Minggu, Desember 08, 2013
10
JAKARTA-(IDB) : Armada tempur Indonesia di laut diyakini semakin kuat dengan akan hadirnya sejumlah kapal selam dari Rusia. Kapal selam akan mempunyai peran utama menjaga pertahanan laut selatan Indonesia yang berbatasan dengan Australia.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Jumat (6/12), mengumumkan, pemerintah Indonesia sudah mencapai kesepakatan dengan pemerintah Rusia untuk pengadaan kapal selam kelas Kilo. Kerja sama dengan Rusia ini merupakan bagian dari rencana pembangunan armada kapal selam secara besar-besaran. Keberadaan kapal selam sangat dibutuhkan untuk menjaga kedaulatan Indonesia yang lebih dari dua pertiga meliputi lautan.

Saat ini jumlah kapal selam Indonesia hanya dua buah, yaitu KRI Cakra dan KRI Nenggala. Dua kapal ini akan genap berusia 40 tahun pada 2020 mendatang. Pemerintah Indonesia juga sedang memesan tiga kapal selam kelas Changbogo dari Korea Selatan (Korsel) yang di antaranya dikerjakan bersama PT PAL. Nah, untuk membeli kapal selam ini, pemerintah mempunyai dua opsi pembiayaan.

Pertama, menggunakan state credit dari Rusia, di mana dari alokasi USD1 miliar, baru terpakai sebesar USD300-an juta. Kedua negara telah menyetujui perpanjangan state credit tanpa ada ketentuan untuk melampirkan daftar alutsisa yang akan dibeli. Sehingga bisa dipergunakan untuk segala jenis alusista yang dibutuhkan Indonesia. Opsi kedua yaitu menggunakan dana on top. Pada awal Kabinet Indonesia Bersatu II, Kemhan mendapatkan dana on top dalam jumlah besar, sampai saat ini sisa dana tersebut masih banyak dan dapat digunakan untuk pembelian kapal selam.

Sisa dana on top yang masih ada ini harus diselesaikan pada tahun depan seiring dengan selesainya masa tugas Kabinet Indonesia Bersatu II. Kebutuhan kapal selam didasarkan pada posisi Indonesia yang memiliki tiga Alur Laut Kepulauan I n d o n e s i a (ALKI) yakni mulai Laut Cina Selatan– Selat Karimata– Selat Sunda. Kemudian ALKI yang melintasi Laut Sulawesi– Selat Makassar–Luatan Flores– Selat Lombok. Sedangkan, ALKI ketiga membentang mulai Sumadra Pasifik– LautMaluku–LautSeram– LautBanda– Alor. Pada ALKI ketiga choke point ini terpecah menjadi tiga jalur. (lihat grafis).

Sejumlah ALKI ini merupakan choke pointmenurut UNCLOS yang bisa dipakai kapal asing untuk masuk ke Indonesia. Di sanalah kapal-kapal selam itu nantinya akan ditempatkan. Kapal selam akan lebih efektif menghalau kapal asing yang melanggar teritorial dibanding kapal perang biasa. “Satu kapal selam mampu menghadapi 10 kapal perang,” kata Purnomo. Kapal selam yang dipilih merupakan kelas medium yang dilengkapi dengan rudal Club S, yaitu rudal anti kapal jarak jauh yang diluncurkan dari bawah permukaan air.

Club S termasuk kategori killer missile karena mempunyai jarak tembak 300–400 kilometer. Rudal ini akan melengkapi rudal jarak jauh lain yang telah dioperasikan TNI AL, yaitu Yakhont. Saat ini Rusia mempunyai ratusan kapal selam kelas Kilo yang sedang beroperasi di perairan mereka. Akan ada tim yang diberangkatkan ke Rusia yang akan mengecek spesifikasi teknis yang diperlukan. Seperti kelengkapan kebutuhan persenjataan dan lainnya. Jika tim kemudian memilih pembangunan kapal selam baru, maka juga akan dibicarakan spesifikasi dan berapa lama kapal itu akan dipakai.

Pengadaan kapal selam menurut Purnomo bukan karena ada ancaman dari Australia. Pengadaan ini merupakan sudah masuk dalam Rencana Strategis (Renstra) yang sudah ditetapkan pada 2010 lalu. Pemerintah telah menetapkan tiga renstra, yaitu renstra pertama dari 2010–2014, renstra kedua 2015–2019 dan 2020–2024 untuk renstra ketiga. Kehadiran kapal selam Rusia akan melengkapi kapal selam sebelumnya yang berteknologi Jerman. Baik KRI Cakra dan KRI Nenggala maupun kapal selam asal Korsel yang sedang diproduksi menggunakan teknologi Jerman U209.

Kapal selam teknologi Rusia akan berkombinasi dengan teknologi Jerman itu dalam pertahanan negara. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Marsetio menyebutkan, Indonesia setidaknya membutuhkan 12 kapal selam untuk menjaga kedaulatan laut. Direktur National Maritime Institute (Namarin) Jakarta Siswanto Rusdi menyebutkan saat ini doktrin pertahanan Indonesia masih terlihat menganut Hankamrata (Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta).

Doktrin pertahanan yang juga melibatkan sipil ini merupakan cara menghadapi musuh ketika berada dalam teritorial Indonesia. Padahal sudah seharusnya Indonesia melakukan pertahanan yang berorientasi ke luar. Armada laut Indonesia harus melakukan operasi di laut internasional untuk mencegah masuknya musuh. “Berapa jumlah armada yang ditambah akan kurang optimal karena hanya bermain di laut dalam negeri. Padahal di dalam laut kita sendiri sudah jenuh dengan berbagai kapal dari sejumlah instansi seperti Kepolisian Air, Kementerian Kelautan, Kementerian Perhubungan dan Bea Cukai,” kata Siswanto.

