Rabu, Juni 05, 2013
10
JAKARTA-(IDB) : MPR dan TNI sepakat untuk merevitalisasi dan mengevaluasi pelaksanaan Pancasila. Sebab, pasca-Reformasi ini Pancasila sebagai ideologi yang baik dan besar bagi sebuah negara, malah dicederai dengan praktik-praktik korupsi, kolusi, nepotisme, ketidakadilan, dan ketidakamanan negara dengan berbagai tindakan anarkisme oleh sekelompok orang, yang tak bertanggung jawab. Elit politik pun tak lagi menjadi teladan bagi rakyat. 

"Elite politik sudah tak lagi menjadi teladan bagi rakyat. Ini karena para elite tak menjalankan prinsip-prinsip dan nilai- nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Rakyat malah malah disuguhi dengan tontonan korupsi, asusila, dan 70 persen berita media adalah korupsi," tandas Wakil Ketua MPR A Farhan Hamid yang tampil bersama mantan Panglima TNI Djoko Santoso dan Ketua Tim Kerja Kajian Sistem Ketatanegaraan MPR, Jafar Hafsah dalam dialog tantangan aktualisasi Pancasila di Gedung MPR/DPR Jakarta, Senin kemarin.

Menurut Farhan, seharusnya Pancasila menjadi sumber dari semua hukum yang ada. Di mana Ketuhanan Yang Maha Esa itu menjadi insipirasi bagi semua penyelenggara negara, dan produk serta kerja-kerja politiknya untuk bangsa dan negara. 

"Tapi, kalau masih banyak korupsi, dan penyimpangan lain, maka kita perlu mengevaluasi pelaksnaaan Pancasila selama 15 tahun reformasi ini. Alhamdulillah Pancasila dikembalikan ke dalam Kurikulum Pendidikan 2013 oleh Kemendikbud," ujarnya.

Djoko Santoso mengusulkan perlunya konsolidasi nasional sekaligus evaluasi pelaksanaan Pancasila selama ini. "Kalau sosial politik tak memenuhi harapan kesejahteraan dan keadilan rakyat, maka harus melakukan revitalisasi, keteladanan, menjadikan satu-satunya sumber hukum, pendidikan, dan disiplin. Sebab, ketidakadilan itu akan mengusik keamanan dan kesejahteraan rakyat," tutur Djoko.

Khusus bagi TNI lanjut Djoko, TNI pasti akan memenuhi janji sejarah, karena masih berhutang pada pendiri bangsa ini, selama masih ada korupsi dan ketidakadilan. Karena itu kesepakatan-kesepakatan sejarah dan Pancasila itu harus membumi, dan yang akan mengantarkan ke bangsa ke depan.

"Jadi, perlu konsolidasi nasional untuk menginventarisasi, mengevaluasi secara sungguh-sungguh, dan reorientasi untuk masa depan bangsa ini. Dengan komitmen pada konstitusi, saya yakin pada 2045 Indonesia akan mampu menjadi negara yang maju dan mandiri, adil, dan sejahtera," pungkasnya. 

Sementara itu Ja'far Hafsah berharap semua pihak komitmen dengan kesepakatan-kesepakatan sejarah kemerdekaan bangsa ini, di mana Pancasila sebagai filosofi bangsa harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, dan bertanggung jawab. Maka harus terus disosialisasikan, dan karenanya MPR RI sedang mengakji terkait sosialisasi 4 Pilar bangsa ini, termasuk dengan media," katanya.






Sumber : SuaraKarya

10 komentar:

  1. justru oleh elit-elit/pejabat-pejabat yang lebih tua yang memberikan contoh yang buruk bagi generasi muda, kalau sudah seperti ini siapa lagi yang bisa dijadikan panutan???

