Jumat, Mei 27, 2011
0
TEHRAN-(IDB) : Deputi Menteri Perminyakan Iran menyatakan bahwa prestasi bangsa berhasil menangkal tekanan sanksi agresif yang dipaksakan Barat terhadap Republik Islam. 
 
"Sanksi yang dijatuhkan terhadap Iran kini telah berubah menjadi peluang untuk maju," kata Mohsen Khojasteh-Mehr dalam konferensi energi pada hari Kamis (26/5) di Tehran, IRNA melaporkan. 

"Sanksi terhadap Iran bertujuan untuk meruntuhkan esensi Revolusi Islam dan menjegal pembangunan Iran," kata Khojasteh-Mehr, seraya menyebut sanksi Barat atas Iran sebagai "bertentangan dengan dasar-dasar ekonomi dan prinsip-prinsip kemanusiaan. " 

Khojasteh-Mehr mencatat di tengah gencarnya tekanan sanksi, investasi di bidang industri minyak Iran meningkat pesat dari $24 miliar antara tahun 1989 hingga 1993 menjadi lebih dari $89 miliar pada tahun 2005 hingga 2009. 

Deputi Menteri Perminyakan Iran juga mengatakan bahwa para ahli Iran telah mencapai swasembada penuh dalam desain dan pelaksanaan proyek minyak serta peralatan yang diperlukan. 

Pada tanggal 9 Juni 2010 lalu, Dewan Keamanan PBB menyetujui resolusi rekayasa AS yang memaksakan sanksi putaran keempat  terhadap Iran, terutama menargetkan sektor energi dan keuangan, dengan tuduhan yang belum diverifikasi mengenai program senjata nuklir sipil Iran. 

Tak lama setelah PBB mengeluarkan resolusi anti-Iran, Amerika Serikat memberlakukan sanksi unilateral baru terhadap Iran di sektor keuangan dan energi. Tidak hanya itu, Washington menekan Jepang, Kanada, dan Australia untuk mengamini sanksi sepihak atas Tehran guna melumpuhkan investasi di sektor industri energi Iran. 

Sebagai anggota Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dan penandatangan Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT), Iran berhak memanfaatkan energi nuklir untuk kepentingan damai, termasuk pembangkit listrik dan penelitian medis. 

Pada hari Selasa, Washington mengeluarkan sanksi baru terhadap tujuh perusahaan asing yang berhubungan dengan Iran sebagai bagian dari kampanye untuk memperketat embargo terhadap Tehran.

Sumber: Irib

0 komentar:

Posting Komentar