Pages

Jumat, April 01, 2011

Indonesia-Prancis Gelar Latihan Bersama di Lebanon

SURABAYA-(IDB):Satgas Yonif Mekanis Kontingan Garuda (Konga) XXIII-E/UNIFIL (Indobatt/ Indonesian Battalion) menggelar latihan bersama dengan Satgas Force Commander Reserve (FCR) dari Kontingen Prancis, di Lapangan Soekarno, Markas Indobatt UN POSN 7-1, Lebanon Selatan (30/3).

Perwira Penerangan (Papen) INDOBATT Kapten Pasukan Banu Kusworo kepada ANTARA melalui surat elektronik dari Lebanon, Kamis, melaporkan latihan bersama bertajuk "Joint Field Artelery Deployment Exercise" itu digelar selama dua hari, 29-30 Maret.

"Latihan itu diikuti 100 prajurit Indobatt dengan koordinator Pasi Plan Kapten Marinir Profs Degratment, Pasiops Kapten Marinir Eko Budi Prasetyo dan Pasi Udara Lettu Pnb Ageng Wahyudi," katanya.

Sementara FCR Prancis mengerahkan satu unit FCR lengkap dengan persenjataan artileri di bawah pimpinan Komandan Unit Capt Thomas Dessert.

Pada hari pertama, latihan diawali dengan presentasi oleh Komandan Unit FCR tentang Standar Operation Procedure (SOP) of FCR dan prosedur bila ada permintaan bantuan tembakan.

"Kegiatan itu dilaksanakan di ruang rapat Batalyon dan diikuti oleh seluruh Danki (komandan kompi) di jajaran Indobatt serta para perwira staf," katanya.

Setelah pelaksanaan presentasi dilanjutkan dengan "briefing" (pengarahan) kepada para prajurit di lapangan Soekarno.

Selanjutnya, peserta latihan dibagi menjadi empat kelompok dan menerima materi tentang pengenalan senjata artileri "Caesar" milik Kontingen Prancis.

"Menurut penjelasan Komandan Unit FCR, senjata tersebut dilengkapi dengan ATLAS System (sistem penghubung dan penembakan otomatis untuk senjata artileri medan)," katanya.

Pada hari kedua, latihan dilanjutkan dengan praktik "drill stelling" senjata, "drill" perpindahan "stelling" dan "drill" penembakan kering senjata Caesar.

Selain itu, seluruh prajurit Indobatt bersama dengan satuan FCR mempraktikkan bagaimana berperan sebagai "observation platoon", "liason detachment", dan "platoon head quarter."

"Ketiga bagian tersebut merupakan satu kesatuan dari unit artileri medan FCR," katanya.

Ia menambahkan praktik latihan pada hari kedua disaksikan oleh Komandan Indobatt, Letkol Inf Hendy Antariksa, Wadan Letkol Mar Harnoko, Wadan FCR Lt Col Dartencet serta Perwira Staf Operasi FCR Lt Col Rozie

Sumber: Antara

Perusahaan Nasional Meramaikan Acara Pertemuan Panglima ASEAN


JAKARTA-(IDB):Sejumlah  industri strategis pertahanan turut  meramaikan Pertemuan  ASEAN Chiefs of Defence Forces Informal Meeting (ACDFIM) ke delapan di Hotel Sultan, Jakarta. Di tempat yang  terbatas sejumlah perusahaan   seperti PT PAL Indonesia, PT Dirgantara Indonesia, Pindad dan beberapa perusahaan swasta lainnya saling berbaris memamerkan produk unggulan berupa alat utama sistem persenjataan.
Pesawat hasil produksi PT DI misalnya. Menurut staf pemasaran PT DI Teguh Graito pesawat CN 235 asli buatan anak bangsa sudah laku terjual 341 buah sejak 1976-2009. Harga satu pesawat PT DI saat ini dibanderol US$ 20 juta. "Kalau dilengkapi sistem lainnya jadi US$25-30 juta," kata Teguh di Jakarta, Kamis 31 Maret 2011. Terakhir Malaysia memesan delapan unit pesawat CN 235 dari PT DI. Enam unit digunakan untuk angkut pasukan dan dua unit untuk kenegaraan. Sementara Korea Selatan memesan empat unit yang difungsikan untuk patroli laut.

