Pages

Minggu, Juli 31, 2011

Indobatt dan Tentara Prancis Latihan Bersama di Lebanon

JAKARTA-(IDB) : Untuk meningkatkan kerjasama dan profesionalisme prajurit, Satgas Yonif Mekanis Kontingen Garuda XXIII-E/UNIFIL dan Kontingen Prancis (FCR) menggelar latihan bersama di lapangan Parade Soekarno, Markas Batalyon, UN POSN 7-1, Adshit Al Qusayr, Lebanon Selatan.

Dansatgas Indobatt Konga XXIII-E/UNIFIL, Letkol Inf Hendy Antariksa, dalam surat elektronik kepada ANTARA, mengatakan latihan bersama bertajuk"Joint Rate Exercise Forward Command Post" itu berlangsung dua hari hingga Sabtu (30/7).

Prancis mengerahkan satu unit Kavaleri dan 23 personel, dibawah pimpinan Komandan Unit Kapten Bechard Erwan, sedangakn TNI mengirimkan 100 prajurit dalam Kontingen Garuda XXIII-E/UNIFIL.

Kegiatan itu terutama dilakukan di titik rawan Kompi Alfa di El Addaisse perbatasan Israel-Lebanon, kata Hendy

Sumber: Antara

Update : Ankara Cegah Ulah Militer Timbulkan Krisis

ANKARA-(IDB) : Mustafaoglu, mantan petinggi Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), Turki menandaskan, pemerintah menolak krisis yang ditimbulkan militer.
 
"Turki tengah menjalankan proses demokrasi," ungkap Mustafaoglu saat diwawancarai televisi al-Alam mereaksi krisis hubungan militer dan pemerintah di Turki.

Ia menandaskan, komandan angkatan darat, udara dan laut akan menerima keputusan soal permohonan pensiun mereka besok. Keputusan ini akan dirilis dikeluarkan Dewan Tinggi Militer di sidangnya pada hari Senin (31/7).

Sementara itu, aksi para komandan yang mengundurkan diri dua hari sebelum waktu pensiun mereka menunjukkan upaya mereka untuk menciptakan krisis dan meretakkan hubungannya dengan pemerintah, ungkap Mustafaoglu.

Mantan petinggi Partai AKP ini menambahkan, sebelum berkuasanya partai AKP, kepala staf militer mendikte pemerintah untuk menunjuk komandan angkatan darat, udara dan laut sesuai dengan keinginan mereka, namun Partai Keadilan dan Pembangunan menentang proses seperti ini.

Mustafaoglu menandaskan, pemerintah menekankan bahwa Ankara sebagai penanggung jawab kondisi dalam dan luar negeri Turki serta kenaikan pangkat atau waktu pensiun para perwira militer diputuskan pemerintah.

Komandan militer Turki yang mengundurkan diri berusaha terus menekan pemerintah untuk mempertahankan posisi mereka sebagai pengambil keputusan penentuan jabatan di tubuh militer. Jika memungkinkan posisi ini terus mereka pertahankan hingga 20 tahun ke depan.

Wajar jika Ankara menentang hal ini. Selain itu, pemerintah Turki juga menolak menaikkan pangkat para perwira militer yang terlibat dalam aksi percobaan penggulingan pemerintah dan kini mendekam di penjara.

Sumber: Irib

Update : Rencana Lanjutan Irak Untuk Membeli 36 Pesawat F-16 Amerika

BAGHDAD-(IDB) : Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki mengatakan negaranya akan meneruskan rencana membeli pesawat jet tempur dari Amerika Serikat.

Al-Maliki mengatakan Irak akan memulai kembali perundingan dengan AS soal pembelian 36 jet F-16, dua kali lebih banyak dari rencana semula.

"Kami serius dengan rencana ini. Saya telah menandatangani surat dua hari lalu dan delegasi Angkatan Udara Irak bersama dengan tim penasehat akan memulai kembali perundingan tentang kontrak pembelian," papar al-Maliki kepada para wartawan di Baghdad, hari Sabtu (30/7).

"Jumlah pesawat yang akan dibeli lebih besar. Kita harus memperbanyak pesawat guna menjaga kedaulatan negara. Insya Allah kita akan membeli 36 pesawat F-16, bukan 18," jelas al-Maliki.

Pernah kuat

Rencana ini sempat dibekukan karena anggaran untuk membeli pesawat tempur akan dipakai untuk mendanai program pangan.

Pembelian bernilai miliaran dolar ini ditujukan untuk membangun kembali Angkatan Udara Irak, yang pernah menjadi salah satu yang terkuat di dunia, namun hancur akibat perang Irak pertama.

Rencana pembelian pesawat tempur F-16 diumumkan ketika Irak dan AS membahas apakah AS akan menempatkan pasukan atau pelatih militer setelah seluruh kontingen pasukan AS ditarik mundur dari Irak pada akhir tahun ini.

Di antara ketiga angkatan, AU Irak adalah yang paling lemah.

AU Irak sangat tergantung dengan AU AS dalam menumpas berbagai kelompok perlawanan, delapan tahun setelah Presiden Saddam Hussein digulingkan.

Tingkat kekerasan di Irak turun sejak 2006-2007 namun kelompok perlawanan Sunni dan Syiah masih melakukan serangan dan pembunuhan.

Sumber: Irak

Kapal Perang Rusia Kawal 30 Kapal di Teluk Aden

MOSKOW-(IDB) : Sebuah gugus tugas Rusia yang dipimpin oleh kapal perusak Severomorsk dari Armada Utara telah mengawal total 30 kapal komersial melalui perairan yang dipenuhi perompak di lepas pantai Somalia sejak 17 Juni.

"Kapal perusak Severomorsk tiba di daerah tersebut pada 17 Juni, dan telah berhasil mengawal beberapa konvoi yang terdiri 30 kapal dari berbagai negara di sepanjang jalur pelayaran di Teluk Aden dan Laut Merah," kata juru bicara Armada Utara, Kapten Peringkat Satu Vadim Serga, pada Jumat.

Angkatan Laut Rusia telah mempertahankan kehadirannya di lepas pantai Somalia sejak Oktober 2008, dengan kapal perang yang beroperasi secara rotasi.

Misi terbaru anti-pembajakan Rusia di Teluk Aden dilakukan oleh satuan tugas Armada Pasifik yang dipimpin oleh kapal perusak Laksamana Vinogradov.

Selama empat bulan tugas patroli, yang berakhir pada 17 April, gugus tugas berhasil mengawal konvoi 14 kapal komersial.

Menurut PBB, jumlah serangan perompak terhadap kapal dagang mencapai 400 pada tahun 2010.

Sebanyak 790 pelaut dan anggota awak ditangkap oleh bajak laut pada tahun lalu.

Para bajak laut itu pada umumnya menyerang dan menahan kapal serta para awaknya untuk mendapatkan uang tebusan.

