JAKARTA-(IDB) : Panglima TNI Jenderal (TNI) Moeldoko secara resmi membuka Latihan
Gabungan (Latgab) TNI tahun 2014 di Taxy Way Echo (Skuadron 17) Lanud
Halim Perdanakusuma Jakarta Timur, Senin (19/5) pagi.
Dalam Latgab kali ini, melibatkan sebanyak 15.108 personel TNI, yang
terdiri dari 1.172 personel Latihan Posko dan 13.936 personel Latihan
Lapangan.
"Latihan salah satu sarana memelihara sinergitas dua angkatan atau
lebih dalam taktis dan teknis dan uji doktrin, dan tingkatkan daya
tempur satauan dan ciptakan daya gentar dari ancaman," kata Panglima.
Dijelaskan Panglima, dalam Latgab yang mengangkat tema "Komando
Gabungan (Kogab) TNI melaksanakan kampanye militer di wilayah mandala
perang dalam rangka OMP guna menjaga kedaulatan NKRI”, juga bertujuan
untuk meningkatkan profesionalitas prajurit TNI dan satuan dalam operasi
gabungan TNI untuk mewujudkan kesiapsiagaan prajurit.
Menurutnya, Latgab bersasaran untuk membangun dan mensinergikan
kemampuan dan kekuatan antar matra, guna menjamin efektivitas dan
efisiensi operasional komando tugas gabungan yang sewaktu-waktu dibentuk
dalam menghadapi kontijensi.
Direktur Latihan Operasi Gabungan, Letjen TNI Lodewijk F Paulus, menjelaskan, TNI akan memainkan suatu operasi gabungan.
Diskenariokan, ada suatu negara yang punya satu pangkalan yang
merencanakan untuk menyerang Indonesia melalui dua poros besar, yakni
Sumatera dan Pulau Jawa.
"Latihan ini diasumsikan seperti itu. Kami sudah skenariokan terhadap
musuh yang berhasil mendarat di komplek Asem Bagus," kata Lodewijk.
Dalam Latgab, menurutnya, sekaligus juga untuk mewujudkan tingkat kesiapsiagaan operasional satuan TNI yang tinggi.
Oleh sebab itu diperlukan pembinaan dan penyiapan kekuatan satuan TNI
berdasarkan analisa perkembangan lingkungan strategis yang sangat
dinamis.
"Latihan secara terencana, terpadu, bertingkat dan berlanjut yang puncaknya adalah Latihan Gabungan TNI," ucapnya.
Metode latihan yang digunakan yaitu Geladi Posko pada 19-24 Mei 2014
di PMPP TNI Sentul Bogor dan Geladi Lapangan 1-5 Juni 2014 yang
dilaksanakan secara berangkai dengan materi Kampanye Militer di daerah
latihan di wilayah Asembagus Situbondo Jawa Timur, Kawasan Samudra
Hindia Bagian Selatan, dan Bali.
Dijelaskan, pelaku Latihan Gabungan TNI, telah disusun dalam
organisasi Komando Gabungan TNI yang terdiri dari beberapa Komando Tugas
Gabungan dan Komando Satuan Tugas, dengan menampilkan seluruh kemampuan
tempur prajurit TNI beserta Alutsista yang dimiliki.
Adapun susunan organisasi Kogab pada Latgab TNI tahun 2014, yakni
Letjen TNI Lodewijk Paulus (Dankodiklat TNI AD) selaku Dirlatgab TNI TA
2014, Letjen TNI Gatot Nurmantyo (Pangkostrad) selaku Pangkogab TNI,
Laksma TNI Arie Soedewo, S.E, (Danguspurlatim) selaku Pangkogaslagab,
Laksma TNI Pramono Hadi S.H. (Danpusbangdikopsla) selaku
Pangkogasgabfib, Marsma TNI Dedy Nitakomara, S.E, (Kas Koopsau I) selaku
Pangkogasudgab.
Kemudian, Brigjen TNI M. Herindra, M.A (Wadanjen Kopassus) selaku
Pangkogasgabpassus, Brigjen TNI (Mar) Siswoyo Hari Santoso (Danpasmar I)
selaku Danpasrat, Letkol Inf Christian Kurnianto Tehuteru (Danbrigif L
17/K) selaku Pangkogasgablinud.
Alutsista yang dikerahkan dari ketiga Angkatan pada Latgab TNI 2014
antara lain, dari TNI AD sebanyak 49 Ranpur terdiri dari 1 Tank Rec, 18
Tank Scorpion (Canon), 6 Tank Stormer APC, 2 Tank Stormer Komando, 2
Panser Saladin (canon), 2 Panser Saracen (AP), 2 Pancer Ferret
(pengintai), 12 Panser Anoa (AP).
