TELUK PERSIA-(IDB) : Kapal induk USS Abraham Lincoln tiba di Laut Arab, Kamis (19/1/2012), kata para pejabat Angkatan Laut AS. CNN melaporkan, kedatangan kapal itu bisa menjadi permulaan untuk menguji peringatan Iran baru-baru ini terhadap pengiriman sebuah kapal induk AS ke kawasan Teluk melalui Selat Hormuz.
Lincoln bergabung dengan USS Carl Vinson yang sudah lebih dulu berada di wilayah tersebut. Dengan begitu Angkatan Laut AS kini kembali pakem operasinya, yaitu menempatkan dua kapal induk di sana. Kapal induk USS John Stennis meninggalkan kawasan itu beberapa waktu lalu dan sekarang dalam perjalanan pulang melalui Pasifik Barat.
Lincoln merupakan kapal induk AS pertama yang berlayar kembali ke Teluk Persia melalui Selat Hormuz sejak ketegangan dengan Iran meningkat. Para pejabat militer AS mengatakan kepada CNN, AS akan melanjutkan komitmen jangka panjang militernya untuk menempatkan sebuah kapal induk di Teluk, tetapi tidak akan mengatakan kapan kapal itu melintasi Selat Hormuz terkait masalah keamanan dengan Iran.
Beberapa minggu lalu, saat Stennis meninggalkan Teluk, para pejabat Iran memperingatkan AS untuk tidak mengirimkan sebuah kapal induk lain. Dalam beberapa tahun terakhir, AS telah menempatkan satu kapal induk di Teluk dan satu di Laut Arab Utara untuk jangka waktu yang lama.
Menteri Pertahanan AS, Leon Panetta, mengatakan, kehadiran angkatan laut dan militer AS di wilayah tersebut tidak akan berubah dan tingkat kehadiran saat ini dinilai cukup untuk menangani setiap situasi yang mungkin timbul.
"Kami selalu mempertahankan kehadiran yang sangat kuat di daerah itu," kata Panetta, Rabu. "Kami punya armada Angkatan Laut yang terletak di sana. Kami memiliki kehadiran militer di wilayah itu. Dan ... kami secara terus-menerus mempertahankan kehadiran yang kuat di kawasan tersebut untuk membuat jelas bahwa kami akan melakukan segala kemungkinan demi membantu mengamankan perdamaian di belahan dunia itu."
Seorang pejabat senior AS mengakui, Pentagon terus melihat Angkatan Laut Iran yang dikontrol Korps Garda Revolusi Iran di Teluk Persia sebagai yang lebih agresif ketimbang angkatan laut biasa.
Lincoln bergabung dengan USS Carl Vinson yang sudah lebih dulu berada di wilayah tersebut. Dengan begitu Angkatan Laut AS kini kembali pakem operasinya, yaitu menempatkan dua kapal induk di sana. Kapal induk USS John Stennis meninggalkan kawasan itu beberapa waktu lalu dan sekarang dalam perjalanan pulang melalui Pasifik Barat.
Lincoln merupakan kapal induk AS pertama yang berlayar kembali ke Teluk Persia melalui Selat Hormuz sejak ketegangan dengan Iran meningkat. Para pejabat militer AS mengatakan kepada CNN, AS akan melanjutkan komitmen jangka panjang militernya untuk menempatkan sebuah kapal induk di Teluk, tetapi tidak akan mengatakan kapan kapal itu melintasi Selat Hormuz terkait masalah keamanan dengan Iran.
Beberapa minggu lalu, saat Stennis meninggalkan Teluk, para pejabat Iran memperingatkan AS untuk tidak mengirimkan sebuah kapal induk lain. Dalam beberapa tahun terakhir, AS telah menempatkan satu kapal induk di Teluk dan satu di Laut Arab Utara untuk jangka waktu yang lama.
Menteri Pertahanan AS, Leon Panetta, mengatakan, kehadiran angkatan laut dan militer AS di wilayah tersebut tidak akan berubah dan tingkat kehadiran saat ini dinilai cukup untuk menangani setiap situasi yang mungkin timbul.
