SERPONG-(IDB) : Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional (LAPAN) memilih Morotai, Maluku Utara, sebagai lokasi
pembangunan bandar antariksa. Morotai mengalahkan tiga calon lainnya
yaitu Biak, Nias dan Enggano.
Kepala LAPAN, Bambang S. Tedjasukmana mengatakan hal tersebut dalam seminar "Menyongsong 50 Tahun Kedirgantaraan Nasional" yang diadakan di Puspiptek Serpong, Selasa (21/11/2012).
Bambang mengatakan, "Kita sudah kaji Enggano, sudah periksa infrastrukturnya. Kelebihannya di Morotai punya 7 landasan yang panjangnya mencapai 3 km bekas Perang Dunia II. Selain itu kita lihat di Enggano ada potensi untuk tsunami."
Dari sisi sosiologis, tidak ada tanah adat di Morotai sehingga pembebasan tanah untuk kepentingan pembangunan bandar antariksa akan lebih mudah. Jumlah penduduk di Morotai juga hanya 60.000 jiwa, belum terlalu padat.
Bandar antariksa di Morotai, jika dibandingkan dengan bandar antariksa lain di dunia memiliki kelebihan. Bandar antariksa ini terletak di wilayah ekuator. Secara ekonomis, peluncuran di ekuator lebih murah.
Bambang juga mengatakan, wilayah Morotai berdekatan dengan Samudera Pasifik. Peluncuran roket bisa dilakukan secara langsung tanpa melewati negara tetangga. Hal ini memudahkan program peluncuran yang akan dilakukan.
Meski demikian, Bambang mengungkapkan, "Masih butuh waktu panjang untuk membangun bandar antariksa. Kita targetkan tahun 2025."
Sebagai langkah awal, LAPAN akan mencoba meluncurkan roket RX-550 pada tahun 2013. LAPAN juga akan merencanakan tata ruang, pembangunan launcher, pemindahan alat meteorologi serta pembangkit listrik.
Sebelumnya, LAPAN telah mengembangkan fasilitas peluncuran satelit di Pameungpeuk, Jawa Barat. Lokasi tersebut tidak bisa digunakan sebagai tempat pembangunan bandar antariksa karean terlalu padat.
Saat ini, ada 6 lokasi di Morotai yang akan dikaji sebagai lokasi bandar antariksa. Keenamnya adalah Tanjung Gurango, Tanjung Segowo, Desa Bido, Desa Mira, wilayah antara Desa Sangowo dengan Desa Daeo, Morotarai Timur dan Tanjung Sangowo dan Pulau Tabailenge.
Kepala LAPAN, Bambang S. Tedjasukmana mengatakan hal tersebut dalam seminar "Menyongsong 50 Tahun Kedirgantaraan Nasional" yang diadakan di Puspiptek Serpong, Selasa (21/11/2012).
Bambang mengatakan, "Kita sudah kaji Enggano, sudah periksa infrastrukturnya. Kelebihannya di Morotai punya 7 landasan yang panjangnya mencapai 3 km bekas Perang Dunia II. Selain itu kita lihat di Enggano ada potensi untuk tsunami."
Dari sisi sosiologis, tidak ada tanah adat di Morotai sehingga pembebasan tanah untuk kepentingan pembangunan bandar antariksa akan lebih mudah. Jumlah penduduk di Morotai juga hanya 60.000 jiwa, belum terlalu padat.
Bandar antariksa di Morotai, jika dibandingkan dengan bandar antariksa lain di dunia memiliki kelebihan. Bandar antariksa ini terletak di wilayah ekuator. Secara ekonomis, peluncuran di ekuator lebih murah.
Bambang juga mengatakan, wilayah Morotai berdekatan dengan Samudera Pasifik. Peluncuran roket bisa dilakukan secara langsung tanpa melewati negara tetangga. Hal ini memudahkan program peluncuran yang akan dilakukan.
Meski demikian, Bambang mengungkapkan, "Masih butuh waktu panjang untuk membangun bandar antariksa. Kita targetkan tahun 2025."
