JAKARTA-(IDB) : PT Batan Teknologi (Persero) berencana membangun pabrik yang memproduksi
isotop nuklir di Amerika Serikat (AS). Pengadaan isotop tersebut,
nantinya akan digunakan untuk keperluan kesehatan.
Menteri BUMN Dahlan Iskan mengungkapkan, pendanaan pabrik isotop nuklir yang akan dibangun PT Batan Teknologi dibiayai Eximbank. Dahlan menyebutkan Batantek memperoleh dana sebesar Rp1,7 triliun.
"Iya betul, itu (pembiayaan) dari Eximbank. Betul pendanaannya dari sana," ujar Dahlan Iskan, kala ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu(26/9/2012).
Dahlan menuturkan, meski Batantek memperoleh pendanaan dari Eximbank. Namun pihak AS juga memiliki investasi yang lebih besar. Menurut dia, kepemilikan pabrik isotop nuklir tersebut nantinya mayoritas dipegang oleh pihak AS. "Mereka mayoritas karena mereka investasi lebih besar, investasi kita Rp1,7 triliun," ujar Dahlan.
Hingga saat ini, Dahlan masih menunggu kabar dari Direktur Utama PT Batantek mengenai laporan ke pemegang saham AS. Selain itu, dia juga berkoordinasi dengan pemegang saham pihak Indonesia. "Nah, kalau nanti pemegang saham setuju baru lah direalisasikan," katanya.
Dahlan menjelaskan, produk yang dihasilkan pabrik reaktor nuklir isotop di Amerika akan berbentuk menyerupai cairan. cairan itu nantinya akan mampu mendeteksi penyakit seseorang. Dengan cara menyuntikan cairan radio isotop itu seperti dikatakan Dahlan, akan mampu mendeteksi penyakit seseorang.
"Nanti itu seperti cairan, nanti akan bisa memdeteksi sakit apa dengan cara menyuntikan cairan itu, cairan itu namanya radio isotop, yang bisa mendeteksi penyakit," jelas dia
Cairan itu yang nantinya akan membedakan organ-organ tubuh, sehingga ketika cairan itu masuk maka akan kelihatan penyakitnya apa. "Lebih untuk mendeteksi," tambah dia.
Menurutnya, cairan ini akan menggantikan penggunaan citiscan, namun lebih praktirs karena hanya di suntikan. "Ini sangat aman, enggak berbahaya, ini sangat aman," tegas Dahlan.
Sebelumnya, Dahlan mengatakan bahwa Batan Teknologi punya peluang menjadi produsen radio isotop atau kedokteran nuklir terbesar di dunia. "Batan Teknologi ini peluangnya besar, negara lain enggak ada yang bisa buat kecuali Indonesia," katanya.
Dia menjelaskan, alasan Batan membangun pabriknya di sana, karena jika diproduksi di Indonesia tetap harus dibawa ke AS. Dalam perjalanan tersebut, dikhawatirkan radiasi isotop tersebut akan habis. "Kalau dikirim ke AS itu radiasinya hilang, satu-satunya cara mendirikan perusahaan di AS," jelasnya.
Menteri BUMN Dahlan Iskan mengungkapkan, pendanaan pabrik isotop nuklir yang akan dibangun PT Batan Teknologi dibiayai Eximbank. Dahlan menyebutkan Batantek memperoleh dana sebesar Rp1,7 triliun.
"Iya betul, itu (pembiayaan) dari Eximbank. Betul pendanaannya dari sana," ujar Dahlan Iskan, kala ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu(26/9/2012).
Dahlan menuturkan, meski Batantek memperoleh pendanaan dari Eximbank. Namun pihak AS juga memiliki investasi yang lebih besar. Menurut dia, kepemilikan pabrik isotop nuklir tersebut nantinya mayoritas dipegang oleh pihak AS. "Mereka mayoritas karena mereka investasi lebih besar, investasi kita Rp1,7 triliun," ujar Dahlan.
Hingga saat ini, Dahlan masih menunggu kabar dari Direktur Utama PT Batantek mengenai laporan ke pemegang saham AS. Selain itu, dia juga berkoordinasi dengan pemegang saham pihak Indonesia. "Nah, kalau nanti pemegang saham setuju baru lah direalisasikan," katanya.
Dahlan menjelaskan, produk yang dihasilkan pabrik reaktor nuklir isotop di Amerika akan berbentuk menyerupai cairan. cairan itu nantinya akan mampu mendeteksi penyakit seseorang. Dengan cara menyuntikan cairan radio isotop itu seperti dikatakan Dahlan, akan mampu mendeteksi penyakit seseorang.
"Nanti itu seperti cairan, nanti akan bisa memdeteksi sakit apa dengan cara menyuntikan cairan itu, cairan itu namanya radio isotop, yang bisa mendeteksi penyakit," jelas dia
Cairan itu yang nantinya akan membedakan organ-organ tubuh, sehingga ketika cairan itu masuk maka akan kelihatan penyakitnya apa. "Lebih untuk mendeteksi," tambah dia.
Menurutnya, cairan ini akan menggantikan penggunaan citiscan, namun lebih praktirs karena hanya di suntikan. "Ini sangat aman, enggak berbahaya, ini sangat aman," tegas Dahlan.
Sebelumnya, Dahlan mengatakan bahwa Batan Teknologi punya peluang menjadi produsen radio isotop atau kedokteran nuklir terbesar di dunia. "Batan Teknologi ini peluangnya besar, negara lain enggak ada yang bisa buat kecuali Indonesia," katanya.
