Jumat, Oktober 25, 2013
9
BERLIN-(IDB) : Lockheed Martin dan mitra industrinya tengah mempersiapkan uji coba selanjutnya dari pengembangan tahap akhir sistem pertahanan udara MEADS (Medium Extended Air Defense System), yang akan memiliki fungsi perlindungan 360 derajat dalam mengatasi ancaman dari udara dan rudal balistik.

Uji penembakan yang akan dilakukan pada awal November nanti akan menembak dua target, yaitu drone QF-4 dan rudal balistik taktis Lancer. Target akan menyerang secara bersamaan dari posisi yang berlawanan (berseberangan) dan dari ketinggian yang berbeda untuk menguji fungsi perlindungan 360 derajat dan radar X-band. Uji coba akan berlangsung di Practica, pangkalan udara Mare, Roma, Italia.


Setelah target terdeteksi radar kontrol tembak akan mendeteksi dan menembak/mencegat target dengan rudal PAC-3 MSE. Apakah pencegatan pertama akan segera melumpuhkan rudal balistik? Sistem MEADS secara otomatis akan memerintahkan dirinya sendiri bila perlu melakukan pencegatan kedua. Namun biasanya rudal interseptor (PAC-3) yang ditembakkan akan lebih banyak jumlahnya dari ancaman yang masuk. Menurut pihak Lockheed, uji coba semacam ini adalah yang pertama kali.


Uji coba akan menggunakan peluncur MEADS buatan Italia dan Jerman, desainnya sama kecuali truk yang memegang sistem kendali. Rudal PAC-3 akan melakukan manuver "over-the-shoulder" (lintasannya mirip ∩) untuk mencegat target mereka, sebuah fitur unik dari MEADS.


Bulan lalu, sistem MEADS telah disertifikasi untuk beroperasi sistem dengan Mode 5 Identification Friend or Foe (IFF). Modus 5 merupakan modus keamanan yang memberikan identifikasi line-of-sight untuk bisa membedakan antara sekutu dan musuh.


Proyek MEADS adalah program kooperatif dengan dana dari Washington, Roma dan Berlin. Program sendiri baru benar-benar dimulai pada 2005. Washington mendanai sebanyak 58%, Jerman 25% dan sisanya Italia 17%. Namun Amerika Serikat memilih mengakhiri pendanaan untuk MEADS setelah fiskal 2014, efektif menarik AS dari program produksi.


Untuk mengatasi kurangnya dana pengembangan selanjutnya (akibat AS menarik diri) program MEADS kemudian ditawarkan ke Polandia (Jepang juga berkemungkinan) dan Lockheed Martin juga menawarkan Polandia kemitraan dalam tim. Dalam pertemuan baru-baru ini di Warsawa, Polandia, pemerintah AS menjelaskan bahwa Polandia akan menerima data-data teknis MEADS yang sebelumnya hanya diberikan untuk negara-negara mitra pengembangan MEADS. Jika MEADS benar akan "diambil" Polandia, Lockheed Martin berharap akan adanya basis laboratorium sistem integrasi di Polandia, seperti yang ada di AS.


Setelah uang pendanaan akan habis pada tahun fiskal 2014 nanti, pihak pengembang berharap juga bisa memperoleh izin dari Italia dan Jerman untuk menggunakan data dari percobaan nanti untuk mempersiapkan uji coba berikutnya. Uji coba selanjutnya akan mencakup pekerjaan integrasi tingkat yang lebih tinggi dengan menggunakan data dari uji coba November nanti sebagai dasar.


Bukan tanpa alasan AS menarik diri dari mendanai program MEADS setelah 2014. Karena kondisi ekonomi yang sulit, AS lebih memilih untuk meng-upgrade sistem pertahanan udara Patriot-nya dibandingkan membeli sistem MEADS. Sistem MEADS sendiri dikembangkan untuk menggantikan sistem Patriot AS dan Jerman, dan Nike Hercules Italia.



Sumber : Artileri

9 komentar:

  1. Belum ada perisai udara yang secanggih S300 apalagi S400/ S500..
    AS dan antek -anteknya gak berani menyerang secara langsung ke Suriyah karena wilayah udaranya di lindungi S300 dan Lautnya oleh Destroyer - destroyer dan KS Rusia
    Pemerintah wajib mengakuisisi S300 dan KS Kilo untuk menghadapi ancaman dari utara dan lebih lebih dari selatan yang akan mendatangkan pesawat F35 dan drone/ UAV dari AS yang ditaruh di pulau cocos dan pangkalan - pangkalan USA di kawasan..
    ingat.. yang diincar USA, Aussie dan antek - anteknya adalah Papua dengan cara menghasut rakyat Papua untuk membenci Pemerintah RI dan melepaskan diri dari NKRI.
    Politik Adu domba masih dijalankan sampai sekarang oleh Amerika dan antek - anteknya seperti kasus yang menimpa Mesir, Suriyah, Libya, Tunisia dll.
    Apakah kita mau mengulangi lagi di adu domba oleh VOC dan yang terakair peristiwa 1965 oleh CIA..??? by. E-Kafa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Duetya habis buat ngopi semalam jangankan s300,s400,s1000 buat beli S krim aja gk ad mau ngimpi S700