Selain membuat pesawat, PT DI pun memproduksi komponen yang menghubungkan sayap pesawat dengan badannya untuk pesawat komersil airbus 380. "Ini bukti kalau kami sudah memiliki sertifikat berkelas internasional," kata Teguh.

Sementara itu PT PAL Indonesia sedang mencoba melakukan penawaran dengan Filipina untuk kapal militer berjenis Landing Platform Dock. Kapal ini memiliki panjang 125 meter dan lebar 22meter. "Bisa memuat lima helikopter dan mengangkut 354 orang," kata Bayu Wicaksono Humas PT PAL Indonesia.

Replika-replika seperti pesawat dan kapal berjajar dengan rapi di sepanjang koridor yang menuju Ballroom Hotel Sultan. Contoh senjata api yang dipajang oleh Pindad berhasil menarik perhatian sejumlah pengunjung. Perlengkapan prajurit seperti helm, tas, tenda, kompi ikut meramaikan pertemuan ACDFIM.

Menurut Panglima TNI Agus Suhartono kehadiran perusahaan nasional itu untuk menunjukkan hasil inovasi bangsa Indonesia. "Kita harus bangga," kata Agus.

Sumber: Tempo

Wujudkan MEF TNI AL Olah Yudha Rencana Strategis 2012

JAKARTA-(IDB):Dalam upaya mewujudkan konsistensi pembangunan Kekuatan Pokok Minimum (Minimum Essential Forces/MEF), TNI Angkatan Laut melaksanakan Olah Yudha Rencana Strategis (Renstra) 2012 yang dibuka oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno, Kamis (31/3) di Mabes TNI AL Cilangkap, Jakarta.  Pada kesempatan ini juga hadir Wakasal Laksdya TNI Marsetio, M.M., serta sejumlah pejabat teras Mabesal, para Pangkotama TNI AL dan pejabat lainnya berjumlah kurang lebih 109 orang peserta.   
Kasal Laksamana TNI Soeparno dalam sambutannya mengatakan, kegiatan ini  merupakan kelanjutan dari rangkaian kegiatan Rapat PimpinanTNIAngkatan Laut yang telah dilaksanakan pada akhir bulan Januari lalu. Beberapa hal yang melatarbelakangi penyelenggaraan kegiatan Olah Yudha Renstra ini antara lain adalah semakin kompleksnya tantangan tugas  TNI Angkatan  Lautke depan, akibat dari dinamika perkembangan lingkungan strategis global, regional maupun nasional.  
Maksud dari pelaksanaan kegiatan Olah Yudha Renstra ini, adalah untuk menyelenggarakan mekanisme pengambilan keputusan dalam proses perencanaan program dan anggaran tahun 2012, agar diperoleh hasil yang tepat sasaran dalam memenuhi pembinaan, penggunaan dan gelar kekuatan TNIAngkatan Laut guna menghadapi setiap ancaman di laut. tegas Kasal Laksamana TNI Soeparno.
Tema pelaksanaan kegiatan Olah Yudha Renstra TNI Angkatan Laut Tahun Anggaran 2012 adalah, Melalui Kegiatan Olah Yudha Renstra TNI Angkatan Laut tahun 2012 Kita Wujudkan Konsistensi Pembangunan Kekuatan Pokok Minimum Guna Mendukung Tugas TNI Angkatan Laut. “Kita perlu menjamin konsistensi pelaksanaan pembangunan kekuatan pokok minimum. Selain karena hal tersebut sudah menjadi kebijakan pemerintah yang telah ditetapkan dan wajib untuk kita laksanakan, pembangunan kekuatan pokok minimum juga merupakan langkah strategis yang paling realistis yang dilaksanakan oleh TNI Angkatan Laut sebagai bagian integral dari TNI, sekaligus sebagai komponen utama pertahanan negara di laut”, tegas Laksamana TNI Soeparno.
Menurut Kasal, konsistensi pelaksanaan program pembangunan kekuatan ini menjadi penting, karena tanpa adanya konsistensi, maka arah pembangunan yang dilaksanakan untuk mewujudkan postur TNI Angkatan Laut guna memenuhi tuntutan tugas akan menjadi bias dan makin sulit untuk dicapai. Sehingga untuk menjamin konsistensi tersebut, kita semua perlu untuk terus menyamakan visi, misi dan persepsi dalam melaksanakan proses perencanaan program dan penganggaran, yang rentan terhadap dinamika dan perubahan, karena selalu dihadapkan pada perkembangan situasi terkini, ketersediaan sumber daya, fasilitas, dan sarana serta pra sarana yang ada.
Berdasarkan pada pertimbangan tersebut, Kasal mengharapkan agar pelaksanaan kegiatan Olah Yudha Renstra TNI AL 2012ini, dapat menjadi “jembatan atau jalan” guna menuju pembangunan dan pembinaan kekuatan TNI AL, yang diwujudkan melalui direktif Kepala Staf Angkatan Laut berupa arah kebijakan program dan anggaran tahun anggaran 2012. Direktif iniselanjutnyaakan digunakan sebagai pedoman serta koridor dalam menyusun rencana kegiatan yang akan dibahas pada Renaku pertama tahun anggaran 2012.
Kasal Laksamana TNI Soeparno menekankan pentingnya menyusun perencanaan secara serius, cermat dan cerdas, sehingga berbagai program dan kegiatan yang direncanakan untuk tahun 2012 nanti dapat menjadi lebih komprehensif, realistis, aplikatif, berdasarkanskalaprioritas, serta selaras dengan upaya kita dalam menata pembangunan kekuatan menuju kekuatan pokok minimum.Selain itu, jika dihadapkan pada alokasi anggaran yang disediakan, upaya ini diharapkan dapat mengoptimalkan dukungan anggaran yang ada sehingga dapat dimanfaatkan seefektif dan seefisien mungkin dalam mewujudkan  TNI AL yang  handal dan disegani, sesuai Visi TNI AL.
Selama kegiatan tersebut telah dilaksanakan beberapa sesi, antara lain arahan Kasal Laksamana TNI Soeparno, kemudian paparan dari para Asisten Kasal dan diskusi. Saya berharap, dengan dilaksanakannya kegiatan ini, kita semua akan dapat mempelajari, menelaah, dan memformulasikan, serta akhirnya menentukan dan menyepakati program dan anggaran untuk tahun anggaran 2012, sehingga kegiatan di tahun mendatang akan benar-benar dapat dilaksanakan secara efektif, efisien dan akuntabel, serta tepat pada sasaran terhadap program pembangunan TNI Angkatan Laut yang direncanakan” tegasnya.

