JAKARTA-(IDB) : Kementerian Pertahanan sudah memesan kapal
perang perusak kawal rudal (PKR)-tanpa peluncur rudal-dari galangan Damen
Schelde, Belanda, pada 2012 seharga 220 juta dollar AS. Koalisi Masyarakat
Sipil untuk Transparansi Pembelian Persenjataan mengkritik adanya penawaran
serupa dari galangan Orisonte Sistemi Navali, Italia, yang lebih menguntungkan,
tetapi tidak direspon Kemhan.
Poengky Indarti mewakili Koalisi Masyarakat Sipil dalam percakapan akhir Desember 2012 menjelaskan, galangan kapal Italia tersebut memberikan harga jual sama dengan Damen Schelde, tetapi kapal sudah lengkapi dengan peluncur rudal, peluncur torpedo, dan radar militer.
"Bahkan, pihak Italia bersedia membangun 100 persen di galangan kapal PT PAL Surabaya. Entah mengapa dari tiga penawaran, termasuk Rusia, justru tawaran Belanda disetujui, bahkan, pada tahun 2013 akan diadakan kontrak pembelian kedua," kata Poengky.
Poengky menambahkan, kapal yang dibeli dari Belanda membutuhkan tambahan biaya 75 juta dollar AS untuk melengkapi peluncur rudal dan torpedo. Pembelian dari Belanda tersebut diibaratkan membeli tank tanpa meriam. Tawaran pihak Italia, menjanjikan PT PAL mendapatkan 15 persen pengerjaan dari nilai kontrak.
Sepintas lalu, tawaran Belanda menawarkan 25 persen pengerjaan nilai kontrak lebih menguntungkan Indonesia. Namun, lanjut Poengky, dalam kenyataannya PT PAL, sesudah kontrak ditandatangani, hanya tiga persen nilai kontrak. Kondisi itu membuat PT PAL merugi. Apalagi, PT PAL harus menutup layanan usaha dry dock selama delapan bulan demi proyek PKR Belanda tersebut. Mereka juga tidak mendapatkan bayaran atas penggunaan dry dock tersebut.
Menanggapi kritik tersebut, Sekretaris Jendral Kemhan Marsekal Madya Eris Heryanto, seusai pertemuan General Border Commitee RI-Malaysia di Jakarta, menyanggah adanya kejanggalan dalam pembelian kapal PKR dari Belanda. “Kita mengirim 250 tenaga kerja PT PAL ke Belanda. Itu termasuk dalam nilai kontrak. Tidak benar PT PAL hanya mendapat pengerjaan senilai tiga persen. Para teknisi Indonesia turut bekerja di Belanda dan mendapatkan transfer teknologi,” ujar Eris.
Dia menegaskan pemilihan Damen Schelde sudah sesuai prosedur lelang. Dari tawaran Rusia, Italia, dan Belanda, pihak Damen Schelde lebih unggul sehingga dipilih. Kemhan memang akan mengeluarkan biaya untuk melengkapi rudal dan torpedo jika kapal sudah selesai. Itu dinilai Sekjen Kemhan sebagai hal yang wajar dan sesuai prosedur.
Anggota Komisi I DPR, Tubagus Hasanuddin, mengingatkan, pembelian PKR dari Belanda tersebut sejak semula sudah dicermati DPR dan ada keganjilan. “Kami, sesudah masa reses, akan memanggil Kemhan pada Januari 2013. Belanda memang lebih unggul dibandingkan pesaing lain karena paham cara patgulipat di Indonesia,” kata Hasanuddin.
Dia menengaraj kontrak pembelian kapal PKR kedua dan ketiga dengan cara yang sama diduga akan merugikan Indonesia dan hanya menguntungkan segelitir orang. Bahkan, pihaknya mendengar dari PT PAL dan AL pun ada keberatan terhadap pembelian PKR dari Belanda tersebut.
Poengky Indarti mewakili Koalisi Masyarakat Sipil dalam percakapan akhir Desember 2012 menjelaskan, galangan kapal Italia tersebut memberikan harga jual sama dengan Damen Schelde, tetapi kapal sudah lengkapi dengan peluncur rudal, peluncur torpedo, dan radar militer.
"Bahkan, pihak Italia bersedia membangun 100 persen di galangan kapal PT PAL Surabaya. Entah mengapa dari tiga penawaran, termasuk Rusia, justru tawaran Belanda disetujui, bahkan, pada tahun 2013 akan diadakan kontrak pembelian kedua," kata Poengky.
Poengky menambahkan, kapal yang dibeli dari Belanda membutuhkan tambahan biaya 75 juta dollar AS untuk melengkapi peluncur rudal dan torpedo. Pembelian dari Belanda tersebut diibaratkan membeli tank tanpa meriam. Tawaran pihak Italia, menjanjikan PT PAL mendapatkan 15 persen pengerjaan dari nilai kontrak.
