JAKARTA-(IDB) : Indonesia segera diperkuat dengan skuadron
Apache AH-64 E dari Amerika Serikat (AS). Menhan RI menjelaskan mengapa
Indonesia telat melakukan modernisasi alat militernya.
Ketika melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri AS Chuck Hagel, Menhan RI Purnomo Yusgiantoro menjelaskan alasan Indonesia membeli helikopter tempur canggih itu.
"Seperti kalian tahu selama 20 tahun Indonesia tidak melakukan modernisasi peralatan militer. Selama ini Indonesia terus fokus pada pengentasan masalah ekonomi," ujar Menhan Purnomo Yusgiantoro, di Jakarta, Senin (26/8/2013) malam.
"Sejak saat itu, Indonesia berupaya keras untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat dan performa ekonomi dan saat ini kondisi ekonomi kami sudah membaik. Jadi saat ini waktunya bagi kami untuk memodernisasi alusista. Setelah 15-20 tahun kami tidak pernah melakukan hal itu," jelasnya.
Menhan menambahkan, melihat negara lain yang perekonomiannya membaik, mereka segera melakukan moderenisasi alusista. Luasnya wilayah Indonesia, mengharuskan Indonesia melakukan moderenisasi tersebut.
"Kami tidak bisa melakukan moderenisasi dengan cepat. Kami hanya bisa melakukannya dengan bertahap," tuturnya.
Purnomo menjelaskan yang penting saat ini adalah kedaulatan negara. Baginya, Indonesia tidak berniat mengekspansi wilayah. Dirinya menegaskan, wilayah Indonesia sudah sangat luas. Kedatangan Apache ini dianggap membantu militer Indonesia untuk menjaga wilayahnya yang luas.
Ketika melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri AS Chuck Hagel, Menhan RI Purnomo Yusgiantoro menjelaskan alasan Indonesia membeli helikopter tempur canggih itu.
"Seperti kalian tahu selama 20 tahun Indonesia tidak melakukan modernisasi peralatan militer. Selama ini Indonesia terus fokus pada pengentasan masalah ekonomi," ujar Menhan Purnomo Yusgiantoro, di Jakarta, Senin (26/8/2013) malam.
"Sejak saat itu, Indonesia berupaya keras untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat dan performa ekonomi dan saat ini kondisi ekonomi kami sudah membaik. Jadi saat ini waktunya bagi kami untuk memodernisasi alusista. Setelah 15-20 tahun kami tidak pernah melakukan hal itu," jelasnya.
Menhan menambahkan, melihat negara lain yang perekonomiannya membaik, mereka segera melakukan moderenisasi alusista. Luasnya wilayah Indonesia, mengharuskan Indonesia melakukan moderenisasi tersebut.
"Kami tidak bisa melakukan moderenisasi dengan cepat. Kami hanya bisa melakukannya dengan bertahap," tuturnya.
Purnomo menjelaskan yang penting saat ini adalah kedaulatan negara. Baginya, Indonesia tidak berniat mengekspansi wilayah. Dirinya menegaskan, wilayah Indonesia sudah sangat luas. Kedatangan Apache ini dianggap membantu militer Indonesia untuk menjaga wilayahnya yang luas.
Tidak Ada Perlombaan Senjata Di ASEAN
Niat Indonesia untuk memiliki satu skuadron helikopter Apache dari
Amerika Serikat (AS), bukan sebuah tanda adanya perlombaan senjata di
ASEAN. Hal ini disampaikan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.
Menurut Purnomo, ASEAN tidak membutuhkan senjata. Sebagai sebuah komunitas, ASEAN sangat menyatu antara satu dengan lainnya.
"Mengenai perlombaan senjata, saya tidak percaya itu ada di antara negara anggota ASEAN. ASEAN benar-benar menyatu dan kami terus saling bertukar pikiran dalam ASEAN Defence Minister," tutur Menhan Purnomo, di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta, Senin (26/8/2013).
Mengenai rencana Indonesia untuk memoderenisasi senjatanya, hal ini bukan berarti bahwa Indonesia bersiap untuk melawan negara ASEAN lainnya.
"Jika Anda melihat Singapura, Malaysia dan Thailand dan sebagian negara ASEAN lainnya mengalami peningkatan ekonomi. Sebagian dari dana mereka, disisihkan untuk memoderenisasi militer mereka," lanjutnya.
Menurut menhan memoderenisasi militer bukan berarti perlombaan senjata. Militer bukan berarti digunakan untuk perang, tetapi juga selain perang seperti bantuan saat bencana.
Selain itu, Menhan Purnomo menjelaskan bahwa ASEAN memiliki piagam yang menyebutkan bila salah satu negara anggota memiliki masalah dengan negara anggota lain, maka diupayakan ASEAN Spirit.
Bagi Purnomo, ASEAN Spirit adalah duduk, berbicara dan memecahkan permasalahan. Hal tersebut dapat dicontohkan dalam masalah perbatasan antara Kamboja dan Thailand.
Menurut Purnomo, ASEAN tidak membutuhkan senjata. Sebagai sebuah komunitas, ASEAN sangat menyatu antara satu dengan lainnya.
"Mengenai perlombaan senjata, saya tidak percaya itu ada di antara negara anggota ASEAN. ASEAN benar-benar menyatu dan kami terus saling bertukar pikiran dalam ASEAN Defence Minister," tutur Menhan Purnomo, di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta, Senin (26/8/2013).
Mengenai rencana Indonesia untuk memoderenisasi senjatanya, hal ini bukan berarti bahwa Indonesia bersiap untuk melawan negara ASEAN lainnya.
