Minggu, April 07, 2013
0
SURABAYA-(IDB) : Forum Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) atau pertemuan ekonomi se-Asia Pasifik yang digelar di Kota Surabaya pada Minggu fokus membahas antisipasi terorisme di antaranya mengenai deteksi arus dana terorisme antarnegara.

Direktur Kerjasama Intra Kawasan Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI Arto Suryodipuro mengatakan Forum APEC yang mengagendakan pembahasan Terrorism Task Force akan membicarakan persoalan pendanaan terorisme di Asia Pasifik.

"Mendeteksi arus uang untuk keperluan terorisme lintas negara," katanya.

Selain itu, lanjut dia, keamanan barang-barang di pesawat juga tidak luput dari perhatian Forum APEC.

"Di satu sisi barang itu aman, di satu sisi ada fasilitasi. Jangan sampai upaya keamanan mengganggu arus barang. Jadi dicari keseimbangan," katanya.

Dalam hal pendanaan terorisme, Arto mengatakan setiap negara saling berbagi pengalaman. "Itu juga akan dibahas dalam kerja sama bilateral maupun lebih luas di PBB," katanya.

Arto juga menjelaskan bahwa dalam konsep Capacity Building atau pengembangan kapasitas dalam Forum APEC kali ini membahas pemanfaatkan anjing pelacak.

"Jadi adanya sarana bertukar pandangan dan informasi mengenai pelatihan dan aplikasi dari anjing pelacak," katanya.

Sementara itu, tujuan umum dari Forum APEC kali ini, menurut dia, adalah agar Forum APEC bisa menghubungkan relasi antarnegara dalam kaitannya dengan investasi infrastruktur.

"Di Asia Pasifik ada kesepakatan itu. Makanya dalam pertemuan ini diharapkan bisa mendukung pembangunan infrastruktur di Indonesia," katanya.

Selain itu, lanjut dia, peran dari aktor ekonomi seperti usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang selama ini belum mendapatkan penekanan, maka dalam APEC ini akan dibahas.

Forum APEC di Surabaya dibagi menjadi dua rangkaian yakni pada 7-19 April agenda akan diisi Senior Officers Meeting (SOM) ke-2 yang dihadiri pejabat peserta APEC setingkat direktorat jenderal (dirjen). Puncaknya, pada 19-21 April, diadakan Ministers Responsible for Trade (MRT) yang dihadiri pejabat setingkat menteri.

Total delegasi diperkirakan mencapai 2.000 orang dari 21 negara plus 3 pengamat. Selama penyelenggaraan forum itu mereka akan terlibat dalam sedikitnya 38 rapat.





Sumber : Antara

0 komentar:

Posting Komentar