ARC-(IDB) : Sebagai Negara yang tertatih-tatih dan berupaya bangkit dari
keterpurukan, Rusia berupaya keras memodernisasi alutsistanya. Dengan
anggaran yang sangat terbatas, Rusia tidak punya banyak pilihan untuk
memilih MBT next generationnya.
Pada dekade 1980-an, Uni Soviet yang sangat mempercayai armada
tanknya memiliki visi penggelaran 2 kelas MBT, yang satu mampu
diproduksi massal dengan cepat, berharga murah, dan bisa dijual ke
Negara-negara tetangga.
Visi ini terwujud dalam keluarga MBT T-72 yang
sukses di pasaran ekspor. Disisi lain, Uni Soviet juga mencoba
mematahkan dominasi NATO dan AS yang menggadang-gadang kualitas diatas
kuantitas dengan memproduksi satu MBT dengan fitur dan teknologi
terbaru, yang kemudian muncul sebagai T-80.
Pendekatan kuantitas dan
kualitas ini pada akhirnya terbukti tidak praktis, dan baik T-72 maupun
T-80 akhirnya terbukti gagal dalam pertempuran. T-72M1 milik Garda
Republik Irak dibuat babak belur oleh M1A1 Abrams dalam Perang Teluk II,
sementara T-80 dihajar habis-habisan oleh pejuang Chechnya dalam dua
kali perang di negeri satelit Rusia tersebut.
Pasca pecahnya Uni Soviet, Rusia ditinggalkan dengan masalah superioritas armada MBTnya. Negara-negara lawannya sudah lama mengembangkan penyempurnaan MBT mereka, tetapi Rusia bertahan dengan desain usang T-72 dan T-80. Mendanai pengembangan MBT baru seperti Black Eagle makan biaya yang terlalu besar dan Rusia tak mungkin mengadakan MBT yang terlalu canggih karena harganya pasti mahal. Langkah kompromi akhirnya ditempuh, dengan menggabungkan keunggulan teknologi T-80 dan mengintegrasikannya ke T-72. Proyek yang tadinya dinamai T-72BM ini akhirnya diberikan desainasi berbeda, seolah menandakan bahwa ini adalah MBT baru.
T-90
dikembangkan oleh tim di biro Kartsev/ Venediktov yang dikepalai oleh
V. Potkin, dan dikerjakan di Uralvagonzavod (Pabrik gerbong kereta Ural)
di Nizhnyi Tagil. Purwarupanya diberi kode Obiekt 188 yang diselesaikan
pada 1988.
Dari segi desain, T-90 tidak memiliki banyak perbedaan
dibandingkan dengan T-72. Layout hullnya serupa, termasuk pemosisian
awaknya. Sistem suspense tetap menganut model torsion bar dengan enam
pasang roda pada setiap sisi, drive sprocket dibelakang, idler didepan,
dan tiga track-return roller.
Peredam kejut hidrolik dipasang di roda
pertama, kedua, dan keenam sehingga tidak terlalu menyiksa krunya saat
tank dibawa untuk perjalanan jauh. Krunya tetap tiga, pengemudi,
penembak, dan komandan, melanjutkan tradisi penggunaan sistem autoloader
dalam MBT Soviet. Kubahnya memiliki profil yang sangat rendah, dan
sangat tidak nyaman untuk orang dengan tinggi badan diatas rata-rata.
Komandan duduk disebelah kanan, didalam modul yang berputar independen
terhadap putaran kubah. Kemanapun arah kubah berputar, komandan selalu
menghadap kedepan. T-90 digerakkan oleh mesin diesel V-84S yang
dilengkapi pemanas untuk pengoperasian di wilayah beriklim dingin dan
sensor suhu. Kemampuan menenggak berbagai jenis bahan bakar seperti
bensin, kerosene standar militer, dan benzine menjadi keunggulan yang
ditawarkan untuk mempermudah pasokan logistik.
