Senin, Juli 01, 2013
10
BANDUNG-(IDB) : PT Pindad (Persero) semakin sibuk menerima tawaran atau pesanan mobil tembur panser jenis Anoa, salah satunya dari Malaysia. Negeri Jiran ini berharap bisa segera memboyong 32 unit seharga miliaran rupiah itu.

Panser Anoa merupakan salah satu produk kendaraan berlapis baja unggulan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berbasis di Bandung. Pindad sendiri merupakan perusahaan manufaktur yang menyediakan berbagai produk mesin seperti generator, senjata, kendaraan tempur, amunisi untuk militer.

Menurut Direktur Utama Pindad, Adik Avianto Soedarsono, proses kesepakatan order dengan Malaysia telah melewati tahapan mulai dari konsep, pengiriman delegasi Malaysia ke Indonesia, uji coba, sertifikasi hingga tahapan negosiasi.

"Jadi tinggal satu proses lagi, yaitu proses administrasi. Kami tinggal menunggu legal binding, dan kontrak penawaran tanpa syarat (unconditional letter of offer) dari pihak Malaysia," ungkap dia saat dihubungi , seperti ditulis Minggu (30/6/2013).

Lebih jauh Adik menjelaskan, pihaknya tidak bisa memproduksi Panser Anoa pesanan Malaysia bila proses terakhir itu belum terlaksana. Pasalnya ini menyangkut prosedur atau perizinan dalam pembelian perlengkapan militer antar negara.

"Malaysia memang minta 32 unit Panser Anoa tersebut bisa dikirim tahun ini. Tapi kami tidak mau kalau proses administrasi belum dipenuhi, sebab produksi Panser paling cuma perlu waktu 2 bulan. Yang lama itu mendatangkan onderdil, pelek dengan waktu 8 bulan," papar dia.

Selain Malaysia, Adik bilang, Afghanistan pernah memesan Panser Anoa buatan Bandung. Dia mengaku, kebutuhan spesifikasi Panser masing-masing negara sangat beragam tergantung strategi penyerangan yang dianut.

"Kebutuhan setiap negara berbeda satu sama lain. Afghanistan misalnya, di dalam Panser yang mereka pesan, kami harus tambahkan dengan alat yang bisa memproduksi air minum. Adapula yang perlu radio tape dan lainnya," tandasnya.

Lantaran perbedaan kebutuhan itulah, dia menyebut, harga jual yang dibanderol untuk kendaraan tempur ini pun beragam. "Tapi kami tidak bisa disclose harganya karena berbeda-beda. Yang pasti harga Panser Anoa untuk kebutuhan Tentara Nasional Indonesia (TNI) saja sebesar Rp 8 miliar per unit," pungkas Adik.

Panser Anoa memiliki beberapa varian tipe. Contohnya saja Panser Anoa 6x6 diproduksi dengan sistem penggerak 6 roda simetris dan dirancang khusus untuk kebutuhan ALUTSISTA TNI Angkatan Darat khususnya satuan kavaleri.

Didesain dan diproduksi oleh anak bangsa, ukuran dan operasional Panser disesuaikan dengan bentuk tubuh TNI, doktrin dan taktik tempur TNI. Panser yang dilengkapi dengan mounting sejata 12,7 milimeter (mm) dan dapat berputar 360 derajat ini dapat mengangkut 10 personil dengan 3 kru, 1 driver, 1 commander dan 1 gunner.







Sumber : SCTV

10 komentar:

  1. dari Anoa menjadi Rimau :D

    http://tinyurl.com/terpaksa-kaya/

    BalasHapus
  2. Sebelum "deal" dg Malaysia yang di kamuflase dg kalimat ;
    "Masalah Administrasi" kayaknya para pejabat yg terkait jadi bingung, karena waktu promosi pasti sdh ada patokan harga perkiraan, nah pihak pembeli pasti juga sudah berhitung dg cermat kira - kira harga yang "win -win solution" berapa?
    Begitu calon pembeli merelease "ya" secara formal letter agar PT PINDAD mengeluarkan proposal harga penawaran, lha ............pasti terjadi "keributan" kecil di dalam, aku piye....????
    Bisa laku itu karena aku, lho ingat kan!!!!!!
    He....he.....he......tinggal masalah " administrasi" .......alias aku oleh piro??
    Ada saja kalimat kamuflase ala Birokrat Indonesia.......padahal sejatinya, .......aku oleh piro????? He.....he....he......

    BalasHapus
    Balasan
    1. masalah administrasi bukan hanya masalah harga/pendanaan....
      tapi juga masalah pengadaan dan perizinan untuk menjadi barang yang legal setelah masuk malaysia....


      otak kau cetek juga

      Hapus
  3. loh katanya Maling sudah kerjasama buat FNSS dengan Turki kok masi beli Anoa. kayak'nya meyakinkan bgt bentuknya FNSS...

    BalasHapus
  4. Harganya fnss panser malaysia itu harganya lebih mahal dari pada buatan made in local pindad, itu yang saya baca website mmd ,militer defence malaysia, panser malaysia itu komponen semua impor,they are just assembling only , like proton mobil, mereka memakai roda 8 x 8 wheel yang boros bahan bakar, sedangkan pindad hanya 6 X 6 wheel systeen yang lebih irit bbm, dalam pikiranya saya mengapa pindad belum produksi wheel 8 x 8 ?

    BalasHapus
  5. Di tuker ma mobil protol eh,proton,mau gk?

    BalasHapus
  6. Bung ano 18.01 buat Panser 8x8 kayaknya masalah kecil buat pindad,kalo mau Joint Produksi sama Turki pasti mereka gak keberatan wong ngasi tank buat di pelajari saja mereka gak keberatan kok. Tapi seperti yg bung ano 18.01 jelaskan 8x8 itu boros BBM. Tau sendiri TNI selalu terkendala operasional gara2 BBM.jadi percuma produksi kalo gak laku.

    BalasHapus
  7. Kalo menurut saya bagi pindad bikin panser 8x8 tinggal ngembangin aja anoa 6x6,lebih simpel ketimbang kerjasama lagi dg negara lain. Saya yakin pindad mampu karena sdh berpengalaman,selain itu biar ga boros anggaran beli tot lagi.

    BalasHapus
  8. Ano 18.01 kalau panser PINDAD semuanya juga masih impor :
    1. Engine
    2. Chasis
    3. Gear box dan batang torsi.
    4. Baja tahan peluru
    5. Kaca tahan peluru
    6. Ban
    7. Mur & baut special
    8. Karet mounting
    9. Per dan shock absorber
    10. Special tools
    11. Radio komunikasi
    12. Beberapa kelengkapan accesoris, lampu "Halogen", lampu kecil,
    Kaca spion semuanya masih import karena buatan dalam negeri
    belum mempunyai sertipikat standard untuk ranpur.
    Yg sdh siap dari dalam negri adalah ;
    13. Rancang bangun, ( desain engineering)
    14. Fasilitas "workshop"
    15. SDM yg terlibat pada proses produksi sdh mempunyai sertipikat.
    16. Cat
    17. Bahan penolong industri yg bersifat standard
    18. Do'a yg khusuk dari ano2 anggota PPA2.

    BalasHapus
  9. Heh ano 19.37 tgl 1Juli '13, ini bukan barang impor biasa, ini barang militer yg dapat mengabaikan persyaratan seperti yang ano tulis.
    Sdh pernah ngurusin material alutsista yg d import dan di export blm, ngomong kethus banget, masih bau kencur saja .....mbegidak.....!!!!
    Sengak, cong...!!!!

    BalasHapus