"Kami selalu mempertahankan kehadiran yang sangat kuat di daerah itu," kata Panetta, Rabu. "Kami punya armada Angkatan Laut yang terletak di sana. Kami memiliki kehadiran militer di wilayah itu. Dan ... kami secara terus-menerus mempertahankan kehadiran yang kuat di kawasan tersebut untuk membuat jelas bahwa kami akan melakukan segala kemungkinan demi membantu mengamankan perdamaian di belahan dunia itu."
Seorang pejabat senior AS mengakui, Pentagon terus melihat Angkatan Laut Iran yang dikontrol Korps Garda Revolusi Iran di Teluk Persia sebagai yang lebih agresif ketimbang angkatan laut biasa.
Sumber : Kompas
Kapal Induk AS Lewati Selat Hormuz
WASHINGTON-(IDB) : Kapal induk Amerika Serikat, USS Abraham Lincoln, berhasil melewati Selat Hormuz dan saat ini berada di Teluk, kata markas besar pertahanan militer AS, Pentagon, Minggu (22/1/2012). Kapal induk itu melewati selat Hormuz, setelah Teheran mengeluarkan ancaman menutup rute pelayaran strategis itu.
"Kapal induk AS, USS Abraham Lincoln, menyelesaikan misi regular dan perjalanan rutin Selat Hormuz untuk melakukan operasi keamanan militer sesuai jadwal yang ditentukan," ujar juru bicara Pentagon, Kapten Angkatan Laut John Kirby, dalam surat elektroniknya seperti dikutip kantor berita AFP.
Kapal induk itu, yang bisa membawa 80 pesawat terbang dan helikopter itu dikawal kapal pembawa rudal USS Cape St George dan dua kapal perusak.
Kapal induk itu, yang bisa membawa 80 pesawat terbang dan helikopter itu dikawal kapal pembawa rudal USS Cape St George dan dua kapal perusak.
Sebelumnya, menteri pertahanan Inggris mengatakan kapal perang Inggris dan Prancis telah bergabung dengan kapal induk untuk berlayar melewati jalur laut itu. Kapal-kapal sekutu sering berpartisipasi dalam latihan angkatan laut AS dan terkadang merupakan bagian armada angkatan laut.
Kehadiran kapal Inggris dan Prancis seakan membawa pesan kepada Teheran tentang keputusan Barat yang menginginkan rute pelayaran itu tetap terbuka. "HMS Argyl (kapal Inggris, red) dan kapal Prancis bergabung dengan kapal induk Amerika melanjutkan perjalanan melewati Selat Hormuz. Hal ini juga untuk menggarisbawahi komitmen internasional tidak akan tergoyahkan untuk terus menjaga hak-hak perlintasan di bawah hukum internasional," kata seorang juru bicara dari Kementerian Pertahanan Inggris.
Dia mengatakan Inggris mempertahankan kehadiran di kawasan itu untuk menjaga kemanan kawasan Teluk itu.
Militer Iran dan pimpinan politik mengancam akan menutup selat yang menjadi rute utama pelayaran distribusi minyak global itu. Ancaman itu direalisasikan jika Barat meningkatkan sanksi dugaan pengayaan nuklir dengan mengembargo ekspor minyak Iran. Angkatan Laut Iran juga melontarkan peringatannya, mereka akan bertindak jika AS mencoba untuk menempatkan satu dari kapal induknya di jalur itu.
Menteri Pertahanan AS, Leon Paneeta, berulang kali mengatakan penutupan selat sama halnya dengan tindakan berbahaya. Saat ini dua dari 11 kapal induk AS berada di kawasan itu.
Menteri Luar Negeri Iran, Ali Akbar Salehi, mencoba mengurangi ketegangan dengan mengatakan Teheran tidak pernah mencoba untuk menutup selat itu. "Kami menginginkan perdamaian dan stabilitas di kawasan ini," kata Ali Akbar Salehi.
Pertemuan menteri luar negeri Uni Eropa di Brussel, yang akan dilakukan pada Senin (23/1/2012), mengharapkan persetujuan sanksi Bank Sentral Iran dan mengumumkan embargo pembelian minyak Iran.
Amerika Serikat, Prancis, Inggris dan Jerman menuding Iran memproduksi bom nuklir, namun Teheran membantah mengatakan nuklir itu digunakan untuk perdamaian.
Sumber : Kompas
0 komentar:
Posting Komentar