Sumber: Antara

Ranjau Korut Terbawa Banjir Ke Korsel

SEOUL-(IDB) : Bagian-bagian ranjau Korea Utara tampaknya terbawa banjir akibat hujan lebat memasuki perbatasan Korea Selatan, yang memicu pihak militer mencari ranjau-ranjau lainnya, kata kementerian pertahanan.

Dua tempat peluru terbuat dari kayu milik Korea Utara (Korut) ditemukan, Kamis di satu waduk dekat Sungai Hantan di Daerah Cheolwon, persis selatan perbatasan antar-Korea, katanya.

"Itu adalah tempat ranjau yang terbuat dari kayu. Dalam tempat itu tidak ada bahan peledak atau detonator. Kami menduga tempat-tempat peluru itu hanyut," kata seorang juru bicara kementerian pertahanan kepada AFP, Sabtu.

Tentara sedang memeriksa daerah-daerah dekat sungai-sungai Hantan dan Namdaeheon untuk mencari ranjau-ranjau Korut.

Mereka memasang tanda-tanda dan menyebarkan pamflet untuk memperingatkan wisatawan di daerah itu tentang kemungkinan adanya ranjau-ranjau dan meminta mereka melaporkan kepada pihak berwenang jika menemukan benda-benda yang mencurigakan, kata juru bicara itu.

Ranjau-ranjau Korut hanyut ke Korea Selatan akibat banjir dan tanah longsor di masa lalu. Tahun lalu puluhan ranjau yang ditempatkan dalam kotak kayu hanyut ke Korsel setelah hujan klebat, menewaskan seorang warga Korsel dan mencederai seorang lainnya.

Tanah longsor akibat hujan deras pekan ini juga mengeluarkan ranjau-ranjau yang ditanam puluhan tahun lalu di Gunung Umyeon di Seoul selatan. Tentara mengatakan mereka masih mencari sekitar 10 ranjau di sana.

Korsel menanam 1.000 ranjau di Gunung Umyeon pada tahun 1980-an untuk melindungi instalasi militer di sana. Sebagian besar telah disingkirkan antara tahun 1989 dan 2006, tetapi sisanya belum ditemukan.

Hujan lebat mengguyur semenanjung Korea dalam pekan belakangan ini, menewaskan setidaknya 59 orang dan menyebabbakan ribuan orang kehilangan tempat tinggal di Korsel saja.

Kantor berita resmi Korut KCNA (Korean Central News Agency) mengatakan hujan lebat itu telah menyebabkan "kehancuran besar ekonomi rakyat".

Menurut perkiraan sementara, di Korut 35.700 hektare ladang padi terrendam, sementara ribuan rumah dan ratusan tempat kerja, gedung-gedung sekolahj dan kantor-kantor pemerintah hancur, kata KCNA.

Daerah selatan dan timur adalah yang paling parah, di mana curah hujan mencapai 500mm dari Selasa sampai Kamis, katanya.

Negara komunis yang miskin itu telah mengalami kekurangan pangan yang serius.

Sumber: Antara

Misi Kapal Selam Iran Akan Pecahkan Rekor Baru

TEHRAN-(IDB) : Panglima Angkatan Laut Iran, Laksamana Habibullah Sayyari, mengkonfirmasikan pengiriman kapal selam Iran dalam misi 90 hari ke perairan internasional. 
 
Farsnews (30/7) melaporkan, menyinggung misi pertama kapal selam Yunes di perairan internasional, Sayari mengatakan, "Meski berbagai sanksi, namun berkat tekad para ahli Iran, kapal selam tersebut mampu menjalankan misi 68 harinya di perairan jauh dengan kesiapan penuh, dan memecahkan rekor misi jarak jauh di perairan internasional." 

Menyinggung kunjungan terbaru Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei atau Rahbar ke zona satu maritim di kota Bandar Abbas, Sayari menjelaskan, "Rahbar dalam kunjungan ini menyaksikan dari dekat proses perbaikan dan perawatan kapal selam dan beliau juga memberikan imbauan-imbauan penting dalam hal ini."

Ditambahkannya, Rahbar menanyakan kesiapan kapal tersebut dalam menjalankan misinya di masa mendatang, dan telah dijelaskan kepada tingkat kesiapan kapal selam tersebut. Kami juga akan mengirimnya dalam menjalankan misi selanjutnya yang akan memecahkan rekor misi 68 hari menjadi 90 hari.

Kapal selam Yunes dalam misinya selama 68 hari di Laut Merah mampu mengungguli kapal selam Jerman, Heinz Schaeffer, yang menjalankan misinya 65 hari.

Sumber: Irib

Lanud Medan Akan Di Jadikan Skadron Tempur TNI AU

MEDAN-(IDB) : Komandan Pangkalan Angkatan Udara (Danlanud) Medan Kol (Pnb) A Rasyid Jauhari menyebutkan, rencana menjadikan Lanud Medan sebagai skadron angkatan udara ke depan tidak akan mengganggu perkembangan pembangunan Kota Medan. Namun, kata Danlanud di sela-sela peringatan Hari Bakti ke 64 TNI AU di Apron Kelapa Sawit Medan, Jumat (29/7) pagi, keputusan sepenuhnya berada pada pemerintah.

"Wacana menjadikan Lanud Medan sebagai skadron, sudah tercantum dalam rencana strategis TNI Angkatan Udara. Semuanya tergantung pada kebijakan pemerintah," ucapnya.

Sampai saat ini, lanjutnya, masih belum ada persiapan-persiapan khusus untuk menuju menjadi skadron. Untuk itu, Lanud Medan masih tetap sebagai fungsi pokoknya mempertahankan dan menjaga segala sarana dan prasarana yang ada. "Kita tetap mempertahankan dan menjaga segala sarana dan prasarana yang ada. Sebagai pangkalan TNI AU, sewaktu-waktu diperlukan untuk keperluan tugas tetap siaga," ungkapnya.

NKRI

Dalam tugasnya, sebut Danlanud, TNI AU bersama-sama komponen masyarakat lainnya di bumi pertiwi akan menjaga keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI). "TNI AU merupakan salah satu dari komponen bangsa yang secara bersama-sama menjaga keutuhan NKRI. Sebagaimana para pejuang TNI AU dulu mengabdi demi negara," jelasnya.

Sebelumnya saat upacara, Danlanud menjadi inspektur upacara membacakan sambutan Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat SIP.

Dijelaskan, peringatan hari bakti TNI AU diawali dari dua peristiwa penting pada 27 Juli 1947. Ketika itu serangan udara pertama kali dilakukan TNI AU serta gugurnya tiga pelopor dan perintis TNI AU.

Peristiwa serangan udara dilakukan Kadet Penerbang Sutardjo Sigit, Suharnoko Harbani dan Mulyono yang dibantu tiga teknisi Sutardjo, Kaput dan Dulrachman yang sekaligus sebagai penembak udara. Mereka dengan berani menyerang dari udara kedudukan Belanda di Kota Salatiga, Semarang dan Ambarawa dengan dua pesawat Cureng dan Guntei.

