BENGKULU-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro batal menyaksikan uji coba enam senjata strategis di Samudera Hindia atau sebelah barat Selat Sunda, Rabu (20/4), dengan menggunakan helikopter dari Bandara Halim Perdanakusuma akibat cuaca buruk.
Tak hanya Menhan Purnomo Yusgiantoro saja yang rencananya akan hadir untuk menyaksikan uji coba tersebut, tetapi juga Menko Polhukam Djoko Suyanto, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, tiga kepala staf angkatan dan sejumlah anggota DPR dari Komisi I.
Rencananya para pejabat dan petinggi TNI menggunakan dua helikopter dan mendarat di Helipad KRI Surabaya-591 yang telah disiapkan sejak Rabu pagi, namun hingga pukul 10.40 WIB yang bersamaan dengan proses peluncuran rudal Yakhont yang dibeli dari Rusia sekitar 12 juta dollar Amerika/unit, rombongan VIP tak kunjung datang.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI Laksamana Muda TNI, Iskandar Sitompul, membenarkan, bahwa para petinggi TNI tidak bisa hadir untuk menyaksikan uji coba senjata strategis yang dilaksanakan di Samudera Hindia atau sebelah barat Selat Sunda.
"Kedatangan pejabat dan petinggi TNI sudah direncanakan dengan baik dan Helikopter sudah setengah perjalanan untuk menuju Samudera Hindia, namun karena cuaca tidak memungkinkan untuk helikopter terbang akhirnya helikopter kembali lagi ke Jakarta," katanya.
Kendati demikian, acara uji coba dapat berjalan dengan baik, meski tanpa kehadiran pejabat dan petinggi TNI.
Komandan Gugus Tugas Senjata Strategis TNI AL, Laksamana Pertama TNI Sulaeman Banjarnahor, menambahkan, dua unit helikopter yang ditumpagi rombongan VIP terpaksa kembali ke Jakarta akibat cuaca buruk yang melanda kawasan Samudera Hindia sejak Rabu pagi.
"Rombongan sudah terbang selama satu jam dari Bandara Halim Perdanakusuma. Namun karena cuaca buruk, maka saya sarankan agar kembali demi keselamatan," tuturnya.
Uji coba enam senjata strategis itu, yakni rudal Yakhont, Exocet MM-40, Torpedo SUT, Mistral, Sea Cat dan RBO 6000.
Dalam uji coba itu, Rudal Yakhont yang ditembakkan KRI Oswald Siahaan (OWA)-354 jenis perusak kawal rudal kelas Fregat Van Speijk akan menuju sasaran eks kapal perang KRI Teluk Bayur-502 produk Amerika hingga tenggelam dengan jarak sekitar 250 kilometer. KRI Teluk Bayur yang telah memperkuat TNI AL sejak 1961 sudah tidak lagi digunakan oleh sejak 2011.
Rudal Yakhont yang ditembakkan itu merupakan bagian dari empat rudal tersebut yang dibeli dalam sepanjang anggaran TNI hingga 2024.
Sedangkan, rudal Exocet MM-40 dan rudal penangkis serangan udara Mistral akan ditembakkan dari KRI Hassanuddin-366 (jenis PKR kelas Korvet Sigma, dan torpedo SUT ditembakkan dari kapal selam KRI Cakra-402, "Sea Cat" ditembakkan dari KRI Karel Satsuit Tubun-358 (jenis PKR kelas Fregat Van Speijk, dan RBO 6000 ditembakkan dari KRI Cut Nyak Dien-375 (perusak kawal kelas Korvet Parchim).
"Kapal yang menjadi sasaran telah berhasil dihancurkan dan tenggelam," ujar Kapuspen.
Tak hanya Menhan Purnomo Yusgiantoro saja yang rencananya akan hadir untuk menyaksikan uji coba tersebut, tetapi juga Menko Polhukam Djoko Suyanto, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, tiga kepala staf angkatan dan sejumlah anggota DPR dari Komisi I.
Rencananya para pejabat dan petinggi TNI menggunakan dua helikopter dan mendarat di Helipad KRI Surabaya-591 yang telah disiapkan sejak Rabu pagi, namun hingga pukul 10.40 WIB yang bersamaan dengan proses peluncuran rudal Yakhont yang dibeli dari Rusia sekitar 12 juta dollar Amerika/unit, rombongan VIP tak kunjung datang.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI Laksamana Muda TNI, Iskandar Sitompul, membenarkan, bahwa para petinggi TNI tidak bisa hadir untuk menyaksikan uji coba senjata strategis yang dilaksanakan di Samudera Hindia atau sebelah barat Selat Sunda.
"Kedatangan pejabat dan petinggi TNI sudah direncanakan dengan baik dan Helikopter sudah setengah perjalanan untuk menuju Samudera Hindia, namun karena cuaca tidak memungkinkan untuk helikopter terbang akhirnya helikopter kembali lagi ke Jakarta," katanya.
Kendati demikian, acara uji coba dapat berjalan dengan baik, meski tanpa kehadiran pejabat dan petinggi TNI.
Komandan Gugus Tugas Senjata Strategis TNI AL, Laksamana Pertama TNI Sulaeman Banjarnahor, menambahkan, dua unit helikopter yang ditumpagi rombongan VIP terpaksa kembali ke Jakarta akibat cuaca buruk yang melanda kawasan Samudera Hindia sejak Rabu pagi.
"Rombongan sudah terbang selama satu jam dari Bandara Halim Perdanakusuma. Namun karena cuaca buruk, maka saya sarankan agar kembali demi keselamatan," tuturnya.
Uji coba enam senjata strategis itu, yakni rudal Yakhont, Exocet MM-40, Torpedo SUT, Mistral, Sea Cat dan RBO 6000.
Dalam uji coba itu, Rudal Yakhont yang ditembakkan KRI Oswald Siahaan (OWA)-354 jenis perusak kawal rudal kelas Fregat Van Speijk akan menuju sasaran eks kapal perang KRI Teluk Bayur-502 produk Amerika hingga tenggelam dengan jarak sekitar 250 kilometer. KRI Teluk Bayur yang telah memperkuat TNI AL sejak 1961 sudah tidak lagi digunakan oleh sejak 2011.
Rudal Yakhont yang ditembakkan itu merupakan bagian dari empat rudal tersebut yang dibeli dalam sepanjang anggaran TNI hingga 2024.
Sedangkan, rudal Exocet MM-40 dan rudal penangkis serangan udara Mistral akan ditembakkan dari KRI Hassanuddin-366 (jenis PKR kelas Korvet Sigma, dan torpedo SUT ditembakkan dari kapal selam KRI Cakra-402, "Sea Cat" ditembakkan dari KRI Karel Satsuit Tubun-358 (jenis PKR kelas Fregat Van Speijk, dan RBO 6000 ditembakkan dari KRI Cut Nyak Dien-375 (perusak kawal kelas Korvet Parchim).
"Kapal yang menjadi sasaran telah berhasil dihancurkan dan tenggelam," ujar Kapuspen.
Sumber: Antara