NUNUKAN-(IDB) : Anggota MPR
mengunjungi patok perbatasan nomor 3 Indonesia-Malaysia di Desa
Ajikuning Kecamatan Sebatik Tengah, Nunukan Kalimantan Timur, Rabu.
Rombongan anggota MPR RI pimpinan Wakil Ketua Ahmad Farhan Hamid melihat langsung patok nomor 3 yang selama ini dikenal dan telah banyak dikunjungi pejabat Provinsi Kaltim hingga pemerintah pusat seperti Wakil Presiden Boediono, anggota Dewan Pertimbangan Presiden Meutiah Hatta dan sejumlah menteri.
Ketua Fraksi Partai demokrat MPR Jafar Hafsah di Sebatik, Rabu, mengatakan, perbatasan Indonesia dan Malaysia merupakan garis lurus dan tidak mengikuti jalur lain seperti sungai dan lain-lainnya.
"Menariknya tapal batas kita di sini, karena wilayah perbatasan Indonesia dengan Malaysia berada di pulau kecil yang merupakan garis lurus tanpa mengikuti jalur sungai," ujar saat berada di patok perbatasan nomor 3 Pulau Sebatik.
Jafar menilai wilayah perbatasan adalah beranda terdepan Negara Kesatuan RI (NKRI) sehingga harus mendapatkan perhatian khusus.
Dia meminta Pulau Sebatik mendapat status kabupaten atau kota sehingga dapat mempercepat pembangunan beranda terdepan negara di Pulau Sebatik itu.
Rombongan anggota MPR RI pimpinan Wakil Ketua Ahmad Farhan Hamid melihat langsung patok nomor 3 yang selama ini dikenal dan telah banyak dikunjungi pejabat Provinsi Kaltim hingga pemerintah pusat seperti Wakil Presiden Boediono, anggota Dewan Pertimbangan Presiden Meutiah Hatta dan sejumlah menteri.
Ketua Fraksi Partai demokrat MPR Jafar Hafsah di Sebatik, Rabu, mengatakan, perbatasan Indonesia dan Malaysia merupakan garis lurus dan tidak mengikuti jalur lain seperti sungai dan lain-lainnya.
"Menariknya tapal batas kita di sini, karena wilayah perbatasan Indonesia dengan Malaysia berada di pulau kecil yang merupakan garis lurus tanpa mengikuti jalur sungai," ujar saat berada di patok perbatasan nomor 3 Pulau Sebatik.
Jafar menilai wilayah perbatasan adalah beranda terdepan Negara Kesatuan RI (NKRI) sehingga harus mendapatkan perhatian khusus.
Dia meminta Pulau Sebatik mendapat status kabupaten atau kota sehingga dapat mempercepat pembangunan beranda terdepan negara di Pulau Sebatik itu.
Sumber : Antara
moga aja pulang dari nunukan, tanda bintangnya segera dicabut.
BalasHapusKhusus gimana seh? Harus koprol sambil bilang woww gitu...........ntar bintangnya nggak kecabut dong.
BalasHapuslah,buat apa lah,yg penting alursista tni diperkuat aja,dgr kbr aussie akan membeli 24 pesawat baru tipe f18 ,kapan kita bs borong 24 su35,jangan cuman bisa nerima f16 seken doang.
BalasHapusSemoga tidak hanya wacana saja
BalasHapusEmang ngeborong salak sleman??? Sekarang masanya perang roket dan rudal.
BalasHapusBikin roket dan rudal beneran mas, uji coba sudah cukup kapan prototypenya muncul?
Mosok kalah sama hamas di Gaza! Piye tho? Mosok ngene-ngene ae....
klo bsa jgn roket or rudal aj mas bro. Radar n satelit militer yg canggih jga pnting bwt hankam kita. Biar aussie,malon n singgadidapur g seenaknya masuk halaman nkri. Ok.
BalasHapuskebanyakan kunjungan,gak ada aksi lanjutan buat apa??angkatan udara dan laut masih cemen gak diurusin??
BalasHapus