SEMARANG-(IDB) : Wakil Ketua Komisi I
DPR, Agus Kartasasmita, menegaskan, penangkapan Kolonel ASB, komandan
Pangkalan TNI AL Semarang, karena menghisap shabu-shabu di satu hotel, kemarin, sangat memalukan institusi militer Indonesia.
"Bayangkan, pemakai shabu
bukan anggota biasa TNI. Tapi seorang komandan pangkalan TNI AL. Kalau
yang pakai anggota saja sudah sangat memalukan, apalagi seorang komandan
pangkalan berpangkat kolonel, mencoreng tubuh institusi," kata
Kartasasmita di Jakarta, Selasa.
Secara terpisah,
Kepala Dinas Penerangan TNI AL, Laksamana Pertama TNI Untung Surapati,
membenari Kolonel ASB mengonsumsi narkoba di satu kamar di hotel di
Semarang bersama temannya. Kolonel ASB diketahui merupakan seorang
perwira menengah senior yang menjadi komandan pangkalan tipe B TNI AL.
Anggota lain Komisi I DPR, Susaningtyas Kertopati, meminta TNI AL segera memproses kasus Kolonel ASB "Menurut saya ASB harus diproses, tidak usah tebang pilih," kata Kertopati.
Menurut dia, kasus yang menimpa ASB sangat memalukan. "TNI AL-pun sudah setuju yang bersangkutan untuk diproses karena sudah memalukan institusi. Dan dihukum yang setimpal sekaligus bandarnya harus diburu," kata politisi Hanura itu.
Anggota Komisi I DPR RI lainnya, Chandra Tirta Wijaya mengatakan, proses hukum harus dilaksanakan. "Ini untuk memberi efek jera di samping itu juga diobati ketergantungan pada narkotika," kata dia.
Tamparan Keras Bagi Institusi TNI POLRI
Anggota Komisi III
DPR RI, Aboe Bakar Al Habsy mengatakan, bahaya laten narkoba sudah
memasuki tulang punggung keamanan negara menyusul ditangkapnya Komandan
Pangkalan TNI AL (Danlanal) Semarang.
"Penangkapan Danlanal Semarang Kolonel Antar Setia Budi oleh petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) adalah tamparan keras buat TNI. Ini merupakan bukti tulang punggung keamanan negara telah dirasuki bahaya laten narkoba," kata Aboe Bakar di Jakarta, Selasa.
Aboe Bakar mengaku tidak bisa membayangkan, bila seorang tentara yang diharapkan membela negara sedang dirasuki narkoba dan kebetulan memegang senjata, maka akan terjadi sesuatu yang membahayakan.
"Banyangin saja apa jadinya kalau tentara yang pegang senjata sedang sakau, ini sangat berbahaya untuk ketahanan negara," kata dia.
Tamparan lain juga mengenai Polri, karena ada dugaan penyuplai narkoba untuk Danlanal adalah anggota Polisi Direktorat Intelkam Polda Jateng yang berpangkat Brigadir.
"Apa jadinya kalau penjaga pertahanan dan keamanan republik ini sakau bareng, lantas apa harus di outsourching? Ini kan tidak boleh terjadi," kata politisi PKS itu.
Ia mengatakan, tidak boleh ada toleransi untuk para anggota TNI dan Polri yang terlibat narkoba.
"Harus dilakukan pemecatan agar tidak menular ke anggota yang lain. Dua institusi ini harus steril dari narkoba, karena merupakan aset strategis nasional yang bertanggung jawab terhadap keamanan dan pertahanan negara," ungkap dia.
Dikatakannya, perlu berbagai terobosan untuk memproteksi agar anggota TNI dan Polri terhindar dari narkoba.
"Sebagai upaya preventif setiap jenjang pendidikan dan promosi sebaiknya dilakukan pemeriksaan narkoba, dengan demikian dapat dilakukan deteksi lebih dini bila ada anggota yang memakai narkoba. Selain itu, Mabes TNI dan Polri perlu melakukan kerjasama dengan BNN untuk melakukan tes urine secara rutin," pungkas Aboe Bakar.
"Penangkapan Danlanal Semarang Kolonel Antar Setia Budi oleh petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) adalah tamparan keras buat TNI. Ini merupakan bukti tulang punggung keamanan negara telah dirasuki bahaya laten narkoba," kata Aboe Bakar di Jakarta, Selasa.
Aboe Bakar mengaku tidak bisa membayangkan, bila seorang tentara yang diharapkan membela negara sedang dirasuki narkoba dan kebetulan memegang senjata, maka akan terjadi sesuatu yang membahayakan.
"Banyangin saja apa jadinya kalau tentara yang pegang senjata sedang sakau, ini sangat berbahaya untuk ketahanan negara," kata dia.
Tamparan lain juga mengenai Polri, karena ada dugaan penyuplai narkoba untuk Danlanal adalah anggota Polisi Direktorat Intelkam Polda Jateng yang berpangkat Brigadir.
