JAKARTA-(IDB) : Satu langkah
strategis pada operasionalisasi dan doktrin tengah dirintis TNI melalui
wacana pembentukan Komando Operasi Khusus TNI (Indonesian Special Operation Command), yang didedikasikan untuk tugas-tugas sangat khusus, terutama pencegahan dan penanggulangan terorisme.
"Konsepnya sedang disusun, walau pada kenyataannya operasi gabungan melibatkan pasukan elit ketiga matra TNI telah berkali-kali dilaksanakan," kata Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, di Pusat Pelatihan Misi Perdamaian TNI, Sentul, Jawa Barat, Selasa.
"Konsepnya sedang disusun, walau pada kenyataannya operasi gabungan melibatkan pasukan elit ketiga matra TNI telah berkali-kali dilaksanakan," kata Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, di Pusat Pelatihan Misi Perdamaian TNI, Sentul, Jawa Barat, Selasa.
Kehadiran
Komando Operasi Khusus TNI menjadi keniscayaan, karena hakekat ancaman
dan tingkat keperluan komando operasi TNI ini cukup meningkat.
Kuantitas, kualitas, dan kompleksitas jaringan terorisme di dalam dan
luar negeri semakin meningkat.
Secara struktur keorganisasian, komando operasi baru TNI ini nanti akan langsung berada di bawah panglima TNI. Untuk saat-saat awal, kajian internal TNI menyatakan TNI AD melalui Komando Pasukan Khusus TNI AD menjadi pucuk pimpinan.
Secara struktur keorganisasian, komando operasi baru TNI ini nanti akan langsung berada di bawah panglima TNI. Untuk saat-saat awal, kajian internal TNI menyatakan TNI AD melalui Komando Pasukan Khusus TNI AD menjadi pucuk pimpinan.
Sebenarnya,
selain Korps Baret Merah itu, ada beberapa lagi pasukan khusus di
lingkungan TNI yang berkemampuan intelijen, kontra intelijen,
pertempuran trimatra (beraksi di laut, udara, dan darat), dan
lain-lain.
Mereka adalah Detasemen
Jalamangkara Korps Marinir TNI AL, Komando Pasukan Katak TNI AL, dan
Detasemen B90 Bravo Korps Pasukan Khas TNI AU.
Masih
ada lagi --bukan setingkat komando operasi-- Batalion Intai Amfibi
Korps Marinir TNI AL, yang fungsinya lebih mirip dengan US Marine Scouts pada Korps Marinir Amerika Serikat.
Kekuatan,
kemampuan, dan doktrin dari seluruh pasukan khusus TNI itulah yang akan
"dilebur" di dalam Komando Operasi Khusus TNI tanpa menghilangkan
identitas dan doktrin awal pasukan. Ada beberapa model organisasi dan
pengerahan yang bisa diikuti.
"Namun TNI akan
mengikuti model Singapura. Organisasinya kecil namun unsurnya lengkap.
Pada masa damai, unsur-unsur itu kembali ke satuan induk; saat
diperlukan langsung terintegrasi," kata Komandan Jenderal Komando
Pasukan Khusus TNI AD, Mayor Jenderal TNI Agus Sutomo.
Kehadiran
Yusgiantoro di pusat pelatihan itu guna memastikan kelancaran Latihan
Gabungan Anti Teror ASEAN Plus, pada 9-13 September nanti.
Pasukan-pasukan
khusus 10 negara ASEAN turut, ditambah mitranya dari Amerika Serikat,
Selandia Baru, Jepang, Korea Selatan, India, Rusia, China, dan
Australia.
Latihan gabungan pasukan-pasukan
elit 18 negara ini baru pertama kali dilaksanakan di dunia, hasil dari
Pertemuan Menteri Pertahanan se-ASEAN di Hanoi, Viet Nahm, pada 2010.
Ada
lima bidang kerja sama yang dilaksanakan, dimana Indonesia dan Amerika
Serikat didaulat menjadi ketua bersama bidang pelatihan dan pertukaran
informasi pasukan militer anti teror.
Sumber : Antara
Indonesia lebih mirip bangsa pemersatu dan cinta damai drpd bangsa pelanggar HAM.
BalasHapusOPM yg suka nembak (=terroris), bisa ga jd target operasi para komando ini?
BalasHapusberani ga? :P
wacccch indonesia lagi yang jadi ketua nya..
BalasHapusEmang prajurit indonesia boleh di bilang best of the best,,sbgai pemersatu dari sekian banyak ras dan golongan..
Jaya terus dan salam 1jiwa NkrI
keep up the good work soldier, we proud of you....
BalasHapus