Rabu, April 04, 2012
0

KAIRO-(IDB) : Kapal Republik Indonesia (KRI) Sultan Iskandar Muda (SIM) berlabuh di Dermaga Port Said, Mesir, pada Selasa (3/4) dalam perjalanan kembali ke Tanah Air dari Lebanon.

KRI SIM dalam tujuh bulan terakhir menjalani misi perdamaian dunia dalam Satuan Tugas Maritim TNI Kontingen Garuda XXVIII-C Pasukan Pemelihara Perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Lebanon Selatan (United Nation Interim Force in Lebanon/UNIFIL), kata Kepala Bidang Penerangan, Sosial Budaya Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kairo, Iwan Wijaya Molyatno, kepada ANTARA News di Kairo, Rabu.

Disebutkannya, Duta Besar RI untuk Mesir, Nurfaizi Suwandi, didampingi Wakil Kepala Perwakilan RI, Burhanuddin Badruzzaman, Atase Pertahanan KBRI Kairo, Kolonel Laut (P) R. Teguh Isgunanto,dan Pejabat Angkatan Laut Mesir, Kapten Ahmed Fathy, menyambut kedatangan kapal tersebut.

Dalam sambutannya, Nurfaizi menyatakan rasa bangga dan memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas peran KRI SIM beserta Kapten dan krunya dalam melaksanakan amanat pembukaan UUD 1945.

"KRI SIM telah turut serta menjaga perdamaian dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial," katanya, mengutip sebagian pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.

Komandan KRI SIM, Letkol Laut (P) Agus Hariadi, dalam acara penyambutan itu menjelaskan, pelaksanaan tugas utama yang telah dilakukan oleh pasukan Indonesia di daerah perairan Beirut adalah membantu angkatan laut Lebanon dalam menegakkan kedaulatan negaranya secara mandiri.

"KRI SIM bekerja sama dengan kapal-kapal perang Turki, Brasil dan Jerman mengamankan garis pantai Lebanon untuk mencegah masuknya senjata dan material lainnya secara illegal ke dan dari Lebanon oleh pihak tertentu berdasarkan mandat Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1701 tahun 2006," kata Kapten Agus.

Kapal perang itu merupakan salah satu kapal terbaru yang dimiliki TNI AL berjenis korvet kelas SIGMA (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach) buatan Schelde Naval Shipbuilding, Vlissingen, Belanda.

Dalam alat utama sistem pertahanan (alutsista) TNI AL, kapal perang bernomor lambung 367 itu termasuk dalam jajaran Satuan Kapal Eskorta Komando Armada RI Kawasan Timur (Satkorarmatim).

Kapal bertenaga penggerak Diesel STC MAN tersebut memiliki bobot 1.700 ton, panjang 90,71 meter, lebar 13,2 meter dengan kecepatan tempuh 28 knots dengan.

Kapal tempur tersebut dilengkapi torpedo 3A244S dengan dua peluncur, meriam, peluru kendali dan persenjataan elektronik.

Satuan tugasnya diperkuat oleh 100 prajurit TNI AL, terdiri atas 33 perwira, 48 bintara, dan 19 tamtama.

Dalam pelayarannya menuju Indonesia, KRI SIM selain berlabuh di dermaga Port Said, ujung utara Terusan Suez, Mesir, juga dijadwalkan bersandar di pelabuhan Jeddah (Saudi Arabia) Salalah (Oman) dan Colombo (Srilanka).

KRI dalam perjalanan kembali ke Tanah Air itu akan menempuh waktu 33 hari, dan diperkirakan tiba di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, pada pertengahan Mei 2012.



Dubes RI Sambut 100 Prajurit TNI di Pelabuhan Mesir


Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Sultan Iskandar Muda selesai menjalankan misinya sebagai bagian dari Satuan Tugas Maritim TNI Kontingen Garuda XXVIII-C Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB di Lebanon Selatan. Kapal telah bertolak ke Tanah Air, dan singgah di Pelabuhan Port Said, Mesir, Senin (3/4) waktu setempat.

Kepala Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya KBRI Kairo Iwan Wijaya Mulyatno mengatakan, kedatangan KRI yang dikapteni Letkol Laut (P) Agus Hariadi disambut hangat Duta Besar RI untuk Kairo, Nurfaizi Suwandi. Kepada Nurfaizi, Agus melaporkan soal pelaksanaan tugas utama pasukan Indonesia di daerah perairan Beirut, selama tujuh bulan.


Dijelaskan Agus, Satgas yang diperkuat 100 prajurit TNI AL itu bertugas membantu Angkatan Laut Pemerintah Lebanon dalam menegakkan kedaulatan negara secara mandiri. Pasukan juga mengamankan garis pantai, mencegah masuknya senjata, dan material lain secara ilegal ke Lebanon. KRI bekerja sama dengan kapal-kapal perang Turki, Brasil, dan Jerman.


Iwan menambahkan, pada kesempatan itu juga, Dubes RI menyatakan bangga dan mengapresiasi setinggi-tingginya atas peran KRI beserta Kapten dan kru dalam melaksanakan amanat pembukaan UUD 1945, yakni turut serta menjaga perdamaian dunia. Dalam hal ini, menjaga medan konflik internasional di Lebanon, di bawah naungan bendera PBB.


KRI Sultan Iskandar Muda merupakan salah satu kapal terbaru milik TNI AL, berjenis korvet kelas SIGMA (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach) buatan Schelde Naval Shipbuilding, Vlissingen Belanda.


Di jajaran Alutsista TNI AL, KRI Sultan Iskandar Muda-367 masuk dalam jajaran Satuan Kapal Eskorta Komando Armada RI Kawasan Timur (Satkorarmatim), dengan berat 1.700 ton, panjang 90,71 m. lebar 13,2 m, kecepatan 28 knots dengan tenaga penggerak Diesel STC MAN. Kapal dilengkapi torpedo 3A244S dengan dua peluncur, meriam, peluru kendali, dan persenjataan elektronik.


"Dalam pelayarannya menuju Indonesia, KRI Sultan Iskandar Mudar selain singgah di Port Said Mesir, juga bersandar di pelabuhan Jeddah, Saudi Arabia; Salalah, Oman; dan Colombo, Srilanka, yang semua perjalanan itu akan ditempuh dalam waktu 33 hari. Diperkirakan pertengahan Mei tiba di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya," jelas Iwan.

Sumber : Antara

0 komentar:

Posting Komentar