Pages

Jumat, November 11, 2011

TNI AD Dapat Alokasi Rp14 Triliun Untuk Pengadaan Alutsista Baru

MAGELANG-(IDB) : Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat mendapat alokasi pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) dari pemerintah sebanyak Rp14 triliun.

Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo di Magelang, Jumat, mengatakan, hasil terakhir dalam sidang kabinet terbatas dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, TNI AD diberi porsi untuk pengadaan alutsista Rp14 triliun.

Ia mengatakan hal tersebut usai acara Wisuda Purnawira Perwira Tinggi TNI AD di Akademi Militer Magelang. Pada kesempatan tersebut diwisuda 166 perwira tinggi TNI AD yang telah memasuki masa pensiun, antara lain Jenderal TNI (Purn) Agustadi Sasongko Purnomo, Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso, dan Jenderal TNI (Purn) George Toissuta.

Menurut Pramono, anggaran tersebut antara lain akan digunakan untuk membeli tank, roket, meriam, dan helikopter.

Ia mengatakan, untuk pengadaan alutsista tersebut TNI AD telah menugaskan Wakasad TNI AD untuk melihat langsung pabrik senjata di Eropa bersama tim dari Kementerian Pertahanan.

Menurut dia, alutsista yang akan dibeli misalnya main battle tank atau tank berat yang selama ini Indonesia belum pernah memiliki. "Jika ini bisa diwujudkan maka Indonesia akan menjadi negara yang seimbang dengan negara tetangga," katanya.

Ia mengatakan, dengan kondisi perekonomian eropa yang sedang tidak baik maka mereka membutuhkan uang tunai sehingga mereka menjual senjata dengan harga murah.

Ia menuturkan, dari plafon untuk pembelian 44 tank berat, ternyata mereka menawarkan untuk pembelian 100 unit tank berat.

"Indonesia sebenarnya diuntungkan dengan situasi ekonomi Eropa kurang baik saat ini, mereka berani menjual dengan harga murah, sedangkan Indonesia butuh peralatan tersebut," katanya.

Pramono mengatakan, untuk pengadaan helikopter Apache, Indonesia dapat harga khusus, dari harga 30 juta dolar AS perunit mendapat keringanan 5 juta dolar US perunit sehingga harganya menjadi 25 juta dolar US perunit.

"Karena membeli delapan unit helikopter maka dapat menghemat dana hingga 40 juta dolar AS," katanya.

Ia mengatakan, pengadaan alutsista tersebut harus selesai tahun 2014 sesuai anggaran yang disiapkan pemerintahan saat ini.

Sumber : Antara

TNI AD Beli 100 MBT Leopard 2 A6 Dan 8 Helikopter Apache Semua Baru

MAGELANG-(IDB) : Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) mendapatkan alokasi khusus dari pemerintah untuk belanja alat utama sistem persenjataan (Alutsista) sebesar Rp 14 Triliun. Berbagai persenjataan akan dibeli TNI AD. Diantaranya adalah 100 Tank Leopard 2A6 dan 8 Helikopter Apache. Semuanya baru.

"Setelah rapat kabinet sebanyak empat kali, akhirnya diputuskan oleh presiden bahwa TNI AD dapat prioritas. Dalam tiga tahun terakhir diberi anggaran Rp 14 Triliun lebih," ujar KSAD Jenderal TNI Pramono Edy Wibowo Jumat (11/11/2011). Pramono mengatakan ini usai memimpin wisuda purnawirawan perwira tinggi TNI-AD di Gedung Lilirochi Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah.

Selain Tank, beberapa jenis persenjataan yang akan dibeli adalah peluncur roket multi laras, helikopter type 1412 dan helikopter Apache. Selain itu TNI AD juga membeli meriam 155 mm dari Perancis. Namun Pramono tidak merinci jumlahnya.

Pramono menyebutkan untuk Tank Leopard 2A6 seberat 62 ton seharga 280 juta US dolar, awalnya TNI AD membeli 44 unit. Setelah dilakukan negosiasi, pihak pabrik dari Eropa menawarkan 100 unit dengan harga sama dan diputuskan untuk membeli 100 unit Tank Leopard itu. Diperkirakan pengadaan senjata asal Jerman itu bisa mempersenjatai dua batalyon lebih.

"Leopard 2A6 itu baru dipakai oleh 15 negara di dunia. Untuk di Asia Tenggara, sebenarnya Singapura sudah memilikinya lebih dulu," terang Pramono.

Untuk senjata jenis peluncur roket multi laras bisa dimanfaatkan 2 batalyon prajurit TNI-AD lebih. Kemudian ada Meriam 155 dari Prancis, Indonesia juga mendapat harga khusus.

"Untuk pemilihan pabrik di Eropa, sesuai pesanan ada lima pabrik dan masing-masing berbeda. Disesuaikan dengan keahliannya," ucap Pramono.

Soal Helicopter dua macam jenis yaitu heli 1412, Indonesia dapat harga khusus. Helicopter Apache dari harga 30 juta US$ mendapat diskon 5 juta US per unit sehingga harganya menjadi US$ 25 juta, dan diputuskan membeli 8 unit. Total biaya yang dihemat mencapai US4 40 juta.

