Minggu, Maret 31, 2013
8
LANGKAWI-(IDB) : Pesawat CN-295 produksi PT Dirgantara Indonesia termasuk salah satu komoditi yang menarik perhatian pengunjung di Pameran Dirgantara dan Maritim 2013 di Langkawi, Malaysia. Sedikitnya 4 negara ASEAN berminat membeli CN-295, yaitu Filipina, Vietnam, Thailand, dan Malaysia.

Untuk diketahui, Malaysia merupakan terbesar PT Dirgantara Indonesia. Pejabat tinggi Malaysia dan Brunei Darussalam datang langsung ke stand pameran PT DI.

Sampai saat ini, CN-295 telah mengantongi 121 kontrak pemesanan, di mana 85 di antaranya telah rampung dan dikirimkan kepada pihak pemesan. Dari 121 kontrak itu, Indonesia sendiri mendapatkan 9 unit CN-295. Satu unit pesawat itu dihargai US$32 juta atau Rp307 miliar.

CN-295 cukup diminati karena daya angkutnya 1,5 lebih besar dari pendahulunya, CN-235. Selain itu, jarak tempuhnya juga 1,5 kali lebih jauh, namun dengan harga yang tidak lebih mahal. Saat ini PT DI sedang bertarung keras dengan produsen pesawat asal Amerika Serikat dan Italia untuk memenangkan beberapa kontrak pemesanan.

Selain CN-295, primadona lain PT DI adalah CN-235 yang kini fungsinya dikembangkan sebagai antikapal selam. Modifikasi CN-235 ini sangat berguna untuk patroli pengamanan pantai.

PT DI Tawarkan Pesawat C-212 Ke Myanmar

PT Dirgantara Indonesia berencana menawarkan pesawat Casa 212 (C-212) ke Myanmar dalam kunjungan 15 BUMN ke negara itu awal bulan April. "Jumlahnya belum ditentukan (karena) masih ada kendala," kata Direktur Utama PT DI Budi Santoso Sabtu, 30 Maret 2013. "Nanti yang akan menawarkan ke Myanmar itu dari Direktur Marketing kami."
Kendala yang dimaksud adalah masalah komponen. "(Di sana) masih ada masalah embargo untuk komponen Amerika seperti engine dan avionic," katanya. Meski begitu PT DI tetap akan berusaha menawarkan pesawatnya. "Saya dengar Amerika juga menawarkan produk mereka."

Sebanyak 15 BUMN akan pergi ke Myanmar guna menjajaki peluang kerjasama dan bisnis. Deputi Bidang Usaha Jasa Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Gatot Trihargo mengatakan para delegasi akan ditemani oleh Menteri Kordinator Perekonomian Hatta Rajasa dan Menteri BUMN Dahlan Iskan.

Budi menyebutkan beberapa BUMN yang ikut antara lain: PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), PT Timah (Persero), PT Garuda Maintenance Facilities (GMF), PT Bukit Asam (Persero), Perum Bulog, PT Bank BNI (Persero) Tbk , PT Pupuk indonesia, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, PT WIKA (Persero) Tbk.

"Pertemuan nanti lebih banyak G to G (pertemuan antar pemerintah). Bank Negara Indonesia (BNI) nantinya sebagai koordinator bank lokal. Dan kami akan membuat kantor yang dikoordinasi BNI, Wika, dan Pertamina," katanya.

Casa C-212 Aviocar adalah pesawat berukuran sedang bermesin turboprop yang dirancang dan diproduksi di Spanyol untuk kegunaan sipil dan militer. Pesawat ini telah diproduksi di PT. Dirgantara Indonesia, sebagai satu-satunya perusahaan pesawat pemegang lisensi di luar pabrik produsen utamanya. Pada bulan Januari 2008, EADS CASA memutuskan memindahkan seluruh fasilitas produksi C-212 ke PT. Dirgantara Indonesia di Bandung.





Sumber : Vivanews

8 komentar:

  1. Berita bagus !!!!! Lanjutkeeeen

    BalasHapus
  2. Lumayanlah.. walaupun 80an yg laku itu maksudnya yg Airbus jualan.

    BalasHapus
  3. nggak apa2x PTDI sementara jadi tukang jahit, yang penting DUIT masuk dulu. PTDI kan udah punya modal otak dan pengalaman, tinggal DUIT aja yang masih cekak. Kumpulin DUIT dulu supaya bisa membiayai proyek sendiri nantinya dan jangan melulu pake DUIT rakyat.

    BalasHapus
  4. Thailand sdh mulai ungsikan warganya dr Korsel.. Kira2 blunder gak Kemenhan pesan alutsista dr sono atau tawarin aje pindah ke Indo pabriknya sebelum kesapu perang!!!

    BalasHapus
  5. bener tuh khawatir ane dgn proyek2 kerjasama korsel, teemasuk kelanjtan if-x

    BalasHapus
  6. buat hoki anda hari ini, kunjungi mhoki88. makasi

    BalasHapus
  7. No time for Judi!!!!!

    BalasHapus
  8. iyah... kumpulin duit dulu ntar klo udeh banyak dikorupsi bareng2
    wkwkwkkwkkkk

    BalasHapus