Kamis, Juli 12, 2012
0
MAGELANG-(IDB) : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, tantangan dan ancaman terhadap negara saat ini sangat kompleks, sehingga perlu diantisipasi oleh para perwira TNI dan Polri.

"Tantangan negara saat ini tidak ringan dan semakin kompleks," kata Yudhoyono saat menyampaikan amanat dalam pelantikan perwira di Akademi Militer, Magelang, Kamis.

Menurut Presiden, tantangan pertahanan dan keamanan bisa dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain mulai munculnya aktor-aktor bukan negara yang berpotensi sebagai ancaman.

Selain itu, konflik antarnegara di kawasan tertentu juga berpotensi menggangu stabilitas nasional.

Kemudian, peningkatan kemampuan belanja militer negara-negara tetangga juga memiliki arti tersendiri.

"Hal itu telah mengubah konstelasi militer di kawasan," kata Yudhoyono.

Menurut dia, negara-negara Asia Tenggara mulai bergeliat untuk memperbaiki dan meningkatkan belanja militer. Hal itu berdampak pada peningkatan kualitas dan kuantitas alat utama sistem persenjataan mereka.

"Di Indonesia juga sedang terjadi hal yang sama," katanya.

Yudhoyono menegaskan, Indonesia akan terus meningkatkan kemampuan belanja militer sehingga bisa mempertahankan keutuhan NKRI.

Kepala Negara berpesan kepada para perwira untuk terus meningkatkan kemampuan, sehingga bisa berkompetisi dan berbuat yang terbaik untuk negara.

Sebanyak 836 Taruna Akademi TNI (Akmil, AAL dan AAU) serta Taruna Akpol telah menyelesaikan pendidikan hingga tingkat IV dan dilantik menjadi perwira.

Setelah dilantik, mereka menjadi perwira TNI berpangkat Letnan Dua (Letda) dan perwira Polri berpangkat Inspektur Dua Polisi (Ipda). Mereka kemudian akan disebar dan ditugaskan di seluruh Indonesia.

Perwira Jangan Jadi Generasi " Video Games "

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta para calon perwira remaja tidak menjadi generasi "video games" yang asik dengan diri sendiri tanpa kepekaan terhadap lingkungan sekitar.

"Jangan kalian menjadi generasi video games," kata Yudhoyono saat memberikan pembekalan kepada Calon Perwira Remaja (CAPAJA) Akademi TNI dan Polri Tahun 2012 di Akademi Militer, Magelang, Rabu malam.

Presiden menggunakan istilah generasi "video games" tidak hanya merujuk pada kecenderungan anak muda untuk bermain dengan dunia virtual, melainkan juga merujuk pada perilaku pemuda pada umumnya yang cenderung antisosial.

Menurut Yudhoyono, generasi "video games" pada umumnya tidak peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya. Hal itu berbahaya bila terjadi di kalangan perwira.

Seorang perwira dituntut untuk selalu waspada dengan kenyataan sosial. Hal itu diperlukan untuk membangun kesadaran dan kebersamaan.

Namun demikian, katanya, hal itu tidak berarti seorang perwira harus mengabaikan kemajuan teknologi.

Teknologi informasi dan komunikasi tetap harus dikuasai untuk menjawab tantangan masa depan.

"Teknologi penting, informasi penting, tapi yang memenangkan pertempuran adalah mentalitas," kata Yudhoyono.

Pada pembekalan tersebut, Yudhoyono juga meminta para calon perwira untuk menjaga idealisme, berbuat yg terbaik dalam tugas, membangun keunggulan dan daya saing, menjaga etika profesional.

Kemudian bermental tangguh, percaya diri, dan mendekatkan diri kepada Tuhan.

Presiden berbicara di hadapan 836 Taruna Akademi TNI (Akmil, AAL dan AAU) serta Taruna Akpol Tingkat IV. Mereka telah menyelesaikan pendidikan dan menjadi calon perwira remaja.

Pada Kamis pagi, Yudhoyono akan melantik mereka menjadi perwira TNI berpangkat Letnan Dua (Letda) dan perwira Polri berpangkat Inspektur Dua Polisi (Ipda). 


Sumber : Antara

0 komentar:

Posting Komentar