Pramono menjelaskan kondisi perekonomian di Eropa yang krisis membuat mereka ingin menjual barang secepat mungkin dan butuh dana tunai. Harganya relatif murah daripada situasi normal. Sedangkan penunjukan pabrik-pabrik disesuaikan dengan kepentingan dan kebutuhan kekuatan TNI AD sendiri. TNI AD sudah menugaskan Wakasad langsung meninjau kebutuhan TNI AD ke Eropa.

"Pada 5 Oktober 2012, seluruh peralatan diperkirakan sudah bisa tampil dan ada di Indonesia. Barangnya barang baru semua dan bukan barang bekas," tutup Pramono.

Sumber : Detik

Nasionalisme Modal Utama Hadapi "ASEAN Community" 2015

JAKARTA-(IDB) : Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) memandang para pemuda Indonesia harus mempersiapkan diri menyongsong "ASEAN Community 2015" dengan modal utama nasionalisme.

Kepada wartawan di sela-sela acara pembukaan "Indonesia Youth Camp 2011" di Bumi Perkemahan Ragunan, Jakarta, Jumat petang, Asisten Deputi Menpora Bidang Pemberdayaan Pemuda, Amung Ma`mun, menjelaskan bahwa sudah menjadi tugas konstitusional pemerintah untuk mempersiapkan pemuda Indonesia agar mampu bersaing dengan rekan sebayanya dari negara lain jelang ASEAN Community 2015.

"Anak muda Indonesia harus menyadari peran globalnya di ASEAN tanpa meninggalkan semangat nasionalisme Indonesia, dan sudah menjadi tugas konstitusional pemerintah menyiapkan anak mudanya untuk bisa bersaing dengan rekan sebayanya dari negara lain,? kata Amung Ma`mun.

Indonesia Youth Camp, kata Amung Ma'mun, merupakan salah satu kegiatan yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan tersebut, yakni mempersiapkan anak muda Indonesia yang mampu dan berdaya saing dengan pemuda-pemuda di negara-negara ASEAN.

"Peringatan Hari Pahlawan saat ini merupakan saat yang tepat guna membakar kembali semangat nasionalisme para pemuda Indonesia. Begitu pula dengan pelaksanaan Sea Games 2011 yang juga dibuka hari ini merupakan salah satu ajang untuk membuktikan daya saing dan nasionalisme Indonesia," kata Amung.

Hal senada dikatakan Suyadi dari Bidang Pemberdayaan Pemuda Kemenpora. Dia mengatakan bahwa Indonesia Youth Camp merupakan kegiatan untuk melestarikan dan "membakarulang" semangat nasionalisme pada diri anak muda Indonesia dalam rangka Hari Pahlawan. Semangat nasionalisme tersebut tentunya harus terjaga sepanjang tahun.

"Dan telah menjadi tugas konstitusional pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk terus memfasilitasi semangat anak muda tersebut," katanya.

Kegiatan Indonesian Youth Camp diawali dengan parade karnaval dan diikuti oleh ratusan perwakilan komunitas pemuda dari seluruh penjuru tanah air. Kegiatan yang berlangsung Jumat (11/11) hingga Senin (14/11) ini akan diisi oleh berbagai kegiatan kepemudaan seperti diskusi dengan berbagai tokoh masyarakat hingga kegiatan lapangan.

Kegiatan diskusi bersama para pemuda dari berbagai penjuru Tanah Air kali ini rencananya akan menghadirkan sejumlah tokoh pemuda, budayawan, dan pakar hukum, diantaranya pakar komunikasi Bima Arya Sugiarto, budayawan Dik Doank, hingga pakar hukum Jimly Asshiddiqie.

"Serangkaian kegiatan Indonesia Youth Camp ini kami harapkan mampu memancing daya kritis pemuda sebagai tanggung jawab moral pemuda dalam menyiapkan diri menghadapi persaingan global nantinya," ujar Suyadi.

Sumber : Antara

Militer AS Kembali Pamer Senjata Mutakhir

WASHINGTON-(iDB) : Militer Amerika Serikat (AS) mengungkap rencananya membuat senjata menakutkan baru. Senjata ini nantinya akan dilengkapi rudal kendali laser. Ingin tahu?

Menurut raksasa pertahanan Northrop Grumman, Angkatan Laur (AL) AS berencana membuat robot helikopter dengan senjata rudal tersebut. Senjata baru ini akan menandai era baru peperangan kapal.

Senjata ini memberi pilihan alternatif pada pilot helikopter tempur atau jet tempur. Tak hanya itu, senjata ini akan menandai pergesaran besar pada teknologi robot di seluruh militer AS selama beberapa tahun terakhir.

Versi tak bersenjata helikopter ini, MQ-8B Fire Scout, telah siap untuk menjadi mata-mata dan misi renaisans AL AS menggunakan kamera dan sensor yang ada di dalam hidung pesawat seperti dilaporkan ST.

Northrop Grumman sebelumnya diketahui memenangkan kontrak pada September lalu dengan nilai US$22 juta (Rp197,3 miliar) guna memasang helikopter ini dengan rudal 70mm dengan rak yang mampu membawa 8-14 senjata. 