Gugur

Sedang gugurnya tiga pelopor dan perintis angkatan udara, yakni, Komodor Udara Agustinus Adi Sutjipto, Komodor Udara Prof Dr Abdulrachman Saleh dan Opsir Muda Udarda Adi Soemarno Wirjokusumo. Mereka gugur saat pesawat Dakota VT-CLA yang membawa obat-obatan bantuan dari palang merah Malaya ditembak pesawat Kitty Hawk Belanda. Mereka jatuh di Desa Ngoto, sekitar 3 km selatan Lanud Adi Sutjipto Yogyakarta.

Ketua Panitia yang juga Kepala Rumah Sakit TNI AU dr Abdul Malik Lanud Medan, Mayor (Kes) drg Setyo Harmoko menambahkan, peringatan Hari Bakti ke 64 di jajaran TNI AU Medan, sebelumnya juga dirangkaikan berbagai kegiatan seperti gotongroyong di pekuburan TNI AU, bakti sosial, khitanan massal, ziarah ke makam pahlawan dan puncaknya upacara peringatan di Lanud Medan serta ramah tamah dengan jajaran TNI AU

Sumber: Analisa

Seberapa Serius Amerika Berniat Menyerang Iran?

WASHINGTON-(IDB) : Para pengamat Barat menyatakan bahwa perang Iran-Amerika Serikat akan menjadi perang penghabisan dan tidak dapat diprediksi. Selain itu, perang tersebut tidak akan terbatas pada dua negara itu saja. Para pakar militer dan analis menyatakan tidak mungkin memprediksi dampak buruk dari perang tersebut. 
 
American Interest dalam analisa yang ditulis oleh Jeffrey White, menyebutkan berbagai kriteria dalam perang Iran-Amerika, dan kebuntuan yang akan dihadapi Amerika. 

Pada bagian pertama analisa itu disebutkan bahwa saat ini pemerintah Amerika Serikat baik pada era Bush maupun Obama, berpendapat bahwa produksi senjata nuklir oleh Iran, tidak dapat ditolerir-sementara program nuklir Iran sepenuhnya berstatus sipil. Kedua, bahwa lebih baik bagi Amerika Serikat untuk menyelesaikan masalah ini secara damai. Namun cara-cara seperti sanksi dan pelanggaran teknis, ternyata tidak berhasil menekan Iran. 

Di Amerika, ada dua kelompok yang saling bertentangan tentang Iran, Pertama, kelompok yang mengkhawatirkan program nuklir Iran ketimbang dampak perang. Kedua kelompok yang lebih memfokuskan pada dampak perang. Kelompok pertama membesar-besarkan pemanfaatan energi nuklir oleh Iran daripada dampak perang. Namun kelompok kedua justru kebalikannya. Dengan demikian belum ada kesepakatan di dalam negeri Amerika soal perang dengan Iran. Namun bagaimana perang mendatang Iran-Amerika dapat dianalisa secara jujur. 

Perang Iran-Amerika akan lebih sulit untuk dibayangkan dengan poin-poin berikut; pertama bahwa serangan sekecil apapun oleh Amerika akan berubah menjadi ajang tes kekuatan besar. Ajang tersebut tidak hanya melibatkan Iran dan Amerika, melainkan juga negara-negara sekutu dari kedua pihak. Kedua, Amerika tidak mengantongi informasi tentang kekuatan, teknis, dan kesiapan militer Iran dalam mereaksi setiap serangan. 

Tidak memiliki informasi tentang musuh akan memposisikan Amerika Serikat di sudut yang sangat sulit. Perang pada abad 21 berarti bentrokan di kancah politik strategi, operasi, dan taktik yang masing-masing juga terjadi empat sektor, militer, diplomatik, ekonomi dan sosial. 

Perang akan dimulai dari sektor militer dan dengan cepat akan merambat ke sektor lainnya. Dan jika perang terjadi apakah Amerika siap untuk menghadapi perang di sektor-sektor lain? Bagaimana dengan politik dalam negeri Amerika? Apakah rakyat Amerika akan berdiam diri menghadapi dampak langsung perang, termasuk kenaikan harga BBM dan anjloknya nilai saham?

Opsi lainnya adalah perang aliansi Barat dengan Iran. Perang itu sangat tergantung pada kemampuan Amerika Serikat untuk merangkul negara-negara yang bersedia perang dengan Iran. Amerika harus mampu meyakinkan negara-negara sekutunya atas kemampuan militer AS untuk menghadang segala pembalasan dari Iran. 

Namun perang aliansi juga berdampak buruk bagi Amerika, mengingat kehadiran pasukan dari negara lain akan membatasi serangan dan kebebasan operasi militer Amerika. Kecil kemungkinan Amerika akan menyeret para sekutunya ikut berperang dengan Iran

Unsur yang paling penting lainnya adalah Iran dipastikan akan menarget Israel jika perang dimulai. Dan jika Israel terlibat dalam perang, maka akan sulit bagi Amerika Serikat untuk menyelamatkan nyawa rezim Zionis. Sejumlah negara regional seperti Suriah, Lebanon, Mesir, juga akan terlibat. Ditambah lagi dengan sentimen anti-Zionis yang makin meningkat di negara-negara regional. 

Dengan berbagai kemungkinan seperti itu, apakah Amerika bersikeras memaksakan perang dengan Iran?

Sumber: Irib

Sabtu, Juli 30, 2011

Berselisih dengan Pemerintah, Seluruh Pemimpin Militer Turki Mundur

Jenderal Isik Kosaner
ANKARA-(IDB) : Kepala staf militer Turki dan seluruh komando militernya mundur akibat perselisihan dengan pemerintah soal promosi bagi para jenderal yang ditahan karena diduga komplotan anti-pemerintah, menurut laporan media, Jumat.  

Jenderal Isik Kosaner mundur setelah beberapa pertemuan dalam beberapa hari belakangan ini dengan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan, sebelum pertemuan pada awal Agustus dari komando tinggi militer yang akan memutuskan mengenai promosi bagi para perwira senior negara itu.

Seperti halnya Kosaner, komandan angkatan darat, angkatan udara dan angkatan laut juga mundur, NTV dan CNN Turki melaporkan, hal yang belum pernah terjadi sebelumnya di Turki, negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Pemerintah Turki sekarang ini menahan 43 perwira, sebagai bagian dari penyelidikan terhadap yang diduga komplotan untuk menjatuhkan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), cabang moderat dari gerakan Islam yang dilarang, yang kini berkuasa di negara itu.

Beberapa dari para perwira senior yang ditahan itu telah pensiun. Tapi beberapa pejabat senior dalam militer telah berupaya agar para perwira yang masih berdinas dipromosikan, meskipun mereka dalam tahanan. Pemerintah bersikeras bahwa mereka akan dipaksa untuk pensiun.

