TEHRAN-(IDB) : Juru Bicara kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran dalam konferensi pers Selasa (19/7) mengungkapkan pemasangan generasi terbaru sentrifugal dalam sistem instalasi nuklir Iran dengan kecepatan dan kualitas terbaik. Ramin Mehmanparast menegaskan bahwa seluruh aktivitas nuklir sipil Iran berada dalam pengawasan dan kerjasama Badan Energi Atom internasional (IAEA).
Meski Iran berulangkali secara transparan menegaskan bahwa program nuklirnya bertujuan damai, namun tetap saja AS menggunakan kacamata kuda dan terus-menerus melempar tudingan bohong bahwa program nuklir Tehran bertujuan militer.
Juru Bicara kementerian Luar Negeri AS Alan Eyre dalam wawancara dengan BBC mengklaim bahwa pemasangan sentrifugal baru yang dilakukan Iran menunjukkan bahwa Tehran tidak lagi memenuhi komitmennya terhadap NPT.
Seperti biasa, tudingan yang tidak disertai bukti-bukti memadai ini terlampau bias kepentingan politiknya. IAEA sendiri berulangkali dalam berbagai laporannya menyatakan bahwa program nuklir Iran tidak terbukti mengarah pada kepentingan militer. Bahkan para pejabat teras IAEA sendiri mengakui bahwa Tehran telah memenuhi komitmennya melebihi tanggungjawab yang dibebankannya selama ini.
Berdasarkan kontrak kerja antara Iran dan IAEA pada November 2007 dan Februari 2008, bahwa enam masalah yang tersisa mengenai nuklir Iran telah dituntaskan. Dalam rentang waktu ini, Tehran telah menjawab seluruh pertanyaan yang diajukan mengenai program nuklir Iran.
Di saat pemanfaatan energi nuklir sipil merupakan hak setiap anggota penandatangan Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT), ironisnya sejumlah negara adidaya justru menghalangi negara lainnya untuk menggunakan hak legal tersebut.
Di saat yang sama, negara-negara yang getol menjegal negara lain menggunakan haknya sebagai anggota IAEA adalah pemilik terbesar senjata nuklir. AS sebagai pemilik senjata nuklir dunia bersama Rusia dan sejumlah negara Barat lainnya menerapkan standar ganda di bidang teknologi tinggi ini. Tidak hanya itu, AS juga mengucurkan bantuan finansial dan teknologi serta militer bagi program nuklir militer Israel.
IAEA yang berada dalam kendali politis segelintir negara adidaya dunia tidak mampu memenuhi bahan bakar yang dibutuhkan reaktor riset nuklir Tehran dan nuklir medis Iran yang telah bertahun-tahun beraktivitas di bawah pengawasan organisasi nuklir internasional itu. Menyikapi sikap IAEA tersebut, Iran melakukan pengayaan uranium dengan kadar 20 persen dengan memanfaatkan kemampuan tenaga ahli dalam negeri demi memenuhi nuklir sipil seperti kegunaan medis dan riset.
Sejatinya penentangan AS dengan melempar klaim palsu soal program nuklir militer Iran hanya cara yang dilakukan Washington untuk menjegal kemajuan Iran, terutama di sektor teknologi nuklir sipil.
Sumber: Irib
0 komentar:
Posting Komentar