      Hapus
    2. kalem bro, itu S300 sebenarnya sdg dirakit di sini cuma masalahnya TNI msh pusing mau ditempatin dimana, KS kilo Rusia juga sdh lama mondar mandir di bwh laut kita ngangkut material S300 dan peraltan stasiun peluncuran satelit di Biak. jadi apa yg diberitakan ttg alutsista dr rusia sdh kita py..

      Hapus
  2. Setujuuuu....ayo wamenhan yg suka ikut di blog militer masukin pembelian 2014..biar jadi ayam sayur f.35 dr utara dan selatan...pasang 10 bateray s-300..350..400..500

    BalasHapus
  3. to IDB : dulu th 1999 di wilayah NTT
    pernah terjadi insiden intersepsi jet FA18 HORNET- oleh HAWK209/109 - dalam insiden itu jet HAWK TNIAU sukses mengunci LOCK ON jet F18 hornet RAAF-tombol mungkin tinggal di ON saja- maka seketika FA18 hornet RAAF langsung berubah jadi serpihan gak karuan-sayang ihh kenapa pilot hawk200 TNIAU itu tidak langsung aja AIM9 L SIDEWINDER nya diFOX ONE ke FA18 hornet itu-padahal tindakan FA18 ausie yg ber manuver di teritorial kita' itu benar2 udah diluar toleransi-maka sy usul kapan2 bila TNIAU punya kesempatan dogfight lagi- jangan ragu2 segera luncurkan si AIM9- AA11 archer- AA12 ADER biar kapok mereka- okeee

    BalasHapus
  4. Pemerintahan Libya yang dipimpin Khadafi mudah dijatuhkan karena serangan bombardir lewat laut dan udara AS dan antek - anteknya yang melumpuhkan tempat - tempat yang vital dan strategis bagi pemerintahan Libya karena Alutsista Libya tidak mampu untuk menahan / menangkalnya..sedangkan serangan lewat darat dilakukan oleh rakyatnya sendiri yang terkena hasutan ( mudah di-Adu domba ) oleh CIA dan antek - anteknya AS..
    Bukankah hikmah peristiwa "Arab Spring" sudah cukup bagi kita untuk merubah doktrin pertahanan keamanan kita..??
    Sudah saatnya kita membangun kekuatan Udara dengan menghadirkan pesawat tempur pemukul sekelas SU35BM, pelindung arteleri/ kavaleri darat sekelas Pantsir S1, perisai udara sekelas S300, memperbanya jumlah radar militer..
    dan untuk Kekuatan Laut dengan menghadirkan KS sekelas Kilo Rusia, memperbanyak kapal fregat PKR yang membawa rudal yakhont , memperbanyak korvet KCR dengan rudal 802/ 705nya,

    dan apabila semua itu terpenuhi pada MEF berikutnya maka dengan sendirinya kewibawaan negara kita akan terangkat dengan sendirinya dengan diiringi perekonomian yang menggeliat.. by. E-Kafa

    BalasHapus
  5. duiiiieee soooopoooo...mbokmu....

    BalasHapus
    Balasan
    1. untuk Ano 16.23 ..
      negara kita mampu beli... biaya untuk belanja modal alutsista itu lebih kecil bila dibandingkan dengan biaya pelaksanaan pemilu/ pemilukada secara akumulasi baik untuk pusat, provinsi dan daerah.
      belanja untuk subsidi BBM saja sangat besar sekitar Rp. 194,9 T / 2014 belum subsidi - subsidi lainnya.. bila semua pemberian subsidi berbagai bidang dikurangi dalam pelaksanaan satu tahun anggaran saja pada APBN maka kita bisa beli persenjataan seperti yang diutarakan oleh ano E-Kafa 14.05
      kebiasaane masyarakat indonesia nek subsidi dikurangi wae langsung demo ora karu- karuan... lha ngene kok ape dadi masyarakat sing mandiri...?? teko endi dalane...

      Hapus
  6. tni mau beli kah..? nabung dulu yaaaa....

    BalasHapus