JAKARTA-(IDB) : Tentara Nasional Indonesia (TNI) tidak mempermasalahkan adanya penambahan pasukan atau pos penjagaan oleh tentara nasional Papua Nugini di wilayah perbatasan dengan Indonesia di beberapa tempat di Papua.
"Kita baik kok selama ini. Soal ada penambahan pasukan PNG atau bantuan asing itu adalah kewenangan mereka. Saat kita menambah pasukan di Kalimantan pun, tidak ada reaksi berlebihan dari Malaysia," kata Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul, di Jakarta, Rabu (20/2).
Bahkan menurut dia, ada rencana kerja sama di perbatasan antara PNG dan RI berupa penjagaan bersama di pos-pos penjagaan milik TNI.
"Dan itu adalah permintaan mereka untuk melakukan penjagaan bersama di beberapa pos kita. Jadi hubungan baik sekali. Sedang kita pertimbangkan usulan itu di pos-pos mana saja nanti ada penjagaan bersama," jelas Iskandar.
Menurut dia, TNI memiliki 94 pos penjagaan di perbatasan RI-PNG yang terbentang dari wilayah Pegunungan Bintan, Bovan Digul, Jayapura, Arso, dan Kabupaten Kerom.
"Soal jumlahnya itu kami tidak bisa beberkan detailnya. Pokoknya ada beberapa batalion di 94 pos penjagaan," tukas Iskandar.
Sumber : Metrotvnews
"Kita baik kok selama ini. Soal ada penambahan pasukan PNG atau bantuan asing itu adalah kewenangan mereka. Saat kita menambah pasukan di Kalimantan pun, tidak ada reaksi berlebihan dari Malaysia," kata Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul, di Jakarta, Rabu (20/2).
Bahkan menurut dia, ada rencana kerja sama di perbatasan antara PNG dan RI berupa penjagaan bersama di pos-pos penjagaan milik TNI.
"Dan itu adalah permintaan mereka untuk melakukan penjagaan bersama di beberapa pos kita. Jadi hubungan baik sekali. Sedang kita pertimbangkan usulan itu di pos-pos mana saja nanti ada penjagaan bersama," jelas Iskandar.
Menurut dia, TNI memiliki 94 pos penjagaan di perbatasan RI-PNG yang terbentang dari wilayah Pegunungan Bintan, Bovan Digul, Jayapura, Arso, dan Kabupaten Kerom.
"Soal jumlahnya itu kami tidak bisa beberkan detailnya. Pokoknya ada beberapa batalion di 94 pos penjagaan," tukas Iskandar.
Sumber : Metrotvnews
Jangan Terlalu Santai Pakkk... Buka dulu kacamata ente Pak, baru koar-koarrrr... Lebih baik waspada daripada melihat kenyataan yang ada yang menurut anda itu baik-baik saja Pakkkkk
BalasHapusIskandar ini pemimpin apa'an, konyol sekali tindakannya terhadap perbatasan Indonesia kita...
Iya, santai banget omongan Pak Iskandar ini... yang selama ini menunggangi penembakan terhadap TNI n Polisi di Papua kan orang2 Papua Nugini juga... Pecat saja Iskandar iniii
BalasHapusbersiap-siaplah berperang kalo anda menginginkan kedamainan....
BalasHapusntar kalo ada kejadian negatif baru tau rasa. jangan gampang percaya sama negara tetangga yang sok baik, awas nanti nusuk dari belakang lho.
BalasHapusgw hanya ngingetin, selanjutnya terserah ente boss.....EGP.
itu tanda ny seorang kesatria tida panik melihat ancaman, santai di depan media tapi di belakang kan tida militerkan penuh rahasia, jaya TNI jaya NKRI.
BalasHapuskalian ini pada sotoy, masa sebagai jubir TNI beliau harus menjelaskan antisipasinya, TNI pasti punya rencana lah buat antisipasinya, kayak di perbatasan malaysia kan mau ditempatin Astros sama heli serang buat lawan MBT nya malaysia.
BalasHapusDasar kalian tukang protes aja!!! Mau kalian tentara kita banyak omong kaya orang 2 senayan? Terus mudah panik macam ayam hutan???
BalasHapus@dua anonim paling atas, sotoy banget..bacotmu le..le..
BalasHapus@2 ano paling d atas, bodoh jangan d piara.. jubir TNI gak perlu jelasin taktik dan operasional.
BalasHapustambah batalion infantrinya. dan kalo toh mo jaga perbatasan cukup dengan kendaraan recognaisance dengan mobile cepat dan lincah.anoa dan rantis komodo itu cocok, kalo heli serbu ama mlrs pas diperbatasan itu strategy ngawurnya ano-anoman diatas. semua itu ada perhitunganya, tontaipur digaris depan bersama batalion infantri dan sebagai close support attacknya pake pasukan raider, kalo mo infiltrasi jauh ke dalam pake pasukan khusus kopassus, dengan dukungan long range attack, misalnya helicopter serbu yang harus siaga sewaktu waktu dan siap ketika pasukan khusus membutuhkan bantuan.kalo asal gasak pake aja traktor ma backhoe lumayan kan buka lahan sawit. saya tekankan sekali lagi mlrs astros dan heli tempur tidak di dekat area perbatasan.. mbt aja disimpen. kaya gak tau strategy perang rimba TNI aja.. ilmunya dari mbah Soedirman.
BalasHapus@mas ery...ya ambless dong TNPNnya lha wong iku tentaranya cuma 6 batalyon wajar mereka nambah yg diperbatasan anggaran tambahan buat pasukan barunya cuma $2,5jt.....cukup buat perimbangan aja dan waspada sama yg diselatan bule nyasar di asia......
