Rabu, Juli 17, 2013
27
ARC-(IDB) : Akhir-akhir ini, terutama menjelang masa perubahan APBN 2013 beberapa waktu lalu, beredar kabar akan ditundanya pembelian heli serang Apache. 

Atau setidaknya banyak pernyataan dari kementrian pertahanan yang menyebutkan, pembelian Apache masih akan ditinjau atau dinegosiasikan. Pernyataan tersebut, tidaklah sepenuhnya salah. Namun kenyataannya, Kemenhan telah memiliki rencana yang jelas terkait pembelian heli serang buatan Amerika Serikat itu.


Dari data yang ARC dapatkan, yaitu program Rencana Kerja Pemerintah 2014, rencana pembelian Apache terpampang jelas. Anggaran untuk pembelian pun telah disiapkan tidak hanya untuk tahun 2014, melainkan juga hingga tahun 2017. Di tahun 2014, dianggarkan sebanyak 3 Trilyun rupiah atau jika dibandingkan dengan mata uang dollar sebanyak 300 juta dollar. Ditahun-tahun berikutnya pun dianggarkan sekitar 3 trilyun rupiah hingga tahun 2017. Cek tabel paling bawah.

Yang unik dan tidak lazim adalah, pencantuman jenis/merk heli Apache secara jelas dan nyata dalam matriks rencana tindak pembangunan kementrian/lembaga tahun 2014 pada RKP. Dengan demikian, hilang sudah kesempatan helikopter serang tipe lain untuk menggeser kedudukan Apache.

Sementara, pada pembangunan pertahanan yang lain, baik Angkatan Darat, Laut maupun Udara, tidak ada jenis dan merk tertentu yang ditulis secara jelas.

Indonesia sendiri telah memohon pembelian Apache Block 3 kepada Amerika Serikat sejak pertengahan 2012 lalu. Rilis DSCA menyebutkan, pembelian 8 unit


Apache oleh Indonesia ini diperkirakan menelan biaya hingga 1,4 milyar dollar. Nah, dengan kepastian tercantumnya Apache dalam RKP 2014, bisalah kita bilang, APACHE LEAD THE WAY...!!


 




Sumber : ARC

27 komentar:

  1. ARC sebagai group pembaca masalah militer dan punya segudang penga laman di lingkup TNI, kali ini menulis artikel dengan nuansa penuh optimis dg judul " APACHE LEAD THE WAY " dg huruf capital dan di "bold" pada artikel di blog ini.
    Terkait dg artikel ini dimana ada release resmi dari Pangdam "Mulawarman" Kalimantan Timur bahwa nanti tank MBT dan heli serang akan di tempatkan disana.
    Yang jadi pertanyaan saya, apakah "musuh" kita nyata2 Malaysia?
    Bukan Papua Nugini, atau Timor Leste atau OPM misalnya.
    Kalau benar musuh kita adalah Malaysia mengapa tidak di adakan"mobilisasi umum" seperti jaman Trikora / Dwikora yg secara tegas pimpinan nasional waktu menyatakan sikap perang thd Belanda dan Malaysia waktu itu.
    Bagaimana komentar ARC dlm hal ini, tks.

    BalasHapus
  2. kan belum perang mbah Bol...
    itu kan cuma menyiapkan / berencana, itung2 gertak jiran yg sotoy.
    kalopun benar ttg pengadaan + penempatan MBT dan Apache di Kalimantan, setidaknya biar jiran sotoy berhitung ulang
    mba Bol pasti tau lah untuk urusan seperti ini..

    kecuali kalo terjadi clash, baru diadakan mobilisasi umum.
    lha baru LatGab TNI kemarin saja, jiran sotoy sdh ngitung kekuatan RI kok.
    monggo diskusi dengan santun.

    BalasHapus
  3. dan dengan anggaran sama...korea selatan akan dapat apache lebih fresh,lebih maju,lebih power,dan jumlah lebih banyak...siapa yg bodoh mau dikadalin terus?

    BalasHapus
  4. Cwih.....ada apa gerangan berkuasa tinggal hitumgan bulan masih percaya diri akusisi apache kampak???....itu duwit rakyat senaknya main putar , putar sana putar sini , kadang mereka bicara masuk akal , harus tampa make up??... menurut berita koran terbitan lokal ...
    " maling triak maling..huh...???...

    BalasHapus
  5. knp ga sekalian helicopter MH-60 V2 USA sekalian... lebih sunyi lebih gesit.. tidak terdeteksi radar (heli siluman)punya 8 biji jg lebih hebat di banding apache 16 biji.

