PEKANBARU-(IDB) : Pagi hari Rabu 29 Mei 2013, disaat matahari mulai naik dari cakrawala
perintah terbang menuju arah timur laut kota Pekanbaru, Riau sekitar
pesisir timur Pulau Sumatera mendekati Selat Malaka merupakan sebuah
perintah yang tidak dapat ditolak maupun dibantah. Deru mesin jet Adour
MK 871 buatan Rollroyce terdengar melaju dan melesat memanggil panggilan
tugas yang berat tapi luhur.
Terdapat dua area sasaran yang ditentukan adalah JTA 1 dan JTA 2 yang
kemudian dari area tersebut dua buah Hawk 209 milik TNI AU mendapat
tuntunan dari radar Ground Control Intercept 232 Dumai yang mengatakan
terdapat titik dari timur bergerak cepat menuju kearah barat. Dari
identifikasi transponder diketahui benda bergerak tersebut adalah dua
buah pesawat jet F – 5 Tiger miliki Republic Singapore Airforce yang
memasuki wilayah Pulau Sumatera.
Setelah mendapatkan informasi tiga dimensi berupa jarak, arah dan
ketinggian maka dua Hawk 209 segera menuju arah sasaran yang dituju.
Ditemukan dua buah titik hitam di kejauhan, maka dua Hawk dengan
callsign “Bigfoot” tersebut segera mengambil ancang-ancang untuk
pengejaran. Menyadari bahwa F – 5 memiliki kecepatan supersonic
sedangkan Hawk 209 hanya subsonic maka “Bigfoot” flight mengambil sudut
pengejaran dari samping dan ambil posisi lead dari kedua F – 5 yang
kemudian diketahui menggunakan callsign “Black Kite”.
Setelah berhasil
membayangi dua buah F – 5 Singapura tersebut menandakan akhir sebuah
skenario latihan hari pertama Bilateral Fighter Interaction and Training
yang dilaksanakan antara TNI AU dan RSAF di Lanud RSN Pekanbaru, Riau.
Latihan yang dilaksanakan mulai hari rabu hingga kamis (29 – 30 Mei
2013) berjalan dengan lancar yang terdiri dari air interception,
dissimilar air combat training 1 versus 1 serta 2 versus 2.
Sumber : TNI AU
pilotnya singgapur mirip anak sma ga ya?
BalasHapus