"Jika Anda melihat Singapura, Malaysia dan Thailand dan sebagian negara ASEAN lainnya mengalami peningkatan ekonomi. Sebagian dari dana mereka, disisihkan untuk memoderenisasi militer mereka," lanjutnya.
Menurut menhan memoderenisasi militer bukan berarti perlombaan senjata. Militer bukan berarti digunakan untuk perang, tetapi juga selain perang seperti bantuan saat bencana.
Selain itu, Menhan Purnomo menjelaskan bahwa ASEAN memiliki piagam yang menyebutkan bila salah satu negara anggota memiliki masalah dengan negara anggota lain, maka diupayakan ASEAN Spirit.
Bagi Purnomo, ASEAN Spirit adalah duduk, berbicara dan memecahkan permasalahan. Hal tersebut dapat dicontohkan dalam masalah perbatasan antara Kamboja dan Thailand.
Sumber : Okezone
Come On Alutsista dalam negeri tidak perlu di usikkkk, kenapa harus takut dengan negara Lain ini demi kepentingan Altisista Indonesia
BalasHapusYANG KEDUA KENAPA INDONESIA TELAT MODERNISASIKAN ALUTSISTA TNI,DIKARENAKAN BANYAKNYA KORUPTOR DALAM NEGERI HASIL DIDIKAN REZIM ORDE BARU YANG JUMLAHNYA MENJAMUR DARI PEJABAT LAPISAN BAWAH SAMPAI ATAS YANG TELAH MENGGEROGOTI UANG RAKYAT BESAR2AN SEHINGGA SULIT BUAT MENGENTASKAN KEMISKINA APALAGI BUAT BELANJA SENJATA UNTUK PUNGGAWA2 BENTENG NEGARA,YANG HASILNYA HUTANG NEGARA MENUMPUK MENCEKIK RAKYAT.
BalasHapusBERIKUTNYA YANG KETIGA BANYAKNYA OKNUM2 DI DALAM NEGERI YANG SUDAH KEHILANGAN RASA NASIONALISME ATAU KECINTAAN TERHADAP NEGARANYA DAN LEBIH MENGUTAMAKAN KEPENTINGAN PERUT,PARTAI,GOLONGAN,NEGARA LAIN DEMI UANG,DLL YG MERUGIKAN BANGSANYA SENDIRI. LUPA AKAN SEJARAH PERJUANGAN DARI PARA PAHLAWANNYA,LUPA ARTI KEMERDEKAAN DAN BAGAIMANA MENGISINYA.
DAN YANG TERAKHIR LEMAHNYA PENEGAKAN HUKUM DI DALAM NEGERI YANG MERUGIKAN NEGARA DAN RAKYAT.
itu semua tergantung dari pemimpinya.
HapusKita kan cuma mengejar MEF - Minimum Essential Force.
BalasHapusMINIMUM!!
Baru ngejar yang minimum, tetangga udah pada takut. Susah deh punya tetangga lebay!
Karena Mnrt Mereka Minimum Essential Force ny Indonesia sdh kayak Maximum Essential Force :d
BalasHapusPak Menhan kita sangat jujur dan terbuka.Memang benar untuk menjaga Indonesia yang luas ini kita masih keteter.Jadi masuk akal kita memodernisasi peralatan perang kita .Kalau dihitung rasio senjata per luas wilayah ,senjata kita yang ada sangat minim.Bandingkan dengan Singapure. pesawat,kapal perang kapal selam yang mereka punyai lebih banyak dari Indonesia dengan luas wilayah cuma seluas jakarta. sehingga sebagian senjatanya tidak muat di wilayahnya sendiri dan harus "parkir " di beberapa negara lain.Jadi tidak ada alasan yang rasional yang. membuat tetangga cemas terhadap Indonesia.Kalau ada negara tetangga yang cemas ,pasti merekalah yang punya maksud jahat terselubung terhadap Indonesia.Mereka yang ingin kita tetap kerdil dan gampang di intimidasi......
BalasHapusSebenarnya jawabnya sederhana saja.
BalasHapus1. Indonesia harus memodernisasikan alutsistanya lebih dari negara ASEAN lainnya karena duapertiga luas ASEAN adalah wilayah Indonesia.
2. Indonesia menderita embargo alutsista lebih dari satu dekade, sehingga wajar kalau Indonesia harus mengganti alutsistanya yang sudah rusak dan tua.
3. Indonesia harus memodernisasi alutsista untuk memberikan rasa aman bagi rakyatnya dan para investor asing yang menaruh uangnya dalam jumlah yang besar dinegara ini. contohnya Singapura dengan alutsista yang berlebihan dimaksudkan untuk memberi rasa aman bagi investor asing.
4. Indonesia harus memodernisasi alutsistanya untuk dapat ikut mengusahakan perdamaian dunia, contohnya keikut sertaan Indonesia sebagai pasukan PBB diberbagai daerah konflik.
5. Indonesia harus mempunyai kemampuan untuk mempertahankan wilayah dan keutuhan negara dari teroris, kejahatan transnasional serta kemungkinan konflik regional, agar AS tidak perlu buang-buang duit bangun pangkalan-pangkalan militer, cukup Indonesia saja yang memperkuat diri (heheheh).
Gitu kan?
mau apapun alasan2 ketakutan negara2 lain atas indonesia semua negara di dunia ini punya hak untuk memperkuat militer nya demi menjaga negara nya.. NB: asalkan punya duit nya hehehe...
BalasHapus