    BalasHapus
  6. Ano 11.21. Tks, kembali saya ulang pertanyaan berarti sdh jelas bahwa
    "MUSUH" kita adalah Malaysia yg untuk itu diperlukan "Gertakan" dg persi apan perang / mobilisasi peralatan perang oleh TNI di Kalimantan?
    Pertanyaan kedua, kalau TNI-AD memobilisasi peralatan perang "anyar" di Kalimantan sebagai alat "gertak", berarti ancaman terbesar nanti adalah
    akan terjadi perang darat.
    Pertanyaan ketiga, dengan demikian, sdh ada prediksi awal bahwa Malaysia tidak akan menyerang Sumatera ano 11.21?
    Pertanyaan ke empat terakhir, apa dan bagaimana peranan aL da AU kita di Kalimantan dengan adanya "gertakan" dari AD tersebut kok kelihatannya tidak ada semacam "greget" kebersamaan menggertak juga Malaysia.
    Terimakasih, saya tunggu response positio ano 11.21 juga kpd ano2 lain anggota PPA2.
    Ini "Boleroes11" heh, opo abamu. He.....he.....he......

    BalasHapus
  7. ALUTSISTA yg di perbanyak di kaltim/kalbar sebenar nya bukan tujuan utk perang,, tp untuk menjaga patok2 perbatasan kan sudah banyak patok2 perbatasan yang bergeser,, TNI AD di kaltim/kalbar diperintahkan menjaga patok2 tsb dgn brbagai alutsista pendukung,, dengan perbatasan darat yg sampai 1000km lebih ga mungkin di lakukan TNI AU / TNI AL.. TNI AL sendiri sdh berperan menjaga blok ambalat..di lepas pantai dengan kapal2 patrolinya.. begitu jg TNI AU dengan menempatkan shukoi di makasar dgn posisi di tengah2 bisa langsung memukul klo terjadi bentrok,, saya yakin mabes TNI punya strategi lain agar negara tetap aman,, damai tanpa perang tapi tetap dihargai dan tidak dilecehkan lagi,,klo damai,aman kan kita msh bisa coment di blog ini.. coba klo situasi perang??????

    BalasHapus
  8. Gini ler, yg paling agresif dan terang2an "ngajak tanding" adlh si malay... tempat tanding ato panggung, ngga' lain lagi, ya di ambalat.... siapa yg mampu mengatur jalannya pertandingan, maka dia menguasai ambalat, sebaliknya....

    BalasHapus
  9. aku lebih mempertanyakan dephan yg super ngotot bin nekadz beli heli serang apache dgn harga selangit. itu aja. why...???

    BalasHapus
  10. kemahalan pak.....
    tambah saja Mi-35,lebih murah tapi gak murahan.....
    mau banget d kerjai om sam

    BalasHapus
  11. Kita pernah perang dgn malay di kalimantan dan sebenarnya indonesia adalah agresor pada saat itu!!, kini permasalahan patok batas terjadi dikalimantan bukan papua atau NTT!! Musuh potensial adalah malaysia, tni tentu tak akan menyerang terlebih dahulu maka pertahanan darat yg d utamakan! Itulah alasan perkuatan alutsista darat di kalimantan

    BalasHapus
  12. Ane coba jwb Boleroes11 jawaban pertama: yg jelas gertakan berupa senjata masa tangan kosong kaya kita berkelahi z liat musuh pegang golok kita tangan kosong jelas kita mikir 2x buat menyerangnya.
    jwbn kedua: target serangan pasti yg vital2 tergantung di darat apa di laut ya tentu semua lini harus kita perkuat bkn cm darat tp lautpun kita perkuat contoh Ambalat.
    jwbn k3:ancaman terhadap suatu wilayah merupakan ancaman ke seluruh NKRI Jawa dan Sumatra pertahanan lebih kuat diantara daerah lain kemungkinan musuh akan menyerang daerah yg lemah terlebih dahulu TAPI gk ada jaminan Jakarta aman krn perang skrg lebih canggih peluru kendali bisa ditembakkan dari Kualalumpur langsung ke Monas.
    jwb k4: Pemberitaan ttg ambalat kn lebih santer dlm sengketa RI Malaysia dibanding persegeseran patok di daratan si Malon malah berani mencambuk para petugas kita di Ambalat. Angkatan Laut kan gk tinggal diam beberapa KRI canggih dikirim ke ambalat juga Angkatan Udara menyiagakan sukoi di Makasar. Apa AL dan AU tinggal diam??
    Itu dari Ane salah kurang tolong dimaklum yg penting sopan santun.....
    Abdi ngadukung modernisasi alusista TNI Merdeka!!!!

    BalasHapus
  13. Ano 15.41 jawaban ano mah di tarima, sim kuring mangga ngabuburit heula, salam jeung hormat kula.
    Sapu nyere peugat simpai kang.

    BalasHapus
  14. apa yang ingin dikejar dengan pembelian sebanyak itu?. Naif betul kalau hanya menghalangi niat malaysia melakukan penetrasi darat?. teknologi apa yang ingin dicapai?. Sejumlah uang yang dianggarkan untuk dukungan divisi infanteri mekanis, dengan dukungan COIN, dan CAS yang bertumpu pada Apache, apa layak? Marinir AS saja tidak diberi. Kenapa tidak Zulu Cobra saja yang lebih ekonomis dan saudara bell 412 yang rancang bangun gandiwa diproyeksikan dari heli itu?