BalasHapusSetuju bro.. Yg harus diwaspadai adalah bule nyasar yg dr selatan..
HapusSetuju...saya Anonim no 1 dan 2, memang bocah goblok....blok....blok...
BalasHapusAku juga setuju..anonim no 1, 2 dan 4 bocah yang IQnya jongkok.....
BalasHapusKan beritanya dah banyak ...Raiders dikirim ke Perbatasan...yang dipublikasi dah berapa bataliyon ? yg enggak dipublish....?
papua nugino itu antek sibule dr selatan..., siapa tau sibule blusukan lewat png...ya nggak..; jdharus tetep slalu waspada.
BalasHapusAno 1,2& 4 ada benernya, kan cuma mengingatkan..tolol.
melihat koment juragan2 diatas, saya jadi berpikir pantes kita bisa dijajah 350 tahun. mbok yaa kalo kasih koment yg reasonable dan etis laah
BalasHapusThuuu di berita, 8 Anggota TNI tewas di hadang dan dibantai dekat daerah perbatasan RI - Papua Nugini...
BalasHapusOrang JAWA memang banyak BACOT, TOLOL, Nggak bisa memimpin Pulau NKRI..
anonim, indonesia umurnya blm ada 100th kenapa anda bilang dijajah 350 thn? anda termasuk termakan doktrin lama yang gak pakai logika. belajar sejarah yang betul ya..
BalasHapusHeheheee.... Sekarang jadi siapa yang bener, Ano 1,2,3,4 atau Anonim sisa2 yang terlalu PD (PERCAYA DIRI) dengan perkataan bapak Iskandar di atas...
BalasHapusBaru juga dibahas sudah ada yang tewas, MANTAPPP 2 Jempol untuk kepergian 8 TNI tercinta
Alasan'a ga bw snjata shgga ga smpat bls, aneh.. Tgs d aderah konflik kok klenong2 ksna kmari ga bw snjata. Ni yg pinter siapa ya ???
BalasHapuskalau TNI yg ketembak meninggal luka2 gak ada tuh teriak koar2 tentang HAM ( mana munir biar matanya kebuka ) tapi kalau tni diperbatasan kesalahan dikit aja HAM bagaikan pahlawan kesiangan, TV Media 6 bulan gak abis-abis ngebahas macam mau kiamat, tapi kalau TNI ketembak paling banter 4 hari ngebahasnya itupun waktu sedikit, apalagi TV ONE, METRO TV kalau ngebahas hukum krn palanggaran keclil saja TNI Di perbatasan macam mau perang dunia ke 3 sampai berotot urat2 lehernya, selamat tinggal kusuma bangsa saya mendoakan arwah kalian yg menjaga kedaulatan NKRI, tolong bapak2 yg menjabat militer, maupun anggota dewan perwakilan rakyat yang terhormat rajakoropsi tolong istri2 dan anak2 mereka di perhatikan bekali mereka modal usaha dan anak2nya sekolahkan geratis dan apabila masuk tentara lagi tolong anaknya dijadikan prioritas
BalasHapuskarena jadi tentara nyogok ya gitu kaget di kirim ke perbatasan hilang waspada nyawa terancam doktrin perang semesta bareng2 rakyat ya gitu dapat rangking di globalfire juga karena jumlah rakyat yang banyak bukan karena alat2 perang punya deterence beli ngeteng beli lg sama yg embargo dengan alasan tahan lama, g cepat rusak NASIBMU INDONESIA
BalasHapusHeheheee.... Sekarang jadi siapa yang bener, Ano 1,2,3,4 atau Anonim sisa2 yang SOTOY, BODOH bin TOLOL terlalu PD (PERCAYA DIRI) dengan perkataan di atas...
BalasHapusBaru juga dibahas sudah ada yang tewas, MANTAPPP 2 Jempol untuk kepergian 8 TNI tercinta
Parahhhhh
Lalu dimana peralatanato kelengkapan tni yg bertugas seperti rompi kalis pluru(sakti) seharusnya sebelum mereka diterjunkan kedaerah konflik pertama yg harus diutamakan adalah keselamatan prajurit, ini salah siapa? prajurit ato kebodohan sipemimpin?
BalasHapusitu topiknya apa? baca baik2 PNG sama indonesia diperbatasan....kejadian tni kena sergap itu di puncak jaya liat baik dimana posisi puncak jaya...jaman udah maju buka google map, yg kena serang itu organik kodam cendrawasih di puncak jaya irian jaya tengah bukan pasukan non organik yg jaga di perbatasan irian jaya timur yg juga jadi tanggung jawab mabes, jadi yg musti kena tanggung jawab ya pangdamnya...pintar kok asal jeplak aja....hahahahahayy ngakak gua...makanya perhatiin baik2 topiknya....
BalasHapusKayaknya kita perlu UAV yang dipersenjatai di Papua,untuk meminimalkan resiko korban jiwa...apakah kita sudah punya????
BalasHapussaya sih sependapat dg anonim 11.47 bukti rata2 opm pasti ada kaitannya dg org PNG yg masuk, tentara amerika sudah merapat di darwin australia, tantu ada apa apanya yg bilang ononim dibawahmu tuh maklum gak pernah baca buku ttg intelijen negara NATO, paling itu anak smu n org gak sekolah, dan mungkin yg coment itu gak pernah ke papua, ceritamu sih masuk akal setiap ada apa-apa pasti ada org bulenya dibelakang layar terutama USA tmn2nya
BalasHapus