Selasa, Januari 14, 2014
15
JAKARTA-(IDB) : Panglima TNI Jenderal Moeldoko menutup Rapat Pimpinan (Rapim) TNI tahun 2014 di Gedung Gatot Subroto Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Senin 13 Januari. Dalam amanatnya Panglima menyampaikan TNI harus membangun semangat baru, untuk berubah dari pemikiran tradisional ke arah yang lebih progresif, namun tidak merubah tradisi dan jatidiri TNI.

Dalam siaran pers yang diterima detikcom, Senin (13/1/2014), Panglima didampingi Kasad Jenderal TNI Budiman, Kasal Laksamana TNI DR. Marsetio, dan Kasau Marsekal TNI I.B. Putu Dunia, untuk menutup Rapim TNI.

Pada Rapat Pimpinan tahun 2014 tersebut, Panglima TNI memberikan penekanan diantaranya: Pertama, pahami, lanjutkan dan implementasikan program reformasi birokrasi TNI di satuan masing-masing secara berkelanjutan pada aspek doktrin, struktur dan administrasi, khususnya aspek kultur dan mindset personel TNI, baik dalam konteks tugas dan jabatan maupun dalam konteks peran TNI dalam membangun komunikasi sosial. Hal ini penting untuk menjadi concern para perwira sekalian, karena reformasi birokrasi TNI merupakan roh, yang harus menjiwai semua kebijakan, program dan kegiatan serta sistem organisasi TNI yang akan digerakan, termasuk upaya mengeliminasi ego sektoral dan dalam rangka mewujudkan motto “Bersama Rakyat TNI Kuat”, sebagai upaya meningkatkan kepercayaan rakyat kepada TNI, yang saat ini rakyat percaya bahwa TNI telah berpihak kepada rakyat.

Kedua, dalam kaitan kebijakan pembangunan kekuatan dan kemampuan pokok minimum TNI, ditekankan kepada staf perencana di jajaran TNI, untuk menyusun rencana pengembangan kekuatan (bangkuat) dan pengembangan kemampuan (bangpuan) secara cerdas dalam koridor interoperabilitas TNI, salah satunya dengan menghidupkan kembali dewan kebijakan penentu (wanjaktu) alut dan alusista. Kemudian, kepada staf wasrik di jajaran TNI untuk mengawal segala kebijakan, program dan kegiatan TNI, dalam hal ini program bangkuat dan bangpuan MEF TNI, agar program dan anggaran efektif pada track yang telah ditetapkan, serta agar terhindar dari kecenderungan penyimpangan, sekaligus sebagai upaya meningkatkan public image bahwa TNI telah profesional.

Ketiga, tingkatkan hubungan kerja dan sinergitas usaha dengan pemerintah daerah dan Polri, baik dalam konteks tugas dan optimalisasi peran TNI, serta hal lain bagi kepentingan organisasi. Hal ini penting untuk menjadi modal bagi keberadaan TNI di tengah masyarakat dalam percepatan penyelesaian persoalan, baik bagi kepentingan pemerintah daerah dan Polri maupun bagi kepentingan TNI, termasuk dalam mempertahankan aset pertanahan TNI dan penyelesaian sengketa lahan TNI dengan masyarakat dengan Pemerintah Daerah (Pemda) setempat secara persuasif. Pada sisi lain, pelajari peraturan perundangan di pusat dan di daerah untuk mencari peluang pelibatan peran TNI lebih dalam di daerah, seperti peluang instruksi Presiden nomor 2 tahun 2013, pada pembentukan Pusdalsos dan Pusdalsis sehingga kepentingan TNI dapat diakomodasi dan menjadi bagian dari APBD, serta beberapa peluang dari instansi lainnya, guna optimalisasi peran TNI di wilayah perbatasan dan pulau terluar/terdepan sebagai bagian dari percepatan pembangunan nasional dan pembangunan di daerah.

Keempat, pahami bahwa early warning system TNI adalah intelijen dan teritorial, karena apapun kegiatan dan tugas TNI, akan sangat tergantung kepada kemampuan intelijen dan kemampuan teritorial, yang kedua kemampuan tersebut harus dimiliki oleh setiap personel intelijen dan personel teritorial. Inilah sesungguhnya pasukan TNI terdepan, yang menjadi bagian dalam paradigma perang modern, guna mengelaborasi serta mengeksploitasi potensi daerah. Intelijen dan Teritorial harus mampu menciptakan kondisi dan mengkondisikan kondisi untuk digunakan bagi kepentingan peran dan tugas TNI.

Kelima, para perwira merupakan pemimpin yang dalam setiap statement, sikap dan tindakan mengandung konsekuensi moril, politis dan hukum, terlebih dalam kaitan demokrasi, serta netralitas TNI dalam perpolitikan nasional. Pegang teguh komitmen netralitas TNI dalam Pemilu tahun 2014 dan suksesi kepemimpinan nasional. Jangan mengurangi penilaian masyarakat tersebut dengan kegiatan yang cenderung memihak kepada salah satu partai politik.

Lebih lanjut Panglima TNI menyampakan, tingkatkan disiplin prajurit dan pemahaman tentang pentingnya netralitas TNI, dalam menjamin terciptanya keamanan yang kondusif, dan saya selaku pimpinan TNI tidak akan memberikan toleransi terhadap pelanggaran netralitas TNI. Tingkatkan kesiapsiagaan satuan dan pedomani kebijakan penyiapan satuan dalam mendukung pengamanan Pemilu tahun 2014, yang hanya bersifat penebalan dan tidak terlibat langsung, dengan minimal kekuatan dukungan satu peleton.

