SEOUL-(IDB) : Mega proyek Korea Selatan untuk membangun dan membeli pesawat tempur
dalam negeri mengalami percepatan seiring rencana Seoul yang akan
menyetujui langkah-langkah administratif penting di Komite Program
Akuisisi Pertahanan Nasional pada bulan September ini.
Di dalam komite, pejabat tinggi pertahanan Korea Selatan akan menyetujui 'bidding plan' (rencana penawaran) proyek Korea Fighter Xperiment (KFX) untuk membangun pesawat tempur dalam negeri, dan juga akan mengumumkan hasil negoisasi dari proyek F-X, yaitu pengadaan pesawat tempur siluman.
Setelah pada bulan ini menginformasikan kepada media soal rencana penawaran untuk proyek KFX, Defense Acquisition Program Administration Korea Selatan (DAPA) berencana untuk memilih pemenang lelang pada bulan November dan kemudian menandatangani kontrak pengembangan sistem pada bulan Desember. Korea Aerospace Industries (KAI), satu-satunya pabrik pesawat tempur di negara itu, kemungkinan besar akan terpilih sebagai pengembang sistem.
Para pengamat mengatakan bahwa anggaran telah menjadi masalah utama proyek KFX, yang mana dengan proyek KFX Korea Selatan berencana akan menyebarkan 120 pesawat tempur baru setelah tahun 2023 untuk menggantikan armada F-4 an F-5 yang sudah tua. Baik dana pengembangan dan produksi massal dari jumlah pesawat tempur yang direncanakan, proyek pertahanan terbesar di negara ini kemungkinan akan menelan biaya sebesar 20 triliun won atau sekitar USD 19,7 miliar.
Seoul kini mempercepat proyek KFX, yang mana sudah lebih dari satu dekade keluar dari jadwal. Percepatan ini lantaran kekhawatiran berlarut Korea Selatan yang akan kekurangan banyak pesawat tempur di masa mendatang. Angkatan Udara Korea Selatan sendiri memprediksi akan mengalami kekurangan 100 pesawat tempur pada tahun 2019, ketika pada saat itu hampir seluruh F-4 dan F-5 dinonaktifkan.
Soal proyek KFX, hingga kini masih ada perdebatan mengenai apakah KFX akan bermesin tunggal atau bermesin ganda. Tapi bulan lalu, pemerintah Korea Selatan tampaknya lebih menginginkan platform KFX bermesin ganda, yang mana akan meningkatkan kemampuan KFX secara keseluruhan meskipun biaya pengembangan dan produksinya akan lebih mahal.
Seoul juga berencana menandatangani "letter of acceptance" untuk proyek F-X pada awal bulan ini - yaitu sebuah proses yang akan mempercepat akuisisi 40 jet tempur siluman F-35 dari perusahaan pertahanan Lockheed Martin Amerika Serikat. Proyek F-X diperkirakan akan menelan biaya 7,4 triliun won atau sekitar USD 7,3 miliar.
DAPA saat ini sedang dalam negosiasi harga tahap final dengan pemerintah Amerika Serikat, juga melakukan pembicaraan soal transfer teknologi dan isu-isu terkait dengan Lockheed Martin. Proyek F-X adalah proyek pengadaan pesawat tempur secara bertahap, rencana pembelian F-35 ini merupakan lanjutan dari proyek F-X sebelumnya.
Di dalam komite, pejabat tinggi pertahanan Korea Selatan akan menyetujui 'bidding plan' (rencana penawaran) proyek Korea Fighter Xperiment (KFX) untuk membangun pesawat tempur dalam negeri, dan juga akan mengumumkan hasil negoisasi dari proyek F-X, yaitu pengadaan pesawat tempur siluman.
Setelah pada bulan ini menginformasikan kepada media soal rencana penawaran untuk proyek KFX, Defense Acquisition Program Administration Korea Selatan (DAPA) berencana untuk memilih pemenang lelang pada bulan November dan kemudian menandatangani kontrak pengembangan sistem pada bulan Desember. Korea Aerospace Industries (KAI), satu-satunya pabrik pesawat tempur di negara itu, kemungkinan besar akan terpilih sebagai pengembang sistem.
Para pengamat mengatakan bahwa anggaran telah menjadi masalah utama proyek KFX, yang mana dengan proyek KFX Korea Selatan berencana akan menyebarkan 120 pesawat tempur baru setelah tahun 2023 untuk menggantikan armada F-4 an F-5 yang sudah tua. Baik dana pengembangan dan produksi massal dari jumlah pesawat tempur yang direncanakan, proyek pertahanan terbesar di negara ini kemungkinan akan menelan biaya sebesar 20 triliun won atau sekitar USD 19,7 miliar.
Seoul kini mempercepat proyek KFX, yang mana sudah lebih dari satu dekade keluar dari jadwal. Percepatan ini lantaran kekhawatiran berlarut Korea Selatan yang akan kekurangan banyak pesawat tempur di masa mendatang. Angkatan Udara Korea Selatan sendiri memprediksi akan mengalami kekurangan 100 pesawat tempur pada tahun 2019, ketika pada saat itu hampir seluruh F-4 dan F-5 dinonaktifkan.
Soal proyek KFX, hingga kini masih ada perdebatan mengenai apakah KFX akan bermesin tunggal atau bermesin ganda. Tapi bulan lalu, pemerintah Korea Selatan tampaknya lebih menginginkan platform KFX bermesin ganda, yang mana akan meningkatkan kemampuan KFX secara keseluruhan meskipun biaya pengembangan dan produksinya akan lebih mahal.
Seoul juga berencana menandatangani "letter of acceptance" untuk proyek F-X pada awal bulan ini - yaitu sebuah proses yang akan mempercepat akuisisi 40 jet tempur siluman F-35 dari perusahaan pertahanan Lockheed Martin Amerika Serikat. Proyek F-X diperkirakan akan menelan biaya 7,4 triliun won atau sekitar USD 7,3 miliar.
DAPA saat ini sedang dalam negosiasi harga tahap final dengan pemerintah Amerika Serikat, juga melakukan pembicaraan soal transfer teknologi dan isu-isu terkait dengan Lockheed Martin. Proyek F-X adalah proyek pengadaan pesawat tempur secara bertahap, rencana pembelian F-35 ini merupakan lanjutan dari proyek F-X sebelumnya.
Sumber : Artileri
190 trilyun rupiah untuk pengembangan satu jenis pesawat tempur? hehe itu Indonesia ketinggalan jauh pembiayaannya di bidang militer. Banyak amat. Harusnya emang belanja alutsista kita paling bagus ya disekitar 300 trilyun. Agar tidak timpang jika dibandingkan negara lain yang ekonominya sudah mapan kaya Korsel ini.
BalasHapusKorea selatan hrs mempercepat pembuatan pesawat KFX, karena Jepang sdh dimulai pesawat generasi 5 siap utk diterbangkan dan kalau Korea selatan masih wacana terus tdk akan jadi serta tertinggal teknologi pesawat tempur.
BalasHapus