JAKARTA-(IDB) : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berharap modernisasi alat utama sistem persenjataan Tentara Nasional Indonesia (TNI) sampai tahun 2014 mendatang bisa menutupi kelemahan pertahanan karena tak diremajakan selama 20 tahun terakhir. Kelemahan itu diakibatkan krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada 1998 dan program pembangunan yang lebih memprioritaskan ke sektor di luar pertahanan.
“Insya Allah pada periode ini modernisasi kekuatan pertahanan yang sesungguhnya sudah kurang lebih 20 tahun tidak dilakukan dengan baik bisa kita kejar dan tutup,” ujarnya di Kantor Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (10/11/2011).
Dalam program ini, pemerintah berjanji menggunakan peralatan yang diproduksi oleh industri pertahanan dalam negeri. Kalaupun ada peralatan yang diimpor dari negera sahabat, akan dilakukan tanpa syarat, apalagi persyaratan politik.
“Kalau belum bisa kita mesti membeli dari negara sahabat tanpa conditionalitas apalagi conditionalitas politik,” ujarnya.
Dalam jangka panjang, pemerintah juga berencana membangun sistem persenjataan melalui investasi, produksi serta riset dan pengembangan bersama negara sahabat. “Dengan demikian, benefit ekonomi kita dapatkan, transfer teknologi juga terjadi dan pada saatnya nanti kita bisa produksi dalam negeri,” ujar Yudhoyono.
Presiden juga secara khusus menyinggung PT Dirgantara Indonesia yang mampu memproduksi pesawat angkut CN295 untuk kebutuhan militer. Presiden berharap, pesawat jenis ini tak hanya digunakan TNI/Polri, tetapi juga pengguna di dalam negeri.
Kepada para pebisnis yang ikut terlibat dalam pembangunan alutsista, Presiden mengingatkan agar jangan sampai ada penggelembungan anggaran seperti marak terjadi di masa lalu.
“Ini yang saya minta pimpinan TNI/Polri, untuk betul melakukan sistem pengadaan seperti ini juga berharap jajaran Kemenkeu, Bappenas, dan Kemenhan punya sikap yang sama,” katanya.
“Insya Allah pada periode ini modernisasi kekuatan pertahanan yang sesungguhnya sudah kurang lebih 20 tahun tidak dilakukan dengan baik bisa kita kejar dan tutup,” ujarnya di Kantor Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (10/11/2011).
Dalam program ini, pemerintah berjanji menggunakan peralatan yang diproduksi oleh industri pertahanan dalam negeri. Kalaupun ada peralatan yang diimpor dari negera sahabat, akan dilakukan tanpa syarat, apalagi persyaratan politik.
“Kalau belum bisa kita mesti membeli dari negara sahabat tanpa conditionalitas apalagi conditionalitas politik,” ujarnya.
Dalam jangka panjang, pemerintah juga berencana membangun sistem persenjataan melalui investasi, produksi serta riset dan pengembangan bersama negara sahabat. “Dengan demikian, benefit ekonomi kita dapatkan, transfer teknologi juga terjadi dan pada saatnya nanti kita bisa produksi dalam negeri,” ujar Yudhoyono.
Presiden juga secara khusus menyinggung PT Dirgantara Indonesia yang mampu memproduksi pesawat angkut CN295 untuk kebutuhan militer. Presiden berharap, pesawat jenis ini tak hanya digunakan TNI/Polri, tetapi juga pengguna di dalam negeri.
Kepada para pebisnis yang ikut terlibat dalam pembangunan alutsista, Presiden mengingatkan agar jangan sampai ada penggelembungan anggaran seperti marak terjadi di masa lalu.
“Ini yang saya minta pimpinan TNI/Polri, untuk betul melakukan sistem pengadaan seperti ini juga berharap jajaran Kemenkeu, Bappenas, dan Kemenhan punya sikap yang sama,” katanya.
Sumber : Okezone
Tidak ada komentar:
Posting Komentar