Selain itu, juga melibatkan satu Panser Anoa (Komando), 1 Panser AMB,
1 Panser REC dan 1 AVLB. 24 Helly yaitu 4 Unit MI-35P, 4 Unit MI-17V5, 4
Unit BO-105, 10 Unit Bell-412, 2 Unit bell-205A-1 (Senjata Munisi
Rocket FFAR, Rocket S 8 Com dan Canon 30 MM). 30 Senjata Berat dan 6 set
PRS 77 (Zeni) terdiri dari 18 Pucuk 105 KH 178, 4 Pucuk 155 KH 179, 2
Pucuk 76/GN dan 6 Pucuk Giant Bow 23 MM.
Dari TNI AL sebanyak 32 Kapal yaitu 1 Kapal Selam (KS), 6 Parahu
Karet (PK), 2 BTD, 6 PKR, 3 KCR, 1 KCT, 1 LPD, 3 ATF, 5 AT, 1 BR, dan 1
PR. Kendaraan tempur 81 Unit terdiri dari 29 BMP3F, 10 LVT 7, 36 BTR 50P
dan 6 Kapal. Sedangkan senjata berat 16 buah terdiri dari 8 Pucuk How
dan 8 pucuk RM 70 Grad.
Dari TNI AU sebanyak 40 Pesawat tempur, 32 Pesawat angkut 16 C130, 4
B-737, 3 F-28, 4 C-295, 2 CN-235, 3 Cassa-212 dan 11 Helly terdiri dari 8
SU-27/30, 6 F-16, 10 Hawk 100/200, 2 F-5, 12 T-50, 2 EMB-314, serta 11
Heli Nas/332/330.
Skenario Latihan Gabungan TNI 2014
Markas Besar TNI
menyiapkan Latihan Gabungan 2014 melibatkan hampir 16.000 personel
dengan berbagai skenario untuk menguji doktrin perang yang tegas
dikatakan bersifat pre-emptive, di tiga mandala latihan, berakhir pada perebutan Pantai Asembagus, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
Latihan itu terbagi dua, gladi posko dan latihan lapangan. Secara sederhana tindakan pre-emptive adalah melakukan pencegahan sebelum ada serangan.
"Kami menguji doktrin pertempuran dan peperangan secara gabungan, menguji interoperabilitas masing-masing matra TNI yang selama ini dilaksanakan secara parsial," kata Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, di hanggar Skuadron Udara 2 TNI AU, Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin.
Latihan itu berlangsung 19 Mei hingga 7 Juni dan Presiden Susilo Yudhoyono beserta rombongan akan menyaksikan secara langsung di Pantai Situbondo, pada 7 Juni nanti. Di pantai dengan kombinasi medan latihan bisa dibilang lengkap itu, akan digelar operasi pendaratan amfibi Korps Marinir TNI AL lengkap dengan bantuan tembakan pantai dan operasi perang administrasi.
Walau dikatakan bersifat pre-emptive, namun Moeldoko tidak menyebut secara benderang pihak luar Indonesia yang dinilai berpotensi menjadi ancaman, kecuali "dari luar Indonesia".
Direktur Latihan Gabungan TNI, Letnan Jenderal TNI Lodewijk Paulus, mengurai secara ringkas skenario latihan terbesar TNI yang pernah digelar sejak Latihan Gabungan TNI pada 1983 di Pantai Cilegon, Banten itu.
"Diasumsikan ada kekuatan asing dari negara Musang yang mencoba merebut sebagian wilayah Indonesia. Mereka berpangkalan di Pulau Paju, sebelah barat Bengkulu. Mereka juga mengerahkan kekuatan laut dan udara mereka sebelum akhirnya melakukan pendudukan di Pantai Asembagus kompleks itu," katanya.
Sesuai doktrin pertahanan dan penyerbuan yang dianut TNI sampai saat ini, kekuatan penangkal yang harus dikerahkan adalah tiga kali kekuatan penyerbu/agresor. "Karena yang menyerbu berkekuatan satu brigade, maka kami siapkan kekuatan satu divisi," katanya.
Yang istimewa pada Latihan Gabungan 2014 Markas Besar TNI ini adalah, "Kami akan muntahkan semua amunisi yang kami miliki. Ada beberapa tujuan yang ingin diraih, mulai dari peningkatan profesionalitas personel, satuan, hingga efek politis penggentar," kata Moeldoko.