Dia menjelaskan, alasan Batan membangun pabriknya di sana, karena jika diproduksi di Indonesia tetap harus dibawa ke AS. Dalam perjalanan tersebut, dikhawatirkan radiasi isotop tersebut akan habis. "Kalau dikirim ke AS itu radiasinya hilang, satu-satunya cara mendirikan perusahaan di AS," jelasnya.
Sumber : Okezone
Manfaatnya gak ada buat bangsa indonesia kalau papbriknya di bangun di luar negeri !!!buang 2 duwit percuma gak ada gunanya ,"america tidak bisa di pegang omonganya kadang sihhh yataaa
BalasHapusMungkin juga gan, sbab mayoritas saham sdh di pegang si amrik
BalasHapushey orng yg sok tau di atas
BalasHapussama aja nanya gk ada untungnya buat pabrik nike di INA pdhl spatunya gk djual di INA
batantek membuka pabrik dsna buat kbtuhan medis yg tinggi di AS
di AS pmgang saham gk blh lbh dari 30% gk kayak INA 99% pun boleh
keuntungan masuk ke BUMN
gk sah sok ngrti deh
salam dari pegawai BATAN
sy mau tanya, indonesia sebagai produsen isotop, nah setelah di produksi di USA, maka mereka akan menjadi produsen juga kan?? Nah, lantas, untuk apa hasil isotop di indo bila ternyata nanti banyak negara yang justru beli di indo....? Apa PT.Freeport itu tak bisa dijadikan pelajaran berharga oleh negeri ini..? Pemegang saham terbanyak, bisa berbuat apa saja yang menurut mereka akan lebih menguntungkan perusahaan, bagaimana bila USA melakukan produksi sendiri ketika ia mampu?? Silahkan yang katanya pegawai batan jawab......
BalasHapusAda patennya kali.. lagian d buat d sini tapi d ekspor kadaluarsa.. siapa yg mau pakai dan bayar ??
Hapusoky saya jelaskan
HapusINA sudah membuat di serpong dengan reaktor G.A. siwabessy nah hasilnya itu untuk memenuhi kbutuhan dalam negri dan asia
anda tau sifat radioaktiv???
klo gk tau saya jelaskan
radioaktiv memiliki sifat meluruh karena partikel2 dari bahan itu keluar.. ini menyebabkan massa dari bahan itu berkurang
untuk kesehatan bahan radioaktiv yg digunakan haruslah memiliki umur paruh yg relativ singkat sebagai contoh yg dihasilkan batabtek yaitu 10jam
tidak seperti industri yg menggunakan Co-60 waktu paruhnya 3th
kita klo mengekspor ke cina harus dihitung dlu brp lama perjlanan menggunakan pesawat
berapa lama bahan itu jadi hingga digunakan
itung2an klo mau di expor ke cina mesti >30 Ci (1Ci=3,7x10^10 partikel/dtk)
kembali ke AS
AS sudah bisa membuat tapi dia fokus ke radioisotop industri
di AS ada reaktor generasi ke 6 dan hasil reaktor itu ada neutron
nah neutron inilah kita manfaatkan menjadi bahan radioaktiv dengan bantuan siklotron
kita membuat di AS untuk menjangkau benua amrik dan eropa
klo anda pengamat ekonomi pasti mengerti
dan 1 lagi
reaktor nuklir bukan hanya untuk menghasilkan listrik
neutron dari reaktor itu bisa untuk pemanfaatan lain
kaleng sarden yg anda makan di steril pake radioaktiv, beras yg anda makan hasil litbang BATAN, kondom, sarung tangan oprasi yg anda pake hasil mesin berkas elektron
makannya klo gk ngerti pemanfaatan nuklir gk sah koar2
hehe
GO PLTN
Buka pabrik di AS itu hanya strategi marketing batantek. karena kan konsumen isotop terbanyak bakal ada di AS.
BalasHapusmetode pembuatan isotop yang katanya ditemukan oleh orang batan itu PASTI bisa ditiru oleh AS, Jepang, dan Eropa. ketiga bangsa itu adalah maestro-nya teknologi. jadi kalopun batantek nggak buka pabrik di Amerika, dan hanya ekspor, AS tetep bisa meniru karena mereka memang bangsa hi-tech.
Kalo AS, Eropa, Jepang punya teknologi, kita harus mengemis untuk dapet transfer of technology. Tapi kalo Indonesia yang punya teknologinya, saya rasa mereka, dengan segudang ahlinya, bisa memecahkan rahasia teknologi kita.
Gue heran sm hairus slamet.. gak ngerti kok ngomong.. udah jelas menghindarkan radio isotop itu habis d perjalanan.. jd d bangun d amrik karena pangsa pasarnya d negara2 barat.. kalau d sini perlu ya d buat pabrik lagi.. tolol memang kayak metromini dan tipuan yg suka jelekin pemerintah tanpa dasar !!! Tolol !!!
BalasHapusYang gw sayangkan mereka(us) gampang bgt membujuk suatu negara untuk mendptkan rahasia teknologi baik cara kasar atau lembut mendapatnya ya contoh seperti ini dgn dalih kerja sama, Formula YK kan tidak gampang penemuanya ada rumus2nya.
BalasHapuswat koment d atasQ tepat ni aq stuju banget ini baru namanya koment berkualitas...
BalasHapuscm yg di bahas radiaktif wat ksehatan tp kq akhir2nya PLTN...hehehe
N denger2 dulu indonesia dh pernah penelitian buat reaktor pembangkit listrik tp d larang AS cz katany takut kalau indonesia punya senjata nuklir kayak alsan yg d gunain d Iran cm bedany Indonesia nurut jha tp low Iran nekad demi kemajuan negaranya...