Sekarang sejumlah anggota komando tinggi yang mundur Jumat mendapati diri mereka diminta untuk pensiun dini, kantor berita Anatolia melaporkan. Pengunduran diri massal yang dramatis itu memiliki gaung khusus di Turki, yang kudeta militernya yang acap kali terjadi diikuti periode represi pada 1960, 1971 dan 1980.

Pada 1967, kampanye yang dipimpin militer, yang sejak awal menganggap diri mereka sebagai pengawal sekularisme Turki, telah mamaksa pengunduran diri pemerintah yang dipimpin partai Islam pertama di negara sekutu Amerika Serikat itu. Partai berakar Islam AKP yang kini memerintah Turki, negara sekuler yang sebagian besar penduduknya Muslim, telah berkuasa sejak 2002.

Sumber: Republika

Kalau Sudah Disetujui Kongres Amerika, F16 Hibah Diperkirakan Perkuat TNI AU Agustus 2012

YOGYAKARTA-(IDB) : Rencana hibah pesawat F-16 dari Amerika akan segera direalisasikan. Menurut Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat pesawat hibah tersebut maksimal tiba di Indonesia pada Agustus 2012.

"Saat ini sedang menunggu keputusan Kongres Amerika. Dananya sudah dialokasikan, paling telat Agustus tahun depan bisa terealisasi," kata KSAU usai mengikuti upacara wisuda purnawira perwira tinggi (pati) TNI AU di Gedung Andrawina Akademi Angkatan Udara (AAU) di Yogyakarta, Jumat (29/7).

Dikatakan KSAU, hibah 24 unit pesawat tempur F-16 ini akan melengkapi pesawat F-16 yang telah dimiliki TNI AU, sehingga totalnya menjadi 34. KSAU menjelaskan, hibah pesawat F-16 ini sudah melalui pengkajian TNI AU.

Menurutnya, pengadaan melalui hibah ini lebih efisien daripada pembelian pesawat baru. "Kalau membeli pesawat baru harganya sampai US$1.600 juta untuk 16 unit. Sedangkan pengadaan melalui hibah ini maksimum hanya US$600 juta," katanya.

Ditambahkan Imam, pesawat-pesawat ini akan di-upgrade untuk meningkatkan kemampuannya. "Bloknya dinaikkan dari 25 menjadi 32," kata Imam.

Sebelumnya, hibah pesawat F-16 ini sempat menjadi perdebatan karena dikawatirkan akan sulit mendapatkan suku cadangnya. Namun begitu, TNI meyakinkan tidak akan terjadi kesulitan pengadaan suku cadang.

Sumber: Jurnas

F-22 Grounding: Propane, Anti-Freeze, And Other Toxins Found in Pilots’ Blood

DT-(IDB) : First it was oxygen problems. Then there was treatment for "physiological symptoms." And now the news is that toxins are keeping the F-22s down.

But that doesn't mean we have definitive answers yet. Toxins in the cockpit? Yes. Where are they coming from? There is still debate over that.

According to the Air Force Times, blood tests of F-22 pilots showed a host of chemicals, including anti-freeze, propane and burned polyalphaolefin, a synthetic oil, after flights where they reported experiencing cognitive problems.

These toxins, along with carbon monoxide, may be causing hypoxia, which is a lack of oxygen. Hypoxia can cause reduced brain function and memory loss. F-22 pilots reported being unable to remember how to change radio frequencies and scraping treetops when approaching the runway.

In November 2010, an F-22 crashed in Alaska and the pilot, Capt. Jeffrey Haney, was killed. Sources told the Air Force Times that in his final radio calls he sounded drunk, a symptom of hypoxia.

Back in May, we wrote about the grounding of the F-22 fleet and asked why these widespread problems were not detected in testing. It may be that the problem is still with the On-Board Oxygen Generating System (OBOGS), but the source of the toxins is unclear.

As one POGO commenter recently mentioned, one possibility is that what’s happening here “isn’t too different from running your car engine while the garage door is closed.”

From the Air Force Times:

“Part of the problem, at least for pilots flying from Joint Base Elmendorf-Richardson, Alaska, where many of the known incidents have occurred, may be the startup procedures used in winter, one source said.

“Because of the harsh climate, pilots often start their jet engines inside a hangar before taking off. That could allow exhaust gases to be trapped in the building, sucked back into the engines, and ingested into the bleed air intakes that are located within the engines’ compressor sections that supply the OBOGS, sources said.

“On the other hand, a different source told the Air Force Times that “many of the hypoxia incidents have occurred well into flights or even during a day’s second mission, long after the plane has left the Elmendorf hangar.”

“Either way, considering that, on average, one F-22 costs $350 million and each hour of flight costs $44,000, ensuring that they can fly is both a safety and a budgetary concern.

The F-22 fleet was grounded 86 days ago. If the oxygen problems are not solved in the next 124 days, all F-22 pilots will have to be re-qualified. That process could take four to six weeks, according to the Air Force Times. And since all of the pilots would need to be re-qualified, non-current pilots would be qualifying each other, which would add to the delays.

If that happens, the F-22s and their pilots might not be ready to fly until January 2012.

For now, pilots are putting in more time at the gym, practicing in simulators, and taxiing to the end of the runway and then returning to the hangar.

But the questions POGO's Director of Investigations Nick Schwellenbach had about the program two weeks ago are still unanswered.

What did the Air Force know before the recent groundings? As Bloomberg noted, there were nine instances from June 2008 and February of this year that triggered an earlier safety investigation into the Honeywell oxygen system. Then five more since February leading to the latest investigation and groundings.

Plus, there is the possibility that the November 2010 crash and death were related to the oxygen system, although we do not know if the accident investigation is pointing that way or not yet.

Were there inklings of oxygen system problems before June 2008? What did the earlier oxygen safety investigation find? Why are problems in this critical life support system only now coming to light?
Source: Defencetalk

Turki-Israel; Ketegangan yang Tak Kunjung Padam

ANKARA-(IDB) : Sebagian sumber pemberitaan mengkonfirmasikan keputusan rezim Zionis Israel yang ingin mengeluarkan warga Turki yang tinggal di Palestina pendudukan. Kementerian Luar Negeri Zionis Israel mengumumkan bahwa sejak saat ini mereka tidak akan memperpanjang izin tinggal 350 warga Turki.
 
Tampaknya penyebab pengambilan keputusan itu oleh Zionis Israel adalah aktivitas.

Turki yang anti Israel. Tapi sebagian kalangan politik menilai keputusan Israel meningkatkan tensi ketegangan dengan Turki merupakan perkara biasa.

Hubungan dingin Turki-Israel bermula dari perang mulut antara Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan dengan Presiden Zionis Israel, Simon Perez di ajang Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss. Ketegangan semakin meningkat pasca aksi brutal komando Israel yang menyerang dan membunuh sejumlah aktivis perdamaian Turki yang ikut dalam konvoi kapal bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Tuntutan Ankara yang berulang-ulang disampaikan agar Tel Aviv mengeluarkan pernyataan maaf secara terbuka kepada Turki, ternyata tidak digubris oleh para pejabat Zionis Israel.