Mengingat sifatnya yang sudah dinyatakan secara terbuka sebagai pre-emptive strike kepada kekuatan agresor, maka pemusnahan kekuatan agresor sejak jauh dari wilayah darat Indonesia sangat menjadi andalan.
"Peluru kendali Yakhont akan diluncurkan dari kapal perang, jarak jangkauannya sampai 300 kilometer dari titik peluncuran, itu sebagai misal," kata Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio, yang turut menyaksikan pembukaan Latihan Gabungan 2014 Markas Besar TNI itu.
Satu lagi yang baru namun tidak mungkin bisa diikuti mata telanjang adalah dog fight antara pesawat tempur TNI AU dengan pesawat tempur agresor dari negara Musang itu. Diskenariokan dalam latihan itu, dog fight terjadi di selatan Pulau Jawa, dekat batas terluar zone ekonomi eksklusif Indonesia.
"Peluru kendali yang baru kami miliki untuk Sukhoi Su-27/30 MKI akan kami ujicoba. Ini pertama kalinya diujicoba dalam latihan skala besar seperti ini," kata Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI IB Putu Dunia.
Latihan itu terbagi dua, gladi posko dan latihan lapangan. Secara sederhana tindakan pre-emptive adalah melakukan pencegahan sebelum ada serangan.
"Kami menguji doktrin pertempuran dan peperangan secara gabungan, menguji interoperabilitas masing-masing matra TNI yang selama ini dilaksanakan secara parsial," kata Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, di hanggar Skuadron Udara 2 TNI AU, Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin.
Latihan itu berlangsung 19 Mei hingga 7 Juni dan Presiden Susilo Yudhoyono beserta rombongan akan menyaksikan secara langsung di Pantai Situbondo, pada 7 Juni nanti. Di pantai dengan kombinasi medan latihan bisa dibilang lengkap itu, akan digelar operasi pendaratan amfibi Korps Marinir TNI AL lengkap dengan bantuan tembakan pantai dan operasi perang administrasi.
Walau dikatakan bersifat pre-emptive, namun Moeldoko tidak menyebut secara benderang pihak luar Indonesia yang dinilai berpotensi menjadi ancaman, kecuali "dari luar Indonesia".
Direktur Latihan Gabungan TNI, Letnan Jenderal TNI Lodewijk Paulus, mengurai secara ringkas skenario latihan terbesar TNI yang pernah digelar sejak Latihan Gabungan TNI pada 1983 di Pantai Cilegon, Banten itu.
"Diasumsikan ada kekuatan asing dari negara Musang yang mencoba merebut sebagian wilayah Indonesia. Mereka berpangkalan di Pulau Paju, sebelah barat Bengkulu. Mereka juga mengerahkan kekuatan laut dan udara mereka sebelum akhirnya melakukan pendudukan di Pantai Asembagus kompleks itu," katanya.
Sesuai doktrin pertahanan dan penyerbuan yang dianut TNI sampai saat ini, kekuatan penangkal yang harus dikerahkan adalah tiga kali kekuatan penyerbu/agresor. "Karena yang menyerbu berkekuatan satu brigade, maka kami siapkan kekuatan satu divisi," katanya.
Yang istimewa pada Latihan Gabungan 2014 Markas Besar TNI ini adalah, "Kami akan muntahkan semua amunisi yang kami miliki. Ada beberapa tujuan yang ingin diraih, mulai dari peningkatan profesionalitas personel, satuan, hingga efek politis penggentar," kata Moeldoko.
Mengingat sifatnya yang sudah dinyatakan secara terbuka sebagai pre-emptive strike kepada kekuatan agresor, maka pemusnahan kekuatan agresor sejak jauh dari wilayah darat Indonesia sangat menjadi andalan.
"Peluru kendali Yakhont akan diluncurkan dari kapal perang, jarak jangkauannya sampai 300 kilometer dari titik peluncuran, itu sebagai misal," kata Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio, yang turut menyaksikan pembukaan Latihan Gabungan 2014 Markas Besar TNI itu.
Satu lagi yang baru namun tidak mungkin bisa diikuti mata telanjang adalah dog fight antara pesawat tempur TNI AU dengan pesawat tempur agresor dari negara Musang itu. Diskenariokan dalam latihan itu, dog fight terjadi di selatan Pulau Jawa, dekat batas terluar zone ekonomi eksklusif Indonesia.
"Peluru kendali yang baru kami miliki untuk Sukhoi Su-27/30 MKI akan kami ujicoba. Ini pertama kalinya diujicoba dalam latihan skala besar seperti ini," kata Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI IB Putu Dunia.
Sumber : Beritasatu
0 komentar:
Posting Komentar