“Laksanakan koordinasi sejak dini dengan Polri, khususnya terkait rencana pelibatan pengamanan pelaksanaan tahapan Pemilu tahun 2014 berdasarkan ketentuan dan kesepakatan bersama, khususnya dalam pemahaman prosedur, penetapan siapa, bilamana dan dimana berbuat dan bertanggungjawab termasuk anggaran, serta pemahaman hukum dan HAM”, tutup Panglima TNI.



Sumber : Detik

15 komentar:

  1. Maaf jendral..sudah hilang rasa hormat saya thd anda..kalau TNI sejati pasti akan bertindak tegas thd pelanggaran australia, bukan malah 'memahami' seperti yg anda katakan..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lah, memang anda ini siapa?
      Hanya orang gemblung saja yg nulis kayak diatas, 18.11.

      Hapus
    2. gk ngerti strategi ya gan
      terbukti kan PBB langsung protes
      kalo TNI halau tuh imigran yg di balikkan bakal terjadi naik darah dari pihak ausi
      katanya TNI gk liat imigran tp buktinya bisa menghalau kapal ausi berarti TNI sengaja *padahal emang iya
      selain itu PBB gk ngapa2in gan

      Hapus
  2. ga ah... strategi itu bukan asal gebug...

    BalasHapus
  3. sadis mana langsung gigit atau pura2 baik tapi nikam di belakang!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Paling sadis yah ano 22.22.

      Hapus
    2. yg di bilang sadis pihak mana nih..

      Hapus
    3. maksd anda OZ atw yang mana...? :-?

      Hapus
  4. PANGLIMA TNI anda seorang banci. Lhat mukamu aja da ketahuan kamu penakut.dilhat dri raut wajamu walaupun di gertak dia tidak akan melawan. Sosok mcm dia si muldoko ini gak pantas jadi panglima cocoknya jadi IBU BANCI... Di ludahi mukanya pun gk lawan.. Org bilang bru dikasi lihat kepala keris da kringetan. Hahahahaha TAI LASO.. Yg marah marahla kalau ada merasa tersinggung. Kalau jawa marah maka ujung keris akan dia dapat. PANGLIMA TNI SEORANG BANCI.MUNKIN JUGA SI MULDOKO HOMOSEKSUAL. HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gini aja gan sumat aja kontolnya muldoko. Agaknya gak disunat kok penakut... Y namanya jawa penakut..

      Hapus
    2. Lucu y panglima ini.ane gak nyangka nich kok ada y panglima dri militer indonesia kyk gk pernah ngecam namanya patriotik,munkn dlunya masuk TNI nyogok,truz sekolah pun nyogok..jadi gk pernh di latih. Makanya jadi panglima penakut. By betawi banci.hehehe

      Hapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. ano ano jiran:
    terimakasih pujian anda, kami bangsa Indonesia tidak mungkin menjadi bangsa lain, apapun yg terjadi kami tetaplah bangsa Indonesia. bangsa kami tidaklah harus sombong kalaupun dulu mampu mencerdaskan kakek-nenenk bangsamu (MY) hingga tumbuh bagaikan raksasa kaya-raya menjadi negara besar dan sukses, kami ikut senang. bangsa kami "Indonesia" sungguh2 mendukung kemerdekaan Negara serumpun dengan mengirimkan Guru2 besar, prof yg kami banggakan, dan tentu membuka pintu selebar-lebarnya untuk para pelajar dan mahasiswa compang-camping, bodoh yg miskin.. di Jakarta bahkan dibelahan Nusantara ini mereka belajar dan Negri kami tentu mempasilitasi segala keperluan beserta besiswa, membebaskan usaha kecil dan menengah untuk memenuhi segala kebutuhan, pelajar Malysia mampu mentrasfer rupiah untuk menghidupi keluarga di-negrinya. contoh kecil, dan jika tidak percaya silahkan tanyakan kepada guru besar seniman Malaysia, dan jika mereka jujur.. maka akan mengakui.. musik Malaysia tumbuh di Jakarta, karna merasa tidak mempunyai budaya maka mereka belajarlah budaya Indonesia dibawa pulang dan diCAP atau diakui budaya sendiri (MY) andai saja tidak ada Bangsa Indonesia, maka tidak mungkin ada petronas, rendang dan seni budaya lainnya.
    jika kami miskin dan bodoh atau negara mundur seperti yg kalian katakan, maka kami bangga mempunyai anak didik yg ceras yg hebat dan sukses. sayangnya kalian haya berguru ilmu duniawi atau mungkin bisa dikatakan pembentukan kalakter angkuh yg hampir tak mermoral. pahlawan devisa yg teraniaya bertolak belakang dengan para mahasiswa yg dahulu, mereka seperti anak emas yg berprestasi, sedang TKI-TKW kalian siksa bahkan mendapat penghargaan gelar INDON. dengan pengartian Malaysia itu "Perek" bukan hanya itu, sipadan-ligitan kalian ambil, kayu, ikan pertambangan dan masih banyak lainnya kalian anggap punya sendiri tidak. bodohnya bangsa kami sekarang karna masih membolehkan Malaysia, Singapura bebas numpang tanam sawit. belajarlah yg bagus kenali jatidiri bangsa sendiri.. negri Kami berdiri sendiri mutlak merdeka karna perjuangan, bukan hibah atau alaah..

    BalasHapus
  7. kami menunggu untuk indah pada waktunya

    BalasHapus