Sekalipun secara lahiriah tampak ada dua cara pandang berbeda baik di Turki dan Israel mengenai hubungan keduanya, namun tidak ada landasan ideologis terutama dari pihak Turki yang menuntut terciptanya hubungan harmonis. Para pendukung pemikiran ini mayoritas dari para politikus Turki yang berasal dari Partai Pembangunan dan Keadilan (AKP). Mereka percaya bahwa tidak ada raihan positif bila Turki bersikeras menjalin hubungan dengan Israel.

Sekaitan dengan hal ini, Menteri Luar Negeri Turki, Ahmet Dovutoglu mengatakan, "Kami tidak pernah membayangkan ada keuntungan pasca perbaikan hubungan Turki dengan Israel. Karena keberlanjutan hubungan ini hanya akan menciptakan kemarahan dunia Islam kepada kami."

Tapi yang lebih penting lagi, syarat Ankara agar Tel Aviv mengeluarkan pernyataan permintaan maaf sudah menjadi masalah harga diri bangsa dan pemerintah Turki. Oleh karenanya, sangat sulit bagi Ankara untuk mundur dari syarat yang telah ditetapkannya dalam menormalisasi hubunganya dengan Israel.

Sementara sebagian kelompok yang kebanyakan dari pihak militer Turki dan Israel melihat ketegangan hubungan keduanya akan berdampak negatif pada kepentingan, militer dan bahkan ekonomi. Itulah mengapa Kementerian Peperangan Israel dan sebagian petinggi militer Turki sangat mencemaskan semakin dalamnya ketegangan yang terjadi. 

Terlebih setelah surat kabar Turki, Hurriyet menulis bahwa bila rezim Zionis Israel tidak menyampaikan permintaan maafnya kepada pemerintah Ankara, maka ada kemungkinan terjadi penurunan tingkat hubungan diplomatik dengan Israel. Masih satu paket dengan ini adalah rencana lawatan PM Erdogan ke Gaza semakin mempertajam friksi Ankara dan Tel Aviv.

Namun pertanyaan paling penting adalah, bila Israel benar-benar meminta maaf kepada Turki, apakah hubungan keduanya akan membaik?

Sumber: Irib

Russian Fifth-Generation Fighter To Make First Public Flight At Moscow Air Show

MOSKOW-(IDB) : Russia's Sukhoi T-50 fifth-generation fighter, also known as PAK-FA, will perform its first public flight at the MAKS-2011 air show near Moscow in August, Nikolai Zanegin, Deputy General Director of Russia's Aviasalon company, said on Wednesday.

“Numerous visitors will see the fifth-generation fighter in the sky for the first time ever at the air show,” Zanegin said in an interview with Russian magazine National Defense.

The Sukhoi T-50 fighter is being developed by the Sukhoi design bureau and built at a plant in Komsomolsk-on-Amur, in Russia's Far East.

The first prototype conducted its maiden flight in January 2010 and has so far carried out over 40 test flights. Two more prototypes are at various stages of testing. The Russian Air Force has said it had plans to acquire over 60 T-50 fighters after 2015.

Although the T-50’s specifications remain classified, reports indicate that the design incorporates the latest fighter jet developments, including advanced stealth capability, supersonic cruising speed, and integrated control and avionics systems.

Military experts say that the T-50 will compete with the Lockheed Martin F-22, the Lockheed Martin F-35 Lightning II and the Eurofighter Typhoon from the European Aeronautic Defense and Space Company (EADS).

The MAKS-2011 air show will be held at Zhukovsky outside Moscow on August 16-21. In all, 627 companies, including 473 Russian and 154 foreign, have registered to take part in the air show as of June 1.
Source: Defencetalk

Lagi-lagi AL Iran Berhasil Usir Perompak Somalia

TEHRAN-(IDB) : Angkatan Laut Iran kembali berhasil menyelamatkan kapal tanker minyak, Hoda, dari serangan sekelompok bajak laut di Selat Bab el-Mandeb.
 
Para bajak laut menaiki speedboat yang dilengkapi dengan roket berpeluncur granat (RPG) dan sejumlah senjata dan menyerang kapal tanker milik Iran. Demikian disampaikan juru bicara Angkatan Laut Iran dalam siaran pers, hari Juamt (29/72011)

Menurut laporan tersebut, para pembajak laut menyerang kapal tanker minyak Iran yang bernama Hoda. Ketika mereka mencoba membajak kapal tersebut, Angkatan Laut Iran bertindak cepat yang kemudian memaksa para perompak melarikan diri dari tempat kejadian.

Teluk Aden yang menghubungkan Samudera Hindia dengan Terusan Suez dan Laut Mediterania adalah rute tercepat untuk perjalanan antara Asia, Eropa dan Amerika . Rute ini dilewati sekitar 20.000 kapal dalam setiap tahunnya.

Namun, serangan perompak Somalia yang dilengkapi senjata berat dan speedboat mendorong sejumlah perusahaan besar di dunia beralih rute dari Terusan Suez. Namun rute lain tentunya akan menyedot dana yang lebih besar.

Sumber: Irib

F-35C Launches to New Milestone

DT-(IDB) : The F-35C Joint Strike Fighter (JSF) completed its first steam catapult launch July 27 marking another milestone toward initial ship trials in 2013.

A TC-13 Mod 2 test steam catapult was used to launch F-35C test aircraft CF-3 into the sky. Steam catapults are currently used on board U.S. Navy aircraft carriers to launch various aircraft.

The F-35C carrier variant of the Joint Strike Fighter is distinct from the F-35A and F-35B variants. It has larger wing surfaces and reinforced landing gear for slower catapult launch and landing approach speeds and deck impacts associated with the demanding carrier take-off and landing environment.

Assigned to the F-35 integrated test facility on board Naval Air Station Patuxent River, CF-3 is the designated carrier suitability testing aircraft.

"It was great to be able to be a part of this milestone in the F-35C test program," said Navy test pilot Lt. Chris Tabert. "Due to the hard work of the entire test team, the event went very well and I look forward to seeing the airplane operate from the carrier."

Tabert is the most junior test pilots to fly any variant of the F-35, which reflects a deliberate shaping of the test force which balances experienced military and contractor test pilots with more newly- qualified test pilots with more recent experience.

"Our first trip here to Lakehurst went very smoothly because of the true collaboration and hard work from the integrated team," said Tom Briggs, government air vehicle engineering manager. "We look forward to another productive visit and staying on track for initial ship trials."

In addition to the catapult launches at varying power levels, the integrated test team will execute a test plan over three weeks to include dual-aircraft jet blast deflector testing and catapult launches using a degraded catapult configuration to measure the effects of steam ingestion on the aircraft.

The ability to degrade the catapult is unique to the test facilities at Lakehurst.

