JAKARTA-(IDB) : Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Laksamana TNI (Purn) Sudomo meninggal dunia pada Rabu sekitar pukul 10.15 WIB setelah beberapa hari dirawat di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta karena diduga mengalami perdarahan otak.
"Pak Sudomo meninggal dunia pagi tadi setelah beberapa hari dirawat di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan," kata Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Djoko Suyanto, melalui pesan singkat di Jakarta, Rabu.
Sudomo, yang menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi selama masa pemerintahan orde baru, meninggal dunia pada usia 86 tahun.
Pria yang lahir pada 20 September 1926 di Malang, Jawa Timur, itu menjabat Kepala Staf TNI-AL periode 1969-1973 dan Panglima Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib) selama 1978-1983.
Mantan Ketua Dewan Pertimbangan Agung (DPA) itu dikenal mampu menangani berbagai kemelut keamanan dalam negeri secara dingin.
"Pak Sudomo meninggal dunia pagi tadi setelah beberapa hari dirawat di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan," kata Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Djoko Suyanto, melalui pesan singkat di Jakarta, Rabu.
Sudomo, yang menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi selama masa pemerintahan orde baru, meninggal dunia pada usia 86 tahun.
Pria yang lahir pada 20 September 1926 di Malang, Jawa Timur, itu menjabat Kepala Staf TNI-AL periode 1969-1973 dan Panglima Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib) selama 1978-1983.
Mantan Ketua Dewan Pertimbangan Agung (DPA) itu dikenal mampu menangani berbagai kemelut keamanan dalam negeri secara dingin.
Panglima TNI : Soedomo Miliki Komitmen Besarkan AL
Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono, mengatakan, sebagai seorang prajurit TNI Angkatan Laut, Soedomo yang meninggal pada Rabu pagi tadi, memiliki komitmen kuat untuk membesarkan Angkatan Laut.
"Beliau juga memiliki pengalaman yang banyak di Angkatan Laut, baik di bidang operasi maupun pembinaan. Karena itu, saya sebagai Panglima TNI yang juga orang Angkatan Laut, sangat kehilangan atas berpulangnya beliau ke Rahmatullah," kata Panglima TNI, di Jakarta, Rabu malam.
Mantan Panglima Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib) Laksamana (Purn) almarhum Soedomo itu juga memiliki sosok yang patut diteladani.
"Almarhum Soedomo memiliki sosok yang patut diteladani bagi prajurit TNI Angkatan Laut, bangsa dan negara ini. Kita merasa kehilangan sosok yang memiliki jasa yang besar bagi negara," kata Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI, Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul.
Selama kepemimpinan beliau sebagai Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) pada 1969-1973, kata Iskandar, almarhum Soedomo seringkali membuat gebrakan dan melakukan inovasi-inovasi di tubuh TNI AL.
"Kami kehilangan putra terbaik bangsa, di mana almarhum Soedomo pernah menjabat sebagai Menko Polkam. Almarhum juga merupakan pelaku sejarah dalam peristiwa Aru," katanya.
Tak hanya itu, almarhum juga telah meresmikan museum KRI Harimau di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, beberapa waktu lalu.
"Saat itu, almarhum begitu tegar menceritakan peristiwa Aru," kata Kapuspen.
Saat ini, kata dia, jenazah almarhum Soedomo disemayamkan di rumah duka di Jalan Sekolah Kencana IV, TM-19, Pondok Indah, Jakarta. Rencananya, jenazah akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, Kalibata dengan upacara militer pada Kamis (19/4).
Soedomo lahir pada 20 September 1926 di Malang, Jawa Timur. Dia pernah menjadi kepala staf TNI-AL pada 1969-1973 dan juga pernah menjabat sebagai panglima Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib) 1978-1983.
Pendidikan umum yang pernah dilaluinya yaitu sekolah HIS di Probolinggo dan lulus pada tahun 1939.
