesia menerima usulan-usulan kami,” kata Rogozin.
Rogozin juga mengundang investor Indonesia untuk menanamkan modal di
negaranya. “Pemerintah kami membuka bagian timur Rusia untuk kerja
sama dari negara-negara Asia Pasifik. Di kawasan industri itu, bisa
dikembangkan bisnis agro maupun manufaktur,” tandasnya.
Sementara dalam pertemuannya dengan Kementerian Keuangan, delegasi
Rusia membicarakan kemungkinan dilakukan pertukaran cadangan devisa
(bilateral swap).
Rusia ke Kalimantan
Pemerintah Kalimantan Timur akan bekerja sama dengan perusahaan Russian Railways untuk membangun jalur transportasi kereta api di Kalimantan.
“Pada prinsipnya proyek kereta api yang kami bangun dari PT Kalimantan
Railways itu sudah kami persiapkan dengan baik sepanjang 191 kilometer,”
ujar Gubernur Kalimantan Timur Awang Farouk Ishak di Jakarta, Selasa
(25/2/2014).
Jalur kereta akan dibangun mulai dari Kutai Barat melintasi
Balikpapan hingga Penajam Pasir Utara. Kereta api itu untuk mengangkut
batu bara.
“Tetapi saya juga sedang meminta bisa untuk mengangkut minyak sawit, komoditas hutan tanaman produksi, karet, ataupun hasil bumi lain,” kata Awang.
Transportasi kereta api diharapkan dapat memperlancar pengiriman
barang logistik ke daerah pedalaman. “Kami sudah menandatangani nota
kesepahaman dengan Russian Railways dan Kalimantan Railways,” papar
Awang.
Pengusaha Rusia juga berinvestasi di Kalimantan Barat dengan membuka
pengolahan tambang (smelter) untuk bauksit. Kehadiran Russian Alumina,
akan meningkatkan nilai tambah bagi komoditas bauksit menjadi alumina.
Nilai investasinya diperkirakan sebesar 2,5 miliar dollar AS.
Tahun lalu, perdagangan kedua negara baru mencapai nominal USD 3,34
miliar. Kedua delegasi sepakat menggenjot volume perdagangan agar
mencapai USD 5 miliar pada 2015.
Industri Pesawat Terbang
Wakil Perdana Menteri Rusia Dmitry O. Rogozin juga menemui Menteri
Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, sebelum Rogozin menghadiri Sidang Komite
Bersama ke-9 Indonesia – Rusia.
Dmitry O. Rogozin membenarkan dia sempat membahas potensi kerja sama
bidang militer dengan Menhan, namun enggan merinci apa saja detail
pembicaraan yang dibahas kedua pihak.
“Memang kita mengadakan pertemuan dengan Menhan Purnomo, tapi tentu saja kerja sama militer bukan suatu isu yang mudah diumumkan kepada masyarakat,” ujarnya saat jumpa pers.
“Di bidang industri penerbangan kita siap mendirikan pusat pelayanan
pesawat terbang bersama, juga siap bekerja sama dengan perusahaan
nasional dalam hal produksi suku cadang. Dalam hal kerja sama militer
memang ada prospek sangat cerah, dalam alih teknologi terutama yang
punya makna berganda. Artinya bisa dimanfaatkan baik untuk tujuan
militer maupun sipil,” kata Rogozin.
Selain alat tempur, Rusia juga punya sistem pertahanan lain, mulai
dari teknologi mikorelektronik, detektor bawah air, sampai wahana
antariksa. Semuanya siap dikembangkan bersama, bila memang pemerintah
Indonesia tertarik.
Sumber : JKGR
Kita bicara fakta jujur kita akui bergabung dengan asean harus di evaluasi supaya ke utuhqn nkri lebih terjamin , tawaran rusia tidak beda jauh dengan negara azean plus. sekutu tapi tidak mencekek . Fakta lagi kita negara nonblock bebas berkawan di jagat raya ini asal sama sama menguntungkan , kalau negara barat nusuk dari belakang kita putar mereka .
BalasHapusRusia datang hanya pingin bantu cepat di tanggapi kalau.pemerintahan sekarang ini teliti sypaya di ahir pemerintahan berbuah manis semanis madu asli hehe...fery walcame mr rusian !
mana ada negara yg hanya ingin bantu tanpa menguntungkan negaranya?
Hapustapi klo sama2 menguntungkan, tarik manggg
Mantap, suatu lompatan teknologi yang menjanjikan klau benar demikian bpk bpk pemimpin negara baik Pemerintah maupun DPR, ini sangat positip Insya Allah dapat mengejar ketinggalan teknologi yang selama ini, Memang akan menelan biaya besar, keutuhan NKRI dan harga dan martabat bangsa lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. Lihat China, India, Korut, Iran. mereka sudah mandiri Teknologi.
BalasHapusbagus sekali...membangun Rel Kereta itu suatu pondasi kuat untuk industri pertambangan...sangat mempercepat dan memudahkan distribusi.
BalasHapusTawarin baik tapi respon dari Indonesia pasti akan sangat lama. Pertama karena ini tahun politik jadi selama setahun 2014 nggak ada respon apa2x dari pemerintah. Pemerintahan SBY udah mau bubar jadi tanggung untuk mengambil keputusan atas tawar ini dan pemerintahan baru nanti masih terlalu bego untuk mengambil keputusan jadi perlu setahun lagi (2015) untuk belajar. Totalnya 2 tahun tawaran rusia ini bakalan terbengkalai.
BalasHapusKenapa rusia tdk menawarkan TOT rudal ato pespur ya?