"Apa jadinya kalau penjaga pertahanan dan keamanan republik ini sakau bareng, lantas apa harus di outsourching? Ini kan tidak boleh terjadi," kata politisi PKS itu.
Ia mengatakan, tidak boleh ada toleransi untuk para anggota TNI dan Polri yang terlibat narkoba.
"Harus dilakukan pemecatan agar tidak menular ke anggota yang lain. Dua institusi ini harus steril dari narkoba, karena merupakan aset strategis nasional yang bertanggung jawab terhadap keamanan dan pertahanan negara," ungkap dia.
Dikatakannya, perlu berbagai terobosan untuk memproteksi agar anggota TNI dan Polri terhindar dari narkoba.
"Sebagai upaya preventif setiap jenjang pendidikan dan promosi sebaiknya dilakukan pemeriksaan narkoba, dengan demikian dapat dilakukan deteksi lebih dini bila ada anggota yang memakai narkoba. Selain itu, Mabes TNI dan Polri perlu melakukan kerjasama dengan BNN untuk melakukan tes urine secara rutin," pungkas Aboe Bakar.
TNI AL Copot Jabatan Kolonel ASB
TNI AL kontan
mencopot jabatan Kolonel ASB dari jabatannya sebagai komandan Pangkalan
TNI AL Semarang, setelah dia tertangkap tangan tengah mengonsumsi
shabu-shabu, kemarin malam. Tidak cukup dicopot dan disidik Polisi
Militer TNI AL, dia juga bisa dibilang sudah tamat riwayat di TNI AL.
"Beliau
sudah resmi dicopot dari jabatannya sebagai Danlanal. Pencopotan
langsung dilakukan Kepala Staf TNI AL. Laksamana TNI Marsetio. Itu
sanksi dari TNI AL," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL, Laksamana
Pertama Untung Surapati, di Jakarta, Selasa.
Senin
dini hari, BNN menangkap tangan Kolonel Antar Setia Budi (ASB) bersama
dua penegak hukum, Inspektur Satu Polisi H (anggota Detasemen Markas
Polda Jawa Tengah) dan Brigadir Polisi RS (anggota Intelijen Keamanan
Polda Jawa Tengah), saat mengkonsumsi shabu-shabu di kamar 1003, Hotel Ciputra Semarang, Jawa Tengah.
Sampai saat ini belum jelas sikap Kepolisian Daerah Jawa Tengah atas perilaku dan pelanggaran hukum kedua anggotanya.
Surapati
menyatakan, selain dicopot dari jabatan ASB juga tak akan bisa lagi
mengikuti segala bentuk kegiatan yang sifatnya menunjang karir militer
ASB. "Selain pencopotan, sanksi administrasi kepada ASB juga diberikan.
Yang bersangkutan untuk mengikuti pendidikan, jenjang karir, dan lain
sebagainya sudah tertutup," kata Surapati.
TNI
AL juga telah mulai melakukan penyidikan terhadap ASB sejak semalam. Dan
ASB juga sudah dipindahkan dari sel tahanan Badan Narkotika Nasional ke
Pusat Polisi Militer TNI AL, di Jakarta.
Sejalan
dengan itu, karena kasus ASB adalah tindak pidana narkotika, tapi akan
tetap diproses di peradilan militer. "Dia diproses di Pengadilan Militer
tapi tetap dasarnya adalah Undang-Undang Narkotika," kata Surapati.
"Bila
ASB sudah diputus pengadilan, maka secara otomatis akan diberhentikan
sebagai prajurit TNI, apakah secara tidak hormat atau bagaimana, tentu
menunggu ketuk palu dulu," tambah dia.
Ia
mengakui, kasus narkoba yang terjadi pada ASB merupakan kejadian yang
sangat spektakuler bagi TNI AL. "Memang kali ini, spektakuler karena
dilakukan perwira senior. Ke depan, TNI AL akan melakukan tes urin
kepada semua prajurit. Hal ini untuk mencegah, jangan sampai kejadian
serupa terulang. Kami lakukan tindakan preventif," kata Surapati.
Sumber : Antara
Kol. Antar Setia Budi kan pernah jadi Korpri KASAL terus jadi Dan Lanal Yogya dia orangnya ramah tamah dan baik, sayang harus tamat riwayatnya di pelukan WTS sambil ngisep .......wah dasar perwira "Coro" habisin anggota kayak gitu, malu-maluin korp dan hal ini juga agar jadi peringatan buat yg lain.
BalasHapusBah......!!!!
MEMALUKAN !!! Indonesia memang negara sarang mafia baik pengusaha dan pemerintah semua sdh kong kalingkong...MIRIS.!!!transaksi narkoba mencapai puluhan triliyun yg disuplai lewat laut perbatasan(melaui cukong2 china yg ada di indonesia)...INDONESIA!!! mau dibawa kemana negara ini tempat tumbuh dan berkembangnya generasi asli pribumi..???
BalasHapus