NEW DELHI-(IDB) : Pesawat tempur ringan (Light Combat Aircraft/LCA), Tejas Mk1 buatan
Hindustan Aeronautics (HAL) akhirnya menerima izin operasional awal
(Initial Operational Clearance / IOC, dari Angkatan Udara India.
Dokumen “release to service” diserahkan oleh Menteri Pertahanan AK
Antony kepada Kepala Angkatan Udara India, NAK Browne di Bengaluru,
20/12/2013. Pemberian IOC untuk varian Mk1 membuka jalan bagi pesawat
tempur Tejas, untuk bisa bergabung ke dalam pesawat operasional Angkatan
Udara India. Agar pesawat tempur Tejas Mk1 bisa sepenuhnya beroperasi,
pesawat ini harus memperoleh izin operasional akhir (Final Operational
Clearance – FOC), yang dijadwalkan pada bulan Desember 2014.
Angkatan Udara India memperkirakan hanya pesawat Tejas Mk2 yang
memenuhi standar yang ditetapkan Angkatan Udara India pada tahun 1985.
“Dua desain daya dorong pesawat yang telah kami pelajari, masih ada
masalah dalam pengintegrasian mesin GR F-414, untuk mendapatkan daya
dorong lebih besar, desain intake lebih baik serta kemudahan perawatan
pesawat”, ujar Kepala Angkatan Udara India, Browne.
Hasil review desain awal Tejas Mk2 dijadwalkan selesai pada Februari
2014 dan mesin pertama GE F-414 tiba di India pada tahun 2015.
Pesawat Tejas Mk2 akan dilengkapi fitur helmet mounted interface,
untuk efesiensi rancang bangun sistem avionik, senjata baru, upgrade
piranti peperangan elektronik serta modul pengisian bahan bakar di
udara.
Selimut Pesimisme
Dengan muka kecut dan perasaan yang tidak antusias, Angkatan Udara India pertama kali menerima pesawat tempur Tejas pada tahun 2011.
Pihak militer pun meminta sejumlah konsesi yang tertuang dalam IOC-1. Pada saat itu, perbaikan yang diminta adalah meningkatkan kinerja pesawat tempur, waktu penyelesaian, kemampuan mengangkut senjata yang sesuai, serta harus lulus dari ujicoba operasi di segala kondisi cuaca.
Kini tahapan itu berhasil dilalui. Angkatan Udara India memberikan
izin operasional awal / IOC bagi pesawat tempur Tejas Mk1, setelah
pesawat tempur ringan ini dapat mencapai sudut serangan (AoA) hingga 22
derajat. Fitur pesawat juga berhasil mengintegrasikan sistem avionik dan
sistem senjata dengan helm terpasang layar /helmet mounted display
sight (HMDS).
Uji penembakan rudal R-73E berhasil menunjukkan penggunaan helmet
mounted display sight/HMDS. Tejas Mk1 sekarang bisa terbang tanpa
bantuan telemetri hingga radius of action 500 km (310 mil) dengan opsi
tambahan 1.750 km, bila menggunakan 800/1200 liter drop tanks.
Angkatan udara India akan menempatkan skadron pertama Tejas Mk1
berbasis di Sulur, Tamil Nadu, dekat dengan Bengaluru, tempat di mana
pesawat tersebut diproduksi. Angkatan Udara India sejauh ini berkomitmen
untuk memesan dua skuadron (40 pesawat) Tejas Mk1 .
Hindustan Aeronautics (HAL) pada awalnya akan membangun 20 pesawat
tempur Tejas dengan standar IOC dan akan diupgrade di kemudian hari ke
standar FOC. Sementara batch kedua akan diterima oleh AU India sudah
berupa standar FOC.
HAL merencanakan pengiriman Tejas Mk1 (SP1) akan dilakukan Maret
2014. Produksinya direncanakan delapan pesawat dalam setahun dan
ditingkatkan menjadi 16 pesawat/tahun di tahun-tahun berikutnya.
Angkatan Udara India banyak menaruh harapan kepada Tejas MK2,
sehingga tak heran mereka berencana memesan 4 skadron (80 pesawat),
meskipun hingga kini belum ada order resmi untuk jenis pesawat ini.
Menjawab Tantangan
Menurut Aeronautical Development Agency, sejumlah besar pekerjaan untuk FOC telah selesai. Tugas utama mereka adalah meningkatkan kemampuan daya serang pesawat hingga 24 derajat (Angle of Attack) AoA , instalasi dan demonstrasi sistem pengisian bahan bakar dalam penerbangan, penambahan Python Rafael Israel dan Derby air-to-air missiles, serta integrasi dan uji coba canon 23 mm.
Meski masih menemui sejumlah kendala teknis, program uji terbang
pesawat tempur Tejas menunjukkan catatan keamanan yang sangat baik.
Lebih dari 2.450 sorti dari 11 pesawat telah diterbangkan sejak 2011,
dengan 490 penerbangan mandiri pada tahun 2013.
Tejas adalah pesawat tempur ringan, mesin tunggal, kursi tunggal,
multi-role fighter supersonik serta fitur quadruplex digital fly-by-wire
flight control system disain orsinil dalam negeri. India tidak
muluk-muluk untuk pembangunan pesawat tempurnya ini.
Tejas juga sedang dikembangkan untuk memenuhi persyaratan carrier
borne fighter, bagi Angkatan Laut India. Namun program pembangunan Tejas
untuk Angkatan Laut India, masih tertunda-tunda.
Tejas harus dilengkapi disain rester-hook dengan baik sebelum dapat
memulai uji operasi di kapal induk/carrier. Uji coba harus dilakukan
dalam dua tahap, pertama pada fasilitas uji di wilayah pantai dengan
fasilitas melibatkan ski-jump launch dan arrested landing. Berikutnya
ujicoba di kapal induk dalam kondisi cuaca yang berbeda, siang hari dan
malam. Setiap fase akan memiliki tantangan tersendiri.
Tejas adalah pesawat tempur kedua yang dikembangkan India, sejak HAL
Marut, yang terbang pertama kali pada tahun 1961. India menempuh
perjuangan yang panjang dan berliku dalam membangun pesawat tempur
ringan Tejas yang prototype-nya pertama kali terbang 13 tahun lalu dan
hingga kini masih banyak membutuhkan penyempurnaan.
Sumber : JKGR
mungkin ini rafale yah.....
BalasHapusallussss.......
tenang broo indonesia punya empu GANDRING,...dengan tongkat sktinya dia bisa terbang tanpa terdeteksi radar musuh,...... =p~
BalasHapusLah produk pesawat ini...tumben kok ga ada yg mencela mengkritik ?... Untung pesawat jet Tejas ini buatan India...coba kalo hasil produk dalam negeri misal PT DI, langsung di cela di hujat dan di caci maki... Komentarnya pasti banyak negatifnya drpada pujian kebanggaan nasionalisme..
BalasHapus