"We are pleased to have NAVAIR Lakehurst support the first F-35C steam catapult launch," said Kathleen Donnelly, senior executive for Support Equipment and Aircraft, Launch and Recovery Equipment(ALRE). "Our dedicated personnel, along with our shipboard representative steam catapult, enable the Navy to have accurate and timely test data necessary to evaluate the compatibility of this critical weapons system with ALRE systems."
The F-35C is undergoing test and evaluation at NAS Patuxent River prior to eventual delivery to the fleet.

Source: Defencetalk1

Bahasa Malaysia/Indonesia Diusulkan Sebagai Bahasa Resmi ASEAN

JAKARTA-(IDB) : Forum "Roundtable Conference Indonesia-Malaysia" merekomendasikan penggunaan bahasa Malaysia/Indonesia sebagai bahasa resmi di lingkungan Perhimpunan Bangsa di Asia Tenggara (ASEAN) seperti yang diterima ASEAN Inter Parliamentary Association (AIPA), kata seorang pakar hubungan internasional.

"Forum itu telah mengeluarkan rekomendasi, salah satu di antaranya, penggunaan bahasa Malaysia/Indonesia sebagai bahasa resmi di lingkungan ASEAN," kata Direktur Institut Kajian Internasional FISIP UIN Syarif Hidayatullah, Nazaruddin Nasution SH, MA, kepada ANTARA News di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan pihak-pihak terkait dalam forum itu akan menyampaikan rekomendasi tersebut dan berharap para kepala negara anggota ASEAN dapat menyetujuinya dalam konferensi tingkat tinggi mereka nanti.

Roundtable Conference Indonesia-Malaysia, yang berlangsung pada 25-26 Juli 2011 di Kuala Lumpur, diprakarsai Foreign Policy Study Group (FPSG)-Malaysia bersama dengan Eminent Person Group (EPG)-Indonesia, the Indonesian Council on World Affairs (ICWA) dan Institut Kajian Internasional/FISIP UIN Syarif Hidayatullah.

Forum itu dihadiri berbagai wakil organisasi-organisasi masyarakat madani seperti akademisi, kalangan parlemen, LSM dan mantan diplomat kedua negara, yang lebih memfokuskan bagaimana mengembangkan kerja sama antarrakyat kedua negara (P-to-P) dalam kerangka "second track diplomacy" untuk memperkuat hubungan dan kerja sama antar- pemerintah (G-to-G) kedua negara.

Nazaruddin, mantan duta besar RI untuk Kamboja, mengatakan diperlukan komitmen dari Indonesia-Malaysia untuk memperjuangkannya pada saat keketuaan dipegang oleh Indonesia saat ini.

Ia memberikan contoh bahwa di lingkungan organisasi regional kawasan Amerika (OAS) sejak lama telah digunakan bahasa Spanyol di samping bahasa Inggris. Bahkan ASEAN Inter Parliamentary Association (AIPA) baru-baru ini juga telah menerima bahasa Malaysia/Indonesia selain bahasa Inggris sebagai bahasa resmi organisasi tersebut.

ASEAN beranggota Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand dan Vietnam, dengan penduduk hampir 600 juta jiwa.

Indonesia mendapat giliran untuk menjadi ketua ASEAN tahun 2011 dan menjadi tuan rumah KTT ASEAN ke-18 Mei lalu di Jakarta.

Sumber: Antara

Update : Tim UNIFIL Inspeksi Gudang Amunisi INDOBATT


Unifil Periksa Gudang Amunisi Indobatt

LEBANON-(IDB) : Satgas Batalyon Mekanis Kontingen Garuda XXIII-E/UNIFIL atau Indonesian Battalion (Indobatt) menerima Tim Inspeksi UNIFIL yang berjumlah tiga orang, dipimpin oleh Captain Tahiru Issah. 

Inspeksi dilaksanakan di seluruh gudang penyimpanan amunisi Indobatt yang berada di area UN POSN 7-1 Adshit Al Qusayr, UN POSN 9-2 Az Ziqqiyah, UN POSN 9-63 El Addaisse dan UN POSN 7-3 Marjayoun.

Pelaksanaan inspeksi gudang amunisi Indobatt oleh UNIFIL dimaksudkan untuk mengecek dan memastikan bahwa sistem penyimpanan amunisi yang dilakukan oleh Indobatt dalam kondisi aman dan sesuai prosedur yang diberikan oleh UNIFIL serta tertib administrasi.

Pemeriksaan berlangsung selama 2 hari (27 s/d 28 Juli 2011). Pada hari pertama, Tim Inspeksi UNIFIL memeriksa gudang amunisi Kompi Delta, Kompi Echo, Kompi Bantuan dan Markas Batalyon yang terletak di satu tempat yaitu di area UN POSN 7-1, Adshit Al Qusayr, dilanjutkan ke Kompi Charlie yang terletak di area UN POSN 9-2 Az Ziqqiyah. Memasuki hari kedua, pemeriksaan dilanjutkan di gudang amunisi Kompi Alfa yang berada di area UN POSN 9-63 El Addaisse, dilanjutkan mengecek gudang amunisi Kompi Bravo yang berkedudukan di UN POSN 7-3 Marjayoun.

Usai pelaksanaan pemeriksaan, Tim Inspeksi UNIFIL melaksanakan debriefing dengan perwira pendamping dari Indobatt yaitu Kasilog Mayor Pasukan Deni Ramdani dan Kapten Inf Davit Sirait. Dari hasil pemeriksaan, Captain Tahiru Issah menyatakan gudang penyimpanan amunisi Indobatt sudah memenuhi standar UNIFIL dan menilai sistem administrasinya berjalan dengan tertib. 

“Hasil tersebut terus dipertahankan, mengingat amunisi adalah salah satu bekal pokok prajurit yang harus disimpan dengan aman, tertib dan berada pada lingkungan yang steril dari benda-benda yang mudah terbakar”, kata Captain Tahiru.

Sumber: Poskota

Jumat, Juli 29, 2011

Habibie Ingin Kembalikan Kejayaan Industri Dirgantara Indonesia

LONDON-(IDB) : Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie bersama sekitar 45 orang mantan karyawan IPTN serta tenaga ahli Indonesia di bidang kedirgantaraan yang tersebar di Bremen, Ausburg, Muenchen dan Hamburg mengadakan acara silaturahmi di Hamburg. Pertemuan yang berlangsung selama tiga jam itu diisi dengan pemberian wejangan serta pemaparan mengenai perkembangan industri penerbangan nasional. 

Konjen RI Hamburg, M. Estella Anwar Bey, menyampaikan apresiasi kepada Prof. Habibie yang berkenan memberikan pencerahan mengenai revitalisasi industri penerbangan di Indonesia. Itu termasuk masalah pembenahan SDM yang semakin berkurang serta pemberdayaan komponen dan tenaga ahli nasional untuk memenuhi kebutuhan penerbangan di tanah air.

''Dalam pemaparannya, Prof. Habibie menyampaikan keinginan dan keyakinan akan kembalinya kejayaan industri dirgantara Indonesia yang mengalami kemunduran sejak 1995,'' demikian keterangan pers KJRI Hamburg yang diterima Antara London, Jumat (29/7).

