JAKARTA-(IDB) : KSAD Jenderal TNI Pramono Edhie
Wibowo menjelaskan bahwa pihaknya belum membuat keputusan final soal
pemesanan heli serang Apache.Pihaknya masih terus berkoordinasi dengan
Puspenerbad sebagai operator heli tersebut.
"Kami masih menimbang-nimbang antara Apache atau Blackhawk UH-60, Yang jelas kita pilih mana yang lebih murah tapi kualitas tetap baik," ujarnya tadi pagi di Mabes AD, Jakarta Pusat (4/5/2012).
"Kami masih menimbang-nimbang antara Apache atau Blackhawk UH-60, Yang jelas kita pilih mana yang lebih murah tapi kualitas tetap baik," ujarnya tadi pagi di Mabes AD, Jakarta Pusat (4/5/2012).
Pramono juga memberikan kesempatan
seluas-luasnya bagi masyarakat yang ingin memberikan kritik dan masukan
terhadap alutsista-alutsista terbaru yang akan dipesan TNI AD. Hal ini
terkait dengan upaya TNI AD yang terus menggenjot program modernisasi
alutsistanya.
"Silahkan komplain,misalnya kenapa pilih A, kenapa tidak B saja yang lebih unggul. Tapi jangan komplain karena ‘pesanan pihak tertentu’," jelasnya.
Beberapa alutsista yang telah dipesan TNI AD diantaranya Tank Leopard RI dari Jerman, roket MLRS Astros II, Fennec AS 550, dan teropong Trijicon untuk senapan SS 2 yang dipakai oleh Infanteri,
"Silahkan komplain,misalnya kenapa pilih A, kenapa tidak B saja yang lebih unggul. Tapi jangan komplain karena ‘pesanan pihak tertentu’," jelasnya.
Beberapa alutsista yang telah dipesan TNI AD diantaranya Tank Leopard RI dari Jerman, roket MLRS Astros II, Fennec AS 550, dan teropong Trijicon untuk senapan SS 2 yang dipakai oleh Infanteri,
Dalam program modernisasi tersebut
TNI AD berprinsip untuk memprioritaskan produk-produk buatan dalam
negeri. TNI AD terus mendorong pihak-pihak terkait seperti PT Pindad dan
PT DI untuk bisa mengembangkan produknya maring-masing hingga dapat
digunakan oleh internal AD.
Pramono juga menjamin transparansi
dalam pemilihan rekanan dan penggunaan budget. “Rekanan tetap kita pakai
tapi kita pilih yang paling masuk akal harganya,” tegasnya.
Sumber : Angkasa
Sebagai masukkan, pertimbangkan Blackhawk UH60 full armored. Selain desain mesin yang halus, bisa juga digunakan untuk perang grilya maupun penyergapan. Senjata anti tanknya juga ga kalah sama apache. Perlu diingat apache sendiri fungsinya sudah mulai ditinggalkan oleh us army.
BalasHapusKalau amrik mahal,coba pertimbangkan ka-52 atau A-129. .
BalasHapusGak kalah ama apache. .
kalo menurut saya pribadi harap dipertimbangkan juga Super cobra,disamping katanya harganya lebih murah dari apache,yang hanya US$15-20jt.dilihat dari pemberdayaan industri dalam negeri,pabrik pembuatnya juga sudah lama berkolaborasi/bekerjasama dengan PT.DI pada pembuatan Nbell412 untuk TNI kita, jadi PT.DI baik langsung maupun tak langsung juga dapat terberdayakan.=),,tapi semua keputusan ada di tangan bapak pengampu negara,keputusan yang diambil semoga merupakan yang terbaik =)
BalasHapusIjin memberi masukan .... dari pada Apache lebih baik Super Cobra....bila Blackhawk lebih baik kita melirik Cougar saja yg sdh bisa diproduksi PT. DI...utk Heli yg dedicated untuk heli serang bila boleh lebih jauh memilih lebih baik MI-35 Hind atau M-28 Havoc sekalian....dengan catatan itu taring2 nya dilengkapi sekalian.....kita perlu alutsista yang punya efek deterrent tinggi....dan produk2 Russia sudah membuktikan itu.....lihat nafsu australia untuk undang kita pada pitch black exercises yg baru lalu.....sama saja dengan Leo....itu barang jarang yang pakai di seputaran tetangga2 kita....sehingga masih punya nilai deterrent yang tinggi.