    BalasHapus
  2. Tidak pernah dalam rentang sejarah selalumenggoreskan catatan emas, tapi juga catatan hitam saling mengisi dan mengiringi perjalanan sejarah bangsa. Itulah yg disebut dinamika, dialektika dan romantika bangsa.
    Justru dalam sikon demikian, kawula muda yg lebih fresh, trengginas dan pro patria bangun, bangkit "Cancut Tali Wondo" berpartisipasi aktief sesuai bidang yg di tekuni membangun sukur kalau dpt merubah keadaan. Sejarah telah membuktikan bahwa peranan kawula muda sangat signifikan dg semangat yg menggelora mampu mengantar Kemerdekaan Indonesia yg kita warisi sekarang.
    Mereka para founding father bangsa dan negara kita bukan kelompok orang tua yg sudah pikun dan monoton pola pikirnya tapi justru terdiri dari pemuda/pemudi yg heroik yg cinta kemerdekaan diatas segala-galanya.
    Boleroes11 yg sdh tua, memimpikan kelak pasti ada kaum muda yang mampu membawa perubahan dg berpedoman pada dasar falsafah Pancasila dan UUD '45 dpt meneruskan tongkat estafet menuju kehidupan berbangsa dan bernegara yg adil, beradab dan mensejahterakan seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
    Jangan mengeluh, jangan cengeng, dan jangan putus asa, kaum muda Indonesia merupakan asset negara yg sangat potent.
    Jangan hanya pinter koar2 Boleeeerrrr mana buktinyaaaaaaaa?????
    Itu sih teriakan anak muda yg membunuh karakternya sendiri, jadi anak muda yg labil, debil dan membahayakan masa depannya sendiri.!!!!

    BalasHapus
  3. setuju om boler, kaum muda adalah harapan satu2nya bangsa ini, ini jadi pecutan semangat buat ane sbg generasi muda, cukup bergerak di masing2 bidang utk saling melengkapi, step by step, side by side

    BalasHapus
  4. Mas radiwib yg seneng dg symbol Hinomaru ka??
    Haik,
    Diberi semangat, kaum muda yg sdh "Binnen" alias mapan, bahwa di pundak merekalah nasib Indonesia nanti.
    Di kasih tahu buat kaum muda yg sdh Hopless mencari panutan, padahal dia sendirilah yg akan jadi panutan. Leadership tidak di peroleh dari pendidikan formal, leadership di dapat dari kalbu mereka yg mau dan selalu mencari sesuatu yg berguna.
    Jgn koar2 Boleeeeerrrrr mana buktiiiinyaaaaaa, mapus aja anak muda model begini, alias mampus karakter dan imaginasinya.!!!!!!

    BalasHapus
  5. TNI mempertegas komitmen dalam hal landasan bernegara dan berbangsa.
    TNI yg lahir di tengah derap perjuangan mempertahankan kedaulatan negara dan berbangsa bahkan ikut me"bidani" kelahiran negara Indonesia, sungguh membuat hati kita bersyukur, menyejukan hati, dan akan tetap selalu bangga dg TNI-nya yg tidak pernah luntur komitmennya.
    Dalam kondisi dinamika politik yg se-olah2 menjadikan TNI hanya sebagai alat pertahanan semata, dan menjadikan TNI harus profesional ternyata pembuat fatsoen politik telah meninggalkan kewajibannya yakni membuat TNI professional namun kenyataannya TNI hanya di jadikan pajangan sebagai badan pelengkap ke negaraan semata.( Inti sari dari ibu Connie)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yop omm , tni yg daholooo pejuang ! Yg sekarang hehh" sibuk MEF
      HERCULES DAN BAYAK LAGI pada hamil kan tuh perut petinggi negara !

      Hapus
  6. yg salah bukan pancasila nya tapi oknum2 manusia nya yg udah kena virus "jaman duit"...

    BalasHapus
  7. Lahh menthor kruptor di lingkungan istana mereka harus di gantung ,rakyat marah complen di tuduh mau kudeta ! " hanya orang sinting gak warass kamaruk bicara gelantur ,nahh mereka itu lah usul sana usul sini di atur kayak mau main senetron !

    BalasHapus
  8. Pemimpin+orang2 yg katanya wakil rakyat aja dulu yang di evaluasi ideologi pancasilanya.masa harus ngikut2 ideologi barat sih.indonesia bukan negara boneka..!!!!

    BalasHapus
  9. Pancasila adalah anugerah dari Alhoh untuk bangsa indonesia, jangan kotori dan jangan dustai

    BalasHapus