Selanjutnya pendidikan di MULO di kota yang sama. Kemudian sekolah di SMP di Malang hingga lulus tahun 1943. Selanjutnya dikarenakan tertarik pada dunia pelayaran, memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di Sekolah Pelayaran Tinggi (SPT) di kota Cilacap, Jawa Tengah.
Karier Militer Soedomo diawali dengan mengikuti Pendidikan Perwira Special Operation di Sarangan tahun 1948, kemudian memperdalam pengetahuan kemiliterannya dengan mengikuti pendidikan di negeri kincir angin, tepatnya di Artilleris School, Den Helder, Belanda.
Selanjutnya, almarhum juga mengenyam pendidikan berupa Kursus Komandan Kapal Destroyer di Gdynia, Polandia dan menamatkannya pada tahun 1958. Pendidikan Lemhannas tahun 1965, Sekolah Para Komando KKO tahun 1966, serta Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal) tahun 1968.
"Beliau juga memiliki pengalaman yang banyak di Angkatan Laut, baik di bidang operasi maupun pembinaan. Karena itu, saya sebagai Panglima TNI yang juga orang Angkatan Laut, sangat kehilangan atas berpulangnya beliau ke Rahmatullah," kata Panglima TNI, di Jakarta, Rabu malam.
Mantan Panglima Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib) Laksamana (Purn) almarhum Soedomo itu juga memiliki sosok yang patut diteladani.
"Almarhum Soedomo memiliki sosok yang patut diteladani bagi prajurit TNI Angkatan Laut, bangsa dan negara ini. Kita merasa kehilangan sosok yang memiliki jasa yang besar bagi negara," kata Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI, Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul.
Selama kepemimpinan beliau sebagai Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) pada 1969-1973, kata Iskandar, almarhum Soedomo seringkali membuat gebrakan dan melakukan inovasi-inovasi di tubuh TNI AL.
"Kami kehilangan putra terbaik bangsa, di mana almarhum Soedomo pernah menjabat sebagai Menko Polkam. Almarhum juga merupakan pelaku sejarah dalam peristiwa Aru," katanya.
Tak hanya itu, almarhum juga telah meresmikan museum KRI Harimau di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, beberapa waktu lalu.
"Saat itu, almarhum begitu tegar menceritakan peristiwa Aru," kata Kapuspen.
Saat ini, kata dia, jenazah almarhum Soedomo disemayamkan di rumah duka di Jalan Sekolah Kencana IV, TM-19, Pondok Indah, Jakarta. Rencananya, jenazah akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, Kalibata dengan upacara militer pada Kamis (19/4).
Soedomo lahir pada 20 September 1926 di Malang, Jawa Timur. Dia pernah menjadi kepala staf TNI-AL pada 1969-1973 dan juga pernah menjabat sebagai panglima Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib) 1978-1983.
Pendidikan umum yang pernah dilaluinya yaitu sekolah HIS di Probolinggo dan lulus pada tahun 1939.
Selanjutnya pendidikan di MULO di kota yang sama. Kemudian sekolah di SMP di Malang hingga lulus tahun 1943. Selanjutnya dikarenakan tertarik pada dunia pelayaran, memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di Sekolah Pelayaran Tinggi (SPT) di kota Cilacap, Jawa Tengah.
Karier Militer Soedomo diawali dengan mengikuti Pendidikan Perwira Special Operation di Sarangan tahun 1948, kemudian memperdalam pengetahuan kemiliterannya dengan mengikuti pendidikan di negeri kincir angin, tepatnya di Artilleris School, Den Helder, Belanda.
Selanjutnya, almarhum juga mengenyam pendidikan berupa Kursus Komandan Kapal Destroyer di Gdynia, Polandia dan menamatkannya pada tahun 1958. Pendidikan Lemhannas tahun 1965, Sekolah Para Komando KKO tahun 1966, serta Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal) tahun 1968.
Sumber : Antara
0 komentar:
Posting Komentar