Habibie mengatakan bahwa mundurnya kedirgantaraan Indonesia tersebut antara lain disebabkan kurangnya upaya pemerintah untuk memfasilitasi produk dari PT Dirgantara. Apabila ingin memajukan industri penerbangan nasional, pemerintah harus lebih serius dan memiliki komitmen kuat untuk mengembangkan industri dirgantara. Hal tersebut termasuk mengalokasikan anggaran khusus untuk kepentingan riset.

Untuk memajukan industri kedirgantaraan Indonesia, tidak hanya diperlukan kebijakan yang baik dari pemerintah. Kebijakan tersebut juga harus disertai tindakan nyata dalam mendukung riset yang dilakukan oleh para tenaga ahli dan cendikiawan.

''Pada 16 tahun lalu, Indonesia sudah mampu membuat pesawat N-250 Gatot Kaca dan CN-235 serta produk-produk lainnya yang sempat mendulang sukses di dunia penerbangan nasional dan internasional,'' kata Habibie. ''Namun saat krisis, atas desakan IMF, kejayaan industri tersebut terpaksa harus pupus karena berbagai alasan.''

Habibie menyatakan masyarakat dan pemerintah Indonesia tentu rindu akan kejayaan industri dirgantara seperti pada era 1990-an. Namun, keinginan tersebut diharapkan jangan sampai masuk perangkap untuk berpolemik seperti dahulu sehingga industri dirgantara melemah.

''Saat ini pemerintah tampaknya memiliki keinginan kembali untuk memajukan industri penerbangan nasional, namun keinginan tersebut harus didukung oleh riset dan ketersediaan para ahli teknologi. Dalam kaitan ini, pemerintah harus menyediakan wadah agar para ahli teknologi Indonesia dapat berkiprah dan berkarya di negeri sendiri,'' ujarnya.

Sumber: Republik

TNI AU Segera Dapat Tambahan 4 Pesawat Hercules Hibah Australia

YOGYAKARTA-(IDB) : TNI Angkatan Udara akan menerima pesawat angkut Hercules yang merupakan hibah dari pemerintah Australia. Hibah pesawat yang diberikan Australia ini berjumlah 4 unit. "Tahun ini kami akan mendapat 4 unit pesawat hercules dari Australia. Tinggal menunggu pemerintah Australia saja,"kata Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat di Yogyakarta, Jumat (29/7).

Selain itu, kata KSAU, pada tahun 2012, TNI AU juga akan mendapat tambahan pesawat Sukhoi berjumlah 6 unit.

Lebih lanjut KSAU menjelaskan, TNI AU akan mengadakan penambahan 9 pesawat Hercules untuk menggenapkannya menjadi 2 skadron. Empat unit hibah dari Australia ini merupakan bagian dari rencana penambahan itu. Tapi KSAU tidak menyebutkan dari mana penambahan lima unit sisanya.

Dua skadron pesawat Hercules TNI AU itu akan terdiri dari pesawat tanker, pesawat VIP, dan pesawat operasional untuk mengangkut dua batalyon. Sebelumnya, TNI AU mendapat tawaran hibah pesawat angkut C-130 Hercules dari pemerintah Amerika, Australia, dan Norwegia. Ketiga negara itu menawarkan akan memberikan potongan khusus yang diberikan pada pemerintah Indonesia. Namun yang sudah dipastikan adalah hibah dari Australia.

Sumber: Jurnas

BATAN Berikan Beasiswa Nuklir...!!!!

Illustration
PANGKAL PINANG-(IDB) : Batan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) menyerahkan beasiswa untuk 18 pelajar Bangka Belitung di Pangkal Pinang, Jumat (29/7/2011). Para penerima beasiswa akan mempelajari ilmu-ilmu dasar yang menunjang teknologi kenukliran.

Kepala Pusat Pendidikan dan Latihan Batan, Hendriyanto, mengatakan, ilmu dasar penunjang kenukliran saat ini kurang diminati generasi muda. Karena itu, Batan menyelenggarakan program tersebut untuk mendorong penambahan sumber daya terkait nuklir.

"Beasiswa ini salah satu cara mendorong generasi muda mempelajari ilmu terkait kenukliran," ujarnya.

Tahun ini, Batan memberikan beasiswa kepada 18 pelajar. Mereka akan mempelajari ilmu penunjang kenukliran empat perguruan tinggi dalam negeri. Berdasarkan seleksi, satu pelajar diterima di Institut Teknologi Bandung, dua di Universitas Indonesia, empat di Universitas Gadjah Mada, dan sisanya di Sekolah Tinggi Teknik Nuklir.

"Seleksi dilakukan internal Batan dan perguruan tinggi tujuan," ujarnya.

Adapun seleksi internal Batan diikuti 140 pelajar dan menghasilkan 30 nominator. Para pelajar yang lolos seleksi internal didaftarkan ke seleksi penerimaan mahasiswa baru di empat perguruan tinggi tujuan. Hasilnya, hanya 18 dari 30 pelajar lolos seleksi.

"Mereka yang lolos seleksi perguruan tinggi akan menerima beasiswa belajar dan biaya hidup," tuturnya.

Sumber: Kompas

Kemhan Alokasikan APBN-P 2011 Untuk Pengadaan Alutsista Dalam Negeri

JAKARTA-(IDB) : Dalam rangka mendukung pemberdayaan industri pertahanan dalam negeri, Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertahanan  bersama DPR telah menyepakati bahwa anggaran belanja negara khususnya untuk APBN-P 2011 yang dialokasi untuk pengadaan Alat Utama Sistem Senjata (Alutistsa) TNI dalam rangka memenuhi Minimum Essential Force (MEF),  nantinya akan dipergunakan melalui pengadaan dalam negeri.

Demikian dikatakan Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin selaku Sekretaris Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) saat memberikan pengarahan tentang optimalisasi penggunaan anggaran APBN-P produksi dalam negeri kepada perusahaan industri pertahanan dalam negeri baik Badan Usaha Milik Negara Industri Pertahanan (BUMNIP) maupun Badan Usaha Milik Swasta (BUMS), Jum’at (29/7)  di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta.

Selain dari BUMNIP dan BUMS,  hadir dalam acara tersebut sejumlah pejabat dari  Kemhan, Kemenkeu serta Tim Asistensi KKIP. Hadir pula Tim Konsultasi KP3B.  Tim KP3B  terdiri dari pejabat Inspektorat Kemhan dan TNI, BPKP, LKPP dan Monitoring KPK.

Wamenhan lebih lanjut menjelaskan, Kementerian Pertahanan pada tanggal 21 Juli 2011 melaksanakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi I DPR RI,  dimana  dalam rapat tersebut telah disetujui alokasi perubahan anggaran perubahan untuk MEF dibelakukan untuk industri pertahanan dalam negeri.