Sebagai langkah awal, LAPAN akan mencoba meluncurkan roket RX-550 pada tahun 2013. LAPAN juga akan merencanakan tata ruang, pembangunan launcher, pemindahan alat meteorologi serta pembangkit listrik.
Sebelumnya, LAPAN telah mengembangkan fasilitas peluncuran satelit di Pameungpeuk, Jawa Barat. Lokasi tersebut tidak bisa digunakan sebagai tempat pembangunan bandar antariksa karean terlalu padat.
Saat ini, ada 6 lokasi di Morotai yang akan dikaji sebagai lokasi bandar antariksa. Keenamnya adalah Tanjung Gurango, Tanjung Segowo, Desa Bido, Desa Mira, wilayah antara Desa Sangowo dengan Desa Daeo, Morotarai Timur dan Tanjung Sangowo dan Pulau Tabailenge.
Sumber : Kompas
satu lagi progres yang telah dibuat lapan, maju terus lapan.
BalasHapusKenapa bangun bandar antariksanya di Pulau Rote. Itu juga pulau yg penduduknya relative sedikit dan menghadap samudra juga (samudra hindia). Lakukan ujicoba roket RX-550 dengan diberi hulu ledak oleh PT. Dahana, kemudian diujicoba peluncurannya di pulau tersebut. Peluncuran agak dimiringkan sedikit sudutnya ke arah selatan, berhasil gak kira-kira sampai dan meledak di Northern territory Australia?
BalasHapusPengamat hebat dan nekat punya yali lumrah jadi pemimpin !!! Gudang penyimpanan para pemborontak di kangguru haruss di tumpass sekalian ama pelindungnya !!!! Haross harosss itu!!! Roket lapan di putar agak keselatan pasti yampek ke melbene di isiii hululedakk 1 tonnn sekali 2 bapak nya malaysia di kasih perigatan bangsa indonesia merdeka fredomm not freee tahun 45 daholoooo!!!di putarr rokettt lapann isi penuhh !!mennerr 2 bakal lari terkencingg haha..kwkwkw...
HapusDiatas ini adalah contoh Komentar Yang Amat sangat BODOH,
BalasHapusRoket ini buat Ilmu Pengetahuan,
Bukan Buat Perang.
Kalau mau perang, ya silahkan. Perang aja sendiri, nggak usah ngajak2x LAPAN.
BalasHapusKwkwkwkwwww haha...!!!! Menurut sumber melbene sudahh gak nyeyak tidur sesungguhnya !!!! Economi maju alami terherann heran tuhhh menerr ,ada tank leopadtra main batle tank ,di tambahh sdmnya senneng perang kapan2 bisa di pakek jadi angkatan perang dadakan terbukti ampuhh !!! Kembali ke sejarahh 45 ytaa ampuh sekutu luluh lantak di jawa timur hanya dengan bawak banbu runjingg indonesia bukan lah arapp sekali sentuhh habisss hehe.... Menurut pengamat world defence !!!lucunya kita ketawak 2 mereka meragangg peduli amattt pokoknya roket lapan yg terbaru harus di putar keselatann kwkwkwkw haha....!!!!!!
BalasHapusMemangnya ada alutsista yg diciptakan bukan dari ilmu pengetahuan? Bom atom, rudal, kapal, senapan dll? Ilmu pengetahuan kalau tidak diaplikasikan buat apa? Dikira Lapan ujicoba roket buat pelajaran di sekolah?
BalasHapusSebenarnya Lapan sedang melakukan riset roket dengan kaliber besar sudah diketahui dan diantisipasi oleh tetangga di selatan. Ingat beberapa waktu lalu ada berita yang menyebutkan bahwa di Australia akan dibangun sistem radar antariksa (berasal dari Amrik) yang akan dapat memantau objek terbang sampai ruang angkasa. Apakah hal tersebut adalah sesuatu yang datang secara tiba-tiba tanpa ada perhitungan?
BalasHapusHampir tidak ada perbedaan antara teknologi yang dibutuhkan untuk membangun sebuah rudal dan roket. Satu kendaraan ruang angkasa dipersenjatai dengan hulu ledak adalah sebuah rudal balistik, sementara jika membawa satelit atau pesawat ruang angkasa itu bisa disebut roket.
BalasHapus