JAKARTA-(IDB) : Komandan Grup 3/Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD Kolonel Inf
Izak Pangemanan memimpin pelaksanaan serah terima jabatan Komandan
Batalyon (Danyon)-31 Grup 3/Kopassus dari Mayor Inf Riyanto kepada Mayor
Inf Edwin Aldrian Sumantha, S.H., di lapangan Alfred Taarega, Markas
Grup 3/Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Rabu (14/11/2012).
Dalam amanatnya, Kolonel Inf Izak menyampaikan bahwa mutasi dan
pergantian jabatan di kehidupan militer merupakan bagian dari realisasi
kebijakan dari pimpinan Kopassus dalam rangka menyiapkan kaderisasi
kepemimpinan dalam menghadapi tantangan tugas di masa mendatang.
Selain itu, peralihan tugas dan jabatan Komandan Batalyon juga
merupakan proses pembinaan personel bagi perwira terkait, yang
dimaksudkan untuk lebih memantapkan dan mengembangkan kepemimpinan dan
kemampuan manajerial, sejalan dengan pola pembinaan personel yang
berlaku di lingkungan TNI AD.
Grup 3/Kopassus merupakan satu-satunya satuan operasional TNI AD yang
melaksanakan operasi Sandi Yudha (Sandha), baik dalam rangka Operasi
Militer Perang maupun Operasi Militer Selain Perang. Oleh karena itu,
Batalyon-31 sebagai salah satu satuan organik Grup 3/Kopassus, para
prajuritnya dituntut untuk dewasa dalam berpikir, berbuat dan bertindak
serta memiliki tingkat intelektual dan profesionalitas yang tinggi agar
selalu tanggap dan mampu menghadapi setiap lawan yang akan mengancam
kedaulatan negara dan bangsa
Danyon-31/Kopassus yang baru, Mayor Inf Edwin Aldrian Sumantha, S.H,
merupakan lulusan Akademi Militer tahun 1997. Selama karirnya, ia telah
berbagai mengikuti pendidikan militer tepat pada waktunya mulai dari
Sarcab Hub, Sarcab IF dan Selapa IF dengan prestasi yang cukup menonjol.
Ia juga terpilih dari sekian puluh kandidat untuk mengikuti Joint
Command and Staff Course (Sesko) di Selandia Baru.
Sedangkan beberapa pendidikan kualifikasi/spesialisasi yang telah
ditempuhnya, antara lain : Para, Komando, Sandi Yudha, Jump Master, dan
pendidikan lain yang berkaitan dengan Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB.
Pendidikan umum tertinggi yang diselesaikannya adalah Post Graduate
Diploma of Art dari Massey University, Selandia baru, setelah sebelumnya
menamatkan kesarjanaannya di fakultas hukum di salah satu universitas
ternama di Jakarta.
Sebagai seorang prajurit Kopassus, ia melengkapi dan mengasah
kemampuannya dengan melaksanakan berbagai tugas operasi militer.
Mayor
Inf Edwin pernah bertugas di daerah rawan konflik di Indonesia dan juga
pernah bertugas sebagai anggota Kontingen Garuda di bawah bendera
pasukan PBB sebagai Pengamat Militer (Military Observer) di Georgia,
sebuah negara pecahan Uni Soviet.
Sementara pejabat lama Mayor Inf Riyanto selanjutnya akan menempati
jabatan baru sebagai Komandan Sekolah Komando Pusdik Passus TNI AD di
Batu Jajar, Bandung.
Sumber : Poskota
Lebih dari 100 ribu warga Amerika Serikat mengirim petisi ke Gedung Putih meminta negara bagian tempat tinggal mereka memisahkan diri dari AS.
BalasHapusMereka menyampaikan petisi itu ke situs internet 'We the People' yang dikelola Gedung Putih setelah terpilihnya kembali Presiden Barack Obama dalam pemilihan Selasa 6 November pekan lalu.
Totalnya tercatat 20 petisi yang masuk dan salah satunya adalah dari negara bagian Texas, yang ditandatangani oleh 25.000 warga. Jumlah penandatangan itu mencapai batas ambang yang menurut Gedung Putih akan mendapat tanggapan.
Sebagian besar dari 20 negara yang mengajukan petisi itu memilih calon dari Partai Republik, Mitt Romney, dalam pemilihan presiden tersebut.
Hasil pemilihan di Negara Bagian Texas, misalnya, memilih Romney dengan selisih 15% dibanding dengan suara untuk Obama.
Banyak yang mengutip preambul Pernyataan Kemerdekaan Amerika dari Inggris, yang menurut pendiri negara sebagai hak mereka untuk menghentikan keterkaitan politik dan membentuk negara baru.
Namun petisi dari Negara Bagian Texas juga mengeluhkan terjadinya pelanggaran terang-terangan atas hak-hak warga Amerika Serikat.
Petisi itu menyebut Otoritas Keamanan Transportasi dengan menuduh para stafnya melakukan pemeriksaan yang mengganggu di bandara-bandara.
Konstitusi Amerika Serikat tidak mencakup ketentuan bagi negara bagian untuk memisahkan diri dan hingga kini Gedung Putih belum memberikan tanggapan.
Upaya pemisahan negara bagian pada pertengahan tahun 1800-an memicu perang saudara di Amerika Serikat.
MARI KITA GENCARKAN RENCANA AKBAR AKSI SEPARATISME WARGA AMERIKA SERIKAT INI SEBAGAI AKSI BALASAN TERHADAP APA YANG TELAH MEREKA PERBUAT ATAS BERGOLAKNYA ACEH PADA WUJUD GERAKAN GAM, REPUBLIK MALUKU SELATAN, ORGANISASI PAPUA MERDEKA, DAN LEPASNYA TIMOR LESTE DARI PANGKUAN NKRI. MARI KITA TINGKATKAN DAN DUKUNG AKSI SEPARATISME WARGA AMERIKA SERIKAT INI !!!!!!!!!
BalasHapusUdah mandi dulu sana...........gak usah ngurusi orang............!!!!!!"!"""
BalasHapusUdah mandi dulu sana...........gak usah ngurusi orang............!!!!!!"!"""
BalasHapusHaha...uh uhh uhh kwkwkw..uh uh pengamatbayangan datang pasti jitu apa yg bakal terjadi kerasiaan penguasa terdekteksi!!!!
BalasHapus