Rabu, Mei 01, 2013
5
SURABAYA-(IDB) : Markas Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) melaksanakan pertahanan pangkalan dari bahaya serangan udara pesawat musuh, Selasa (30/4/2013). Gelar pertahanan pangkalan tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan Latihan Gabungan (Latgab) TNI Tahun 2013 dan uji kekutan pertahanan pangkalan (Hanlan) di Koarmatim.

Siang itu terdengar suara sirine bersautan dari sebuah mobil Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal) yang berputar mengelilingi pangkalan. Dengan suara keras melalui pengeras suara, petugasnya berteriak kepada setiap prajurit yang dilewatinya. “Peran tempur bahaya udara, agar seluruh personel mencari tempat perlindungan!”, teriak petugas Pomal tersebut berulang-ulang.

Sekenario dalam latihan disimulasikan pada pukul 11.00 WIB, radar KRI. Sultan Iskandar Muda-367 menangkap pergerakan dari udara yang mencurigakan mengarah ke Koarmatm. Tidak lama kemudian tampak dua buah pesawat terbang rendah mengelilingi pangkalan sambil melakukan penyerangan lewat udara, pesawat tersebut diumpamakan menjadi pesawat tempur musuh yang menyerang lewat udara.

Menindaklanjuti ancaman bahaya tersebut jajaran Koarmatim langsung merespon dengan menyiagakan persenjataan anti serangan udara. Pertempuran pun tak dapat dihindarkan. Namun dengan kesigapan prajurit KRI Sultan Hasanudin-366, akhirnya pesawat musuh tersebut dapat dilumpuhkan dengan sebuah meriam kaliber 57mm.

Dalam Latihan tersebut Satuan Tugas Pertahanan Pangkalan Latihan Gabungan TNI tahun 2013, melibatkan tiga Unsur Tugas (UT) yaitu unsur tugas Pertahanan Laut (Hanla), Pertahanan darat (Hanrat), dan Pertahanan Udara (Hanud). Persenjataan yang dipakai dalam latihan ini antara lain empat meriam 57 mm, satu meriam 20 mm dan satu rudal mistra anti udara guna mengatasi bahaya terhadap serangan udara musuh yang datangnya tak terduga.



Sumber : TNI AL

5 komentar:

  1. meriam kaliber 57mm jarak epektip nya hanya 2 km, sedangkan pesawat sukhoy nya malingsia dan aus F-35 bisa menembakan sasaran dengan jarak 50-100 km intinya peratahanan udara kita sangata-sangat tidak bisa di andalkan alias pasrah untuk HANCUR&MATI.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makanya yg diperkuat NATO di anteknya adalah kekuatan udara dan kita bukan antek NATO dikebiri...contoh hibah F16 utk menggagalkan pembentukan skuadron Su27/30 yg baru, dibanding dg Singpork n malay ya jauh dg F18 hornet, F15 SE singapork ga banding, lebih jelasnya banyak defense study Australia yg selalu menerbitkan laporan2 kekuatan asia pasifik dan yg utama dinilai oleh mereka adalah kekuatan udara lain tidak...krn supremasi militer sekarang tergantung kekuatan udara dg kehebatan teknology pesawat tempur dan rudalnya yg terutama jangkauan rudal dan radar pesawat, kecepatan rudal dan teknology guidance rudal utk menjamin ketepatan sasaran. Semua journal Aussy menempatkan AU Indonesia no.2 dr bawah diatas thailand dibawah vietnam. Malay dan Singapork jauh lebih baik nilainya berurutan mereka dibawah Jepang,Korea,Singapork,Malay, Vietnam, Indo, Thai....... Chian dan India termasuk super di Asia pasifik dibawah AS,Russ, China, India....

      Hapus
  2. tenang ada yakhont xixixixi malon pengecut.. xixixi

    BalasHapus
  3. xixixi malon kepanasa...

    BalasHapus