    BalasHapus
  15. Kenapa sih ngotot banget beli apache, TDM jelas bukan tandingannya TNI AD lah, jelas2 berulang kali ancaman datengnya dr laut dan udara, menurut saya TNI AL yg bener2 hrs diperkuat, seandainya 5X anggaran ditetapkan oleh pemerintah utk belanja senjata dan semuanya itu utk TNI AL saya yakin itu juga msh kurang, apa lg utk TNI AU, musuh akan datang ke indo pasti awalnya dr laut dan udara, justru infantri dan kaveleri adalah babak akhir dr peperangan, krn kan kita negara kepulauan, laut kita dikuasain aja selesai deh ceritanya gimana supply logistik lalu pergerakan/pemindahan pasukan kita antar pulau, kenapa TNI AD mulu sih? Apa krn jaman perang kemerdekaan 1945 TNI AD paling berjasa yah? Terus TNI AD jd anak emas?

    BalasHapus
  16. maaf mas mulyo 6 biji baling2 apakah sudah masuk kategori banyak,,, menurut saya 1 skuadron baling2 pun masih kurang untuk luas negara indonesia..

    BalasHapus
  17. ACik-AcIK. \=D/ .aCik-AcIK. \=D/ .aCik-AcIK... Entr adrian kalibata yang jadi pilot nyaaaa ĹåªĹåªĹåªĹåªĹåª \=D/

    BalasHapus
  18. Ia tuh masa cuma 8 ekor kok "dibilang banyak"

    BalasHapus
  19. wakakaka apa efeknya cuma 8 ekor apache dalam peperangan???blasss gak ngefek....mending tuh beli fennec terbaru 100 biji,supercobra,mi35,kamov52....jumlah 50 biji...lebih murah...jelas efeknya......jangan main2 dengan jenis fennec terbaru...radar,roket,canon,rudal atgm,rudal sam...mampu dibawa...meski jumlahnya lebih dikit dr apache....tapi kalau jumlah fennec 100 biji lebih menakutkan dibanding cuma 8 ekor apache....kelemahan apache adalah...dia terlalu lambat,jadi sasaran mudah gerilyawan yg bawa manpads dibalik rimbun hutan

    BalasHapus
  20. Yee kalo efec sih pasti ada bro apalagi dgn malon! Tapi kalo di bilang banyak sih belum masih kurang bgt

    BalasHapus
  21. mungkin ini strategi indonesia untk manipulasi jmlah apche kita, dengan pemberitaan hrga yg mhal....may be ... hehehe

    BalasHapus
  22. Lagi pada ngomongin angiiin ya? Hehehe....
    Apache Apache Apache mo gertak negri jiran, mo nakut nakutin negri singa
    Mo gertak pake apa? Pake anginnnn? Mana Apachenya?
    Saya muter2 jakarta ga lihat ekornya Apache 1 pun

    BalasHapus
  23. Nggak usah pada ribut. Itu cuman 8 Apache. Ingat negara kita itu punya garis pantai paling panjang di dunia menurut ukuran suatu negara. Idealnya ya paling tidak 50 apache. atau kalo mau diperbanyak ya heli serang yg murah tapi dahsyat misal kamov . 50 biji jadi lumayan. itu masih lumayan saja. idealnya ya punya heli serang 100 biji. jet tempur modern 500 biji. Ingat rakyat kita itu jumlahnya 4 besar dunia. jika dijaga dg jumlah yg saya sebut aja masih kurang. Mikir yang logislah Alutsista kita itu masih sangat kurang

    BalasHapus
  24. bukan jumlah itemnya mas..namun harganya. UEA saja mengeluh ketika pesanan tranche 2 nya mau diubah ke trance 3. Bahkan upgradenya sampai 200 juta dolar(!!). Jauh betul dari harga zulu cobra AH 1z yang tidak sampai 40 juta dolar per unit. Bayangkan dengan uang 6 trilyun rupiah, mungkin kita bisa dapat 2 skuadron zulu cobra.

    BalasHapus
  25. perkuatan darat di kalimantan menurut sy wajar saja. toh bila kalimantan diduduki malingsia maka jawa dan sumatera terancam serta tdm bisa menggebuk tni di sulawesi. makanya kekuatan darat dgn adanya apache dan leo 2 di kalimantan memang harus ada. walaupun jumlahnya baru sedikit, ya suatu saat akan ditambah pula.
    bila serawak-sabah dikuasai maka tni akan mudah menyerang pada satu front saja dan perencanaan logistik akan aman.

    BalasHapus
  26. kl engga paham militer janga comment dech, petinggi lebih tau apa yg hrs dilakukan karena mrk terjun di militer sipil hanya bisa ngomonk doang pake logika realitynya donkk

    BalasHapus