Saat ini banyak negara yang sudah menerapkan blue water navy, yaitu kekuatan maritim yang mampu beroperasi di perairan dalam lautan terbuka. Bukan hanya negara besar seperti Amerika Serikat dan China yang sudah menerapkan bluewaternavy, sejumlahnegara Asia seperti India bahkan Singapura sudah mulai menerapkan blue water navyini.




Sumber : Sindo

10 komentar:

  1. Bagi NKRI sebagai negara maritim Angkatan Laut dan Angkatan Udara harus lebih dominan alusistanya diperkuat karena merupakan pintu gerbang pertahanan negara, sementara Angkatan Darat lebih condong diperbanyak alusista rudal dan roket baik untuk menyerang maupun bertahan dari serangan musuh karena zaman sekarang perang semakin canggih dan semakin dipersingkat mungkin mengingat waktu dan biaya yg besar sehingga tak heran senjata kimia dan nuklir sebagai senjata utama....

    BalasHapus
  2. Sementara tank untuk mobilisasi antar pulau saja sebelum sampai mungkin sudah dihantam rudal musuh kapal yg mengangkutnya........

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau perang modern sekarang ,,, pergerakan logistik merupakan hal yang sama pentingnya dengan pertempuran itu sendiri ,,, emang TNI bodoh ya bro???
      Sudah pernah dengan integrated logistic and battle system nggak? yaitu sistem pergerakan logistik dan pertempuran yang terintegrasi ? itu artinya kalau logistik bergerak ya pasti dikawal apakah oleh kekuatan TNI AD sendiri dengan helikopter atau panser ringan dilapis oleh kapal-kapal TNI AL kalau lewat laut atau baik lewat darat maupun laut dikawal oleh jet-jet tempur TNI AU ,,,

      Wah wah wah kalau nggak ngerti jangan ngomong ah ,,, malu-maluin aja broo,,,

      Hapus
    2. wah ano yg di atas sama aja tuh sama ano yg di atasnya lg, di zaman skrg udah ga zaman lagi bung kalo mw war ngirim logistik mesti di kawal,itu bakalan repot, terlalu boros biaya dan menarik perhatian musuh, sudah pasti alamat deh jd sasaran empuk. di zaman skrg sistim pengiriman logistik sama sistim penjagaanya udah di jadiin satu maka terciptalah suatu sistim pengiriman logistik sekaligus jga untuk perlindungan alias buat war jga. jd ga terlalu menarik perhatian. contoh ruski deh untuk pengiriman logistik darat mereka punya kendaraan kereta tempur (battle train) yg digunakan jga untuk pengiriman logistik. ano sekalian dah pada tau blum tu train bukan sembarang train loh untuk sistim persenjataan udah kelas heavy bahkan skrg udah superior. kalo dulu masih membawa gentling gun,cannon,dan rudal. tp klo skrg jgn macem"deh tuh train udah bawa rudal antar benua alias ( ICBM ) baik yg hulu ledak Nuklir mw pun Non Nuklir. :D

      Hapus
    3. kapan yah negara kita punya kereta buat war jga, miris rasanya melihat negara kita meskipun punya jalur kerata yg byk namun tak punya kereta buat perang sekaligus buat ngirim logistik. T T

      Hapus
    4. Train war kan dah diprogramkan di Kalimantan dan developernya adalah............Rusia. Sedangkan di Jawa adanya gerbong kamuflase mirip gerbong pupuk yg berisi alutsista diantaranya rudal.

      Hapus
    5. emang bener sih udah di programkan,tp kok hanya di kalimantan dan jawa terus jg sampe skrg blm terealisasi. coba klo dah jadi mantap tuh train lumayan kan bisa langsung gelar pasukan kilat. terus taro tuh train di sumatra persenjatain sama big canon kyk punya ny cina,gentling gun, rudal, dan sistim rudal kyk astros sudah dipastikan malon akan ketakutan karena tuh kuala lumpur bisa lumat di hujani rudal dan mortir =p~

      Hapus
  3. kunci nya indonesia harus mengusai ks penjelajah bersama tehnologinya selain sulit di deteksi dari udara kapal selam punya daya getar mematikan . lambat laun rencana jangka panjang negeri sebelah bakal luntur termakan dasyat nya lada class siap bumi hagus perongrong nkri . kita bicara alat pemukul buat ke daulatan negara bakal berefek ke segala bidang economi berdiplomasi petinggi negara punya kepercayaan tinggi .
    mari kita bersatu tidak ada istilah kata terlambat sofar.... so...good !!! stop memperkaya diri mari negeri tercinta kita olah bak bayi ...dalam pelukan ibu pertiwi !!!

    BalasHapus
  4. Ya aneh tu Indonesia klo blm menganut blue water navy. Singapura sudah, knpa kita sebagai negara kelautan dan kepulauan terbesar malah belum menganutnya.? kan aneh. hayo segera aja dibuat UU nya dan tetek bengeknya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. itu kita musti rubah undang-undangnya duluuuu,,, kan TNI cuma jaga kedaulatan tidak agresip keluar dari teritorial ,,, baca deh UU nya,,,

      Hapus