Sumber : Inilah

AS Gelar Pasukan Marinir Permanen di Darwin

SYDNEY-(IDB) : Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama akan menggunakan kunjungannya ke Australia untuk mengumumkan bahwa AS akan menggelar Marinir di satu pangkalan di Darwin, kata laporan-laporan Jumat (11/11/2011). Sebuah berita di halaman depan harian Sydney Morning Herald mengatakan, kehadiran militer yang permanen itu telah dipertimbangkan beberapa tahun lalu saat Washington berusaha memperkuat Komando Pasifiknya.

AS sekarang hanya menggelar dalam jumlah terbatas tentara di Australia, termasuk pangkalan mata-mata Joint Defence Facility Pine Gap dekat Alice Springs dan langkah itu merupakan satu perubahan geostrategis penting.

Juru bicara Pentagon, George Little, menolak memberi komentar mengenai berita itu. Ia hanya mengatakan, "Australia adalah sahabat dan sekutu Amerika, dan kami akan terus bekerja sama untuk meningkatkan dan lebih memperkuat hubungan militer kami."

Obama akan tiba di Austraia, Rabu. Ia akan mengunjungi ibu kota Canberra sebelum ke Northern Territory. Ia akan menjadi presiden AS pertama yang mendarat di Darwin. AS tidak akan membangun pangkalan baru di kota itu, tetapi akan menggunakan  Barak-Robertson yang berada dekat kota itu.

Fasilitas itu kini menampung  sekitar 4.500 tentara Australia dan akan diperluas untuk menampung Marinir AS, kata Sydney Morning Herald, yang mengutip sumber-sumber yang menolak untuk merinci jumlah pasukan atau marinir yang akan digelarkan. Australia juga melaporkan tindakan itu, dengan mengatakan lokasi-lokasi lainnya mugkin akan digunakan bagi pasukan AS, seperti Perth di barat. Rencana itu akan meningkatkan aliansi militer antara dua negara. Australia akan memainkan satu bagian penting dalam menempatkan pengaruh Amerika di Asia.

Menteri Kabinet Federal Tony Burke tidak mengonfirmasikan atau membantah berita-berita itu. "Saya tidak dapat mengonfirmasikan berita itu. Saya tidak  tahu jawaban atas pertanyaan Anda itu," katanya kepada media Seven Network. Sementara Menteri Perdagangan Craig Emerson juga tidak memberi komentar ketika ditanya stasiun televisi Sky News.

Marinir AS telah digelar di Okinawa, Jepang, dan di Guam sebagai pasukan tempur utama AS di kawasan Pasifik. Para pengamat mengatakan, tindakan Australia itu tampaknya untuk menanggapi kebangkitan China. Beijing meningkatkan biaya dan kemampuan militernya dan menjadi semakin agresif di laut-laut luas di mana negara itu mengklaim kedaulatan atas seluruh perairan  Laut China Selatan, sebuah rute penting dalam perdagangan global. Baru beberapa pekan lalu, China mengirimkan kapal induk pertamanya dalam uji coba pertama, yang seakan menegaskan skala ambisi angkatan laut negara itu dan membuat Washington dan Tokyo cemas. 

Sumber : Kompas

20 Siswa TNI AL Kursus Komandan KRI IKuti Pelayaran

SURABAYA-(IDB) : Sebanyak 20 orang siswa kursus Calon Komandan Kapal Perang Republik Indonesia, mengikuti praktek pelayaran selama 2 hari, menggunakan kapal perang jenis kapal patroli dari Satuan Kapal Patroli Koarmatim. Rabu ( 28/9 ).

Para calon Komandan kapal perang ini mengikuti pelayaran praktek yang diwajibkan, para peserta adalah perwira TNI Angkatan Laut yang memiliki Korps Pelaut dan berpangkat Kapten yang sudah mengikuti Pendidikan Lanjutan Perwira (Diklapa) II atau Aplikasi yang setingkat.

Penyelenggara Kursus Calon Komandan Kapal Perang ini adalah Komando Latihan Armada Timur (Kolatarmatim) yang membuka kursus sejak tanggal 5 Agustus 2011 dan akan berakhir pada tanggal yang sama di bulan Oktober 2011.

Pelayaran bagi peserta kursus menggunakan KRI Kerapu-812 yang diikuti oleh para Perwira Pertama (Pama) berlayar di sekitar Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) dan hari ini pelayaran itu akan berakhir dan kembali masuk ke ruang kelas.

Materi yang diberikan dalam kursus berlayar ini antara lain lepas dan sandar dari dermaga, manuver di alur, olah gerak kapal, Operasi amphibi, operasi latihan, operasi binpers, Operasi Binlog dan  operasi Binmat.

Dalam pelayaran praktek yang dilaksanakan para peserta kursus sebelum mengadakan pelayaran diwajibkan untuk mengetahui karakteristik kapal, arus, angin dari buritan dan haluan.
Sumber : Koarmatim

Simulasi rmada Jaya XXX/11 : Konvoi Kapal Perang RI “Diserang Musuh”

AJ-(IDB) : Konvoi Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) yang tergabung dalam operasi amfibi mendapat “serangan” dari pesawat intai musuh ketika hendak memasuki perairan Kota Baru Kalimantan Timur, Selasa (08/11). Terjadi pertempuran yang sengit selama kurang lebih 30 menit antara kapal-kapal perang RI dengan pesawat musuh yang sedang berpatroli di sekitar perairan Selat Makasar.
Beberapa KRI yang menjadi unsur tabir yaitu KRI Diponegoro-365, KRI Frans Kaisiepo-368, KRI Yos Sudarso-353 serta kapal perang lainnya terus melakukan perlawanan guna melindungi keberadaan unsur-unsur Komando Tugas Gabungan Amfibi (Kogasgabfib) yang mengangkut pasukan pendarat Marinir dan peralatan tempurnya. Seketika itu juga sekitar pukul 09.00 Wita bunyi sirine meraung-raung mengagetkan personel yang sedang bertugas di KRI dr. Soeharso-990 menandakan adanya serangan bahaya udara.