Biarpun layoutnya sama, namun T-90 memperoleh sistem proteksi berupa lapisan armour reaktif Kontakt-5 yang didesain dengan sudut landai untuk mengalahkan hululedak APFSDS dan HEAT yang datang bertandang. Pada bagian kubah, 2 panel dipasang membentuk belah ketupat sehingga bentuk kubah seolah bertambah. Panel ERA tambahan juga dipasang di sisi kiri-kanan skirt untuk semakin mengamankan posisi kru, terutama pengemudi.
Terkait dengan pengamanan pengemudi, kursinya kini dibuat
menggantung ke atas, seperti halnya komandan dan penembak untuk
melindungi dari gelombang kejut yang mematikan saat melindas ranjau
antitank. Untuk mengemudi dalam kegelapan malam, pengemudi memperoleh
optik termal TVN-5 yang bisa dipasang menggantikan periskop TNPO-168
standar.
Sejumlah
pembenahan dilakukan pada sistem kontrol penembakan yang mengadopsi
sistem kontrol penembakan otomatis model 1A45T yang merupakan
penyempurnaan dari versi yang digunakan T-80, yang didukung oleh sistem
bidik malam TO1-KO-1 atau TO1-PO2T, sistem observasi PNK-4S untuk
komandan, dan layar televisi untuk mengamati wilayah belakang. 1A45T
sendiri diotaki oleh sistem 2A43 IVDPK, stabilizer laras 2Eh42-4 Zhasmin
dan converter PT-800 yang dipasangkan dengan regulator voltase dan
frekuensi RChN 3/3.
Sistem 1A45T menerima input dari beberapa sensor,
seperti data balistik munisi yang disimpan dan dipasok komputer balistik
1V528, pengukur kecepatan angina DVE BS, dan sistem bidik TPN4-49-23
Buran. Apabila dananya memadai, sistem Buran dapat digantikan oleh
sistem Agava-2 dengan fitur termal yang dipasang pada menara di atap.
Untuk komandan, tersedia sistem terpadu TKN-4S Agat S day/ night sight
dengan pembesaran x7,5 day dan x5,1 night yang sudah dilengkapi fitur
stabilisasi, serta periskop TNP-160 di kanan-kiri sistem TKN-4S.
Sementara untuk penembak daftarnya lebih lengkap lagi, seperti 1A43 day
sight yang sudah terintegrasi dengan laser rangefinder IG46 Irtysh yang
dilengkapi dengan sistem pemandu laser untuk rudal yang bekerja dengan
sistem beam riding.
Meriam
T-90 juga mengadopsi meriam dari T-80, dengan kode 2A46M4. Perbedaan
antara varian M4 yang digunakan T-90 dan M1 yang dipakai T-80
diperkirakan perbedaannya ada pada kualitas baja dan akurasi yang
digunakan.
Baja yang lebih baik mampu menghasilkan ketahanan tekanan
yang lebih besar, membuat 2A46M4 dapat melontarkan munisi generasi baru,
termasuk munisi berinti DU (Depleted Uranium). Meriam 2A46M4 memiliki
fitur meriam setara MBT Barat, komplit dengan muzzle reference system
untuk mengecek keselarasan alur tembakan meriam.
Satu keunggulan meriam
ini adalah kemampuannya melontarkan rudal hululedak tandem 9M119
Refleks/ AT-11 Sniper yang dipandu oleh tuntunan laser (laser
beamriding), dengan jarak efektif sampai 5.000 meter atau melebihi jarak
efektif meriam, memberikan kesempatan bagi T-90 untuk membidik MBT lain
sebelum lawan dapat menembak. Kendali penembakan untuk Refleks
sepenuhnya ada ditangan penembak, dan tidak ada pada kompartemen
komandan.
Sementara untuk urusan munisi, Rusia memanfaatkan sistem pengisi
otomatis model carousel, yang letaknya ada di lantai dibawah kru
penembak dan komandan. Munisi untuk meriam 125mm ini masih menggunakan
mesiu dan hululedak yang terpisah, beda dengan Barat yang menggunakan
sistem combustible. Hal ini yang menyebabkan munisi APFSDS Rusia jauh
lebih inferior dibandingkan dengan munisi serupa yang digunakan oleh
pihak Barat, karena panjang penetrator yang bisa digunakan pun relatif
terbatas. Sementara untuk fungsi anti pesawat, disediakan senapan mesin
berat 12,7mm NSVT yang dilengkapi PZU optical sight dan distabilisasi
oleh 1ETs29 pada satu plana vertikal. Komandan yang menembakkan senapan
mesin berat ini terlindung dalam kubah baja mini.
