JAKARTA-(IDB) : Kementerian Pertahanan menargetkan akan
mempercepat realisasi program modernisasi alat utama sistem persenjataan
(Alutsista) sampai tahun 2014 untuk mencapai kekuatan pertahanan negara
sampai pada kekuatan pokok minimum. Salah satunya adalah dengan
melakukan pengadaan alat berat berupa truk militer seberat 2,5 ton dan 5
ton sejumlah 1000 unit.
Diharapkan alat berat tersebut dapat difungsikan sebagai alat angkut
barang dan prajurit TNI yang pada akhirnya dapat memperkuat pertahanan
negara. Hal tersebut terungkap saat Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie
Sjamsoeddin menerima Presiden Direktur PT. Isuzu Astra Motor Indonesia
(IAMI) MR. Isikawa beserta rombongan di kantor Kemhan, Rabu (3/4).
Untuk itu, Kemhan memandang penting
untuk melakukan kerjasama dengan IAMI dalam memproduksi truk militer 2,5
ton dan 5 ton yang baru pertama kali diadakan. Wamenhan berharap
kerjasama ini dapat terealisasi sebelum semester kedua pada bulan
Oktober 2014.
Lebih lanjut dikatakan Wamenhan, dalam
pengadaan truk militer 2,5 ton dan 5 ton ini dapat memfasilitasi
personel TNI untuk mobilisasi. Untuk itu dalam pembuatannya diharapkan
dapat memenuhi spesifikasi teknis atau military specification yang dibutuhkan TNI dan dalam pengirimannya (delivery) dapat dilakukan secara bertahap.
Menanggapi hal tersebut, Presdir IAMI
menyatakan terdapat aspek teknis dalam pengadaan truk militer 2,5 ton
dan 5 ton tersebut yaitu aspek availability atau aspek
ketersediaan barang dengan tujuan untuk mempercepat jangkauan pelayanan.
Dalam aspek teknis dibutuhkan dukungan baik dari pemerintah Jepang
maupun dari distributor lokal yang tersebar di wilayah Indonesia seperti
di Jakarta, Makassar, Surabaya, Medan, Banjarmasin dan Balikpapan.
Selain itu akan diadakan pelatihan
secara periodik dengan satuan-satuan TNI yang berada di daerah-daerah
atau kodam-kodam. Disamping itu juga, IAMI mengadakan program after sales service atau technical advisor dengan melakukan konsultasi secara berkala dan field advisor pada saat menghadapi permasalahan teknis ataupun pada kondisi baik.
Selain itu terdapat juga aspek affordability atau aspek keterjangkauan yang bertujuan untuk memberi dukungan spare part dengan harga yang kompetitif. Untuk program maintenance, akan diadakan pelatihan secara periodik di satuan-satuan TNI di daerah, baik dalam pengoperasian maupun repair and maintain.
Untuk mendukung hal tersebut, akan diperkuat dengan Memorandum of Understanding
(MoU) sebagai payung hukum atau pegangan yang kuat untuk meningkatkan
kerjasama dan soliditas. Selain di Indonesia, produk ini juga
diperkenalkan diberbagai negara seperti di Thailand.
Sumber : DMC
Wah klo spt ini, bgmn dg
BalasHapuspengembangan dr Truck
Perkasa produk Texmaco, kan
sdh diuji cobakan utk versi
militer... Bahkan sdh double
gardan dg soch breaker yg
dipercanggih.
Ini yg dinamakan pengadaan
yg tdk pro produk dlm negeri.
Hal semacam ini sdh
menyalahi aturan pengadaan,
yg mewajibkan utk
mengutamakan produk dlm
negeri.
Klo spt ini, kapan industri kita
bs maju & berkembag...
kok gak pake truk militer buatan dalam negeri denger2 udah bisa ngerakit sendiri,, inilah masih aja gak percaya ama kwalitas produk buatan dalam negeri..
BalasHapusHadeeehhhh....
BalasHapusTruk Sampah aja masih beli dari luar, apalagi Truk Militerrrr.....
Indonesia maunya yang serba instan, males nunggu lama kali y....
Padahal research/eksperimen nggak mungkin selesai dalam waktu sekejap mata... btuh kesabaran, dukungan dan kepercayaan
From Palembang Angetttt
Lebih baik beli dan bikin sdr truk militer,selain bisa murah,bs nambah percaya diri industri pertahanan RI. Selain itu suku cadang dan perawatannya bs dilakukan sdr. Truk militer bukannya sama kaya truk yg keliaran di kota buat angkutan,tp sesuai spec militer. Truk yg bs tahan dia air,dobel gardan dan tangguh buat medan off road,syukur2 bsa kebal peluru.
BalasHapusBenar-benar sangat mengecewakan.
BalasHapusKenapa ngga beli buatan asli indonesia?????
kok isuzu sich pa gak lebih bagus hino
BalasHapus