Konvoi Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) yang tergabung dalam operasi amfibi mendapat “serangan” dari pesawat intai musuh ketika hendak memasuki perairan Kota Baru Kalimantan Timur, Selasa (08/11). Terjadi pertempuran yang sengit selama kurang lebih 30 menit antara kapal-kapal perang RI dengan pesawat musuh yang sedang berpatroli di sekitar perairan Selat Makasar.
Beberapa KRI yang menjadi unsur tabir yaitu KRI Diponegoro-365, KRI Frans Kaisiepo-368, KRI Yos Sudarso-353 serta kapal perang lainnya terus melakukan perlawanan guna melindungi keberadaan unsur-unsur Komando Tugas Gabungan Amfibi (Kogasgabfib) yang mengangkut pasukan pendarat Marinir dan peralatan tempurnya. Seketika itu juga sekitar pukul 09.00 Wita bunyi sirine meraung-raung mengagetkan personel yang sedang bertugas di KRI dr. Soeharso-990 menandakan adanya serangan bahaya udara.

Guna menjaga kerahasiaan rencana serbuan amfibi maka unsur-unsur kapal perang itu melakukan diam pancaran radio dan melaksankan komunikasi antar kapal menggunakan isyarat  dengan  bendera (Flag Hoist), semaphore dan lampu (flash). Selain itu juga dilaksanakan Replenish At Sea (RAS) antara KRI dr. Soeharso-990 dengan KRI Frans Kaisepo-368. Pembekalan dilaut (RAS) dapat dilakukan untuk pengisian bahan bakar dan air tawar dari kapal ke kapal secara cepat dan terjamin kerahasiaannya.

Seluruh latihan peran tersebut disaksikan oleh Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur Laksamana Muda TNI Ade Supandi, S.E. sebagai Direktur Latihan  (Dirlat) Armada Jaya XXX/11 yang onboard di KRI dr. Soeharso-990.  Turut menyaksikan Ketua Pengawas dan Pengendali Latihan (Kawasdal) Laksamana Pertama TNI Ary Atmaja (Kepala Staf Kolinlamil) dan Ketua Tim Penilai Laksamana Pertama TNI Didik Wahyudi (Dankodikopsla Kobangdikal).

Selama perjalanan Lintas Laut (Linla) dari Pangkalan Surabaya menuju daerah sasaran, rombongan KRI yang membawa peralatan tempur dan pasukan Marinir itu melaksanakan berbagai macam gladi tempur laut seperti dalam kondisi saat peperangan  yang sesungguhnya.

Pada kesempatan itu Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur Laksamana Muda TNI Ade Supandi, S.E. selaku Direktur Latihan Armada Jaya XXX/11 melakukan teleconference dari KRI dr. Soeharso-990 dengan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) dan Wakasal yang berada di Mabesal Jakarta. Dalam siaran langsung yang tampil dalam layar monitor berupa komunikasi visual dan audio itu diikuti juga oleh Mako Koarmatim serta KRI Surabaya-591 selaku kapal markas Komando Tugas Gabungan Amfibi (Kogasgabfib).

Pangarmatim selaku Direktur Latihan (Dirlat) didampingi Panglima Komando Tugas Gabungan Amfibi (Pangkogasgabfib) Laksamana Pertama TNI Taufiqurrachman serta pejabat staf lainnya melaporkan kesiapan personel dan materiil serta menyampaikan hasil kompetisi artileri yang dilaksanakan oleh unsur-unsur kapal perang yang tergabung dalam Latihan Armada Jaya XXX/11. Pada kesempatan yang sama Komandan Pasukan Pendarat (Danpasrat) Kolonel Marinir Amir Faisol juga melaporkan kepada Kasal tentang kesiapan personel dan persenjataan dalam melaksanakan serbuan amfibi yang akan dilaksanakan nanti.

Dalam formasi konvoi Linla menuju daerah sarasan, juga disimulasikan terjadi kecelakaan yang dialamai oleh salah seorang personel yang berada di KRI Surabaya 591. Kelasi Kepala Rum Herwanto jatuh dari tangga saat menuju dek Helly kemudian korban ditolong oleh Bintara Kesehatan Kapal (Bakes) Kopda Farmasi (Far) Odi dengan melakukan tindakan pertolongan medis pertama. Melihat kondisi korban yang mengalami patah tulang (fraktur) betis dan paha pada kaki sebelah kiri  dan peralatan medis yang ada di KRI Surabaya kurang memadai selanjutnya korban segera dievakuasi menuju KRI dr. Soeharso-990 dengan menggunakan Helly Bolcow yang berada di KRI Teluk Mandar-514. Evakuasi Medis Udara (EMU) berlangsung dengan cepat, kemudian helly mendarat di geladak KRI dr. Soeharso dan pasien menjalani penanganan medis di Unit Gawat Darurat (UGD) kapal rumah sakit itu.

