Pertemuan tersebut merupakan rangkaian dari pertemuan AEM ke-45 yang berlangsung dari 19--21 Agustus. Menteri Perdagangan RI Gita Wirjawan menghadiri pertemuan pada 19 Agustus, lalu dilanjutkan oleh Wakil Menteri Perdagangan RI Bayu Krisnamurthi mulai 20 Agustus.
Dalam pertemuan konsultasi tersebut mereka membahas perkembangan perdagangan serta upaya-upaya untuk meningkatkan perdagangan ke depan.
Wamendag Bayu Krisnamuthi dalam keterangan tertulis Kemendag mengatakan, tercatat kemajuan yang sangat baik dan positif dalam kerja sama ASEAN dengan negara-negara mitra dialog, khususnya dalam konteks mensinergikan berbagai langkah bersama oleh seluruh negara dalam mewujudkan integrasi ekonomi di kawasan.
"Sudah terbukti bahwa perekonomian semua negara ASEAN terus meningkat, termasuk nilai perdagangan dan investasi, khususnya dengan negara-negara mitra dialog tersebut. Bagi Indonesia kesempatan-kesempatan itu harus dimanfaatkan seluas-luasnya, termasuk meningkatkan kapasitas daya saing dan tingkat perekonomian nasional kita," tegas Wamendag.
"Pengusaha Indonesia sebenarnya sudah berada dalam persaingan di tingkat ASEAN," kata Wakil Mendag Bayu Krisnamurthi, di Bandar Seri Begawan, Rabu, disela mengikuti Pertemuan Menteri-menteri ASEAN ke-45.
Salah satu pembicaraan utama pertemuan tersebut adalah perkembangan Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Bayu mengatakan bahwa pengusaha Indonesia tidak kalah karena banyak yang sudah melakukan ekspor ke negara ASEAN. "Hanya mereka tidak tahu AEC (Asean Economic Community/MEA). Seolah-olah sesuatu yang menakutkan," katanya.
Bayu mengatakan salah satu tantangan pengusaha Indonesia ialah membangun kepercayaan diri. Mereka, katanya, nyaman dengan pasar yang besar sehingga saat diajak untuk pasar yang lebih luas di ASEAN, seringkali tidak percaya dan ragu.
Untuk itu, pengusaha Indonesia tidak usah takut, apalagi banyak negara yang sebenarnya kondisi daya saingnya lebih rendah dari Indonesia, katanya sambil menyebut beberapa negara.
"Ini pasar potensial," katanya, yang di dalamnya ada pasar yang bisa dimanfaatkan pengusaha untuk mengekspor produk yang sudah tidak sesuai dengan kondisi di Indonesia.
Hadapi Cina, Menhan AS Dekati ASEAN
Klaim-klaim teritorial di Laut Cina Selatan diperkirakan akan menjadi agenda utama pada diskusi-diskusi ASEAN di Brunei pada Rabu dan Kamis depan, kata para pejabat. Sepuluh negara yang tergabung dalam Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara bersumpah untuk bersikap bersatu guna meyakinkan Cina untuk menyetujui kode etik untuk menangani perselisihan di Laut China Selatan yang strategis itu.
Pernyataan Chang menggarisbawahi sikap tegas Cina terhadap hak teritorial di Laut China Selatan, yang diyakini menyimpan cadangan besar minyak dan gas alam. Negara-negara Asia Tenggara telah mencoba selama lebih dari satu dekade untuk mengamankan kesepakatan dari Cina mengenai kode etik yang mengikat secara hukum untuk Selat Malaka. Cina mengklaim hampir semua laut, bahkan air yang mendekati pantai negara-negara tetangga. Dan Beijing telah menolak menyetujui kode etik itu, dan waspada memberikan konsesi yang bisa melemahkan klaimnya.
Kapan ya Indonesia punya Helikopter CH - 47 Chinook? :(
BalasHapusKalau kita memperhatikan kerjasama ASEAN, sebenarnya Indonesia sangat di rugikan dari aspek sumber daya alam, terutama pasir, timah, kayu dan ikan laut, serta gas alam.
BalasHapusBetapa tidak sumber daya alam tersebut dapat menghidupi negara Singapura, Malaysia, Muangthai dan Vietnam.
Sinagpura tambah luas daratannya akibat di timbun oleh pasir Indonesia, sehingga sampai saiki g mau menandatangani garis lintas batas kelautan.
Disamping tetep ndableg g mau menandatangani perjanjian ekstradisi para koruptor.
Malaysia menjadi terang benderang listriknya karena mampu beli murah gas alam dari Natuna, sedangkan Muangthai dan Vietnam jadi jagonya penguras ikan di perairan ZEE kita.
Dan anehnya, Indonesia diam saja tanpa mampu berbuat apa. - apa.
Qou vadis?
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.