Sementara
untuk sistem perlindungan, T-90 memanfaatkan sistem perlindungan granat
asap 81mm, yang dapat dipasangi munisi Type 902A Aerosol Forming
Grenade Launch System dengan granat 3D17 aerosol.
Saat diluncurkan, akan
tercipta semprotan partikel halus yang dapat memunculkan iluminasi
laser yang diarahkan ke tubuh tank, dibaca oleh keempat sensor yang
terpasang, dan memberikan peringatan agar pengemudi segera bermanuver
untuk menghindar atau mungkin mengeluarkan tabir asap.
Sistem jammer
rudal antitank TShU1-7 Shtora siap sedia memancarkan sinyal infra merah
acak untuk mengacaukan sirkuit penuntun rudal.
Sementara untuk aksesori
tambahan, tersedia KMT-7/KMT-8 mine roller untuk mencangkul tanah dan
meledakkan ranjau, yang sudah jadi standar sejak era T-72.
SPEK T-90
SPEK T-90
Kru : 3
Bobot tempur : 46,5 ton
Power/weight : 18,06 hp/ ton
Ground pressure : 0,983 kg/cm3
Panjang : 6,86m (hull)
Lebar : 3,37m
Tinggi : 2,23m
Ground clearance : 0,492m
Lebar tapak rantai : 580mm
Panjang tapak rantai : 4,278m
Kecepatan maks. : 60 km/ jam
Jarak tempuh : 550km (jalan raya), 450km (cross-country)
Kapasitas bahan bakar : 1200 liter + 400 liter (opsional tangki eksternal)
Tanjakan : 60o
Kemiringan : 40o
Halangan vertikal : 0,85m
Lintas parit : 2,8m
Mesin : V-84MS 4 langkah, 12 silinder diesel, mengeluarkan daya 840hp
Transmisi : manual, 7 gigi maju dan 1 mundur
Suspensi : torsion bar
Persenjataan : 1x125mm 2A46M4 smoothbore gun; 1x12,7mm NSVT; 1x7,62mm PKT
Elevasi meriam : +14/-6o
Sistem kelistrikan : 24V
Sumber : ARC
Lebih canggih mana dg leopard
BalasHapusLebih canggih leopard
BalasHapusLeopard yang mana?
BalasHapusLeopard yang mana?
BalasHapusJelas lebih canggih Leopard 2...ini sih T 90 jenis tank produksi massal...kecanggihannya tanggung...mungkin sekelas PT 91 twardy nya malaysia produksi polandia
BalasHapusDalam PD II panzer Nazi sudah yang paling canggih saat itu, tapi kenapa Soviet masih tetep bisa menguasai pusatnya Hitler dan Nazi yaitu kota Berlin?
BalasHapusCanggih belum tentu unggul.
Koreksi dikit...panzer NAZI mungkin hebat dengan kaliber meriam besar, lapisan baja tebal...88 mm, tapi lemah di bagian Track nya (tank Tiger), tapi tank terbaik dalam PD 2 tetap T-34 Russia........btw tapi tanpa kualitas sama saja...contoh ribuan tank Iraq (T 55, T 62 sampai T 72) ditekuk satuan tank sekutu dan satuan udara sekutu saat perang darat di teluk 1991, yang dimotori tank Challanger dan M 1 A 1 Abrams....keduanya harus saling mengisi...
BalasHapusMaksudnya kaliber meeriam 88 mm...koreksi
BalasHapuskalau saya memilih tank leopard. Kenapa alasannya? Karena indonesia punya leopard dan indonesia tidak punya T 90. Itu saja.
BalasHapusLebih canggih leopard 2 revo, karena Russia unggul di mesin dan produksi massal (pd-2 jerman kalah di stalingrad gara-gara oli tanknya sering ngebeku dan waktu itu sudah musim dingin).
BalasHapus