Kegiatan simulasi latihan EMU dari kapal ke kapal tersebut, adalah untuk mengukur sejauh mana kemampuan dan kesiapan personel medis dan para medis saat melaksanakan pertolongan terhadap pasukan yang mengalami kecelakaan atau terluka dalam pertempuran. 

Sumber : Koarmatim

Presiden : Pesawat CN 295 Dibuat Juga Untuk Angkutan Sipil

JAKARTA-(IDB) : Produksi pesawat CN 295 yang merupakan hasil kerjasama antara PT Dirgantara Indonesia dengan Airbus Military hendaknya tidak hanya untuk pengadaan pesawat angkut militer. Pesawat tersebut diharapkan juga dapat digunakan untuk angkutan sipil di dalam negeri.

"Dalam pembicaraan lebih lanjut kemarin di Bandung alangkah baiknya kalau pesawat CN 295 itu bukan hanya (buat) jajaran TNI atau Polri, tetapi juga pengguna di dalam negeri sendiri," ujar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, saat memimpin rapat terbatas membahas alat utama sistem persenjataan, di Kantor Presiden, Kamis, (10/11).

Sebagaimana diketahui pada 26 Oktober kemarin, Presiden menyaksikan penandatanganan kerjasama antara PT DI dan Airbus Millitary dalam pembuatan pesawat CN 295.

Masih dengan perusahaan pembuat pesawat asal Eropa tersebut, ditandatangani juga MoU komersial untuk pemasaran dan penjualan bersama pesawat jenis Casa, CN 212-400, CN 235, dan CN 295 di kawasan Asia Pasifik.

Menurut Presiden, PT DI juga telah melakukan kerjasama jangka panjang pembangunan jet militer dengan Korea Selatan. SBY berharap agar kerjasama ini juga dapat dilakukan oleh industri pertahanan lainnya seperti PT PAL dan PT PINDAD.

Sumber : Republika

Presiden : Pembelian Alutsista Luar Negeri Tanpa Syarat Politik

JAKARTA-(IDB) : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berharap modernisasi alat utama sistem persenjataan Tentara Nasional Indonesia (TNI) sampai tahun 2014 mendatang bisa menutupi kelemahan pertahanan karena tak diremajakan selama 20 tahun terakhir. Kelemahan itu diakibatkan krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada 1998 dan program pembangunan yang lebih memprioritaskan ke sektor di luar pertahanan.

“Insya Allah pada periode ini modernisasi kekuatan pertahanan yang sesungguhnya sudah kurang lebih 20 tahun tidak dilakukan dengan baik bisa kita kejar dan tutup,” ujarnya di Kantor Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (10/11/2011).

Dalam program ini, pemerintah berjanji menggunakan peralatan yang diproduksi oleh industri pertahanan dalam negeri. Kalaupun ada peralatan yang diimpor dari negera sahabat, akan dilakukan tanpa syarat, apalagi persyaratan politik.

“Kalau belum bisa kita mesti membeli dari negara sahabat tanpa conditionalitas apalagi conditionalitas politik,” ujarnya.

Dalam jangka panjang, pemerintah juga berencana membangun sistem persenjataan melalui investasi, produksi serta riset dan pengembangan bersama negara sahabat. “Dengan demikian, benefit ekonomi kita dapatkan, transfer teknologi juga terjadi dan pada saatnya nanti kita bisa produksi dalam negeri,” ujar Yudhoyono.

Presiden juga secara khusus menyinggung PT Dirgantara Indonesia yang mampu memproduksi pesawat angkut CN295 untuk kebutuhan militer. Presiden berharap, pesawat jenis ini tak hanya digunakan TNI/Polri, tetapi juga pengguna di dalam negeri.

Kepada para pebisnis yang ikut terlibat dalam pembangunan alutsista, Presiden mengingatkan agar jangan sampai ada penggelembungan anggaran seperti marak terjadi di masa lalu.

“Ini yang saya minta pimpinan TNI/Polri, untuk betul melakukan sistem pengadaan seperti ini juga berharap jajaran Kemenkeu, Bappenas, dan Kemenhan punya sikap yang sama,” katanya.

Sumber : Okezone

DPR Setujui Rencana Pemerintah Membeli Alutsista Second Eropa

JAKARTA-(IDB) : Rencana pemerintah untuk membeli alat utama sistem senjata (alutsista) bekas dari negara-negara Eropa dianggap bisa dipertimbangkan dalam rangka pemenuhan kebutuhan alutsista untuk kegiatan pertahanan dan keamanan aparat kita.

Namun Ketua Komisi I DPR RI, Mahfud Sidiq mengingatkan, hal itu harus tetap mendasarkan dan melihatefektifitas fungsi dan efisiensi anggaran. Jangan sampai membeli barang bekas yang justru fungsinya sudah tak maksimal dan nilainya malah membebankan anggaran negara.

“Adanya peluang alutsista yang dilepas oleh negara-negara eropa barat akibat krisis ekonomi bisa saja dijajaki sebagai opsi baru cara pemenuhan. Tapi dengan tetap merujuk ke renstra (rencana strategis), efektifitas fungsi dan efesiensi anggaran,” ujar Mahfud Sidiq dalam siaran persnya yang diterima INILAH.COM, Kamis (10/11/2011).