BalasHapusYg ditawarkan ko' teknologi biasa2 ya?
Pak SBY tolong dijawab IYA saya Terima gtu pak
BalasHapusPLEASE.. :))
semua tawaran yg saling menguntungkan pasti di terima oleh pemerintahan yg skrg atau yg akan dtg. Dgn catatan tidak menyeret indonesia utk masuk kdlm block nya.. Dan tetap brsikap netral.
BalasHapusRusia datang dengan membawa keunggulan teknologinya,sedangkan Indonesia sedang butuh akan teknologi tsb,ya sudah kerjasama saja berbagi ilmu......
BalasHapusBungkarno dan kawan lahir dari pangkuan ibu pertiwi tepat waktu , mereka mereka angkatan 45 bekerja bak ke ajaiban dunia di samannya fakta bungkarno dan kawan sebagai arsitek pendiri negara non block sudah bisa di nikamati masa sekarang sengketa lcs laut cina selatan suka tidak suka hanya bikin untung indonesia sebagai negara non block america dan sekutu di buat pontang panting kunci lcs ada di tangan indonesia ahirnya tawar menawar alaa ....kebijakan sukarno gampang di terapkan untuk menghadapi sekutu yg kita tahu dari sejarah ....di ahir pemerintahan bungkarno hanya merugikan indonesia .beda saman beda ke adaan kita nikmati sebagai negara non block wajip kita perankan asal dua dua nya mau kasih tehnologi alutsiata secara yata .
BalasHapus5 tahun lagi indonesia krisis energi listrik bagus langsung di garap tawaran mr rusia , tranfer tehnogi PLTN REAKTOR NUKLER .
BalasHapus"KEBIASAAN LAMA Jangan sampai setelah lampu kedap kedip baru ada kemauan membamgun PLTN .
Masalahnya ada di dalam indonesia sendiri bro, PLN sdh teriak2 minta dibuatkan PLTN, tp LSM yg selalu menolak pembangunan PLTN, apa lg dr russia, makin kenceng tuh penolakannya, syukur2 russia jg mau ngajarin pengayaan uranium tingkat tinggi kwkwkw gemeter semua tetangga kita
HapusAyo ini kesempatan yg bagus utk anak SMA dan lulusan S1 saat ini, Rusia memberikan beasiswa penuh. Silahkan cari di web kedutaan. Ayo saatnya menyerap ilmu dari Rusia masalah teknologi penerbangan(jet engine) dan Antariksa.
BalasHapussangat setuju pembangunan transportasi di kalimantan, entah itu jalan atau kereta api. akan mempercepat pertumbuhan ekonomi.
BalasHapusmumpung masalah pembebasan lahan belum terlalu sulit, cepat cepatlah kalimantan membangun sarana transportasi massal...
uu minerba keluar, rusia menyambar, barat dgn freeport nya hanya mampu koar2, menggelepar lalu terkapar..
BalasHapusSetuju banget..cepat di ambil. Pemerintah jangan banyak mikir..
BalasHapusjelas terima nih usul Om Ruskie, kita lagi mengh arapkan kemajuan agar bisa bikin apa2 sendiri. Om Rukie benar2 tau apa yg kita mau. India dan Cina z bisa besar kaya sekaraang karena kerja sama dg Rusia dua2nya walau bermusuhan merapat ke negara yg sama RUSIA.
BalasHapusliat z mereka dah bisa bikin segalanya pesawat tempur, kapal, rudal, tank, he ubatlah pokoknya jadi negara yg disegani terutama oleh pihak barat si AS gtu utamanya dan tak dipandang sebelah mata ......
Terima, tp ttp ati-ati ada udang dibalik batu ndak???
BalasHapusSebenarnya kerja sama di bidang alat tranportas lebih cerah untukmasa akan datang , SUKHOI 100 termasuk jet desain moderent murah perawatan , pasar nya di indonesia juga besar tipe sukhoi jet 100 di produksi di indonesia . Dari pada perusahaan penerbangan dalam negeri nasional boyong pesawat sipil ke boieng dan air bus indonesia dapat apa ?....kalau pemerintah punya keberanian uang kontan di tunda duluu....saya kira tawaran rusia emmas murni . Emmas murni kerja sama alih tehnologi saling menguntung kan antara SUKHOI JET 100 . DAN PT DI . Iyaa..toh .
BalasHapusKalau sampai kerja sama produksi jet sukhoi 100 terleasisi , PT DI bakal jadi simbol mesin pencari uang negara ,ribuan tenaga kerja bakal tertampung di ptDI devisa negara pun gak terbang percuma .
BalasHapusKita paksa perusahaan dalam negeri ukusisi pesawat buatan pt DI sukhoi 100. Semua negara maju aturannya begitu . Bukan pesawat baling baling di utamakan pasar nya kurang .
Sektor Minerba emang salah satu botlle neck kemajuan NKRI. Barat/AS 'n Jepun selama ini keenakan menjarah habis2an SDA di bumi pertiwi via komprador domestik.
BalasHapusuntuk bikin rudal kita perlu punya kemampuan mikro elektronik. Ayo tangkap peluang itu.
BalasHapuscukup sudah hasil bumi kita NKRI dikuras zionis dengan kontrak tidak memadai terang2 tidak ada timbal balik buat NKRI hanya membiayaai satu golongan tertentu... ini lah saat yang tepat tawaran dari Rusia. jika pimpinan takut berarti tidak berpihak kepada rakyat .. ingat kami rakyat NKRI hanya takut akan kekuasan sang pencipta BraVooo...
BalasHapus