Menurut Wamenhan,  hal  tersebut sangat menggembirakan bagi semua pihak, tahun 2011 pada APBN- 2011 difokuskan MEF-nya itu untuk membeli dari dalam negeri.  Karena  sudah menjadi suatu komitmen bersama, tentunya  hal tersebut akan menjadi peluang sekaligus tantangan bagi industri pertahanan dalam negeri baik BUMNIP maupun BUMS selaku produsen.

Menghadapi peluang dan tantangan tersebut, lebih lanjut Wamenhan meminta kepada BUMNIP dan BUMS, pertama untuk meningkatkan kualitas manajerial (infratruktur, manajemen dan SDM), keduaketiga memenuhi ketiga kriteria pengadaan ( harga, kualitas dan waktu). tertib administrasi, prosedural dan sesuai mekanisme.

Selain menjelaskan tentang optimalisasi penggunaan anggaran APBN-P 2011 untuk memenuhi MEF melalui pembelian dalam negeri, dalam kesempatan tersebut Wamenhan selaku Sekretaris KKIP juga menjelaskan tentang skema optimalisasi  industri pertahanan dalam rangka revitalisasi industri pertahanan dalam negeri.

Skema optimalisasi tersebut meliputi beberapa kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah yang mengarah kepada keberpihakan pemberdayaan industri pertahanan dalam negeri antara lain kebijakan pengadaan Alutsista yang memprioritaskan produksi dalam negeri, pembentukan KKIP dan penyusunan Rancangan Undang – Undang Revitalisasi Industri Pertahanan.

Sumber: DMC

RI-Papua Nugini Belum Ada Kata Sepakat Soal Perbatasan

JAYAPURA-(IDB) : Sugeng Hariyono, Kepala Biro Perencanaan, Kerja Sama, dan Hukum di Badan Nasional Pengelola Perbatasan mengatakan, hingga kini Pemerintah Indonesia belum mencapai kesepakatan dengan Pemerintah Papua Nugini (PNG) ihwal pengelolaan perbatasan.

"Masalah Papua dengan PNG ada di tingkat negara. Segmen batas banyak yang belum disepakati," kata Sugeng di sela-sela Lokakarya Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kawasan Perbatasan Papua yang dihelat Badan Nasional Pengelola Perbatasan di Jayapura, Kamis, 28 Juli 2011.

Diungkapkan Sugeng, dalam pembahasan yang digelar di Batam beberapa waktu lalu, perundingan kedua negara masih alot. Jika Indonesia menawarkan opsi beberapa segmen pos lintas batas, Pemerintah PNG hanya fokus pada satu segmen. Masalah garis batas perbatasan pun, Pemerintah RI dan PNG belum seia-sekata.

"Ini sudah dibahas sejak lama, tapi nggak selesai-selesai. Pembahasan satu segmen saja bisa dilakukan dalam sepuluh putaran perundingan. Jadi, memang soft diplomacy dari pemerintah kita sangat dibutuhkan untuk lobi-lobi," kata Sugeng.

Adapun mengenai hubungan antarwarga Papua dengan PNG sendiri, diklaim BNPP nyaris tidak ada masalah. Sejauh ini, masyarakat dua negara di perbatasan hidup berdampingan secara harmonis, mengingat penduduk asli memang berasal dari leluhur yang sama.

Sugeng mencontohkan, banyak warga PNG yang kerabatnya tinggal di Kabupaten Keerom, Papua. "Makam nenek moyang orang PNG juga banyak yang di Keerom," ujarnya. "Jadi, kalau gesekan sosial relatif nggak ada. Secara budaya dan sosial keduanya satu keluarga."

Seperti diketahui, BNPP yang ada di bawah pengarahan tiga menteri koordinator dan beranggotakan sepuluh menteri, Panglima TNI, Kepala Polri, Kepala Badan Intelijen Negara, Kepala Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional, serta Gubernur Provinsi perbatasan, diberi mandat untuk mengelola dan menetapkan kebijakan pembangunan perbatasan.

Menurut Sugeng, dari dua belas provinsi Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara lain, Provinsi Papua-lah yang Indeks Pembangunan Manusia (IPM)-nya paling rendah. Itulah sebabnya, BNPP menilai perbatasan Papua layak mendapat prioritas anggaran dan perhatian dari Pusat dan pemerintah daerah.

"Ini pekerjaan sektoral. BNPP hanya bertugas mempercepat dan mensistematisasi pembangunan di daerah perbatasan dan meningkatkan IPM. Tapi, untuk pelaksanaan di lapangan adalah pekerjaan rumah pemda dan kementerian terkait," kata dia.

Selain Papua, sebelas provinsi Indonesia yang berbatasan darat dan laut dengan negara lain adalah Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, dan Papua Barat.

Sumber: Tempo

AS Hancurkan Rudal dalam Uji Tembak di Pasifik

WASHINGTON-(IDB) : Militer AS Rabu menghancurkan salah satu rudal berkemampuan nuklir antar benua di atas Samudera Pasifik setelah gagal berfungsi selama uji coba, kata para pejabat.

Rudal Minuteman III - yang gagal lima menit setelah lepas landas dari Pangkalan Angkatan Udara Vandenberg di Kalifornia pada saat keamanan berjaga-jaga setelah "anomali penerbangan," kata pernyataan militer.

Pihak militer berharap untuk menembakkan beberapa rudal berjelajah 4.200 mil (6.750 kilometer) ke Atol Kwajalein dalam penerbangan enam jam yang akan memberikan data program antar balistik kepada AS.

"Pembentukan parameter terlampaui dan pengiriman pengendali merusak perintah," kata Kolonel Matius Carroll, kepala keamanan untuk Ruang Sayap 30.

Pihak militer mengatakan pihaknya akan memberikan rincian lebih lanjut di kemudian hari mengenai masalah itu.

"Angkatan udara ... akan menyelidiki anomali tertentu dan memeriksa jika mereka dapat menentukan apa yang menyebabkannya," juru bicara Pentagon Kolonel Dave Lapan.

"Ini adalah misi yang sangat kompleks yang mereka lakukan," katanya. Rudal - dinamai "Minutemen" dalam Perang Revolusioner AS yang dipersiapkan untuk berperang melawan penjajah Inggris - adalah andalan dari program senjata Perang Dingin nuklir.

Amerika Serikat, sementara berkomitmen untuk mengurangi senjata nuklir berdasarkan perjanjian START dengan Rusia, mempertahankan 450 rudal Minutemen III yang berlaku aktif di pangkalan-pangkalan negara bagian Plains Montana, North Dakota dan Wyoming.

Kepulauan Marshall, yang memperoleh kemerdekaan dari Amerika Serikat pada 1986, baru-baru ini setuju untuk tetap menyewa lapangan pengujian rudal sampai 2066.

Atol Kwajalein yang terletak di sebelah kepulauan pulau Ebeye, memiliki julukan tak menyenangkan "wilayah kumuh di Pasifik."

Sumber: Antara