Sepintas lalu, tawaran Belanda menawarkan 25 persen pengerjaan nilai kontrak lebih menguntungkan Indonesia. Namun, lanjut Poengky, dalam kenyataannya PT PAL, sesudah kontrak ditandatangani, hanya tiga persen nilai kontrak. Kondisi itu membuat PT PAL merugi. Apalagi, PT PAL harus menutup layanan usaha dry dock selama delapan bulan demi proyek PKR Belanda tersebut. Mereka juga tidak mendapatkan bayaran atas penggunaan dry dock tersebut.
Menanggapi kritik tersebut, Sekretaris Jendral Kemhan Marsekal Madya Eris Heryanto, seusai pertemuan General Border Commitee RI-Malaysia di Jakarta, menyanggah adanya kejanggalan dalam pembelian kapal PKR dari Belanda. “Kita mengirim 250 tenaga kerja PT PAL ke Belanda. Itu termasuk dalam nilai kontrak. Tidak benar PT PAL hanya mendapat pengerjaan senilai tiga persen. Para teknisi Indonesia turut bekerja di Belanda dan mendapatkan transfer teknologi,” ujar Eris.
Dia menegaskan pemilihan Damen Schelde sudah sesuai prosedur lelang. Dari tawaran Rusia, Italia, dan Belanda, pihak Damen Schelde lebih unggul sehingga dipilih. Kemhan memang akan mengeluarkan biaya untuk melengkapi rudal dan torpedo jika kapal sudah selesai. Itu dinilai Sekjen Kemhan sebagai hal yang wajar dan sesuai prosedur.
Anggota Komisi I DPR, Tubagus Hasanuddin, mengingatkan, pembelian PKR dari Belanda tersebut sejak semula sudah dicermati DPR dan ada keganjilan. “Kami, sesudah masa reses, akan memanggil Kemhan pada Januari 2013. Belanda memang lebih unggul dibandingkan pesaing lain karena paham cara patgulipat di Indonesia,” kata Hasanuddin.
Dia menengaraj kontrak pembelian kapal PKR kedua dan ketiga dengan cara yang sama diduga akan merugikan Indonesia dan hanya menguntungkan segelitir orang. Bahkan, pihaknya mendengar dari PT PAL dan AL pun ada keberatan terhadap pembelian PKR dari Belanda tersebut.
Sumber : KompasCetak/Kaskus
Kalau memang ada permainan dalam pembelian, silahkan "ditorpedo" saja pihak yang terlibat biar hancurr... tapi kalau tidak sebaiknya diulas secara terbuka... Bangsa ini seharusnya jangan lagi dibodohi, orang-orang yang tidak berintegritas harus disingkirkan, baik dikementrian maupun di legislatif... hukumannya setara dengan "pengkhianat" : Tembak ditempat !
BalasHapusorang pintar kalah sama orang bejo, jdi jangan takut kalo dipinteri...hehehe...
BalasHapusudaketauan belanda masih aj mau beli dari die,. memang pada gak sakit hati apa? soal leopard&ham....
BalasHapusini lagi mau ngebangun pertahanan masih aja mikirin kantong sendiri....
RUSAK deh rusak ni negri...
ada yg main di belakang gan
BalasHapuswalau emang kapal made in belanda jago2 kayak fregart kita yg usianya udah 50th tapi kalo mengejar TOT doang italia lebih menjanjikan
walau kualitas 70-80% dari belanda tapi kalo di modifikasi oleh PT PAL maka bisa aja sejgo made in belanda
maen blakang.
BalasHapusItulah prmainan para jago silat d pemerintahan ini,
knp msh mngejar dr blanda,sdgkan jelas2 mrk msh mnganggap indonesia tercinta ini sbgai negara ex jajahanya.mrk msh mnggap rendah kt,
tp mengpa pemerintahan ini masih sibuk berkecimpung dgn negeri meneer,
ada apa dgn mu wahai pemerintah,
kami butuh kepastian bukan penantian
Iya nih, Russia ama italia kan udah ngasih tawaran, dan bahkan tawaran mereka lebih menguntungkan dan lebih canggih, tapi kenapa kemenhan masih beli dan kerja sama ama belanda?? kalo teknologinya sama, nanti belanda menjajah lagi gimana?? Apalagi PT pal, sekarang kan, udah rugi akibat menerima penawaran belanda itu, makanya sebelum diterima pikir2 dulu, jangan sampai pikiran kita di jajah lagi
BalasHapusUntung pesan cuma satu. Belajar ngoprek buatan londo. Sisanya kita bikin sendiri.
BalasHapuscuman ada 2 kekuatan militer dunia yg disegani amrik,yakni rusia dan china,jd ngapain kita milih membeli peralatan militer dari negara negara semekot (semeter kotor).
BalasHapusyakin cuma beli satu?lah itu si TeBe aja bilangnya kontrak kedua dan ketiga.tu Poengky juga bilang 2013 mo ttd yang kedua.
