GORONTALO-(IDB) : Sebanyak 325 prajurit TNI Angkatan Darat (AD) Yonif 715
Motuliato, Gorontalo, diberangkatkan ke Provinsi Papua melalui bandar
udara Djalaluddin, Minggu.
Bupati Gorontalo Utara, Indra Yasin yang ikut melepas pemberangkatan gelombang pertama prajurit tersebut mengatakan, pemerintah daerah dan masyarakat mendukung sepenuhnya upaya TNI dalam mengamankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pengabdian seluruh prajurit diyakini tidak sekedar mengamankan wilayah perbatasan, namun diharapkan mampu berperan memajukan bangsa sehingga pemerintah daerah mendukung inovasi TNI-AD untuk menggiatkan prajuritnya menjadi tenaga pengajar.
Sehingga beberapa prajurit yang diberangkatkan, telah memegang sertifikat sebagai tenaga pengajar yang bisa melakukan kegiatan belajar mengajar di sekolah tempat pengabdiannya.
Sebanyak 650 prajurit TNI-AD Yonif 715 Motuliato Gorontalo, akan bertugas di wilayah perbatasan Papua Nugini selama 6 bulan yang diberangkatkan dalam dua gelombang.
"Mereka diharapkan mampu menjalankan tugasnya dalam keadaan sehat dan prima, agar optimal hingga kembali nanti ke Gorontalo," ujar Bupati.
Khusus pengamanan wilayah Gorontalo Utara, bupati optimis mampu terjaga dengan baik mengingat wilayah tersebut memiliki markas satuan TNI dan Polri terlengkap di Gorontalo.
Juga didukung intensitas pertemuan dengan seluruh unsur musyawarah pimpinan daerah (muspida) yang terus dioptimalkan khususnya jelang Pemilihan Umum (Pemilu) legislatif.
"Pemerintah daerah berharap, potensi kerawanan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) terus dijaga dan diantisipasi sedini mungkin, untuk pengamanan wilayah ini," ujar Bupati.
Upacara pemberangkatan dipimpin Danrem 131 Santiago Brigjen TNI Musa Bangun, dihadiri Komandan Brigif 22 Otamanasa, petinggi TNI dan Polri di daerah itu, serta keluarga para prajurit.
Bupati Gorontalo Utara, Indra Yasin yang ikut melepas pemberangkatan gelombang pertama prajurit tersebut mengatakan, pemerintah daerah dan masyarakat mendukung sepenuhnya upaya TNI dalam mengamankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pengabdian seluruh prajurit diyakini tidak sekedar mengamankan wilayah perbatasan, namun diharapkan mampu berperan memajukan bangsa sehingga pemerintah daerah mendukung inovasi TNI-AD untuk menggiatkan prajuritnya menjadi tenaga pengajar.
Sehingga beberapa prajurit yang diberangkatkan, telah memegang sertifikat sebagai tenaga pengajar yang bisa melakukan kegiatan belajar mengajar di sekolah tempat pengabdiannya.
Sebanyak 650 prajurit TNI-AD Yonif 715 Motuliato Gorontalo, akan bertugas di wilayah perbatasan Papua Nugini selama 6 bulan yang diberangkatkan dalam dua gelombang.
"Mereka diharapkan mampu menjalankan tugasnya dalam keadaan sehat dan prima, agar optimal hingga kembali nanti ke Gorontalo," ujar Bupati.
Khusus pengamanan wilayah Gorontalo Utara, bupati optimis mampu terjaga dengan baik mengingat wilayah tersebut memiliki markas satuan TNI dan Polri terlengkap di Gorontalo.
Juga didukung intensitas pertemuan dengan seluruh unsur musyawarah pimpinan daerah (muspida) yang terus dioptimalkan khususnya jelang Pemilihan Umum (Pemilu) legislatif.
"Pemerintah daerah berharap, potensi kerawanan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) terus dijaga dan diantisipasi sedini mungkin, untuk pengamanan wilayah ini," ujar Bupati.
Upacara pemberangkatan dipimpin Danrem 131 Santiago Brigjen TNI Musa Bangun, dihadiri Komandan Brigif 22 Otamanasa, petinggi TNI dan Polri di daerah itu, serta keluarga para prajurit.
Sumber : Republika
selamat bertugas buat ksatria2 dari yonif 715 motuliato....jaga terus kekompakan.
BalasHapusBuat apa tentara kirim ke perbatasan papua sedangkan didalam papua harta emas tembaga perak platinum dirampok oleh pt.freeport amerika kapitalis.beranikah pemeritahan yg akan datang mendepak penjajah penjajah pengeruk sumber daya alam seperti pt freeport newmont chevron exxon mobile.british petrol
BalasHapusPemerintah sudah jelas nggak berani. Sekarang rakyat berani nggak usir mereka? Rakyat ternyata beraninya cuma mengeluh di forum. Jadi pemerintah dan rakyat sama2x nggak berani.
HapusYang mengaku berani usir mereka, buktikanlah !
Kamu berani gakk weduz congek
HapusBicara berani ...tunggu budak barat turun tahta ....bagus dari sekarang bersih 2... bisul negara pemborontak kangker negara harus di obati di KIMO supaya tidak menjalar butuh penaganan khusus di tekan pembangunan jln terrus .
HapusWahai semua ano ano mari kita usir penjajah pt freeport .pt newmont exoon.chevron
Hapuskalaupun loe jadi presiden ri. q jg ga yakin berani......
HapusPapua sangat rawan dengan malaria.Ayo persiapkan prajurit kita menghadapinya.Jangan sampai banyak yang sakit menahun setelah balik dari sana...
BalasHapusYop sipp! Butuh dana berapa untuk mengobati kanker negara " pemborontak " bersekala ketcil . Kami siap sokongan karna ke.sempatan untuk mengobati kanker negara nusantara tidak datang berjkali kali ...hanya sekali ,IGAT rusia sukses gak satu dua kali barat di putar , masak nkri gak bisa ? ....harus bisa... harus itu !!!
Hapusomonge thok.....!!!!!!!!!!!!
HapusFreeprot di usir, pasti papua merdeka ( OPM di dukung asun ) untuk menekan ri
BalasHapusmakanya presiden ga ada yang berani............
Kelompok Agama benci Barat dan benci Komunis karena jadi penghalang tujuan,,, Kelompok Barat benci Sosialis dan benci Agama karena jadi penghalang tujuan,,, kelompok Komunis benci Barat dan benci Agama karena jadi penghalang tujuan ....
BalasHapusTujuan untuk apa? untuk berkuasaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakakakakakakakakakakakakkk
Ngomong2 nasib nelayan papua yg hilang gara2 disuruh berenang sama tentara PNG.. apa kabar ya?
BalasHapusAndai sj para pemimpin bangsa ini mentalnya kayak soekarno.
BalasHapusini warga negaranya kok malah ngroweng nggak karuan...bukannya brtrimakasih seneng ngedukung....ya malah nyinyir kayak emak emak yg lg kehabisan uang belanjaannya.
BalasHapus