BalasHapusKalo gak ka-52 alligator ya super cobra, apache paket ini mahal bener... Kecuali kalo mau turun harga, atau hibah (dhueeenkss..)
BalasHapuskok pak KASAD tidak bilang super cobra ya, padahal itu yang paling pas antara harga ama kemampuan, apache mahal, black hawk jelas basicnya heli angkut, tak bisa manuver extreem.
BalasHapusapakah sudah dipertimbangkan embargo senjata dr amrik tdk akan terjadi lagi.
BalasHapusKok memilih diantara dua helikopter yang berbeda jenis?, beberapa jenis helikopter yaitu helikopter serang dan helikopter angkut, Apache termasuk helikopter serang termasuk yg sejenis Agusta A 129, Atlas CSH-2 Rooivalk, AH-1 super cobra, RAH 66 comanche, Eurocopter Tiger, MI-28 havoc, kamov KA-50 hokum, ciri2 helikopter serang dengan dua awak dan cockpit berjenjang ( pilot dan penembak) atau satu awak , sayap kecil tempat roket, missile atau AAM missile dan meriam baik fixed atau dalam Pod dan didesign melakukan manuver extrim.....blackhawk adalah basicnya helikopter angkut, sama seperti chinook, puma dan bisa dipersenjatai tetapi sebenarnya dirancang untuk angkutan dan terbatas utk manuver extrim.......MI-24 adalah gabungan dari dua jenis helikopter, tetapi lebih ke Gunship atau helikopter bersenjata karena mainframe besar dan kemampuan angkut tapi untuk ngumpet dan tiba2 menyerang agak ribet karena bodinya besar......blackhawk tidak beda dengan Bell 412 dipersenjatai atau BO-105 dipersenjatai......jadi kalau memang butuh helikopter serang jangan setengah2 yah pilih yang murni helikopter serang, bukan helikopter angkut dipersenjatai
BalasHapusHelikopter serang untuk TNI AD kalau tidak salah adalah untuk membantu tembakan dari pasukan yang ada di darat. Baik itu utk menyerang personel, artileri atau tank. Untuk Apache, pengalaman di medan perang Irak menjadi sasaran empuk bagi pejuang disana, karena suaranya yang keras sehingga mudah dikenali, jadi andalannya adalah rudal jarak jauh. Kalau blackhawk basicnya memang heli angkut shg bodynya dirancang besar, dengan kondisi ini, pastinya menyulitkan manuver dan relative mudah dibidik oleh musuh. Kalau maunya murah dan bagus kenapa tidak dimasukkan super cobra sebagai alternatif pilihan? super cobra lincah karena bodynya lebih kecil dari apache, bisa dimuati banyak senjata sehingga untuk pertempuran jarak dekatpun sangat bagus, walaupun dimuati hellfire sbg rudal jarak jauh antitank pun bisa.
BalasHapusSedikit masukan.......mungkin AH-1Z Super Cobra, Csh-2 Rooivalk, Eurocopter Tiger, Ka-50/52 ato Mi-28 bisa buat pertimbangan Pak KASAD. kita cari yg kedepanya bebas embargo n negara produsen mau TOT ke kita. Repot juga kalo kedepannya nti barang yg sdh kita beli g bs d pake, kan syang dana segede gtu terbuang sia-sia. untk supercobra, pertimbangannya PT.DI kan sdh terbiasa n familiar dgn produknya Bell, jd bbrpa partnya sama n bs kita produksi sndri bila suatu saat kna embrgo lg n hrga kyknya lbh murah. klo blackhawknya mendingan jngan d buat pertimbngan, krna fungsi dsarnya sbg heli angkut, bkan heli serang, jd kmampuannya serangnya terbatas. klo pengen fungsi gado2 knpa g superpuma kita aja yg d upgrade lg ksih snjta msin n roket.
BalasHapusdengan "kerepotan" yang harus dihadapi untuk peralatan perawatan baru serta pelatihan mekanik, sangat sedikit sekali keuntungan yang kita peroleh dari pilihan pembelian blackhawk, kemampuan manuver heli ini sama dgn heli lain yg dah kita miliki, pemilihan heli baru blackhawk sangat tidak efisien.
BalasHapus