Jumat, Desember 13, 2013
6
JAKARTA-(IDB) : Kementerian Pertahanan Republik Indonesia melalui  Desk Chemical Biological Radiological Nuclear Explosives  (CBRNE) Kemhan RI bekerjasama dengan Kementerian Pertahanan Amerika Serikat melalui United States Defence Threat Reduction Agency  (US DTRA) menyelenggarakan workshop pelatihan dalam menghadapi ancaman nuklir, biologi, kimia, radiologi dan bahan peledak.
 
Workshop ini merupakan kelanjutan dari workshop sebelumnya yang dilaksanakan pada tahun lalu. Workshop kali ini berlangsung selama empat hari, dimulai tanggal 9 Desember sampai dengan 12 Desember 2013,  dan diikuti peserta dari personel Kemhan, Mabes TNI dan Mabes Angkatan. Workshop dibuka oleh Direktur Pengerahan Ditjen Strahan Kemhan Brigjen TNI Subagio, M.Han, yang dalam kesempatan tersebut mewakili Dirjen Strahan Kemhan Mayjen TNI Sony ES Prasetyo,  Senin (9/12) di Jakarta.


Dirjen Strahan Kemhan dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Dir Pengerahan Ditjen Strahan Kemhan mengatakan, kerjasama pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan dan teknologi personil Kemhan dan TNI dalam menghadapi ancaman nuklir, biologi, kimia, radiologi dan bahan peledak, nubikara/ CBRNE di Indonesia.


Selain itu, pelatihan ini juga dapat memberikan wawasan dalam upaya membentuk wadah organisasi intra-kementerian dan instansi pemerintah yang bertugas merancang konsep manajemen mulai deteksi, mitigasi, reaksi medis serta dekontaminasi ancaman Non-Konvensional CBRNE. 


Menurutnya,  perkembangan ancaman dan tantangan non konvensional CBRNE ini semakin pesat dengan berkembang teknologi senjata kimia, biologi, radiologi, nuklir di dunia. Kelompok teroris dan ekstrimis dapat menggunakan agen senjata ini untuk mengganggu keamanan dan ketertiban nasional dan regional.


Oleh karena itu,  untuk  menjaga  kedaulatan dan keselamatan bangsa dan negara, Kemhan dan TNI bersama dengan instansi pemerintah terkait lainnya, perlu melakukan antisipasi-antisipasi persiapan menghadapi situasi darurat yang terburuk/ worst case scenario.


Lebih lanjut Dirjen Strahan Kemhan berharap,  kerjasama US DTRA dan Desk CBRNE Kemhan RI ini akan dapat menjadi acuan untuk mendorong kerjasama pelatihan tahap berikutnya,  sehingga Indonesia dapat memiliki semacam organisasi atau wadah nasional yang dapat mengantisipasi ancaman CBRNE nasional khususnya ancaman non konvensional yang membutuhkan kerjasama intensif antara kementerian dan instansi pemerintah baik militer dan non militer.


“Saya berharap kerjasama ini dapat ditingkatkan ke level yang lebih tinggi sehingga pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat dapat bekerjasama dalam menghadapi ancaman CBRNE di wilayah regional khususnya di bidang militer dan pertahanan”, tambahnya.

Indonesia Perlu Siapkan Organisasi Khusus Penanganan Ancaman CBRNE

Direktur Jenderal Strategi Pertahanan Kemhan Mayjen TNI Sony Mayjen TNI Sony ES Prasetyo mengatakan, perkembangan ancaman dan tantangan non konvensional Chemical Biological Radiological Nuclear Explosives (CBRNE) saat ini semakin pesat dengan berkembangnya teknologi senjata kimia, biologi, radiologi, nuklir di dunia.  
 
Untuk itu menurutnya, Indonesia perlu menyiapkan organisasi khusus penanganan ancaman CBRNE di level nasional baik dalam instansi militer maupun sipil. 

“Wadah organisasi komando insiden CBRNE diperlukan dalam menghadapi ancaman CBRNE di lingkungan kementerian dan instansi sipil yang terkait, seperti Kemenkes, Kemenristek, BNPT, BNPB, Kepolisian dan Pemadam Kebakaran lokal”, ungkap Dirjen Strahan Kemhan dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Kasubdit Kawasan Global Dit Anstra Ditjen Strahan Kemhan Kol. Inf. Tito Airlambang, Kamis (12/12) saat menutup Pelatihan dalam menghadapi ancaman nuklir, biologi, kimia, radiologi dan bahan peledakdi Jakarta.