Mahfud menjelaskan, untuk pemenuhan alat pertahanan dan keamanan itu, komisi sudah membuat renstra modernisasi alutsista untuk mencapai minimun essential force, untuk tahap 1 sampai dengan tahun 2014 mendatang. Meski berencana untuk membeli alat bekas pakai dari Eropa, katanya itu harus tetap sesuai dengan kebijakan anggaran yang sesuai dengan renstra tersebut atau bahkan lebih.

Bahkan jika ingin membeli alat-alat tersebut, diusahakan proses ini dilakukan antar lembaga negara bukan melalui perusahaan penjualan yang bersifat mencari keuntungan semata. “Kalaupun opsi ini diambil maka harus dilakukan melalui pola G to G (government to government).

Seperti diberitakan sebelumnya, pemerintah Indonesia berencana membeli alat utama sistem senjata (alutsista) dari negara-negara Eropa."Bagaimana kita sekarang sedang memperjuangkan revitalisasi industri pertahanan, kemudian juga dinamika sekarang ini sebagai akibat keadaan di Eropa dan Amerika, di mana mereka sedang kena krisis, maka mereka sekarang mengurangi alutsistanya," ujar Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (10/11/2011).

Penawaran dari negara-negara Eropa yang sedang dilanda krisis ekonomi, dan berencana mengurangi alutsistanya, akan disikapi dengan baik oleh pemerintah Indonesia. "Sekarang kita dalam posisi bagaimana menyikapi ini, menyikapi dalam arti kata, mana yang sesuai dengan kebutuhan kita, mana yang tidak sesuai dengan kebutuhan kita, lalu dananya ada tidak?" kata Purnomo. Hal ini, kata Purnomo, telah dibahas dalam rapat terbatas dengan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), di Kantor Presiden.

Sumber : Inilah

Kerjasama G To G Dalam Pembelian Alutsista Lebih Menguntungkan

JAKARTA-(IDB) : Hadirnya broker dalam bisnis alat utama sistem senjata (alutsista) menjadikan harga senjata lebih mahal. Indonesia bahkan harus mengeluarkan dana tambahan belasan persen dari harga aslinya.

Pengamat militer dari Universitas Indonesia Andi Widjajanto mengungkapkan, para broker senjata itulah yang menghubungkan pemerintah (Indonesia sebagai pembeli) dengan produsen atau pemerintah dengan bank yang sanggup memberikan pinjaman kredit ekspor. Broker tentu saja akan mendapat fee dari transaksi dengan besaran bervariasi, tergantung pada negara dan produk yang dijualbelikan.


Andi mencontohkan, di Eropa standar fee untuk broker telah ditentukan dengan batas maksimal 3% dari nilai transaksi. Dana tambahan ini bisa semakin tinggi bila memakai perbankan untuk memberikan kredit ekspor karena pasti akan ada tambahan biaya baru. Misalnya untuk asuransi,agensi, dan nilai bunga yang besarnya di atas ketentuan bunga internasional.


“Sehingga naiknya bisa belasan persen,”katanya di Jakarta kemarin. Menurut dia, jika Pemerintah Indonesia mau terhindar dari broker, pilihan yang bisa ditempuh dengan melakukan pembelian sistem kerja sama G to G (government to government). Artinya, produk yang dibeli didanai oleh negara yang diajak kerja sama. Namun, hal itu sulit dilakukan jika parlemen negara setempat tidak menyediakan fasilitas tersebut.“Sehingga pilihannya tinggal kita masuk ke pasar privat.Kalau sudah masuk pasar privat,bank yang terlibat juga bank privat,”ungkap Andi.


Dalam kondisi seperti itu, yang perlu dilakukan pemerintah adalah menyampaikan breakdown pembiayaan secara detail yang dapat diakses oleh publik sehingga publik dapat mengetahui berapa harga sebenarnya dari produk alutsista yang dibeli.“Kalau mau jujur, akan kelihatan berapa harga produknya dan apa saja dan berapa pembiayaan lain-lain,” terangnya. Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin meminta pemerintah menghindari pembelian melalui broker.


“Kalau mau mengurangi kerugian akibat broker ya harus G to G,”katanya. Langkah ini tetap bisa ditempuh walaupun perusahaan yang akan dibeli produknya merupakan milik swasta. Sebab, industri senjata harus tetap dikontrol dan seizin negara bersangkutan. “Kalau lewat pemerintah kan namanya bukan broker.Jadi, dari produsen langsungke Indonesia,”ujarnya. Di samping itu,juga disepakati agar pemerintah membeli produk dari dalam negeri selama industri pertahanan dalam negeri sanggup memproduksinya.


Kecuali untuk produk yang belum mampu diproduksi di Tanah Air. Direktur Manufaktur PT Pindad Tri Harjono menjelaskan, salah satu kendala yang dihadapi PT Pindad selama ini menyangkut dana, yang jadi model pembayaran dari pemerintah yang selalu dilakukan di akhir tahun.Padahal,kebutuhan dana untuk produksi alutsista tidak sedikit .

Sumber : Sindo

Pemerintah Melalui Menhan Ingin BUMN Industri Pertahanan Sehat

JAKARTA-(IDB) : Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menegaskan keinginannya untuk membina BUMN industri pertahanan agar menjadi BUMN yang sehat. Solusinya, pertama, melalui penyertaan modal negara. Kedua, mendorong agar terjadi pergeseran yang tadinya impor menjadi produksi bersama dan berakhir produksi dalam negeri. 