BalasHapusKritik2 yang dilontarkan ane nilai wajar.tapi ane jadi makin percaya dengan kualitas kapal sigma.buktinya waktu Kakadu Exercise 2012 merebut dua piala.itu baru sigma kelas kopet yang spec paling rendah loh, gmana nnti yg spec yang pkr.tapi ane juga ngga tau sih unsur yang dinilai apa aja. CMIIW
Kalau saya mengatakan, bahwa yang dibeli memang badan kapal, mesin saja. Mengapa? Karena kelompok orang2 pinter disana sudah menyiapkan rudal dari dalam negeri yaitu Rudal 3Digit yang lebih canggih, kemudian meriamnya diambil dari meriam ex RI Irian yang 202mm calibernya, dan CMS-nya yang akan dipasang juga buatan Bandung, gitu. Jadi nggak usah ribut, ini kan rahasia, selama belum ketauan ya'kan?..
HapusBOLEROES benar. Spesifikasi persenjataan akan dibuat 'tailor-made' OLEH kita sendiri UNTUK kita sendiri karena kita sudah MAMPU. Persenjataan dari itali kalo nggak cocok untuk kebutuhan TNI-AL kenapa harus dibeli? Produk yang dipaket-paket emang lebih murah, tapi isinya aneh2x. Lihat aja parsel lebaran. Dipaketin emang murah daripada beli satuan, tapi isinya susah di telan!
BalasHapuswooow komentar bang @bolroes11 baguus baget..
BalasHapusboleh aja tar PKR'nya kayak gt, tapi bang ini masalahnya ada pejabat yang main belakang lohhh.
Jangan pernah percaya sama yang namanya belanda srigala berbulu domba, ngakuin kita merdeka aja baru tahun kapan sekarang bekingin opm dulu rms intinya belanda emang ngga pernah suka kita merdeka para komandan kita aja yang mau dikadalin sama belanda.
BalasHapusKemungkinan Kemhan pilih DSME dari Belanda adalah lebih kepada ketersediaan infrastruktur yang ada. Sebagian besar kapal perang yang aktif saat ini berasal dari Belanda. Semua fregat RI yaitu kelas Van Speijk berasal dari Belanda, kapal perang kelas Korvet juga buatan Belanda dll. Para prajurit TNI AL sudah terbiasa dengan kapal buatan Belanda, begitu juga para teknisi juga sudah terbiasa dengan kapal Belanda. Selain itu, apabila kapal-kapal perang berasal dari produsen/ negara yang sama, maka integrasi antara kapal perang dalam suatu operasi akan lebih mudah dilakukan.
BalasHapusKoreksi, bukan DSME, tapi DSNS.
BalasHapusNtar dulu....untuk masalah Torpedo dari dulu IPTN sudah buat Torpedo SUT, kalau Rudal....kita sedang join production untuk C705 khan, jangan mau deh di kompor2i sama Poengky & TB Hassanudin, ingat kasus Sukhoi dan Leo?...orang nya sama ini2 aja kog, setelah semua jeroan "terpaksa" dibuka mereka diam dan ini menguntungkan negara2 tetangga kenapa?...karena spec tekhnis yg seharusnya tdk perlu dibuka untuk umum karena menjadi rahasia militer jadi terlanjur telanjang dan bisa diamati dan dicari titik lemahnya oleh negara tetangga.
BalasHapus>BayuAlphaOne, Torpedo SUT masih taraf assembling di PT DI, license dari Jerman, ( Atlas Group ) jadi jangan keliru se-olah2 kita sudah full manufactur nggih, dereng. Perihal rudal, saya yakin juga akan sama seperti Torpedo SUT, karena kalau mau full manufactur aha, ada MTCR yang akan mengawasi, mencermati dan tidak tertutup akan usaha ada yang paling jelek. Seperti kejadian di Sudan pabrik ammo kecil saja di bom oleh UAV Israel, semoga tidak, ya. Jadi masalah pembangunan kekuatan militer setiap negara selalu ada saja yang mengendus dimana kita harus waspada diantaranya mulailah dengan program-program mendasar misal dengan membuat pabrik propelant sebagai motor roket baik untuk Booster maupun Sustainer, SDM dibri kesempatan untuk mendalami aspek Ingrasi sistem, dan dirikan segera industri hulu. Jadi nggak usah kawatir dengan komen-komen yang belum tentu salah.
BalasHapusBro.. bisa jadi ada rencana tersendiri dari kemenhan dan petinggi TNI untuk skenario konsep PKR nantinya. Kenapa dipilih Belanda, karena belanda punya teknologi canggih disamping Inggris yg bisa menghasilkan kapal canggih. Aneh sih, jika kita lihat penawaran Belanda dengan Italia. Namun bisa saja kemenhan sengaja minta spesifikasi khusus non rudal agar bisa diinstall dengan teknologi rudal dalam negeri. Atau tau2 diatasnya sudah nongol CIWS plus peluncur yakhont/C-705, who knows lah.. cermati saja penampakan smart Bomb dan 'Sea Cat' buatan kita hihihihi...
BalasHapusyaa kita lihat aja nanti jadinya kayak apa.
BalasHapusmoga" gak pake exocet,......