Pelatihan diselenggarakan oleh Kementerian Pertahanan Republik Indonesia melalui Desk Chemical Biological Radiological Nuclear Explosives (CBRNE) Kemhan RI bekerjasama dengan Kementerian Pertahanan Amerika Serikat melalui United States Defence Threat Reduction Agency (US DTRA). Pelatihan telah berlangsung selama empat hari yang dimulai sejak Senin tanggal Senin 9 Desember 2012 dan diikuti peserta dari personel Kemhan, Mabes TNI dan Mabes Angkatan.

Dengan telah selesainya kegiatan pelatihan ini, lebih lanjut Dirjen Strahan Kemhan berharap pengalaman pelatihan workshop CBRNE ini akan dapat menjadi bahan materi yang sangat bermanfaat bagi Indonesia dalam mengantisipasi ancaman CBRNE yang dapat terjadi kapanpun dan dimana saja.

“Dengan Pelatihan Workshop CBRNE ini diharapkan kita dapat merumuskan suatu konsep penanganan ancaman Nubikara atau CBRNE di lingkungan Kemhan dan TNI”, harapnya.




Sumber : DMC

6 komentar:

  1. orde baru sungguh luar biasa ....tunduk dan yembah ke asing jagonya . sebaliknya rakyat sendiri di basmi , mereka hampir saban hari bicara moral buat keselamatan negara tapi tingkah laku gakk sama nada bicara contoh foto di atas . baru ke maren meradang di sadap sekarang si tukang sadap di undang demi ke selamatan harta duniawi hasul tolong takut di bongkar ke publik . matilah di jalan kruptor berdasi kami yakin itu paraa...penjilat gak lama menemui karma jutaan rakyat di tipu dengan janji 2... hoakk...selama berkampanyah .

    BalasHapus
    Balasan
    1. karma duniawi seperti ny gak mempan. mudah2an yg kuasa sana membalas ny dengan setimpal.. di palu setiap hari tanpa henti.

      Hapus
  2. sebenarnya sangat Mudah mewujudkan pasukan yang mumpuni atas Chemical Biological Radiological Nuclear Explosives.
    kumpulkan saja seluruh ahli farmasi seluruh Rumah Sakit dalam satu organisasi dibawah HANKAM-KESEHATAN, suruh mereka semua bekerja terkordinasi dan terstruktur, dan melaporkan setiap "temuan" dan "penanganan", serta "penanggulangan" atas Bahan Kimia dan penggunaan. pastilah kita bisa gunakan datanya suatu saat, disaat Negara Membutuhkan untuk Penggunaan Pertahanan Negara.

    BalasHapus
  3. ano 12:00, Jangan jadi bangsa yang cuma bisanya menghujat sana sini ,,,
    Jadilah bangsa yang cerdik,,, RAJIN,,, DISIPLIN,,, MEMBANGUN DENGAN GIAT,,, nanti kalau sudah kuat baru tantang sini tantang sana ,,,
    Kalau jalan busway, pintu kereta, masih diserobot ,,, berak dan nyampah masih dipinggir kali ,,, tanah kosong masih diserobot,,, daging sapi dan buku sekolah masih dikorupsi ,,, gaji guru masih dipotong ,,, mau NANTANG DUNIA ??? Mau nyalahkan ORBA ??? bukannya kamu yang tukang hujat semua adalah Produk dari ORLA + ORBA ??? Jangan lempar taik dimuka sendiri,,, jangan menghujat pendahulu-pendahulu kita sendiri !!! bagaimana mau jadi bangsa yang besar??? kalau bisanya cuma PROTEEEEEESSSSSS terus??

    Ampun deh ! baru aja selesai Sholat Jum'at udah menghujat sana sini??? tipis banget iman kamu??


    BalasHapus
    Balasan
    1. kami hanya bicara fakta anda aturan ikut waspada negara bangkrut ikibat orba sampai sekarang ....kau kira beyee...siapa ?.... kan alaaa... orba migas di bobol emang ulahh gua ?.... kalau anda gak terima kami bicara fakta sahh 2.... ajaaa...silahkan anda berkoar koar bella kruptor .

      Hapus
  4. menghadapi u.s cukup dgn tertawa pura2 tulus dan jgn pernah percaya.. mereka sudah bukan lagi satu2 nya negara yg paling di segani di dunia ini... russia, china, india, iran, indonesia.. next akan menjadi negara2 yg paling di segani..

    BalasHapus