Ketiga, mendukung pengembangan pasar, baik itu pasar domestik maupun pasar luar negeri. “Kita dorong dengan menggunakan prinsip Indonesia Incorporated seperti penjualan beberapa produk kita yang keluar dari BUMN-BUMN industri pertahanan kita, dan terakhir legislasi, dimana kita sekarang sedang memperjuangkan revitalisasi industri pertahanan melalui undang-undang,” kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro usai rapat kabinet terbatas tentang pengadaan alutsista TNI dan Polri di Kantor Presiden, Kamis (9/11).

Menurut Menhan, dinamika sekarang ini sebagai akibat krisis ekonomi di Eropa dan Amerika, dimana banyak mengurangi alutsistanya. bahkan di negara-negara Eropa, menjual murah Alutsistanya. “Sekarang kita dalam posisi bagaimana kita menyikapi, dalam arti kata, mana yang sesuai dengan kebutuhan kita, mana yang tidak sesuai dengan kebutuhan kita, lalu dananya ada gak?,” kata Purnomo menjelaskan.

Purnomo juga mengatakan, PT Pindad saat ini sedang mengembangkan industri kendaraan taktis seperti Hummer. "Ini sedang dikerjakan oleh PT Pindad dan kita harapkan dalam waktu beberapa bulan ini selesai, "ujarnya.

Dikatakan Purnomo, pembuatan Hummer tersebut melalui skema joint production. "Nantinya kita kembangkan untuk dipakai oleh pasukan-pasukan khusus kita, pasukan-pasukan brigade tempur kita,” katanya.

Sumber : Jurnas

Update : Indonesia Jajaki Pembelian Apache Dan Leopard 2 Second Eropa

JAKARTA-(IDB) : Krisis ekonomi di Eropa membuat sejumlah negara mengurangi anggaran militernya. Mereka pun berencana melepas sebagian peralatan tempur yang masih terbilang canggih dengan harga murah. Indonesia menjajaki beberapa alat persenjataan bekas dari Eropa.

"Saya kira second karena mereka mengurangi kekuatan militernya dan tentu saja alutsista-nya. Nah dari situ mereka banyak ingin melepaskan aset-aset mereka. Contohnya seperti heli Apache, itu kan heli powerfull, tank Leopard, main battle tank. Kita diminta untuk membuat inventarisasi, berapa, apa jumlahnya berapa," ujar Menhan Purnomo Yusgiantoro usai rapat soal alutsista di Istana Presiden, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (10/11/2011).

Namun menurut Purnomo, Presiden SBY berpesan agar tidak tergiur harga murah. Belanja alutsista pun tidak boleh melebihi pagu anggaran US$ 6,5 miliar yang ditetapkan pada Januari 2011. Kemenhan akan meminta daftar inventaris kebutuhan dari TNI AD, TNI AL dan TNI AU. Namun porsi terbesar akan diberikan pada TNI AL dan TNI AU untuk memodernisasi alutsista.
"TNI AL sama TNI AU, karena kan itu alutsista-nya teknologi terbaru makanya perlu dijajaki juga nantinya," kata Purnomo.

Purnomo menambahkan syarat alutsista yang akan dibeli ini minimal harus memiliki masa pakai 20 tahun setelah diupgrade. Untuk negara-negara yang akan dijajaki dalam pembelian alutsista ini adalah Perancis, Belanda, Jerman, Italia dan Spanyol.

"Bapak presiden memberikan waktu selama dua minggu untuk kita menyikapi apa ada yang perlu tidak, kalau ada yang perlu lalu bagaimana, tapi dengan pesan tidak boleh melebihi dari pagu yang sudah ditetapkan," jelas Purnomo.

Sumber : Detik

Koarmabar Melaksanakan SAR 62 Kecelakaan Laut Di Wilayah Barat

JAKARTA-(IDB) : Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) berhasil melaksanakan SAR selama Tahun 2011 sejumlah 62 kasus kejadian kecelakaan yang terjadi di wilayah perairan kawasan barat mulai dari Selat Malaka, Perairan Natuna, Selat Karimata dan Laut Pantai Barat Pulau Sumatera.
 
Koarmabar dalam melaksanakan kegiatan SAR tersebut menggelar unsur-unsur Kapal Republik Indonesia (KRI) dan Kapal Angkatan Laut (KAL) yang sedang melaksanakan operasi diantaranya Operasi Arung Pari, Operasi Taring Pari, Operasi Alur Pari dan Operasi dengan sandi Rakata Jaya yang digelar di perairan kepulauan Seribu sampai dengan Selat Sunda.

Unsur-unsur KRI yang melaksanakan operasi SAR tersebut dibawah kendali komando operasional Gugus Keamanan Laut (Guskamla) Koarmabar, sedangkan KAL melaksankan operasi terbatas dibawah kendali Pangkalan-pangkalan Angkatan Laut Jajaran Koarmabar. Sedangkan KRI yang berada dibawah kendali operasi Gugus Tempur Laut (Guspurla) Koarmabar melaksanakan SAR terhadap kejadian kecelakaan laut yang terjadi di wilayah sektor operasi.

