Sabtu, April 23, 2011
0
MOSKOW-(IDB) : Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan bahwa operasi darat di Libya sangat berisiko dan bisa memiliki konsekuensi tak terduga.
 
"Kami tidak senang terhadap perkembangan terbaru di Libya, yang menarik masyarakat internasional ke dalam konflik di darat. Ini mungkin memiliki konsekuensi yang tak terduga," ujar Lavrov seperti dilansir Press TV pada hari Jumat (22/4).
Perancis, salah satu negara Barat yang melakukan serangan udara di Libya, telah memutuskan untuk mengirim hingga 10 penasihat militer ke negara Afrika Utara itu. Pemerintah Paris juga berjanji untuk mengintensifkan serangan udara yang dipimpin NATO guna melemahkan gempuran pasukan loyalis Muammar Gaddafi.
Inggris juga mengatakan akan mengirim perwira militer untuk memberi masukan kepada pasukan revolusioner Libya.
"Kita ingat bagaimana instruktur pertama kali dikirim ke beberapa negara lain, dan kemudian tentara dikirim ke sana dan ratusan orang tewas di kedua belah pihak," kata Lavrov dalam konferensi pers.
Sementara itu, Menteri Pertahanan AS Robert Gates mengatakan pada hari Kamis bahwa Presiden Barak Obama telah menyetujui penggunaan pesawat predator bersenjata di Libya untuk menargetkan pasukan Gaddafi.
Ribuan warga sipil tewas sejak pesawat tempur Barat memulai serangan udara terhadap Libya bulan lalu di bawah mandat zona larangan terbang PBB.
Oposisi pemerintah Tripoli, yang terinspirasi oleh revolusi di negara tetangganya, Tunisia dan Mesir, tengah berjuang untuk menggulingkan Gaddafi, yang telah memerintah Libya selama lebih dari 41 tahun.
Sumber: Irib

0 komentar:

Posting Komentar