JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro memanggil Menteri Pertahanan
Australia Stephen Smith untuk meminta penjelasan soal kabar adanya
penyadapan yang dilakukan Negeri Kangguru terhadap Indonesia. Kedua
menteri tersebut akan melakukan pertemuan di Kantor Kementerian
Pertahanan (Kemhan) besok, Kamis 7 November 2013.
"Besok Kamis 7 November 2013, Kemhan dan beberapa
lembaga terkait akan bertemu. Pada malam harinya akan bertemu dengan
Menhan Australia," ungkap Purnomo di Kantor Kemenhan, Jakarta, Rabu
(6/11/2013).
Purnomo menjelaskan, setelah melakukan pertemuan,
dirinya dan Stephen akan menggelar konferensi pers bersama untuk
menjelaskan kepada publik. Untuk menjelaskan apa yang terjadi
sebenarnya.
"Jumat (8 November) pagi akan diadakan konferensi pers
bersama agar publik Indonesia tahu mengenai isu penyadapan tersebut,"
ujar Purnomo.
Berdasarkan bocoran mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA), Edward Snowden, AS dan Australia melakukan penyadapan terhadap sejumlah negara Asia, termasuk Indonesia.
Purnomo
mengaku sudah mengontak Pemerintah AS untuk meminta klarifikasi
terhadap dugaan pelanggaran penyadapan tersebut. "Kami sudah kontak
dengan Kedutaan AS dan Aussie. Lemsaneg (Lembaga Sandi Negara) sudah
kerja," jelas Purnomo.
Pada Jumat 1 November 2013 lalu,
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI memanggil Duta Besar (Dubes)
Australia untuk Indonesia, Greg Moriarty demi meminta penjelasan terkait
pemberitaan surat kabar Sydney Morning Herald pada 31 Oktober 2013 --
soal dugaan adanya fasilitas penyadapan di Kedubes Australia di Jakarta.
Direktur
Informasi dan Media Kemlu RI Siti Sofia menyatakan, apabila penyadapan
benar terjadi, maka tindakan Australia itu sama sekali tak mencerminkan
semangat hubungan bersahabat yang selama ini terjalin antara kedua
negara dan tidak dapat diterima oleh Pemerintah Indonesia.
Sementara
Dubes Australia Greg Moriarty mengungkapkan pertemuan dengan pejabat
Kemlu RI berjalan lancar. Tapi ia menolak menjelaskan dialog tersebut
secara detail.
"Pertemuannya lancar. Kini saya harus pergi untuk melaporkan hasil pertemuan ke pemerintah kami," ujar Greg, yang dikutip dari News.com.au.
Menhan : Data Kemenhan Tidak Bisa Disadap
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro meminta agar Lembaga Sandi
Negara (Lemsaneg) berkoordinasi dengan pihaknya dalam membuat sistem
enkripsi --sistem mengamankan informasi-- di lingkungan Istana Negara.
Hal ini bertujuan agar Istana bebas dari sistem penyadapan pihak asing.
"Terkait enkripsi ada di Lembaga Sandi Negara
(Lemsaneg). Lembaga itu harus berkoordinasi dengan Kemhan cegah
penyadapan di istana," ujar Purnomo di Kantor Kemhan, Jakarta, Rabu
(6/11/2013).
Selain itu, Purnomo memastikan sistem informasi dan
data di lingkungan Kementerian Pertahanan sudah dilindungi dan tidak
disadap oleh pihak mana pun. "Kalau sistem kita dari Kemhan, sudah ada
sistem. Enkripsi yang tidak bisa disadap," tegasnya.
Meski
demikian, menurut Purnomo, aksi spionase dan kontra spionase memang
sering terjadi di berbagai negara. Dan untuk mencegah penyadapan, kata
dia, Indonesia memiliki ahli pertahanan di seluruh negara.
Kedutaan
Besar Australida dan AS di Jakarta menjadi salah satu dari 90 pos yang
memiliki fasilitas penyadapan. Hal itu didasarkan pada bocoran Edward
Snowden, mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional (NSA).
Purnomo
telah memanggil Menteri Pertahanan Australia Stephen Smith untuk meminta
penjelasan soal kabar adanya penyadapan yang dilakukan Negeri Kangguru
terhadap Indonesia. Kedua menteri tersebut akan melakukan pertemuan di
Kantor Kementerian Pertahanan (Kemhan) besok, Kamis 7 November 2013.
Sebelumnya,
pada Jumat 1 November 2013 lalu, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI
memanggil Duta Besar (Dubes) Australia untuk Indonesia, Greg Moriarty
demi meminta penjelasan terkait pemberitaan surat kabar Sydney Morning
Herald pada 31 Oktober 2013 -- soal dugaan adanya fasilitas penyadapan
di Kedubes Australia di Jakarta.
Direktur Informasi dan Media
Kemlu RI Siti Sofia menyatakan, apabila penyadapan benar terjadi, maka
tindakan Australia itu sama sekali tak mencerminkan semangat hubungan
bersahabat yang selama ini terjalin antara kedua negara dan tidak dapat
diterima oleh Pemerintah Indonesia.
Sementara Dubes Australia Greg
Moriarty mengungkapkan pertemuan dengan pejabat Kemlu RI berjalan
lancar. Tapi ia menolak menjelaskan dialog tersebut secara detail.
"Pertemuannya lancar. Kini saya harus pergi untuk melaporkan hasil pertemuan ke pemerintah kami," ujar Greg, yang dikutip dari News.com.au.
Sumber : SCTV
RAHASIA BH TERMAHAL DI DUNIA TERUNGKAP
BalasHapusbaroinfo.com/unik/bra-seharga-48-milyar
mendingan jangan memastikan dlu pak menhan,,,
BalasHapuskemaren blng aman dari penyadapan eh ternyata...
Yg aman kemenhannya.. ternyata tni nya nggak..
HapusMending cari bukti.. daripada minta penjelasan.
Kemhan dan pak beye ga berani protes us terlalu keras jadi ini paling cuma supaya keliatan kerja,kalo udah ketahuan juga mau di apain paling cuma bisa pasrah(realita)
BalasHapus