Selama ini Informasi terjadinya kecelakaan laut tersebut dapat dimonitor oleh Regional Command and Control Center di Pusat Komando dan Pengendali Gugus Keamanan Laut Koarmabar yang bermarkas di Batam, melalui operasional radar-radar Integrated Maritime Surveilances System (IMSS) yang telah terpasang di pulau Batam dan sepanjang wilayah di Selat Malaka sampai dengan Sabang.

Selain itu informasi tentang kecelakaan di laut diinformasikan oleh para pengguna laut diantaranya kapal-kapal niaga, kapal penyeberangan dan masyarakat nelayan kepada unsur gelar yang sedang melaksanakan patroli keamanan laut dan patrol terbatas di perairan kawasan barat Indonesia. Kejadian kecelakaan laut tersebut juga dapat dimonitor dari Fleet Command and Control (FCC) yang berada di Pusat Komando dan Pengendali (Puskodal) Koarmabar dan selanjutnya dapat digunakan dalam pengambilan keputusan pimpinan dalam melaksanakan kegiatan SAR selanjutnya.

Informasi yang diterima Regional Command and Control Center di Pusat Komando dan Pengendali Gugus Keamanan Laut Koarmabar yang bermarkas di Batam selanjutnya di teruskan kepada unsur-unsur gelar dari Guskamlaarmabar maupun Guspuraarmabar yang sektor operasinya berdekatan dengan lokasi kejadian kecelakaan laut.

Kecelakaan di laut yang terjadi sebanyak 62 kali tersebut sebagian besar disebabkan oleh faktor cuaca, kelalaian nahkoda dan anak buah kapal serta kondisi kapal. Korban jiwa sebagian besar karena peralatan keselamatan yang tidak sesaui dengan ketentuan prosedur tetap keselamatan.

Dalam melaksanakan kegiatan SAR tersebut Koaramabar dan seluruh jajaran Pangkalan Angkatan Laut yang berada di wilayah barat bekerjasama dengan instansi terkait dan masyarakat setempat serta para pengguna laut. Seperti kecelakaan tenggelamnya kapal yang dialami kapal imigran illegal asal Iran di sekitar perairan Pangandaran, telah diselamatkan tujuh belas orang oleh Posal Pangandaran dan diserahkan Kepada Kepala Kantor imigran Kelas-II Tasik Malaya.

Sumber : Koarmabar

Pindad Indonesia Kembangkan Rantis Untuk TNI

Illustration
BANDUNG-(IDB) : Indonesia sedang mengembangkan produksi kendaraan taktis (Rantis) dalam negeri di PT Pindad Bandung. Diharapkan Rantis lokal ini bisa sejajar dengan Hummer produksi Amerika Serikat (AS).

"Kita akan mengembangkan industri kendaraan taktis, ya kayak Hummer. Ini sudah dikerjakan oleh Pindad. Kita harapkan dalam waktu beberapa bulan ini selesai. Itu joint production," ujar Menhan Purnomo Yusgiantoro usai rapat soal alutsista di Istana Presiden, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (10/11/2011).

Menurut Purnomo, Rantis ini nantinya akan digunakan oleh pasukan khusus Indonesia maupun brigade-brigade tempur TNI. Pemerintah saat ini terus berusaha mengembangkan BUMN strategis untuk mencukupi kebutuhan alutsista TNI dan Polri. Berbagai cara dilakukan, mulai dari penyertaan modal negara hingga mengembangkan pasar untuk menjual alutsista buatan Indonesia.

"Bagaimana kita mendorong agar terjadi pergeseran yang tadinya impor kemudian produksi bersama kemudian juga bisa jadi produksi dalam negeri," jelas Purnomo.

Sumber : Detik

Empat KRI Unsur Koarmabar Terlibat Latihan Armada Jaya XXX/11

LAUT JAWA-(IDB) : Empat unsur KRI dari jajaran Koarmabar, masing-masing KRI Cut Nyak Dien-375, KRI Sultan Thaha Saifudin-376, KRI Teluk Celukan Bawang-532 dan KRI Clurit-641 yang tegabung dengan seluruh unsur yang terlibat dalam latihan Armada Jaya (AJ) XXX/11 melaksanakan latihan berbagai macam peran baik peran tempur, peran bahaya udara, peran bahaya permukaan, peran bahaya bawah air serta peran-peran lainnya.

Saat melintasi Laut Jawa, keempat unsur Koarmabar beserta seluruh unsur yang terlibat dalam latihan Armada Jaya (AJ) XXX/11 juga melaksanakan latihan menembak dengan berbagai jenis senjata, mulai dari meriam Kaliber 12,7 mm sampai meriam dengan Kaliber 120 mm.

Gelar latihan Armada Jaya (AJ) XXX/11 tersebut merupakan latihan perang puncak TNI Angkatan Laut yang melibatkan 23 KRI dari Komando Armada RI Kawan Timur (Koarmatim), Komando Armada RI Kawan Barat (Koarmabar) dan Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), satu Batalyon Tim Pendarat (BTP) beserta persenjataannya dari Korps Marinir (Kormar), 10 pesawat intai maritim dari Pusat Penerbangan TNI Angkatan Laut (Pusnerbal) serta unsur pendukung lainnya seperti Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal), Kesehatan, Psikolog dan hukum.

Sumber : Koarmabar