Sumber: TNI AL

Indonesia Optimistis Mampu Damaikan Thailand-Kamboja

JAKARTA-(IDB): Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengaku optimistis Indonesia bisa mendamaikan dua negara ASEAN yang tengah berseteru, Thailand dan Kamboja.

Pertemuan Komite Perbatasan Bersama (GBC) di Bogor, pada 7-8 April mendatang diyakini bakal menghasilkan sesuatu yang positif.


"Persiapan masih berjalan sesuai jadwal. Saya kira pihak Thailand dan Kamboja, mereka tetap ingin mengadakan pertemuan. Saya tidak pesimistis (mendamaikan kedua negara)," kata Marty di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (31/3).


Sebelumnya sempat beredar kabar Thailand tidak akan mengirimkan perwakilannya karena Menteri Pertahanan Prawit Wongsuwon berulangkali menolak menghadiri GBC.


Namun, Thailand tidak bisa mengelak lagi untuk hadir karena sudah sepakat dengan Dewan Keamanan PBB dan Indonesia selaku Ketua ASEAN 2011.


Isu perbatasan kedua negara kembali memanas akhir tahun lalu, setelah tujuh warga Thailand ditangkap otoritas Kamboja karena dinilai memasuki wilayahnya yakni daerah sekitar Candi Preah Vi Hear secara ilegal.


Situasi yang semula adem ayam kian memanas karena militer kedua negara diturunkan di daerah perbatasan.

Asean Sepakat Tukar Informasi Intelijen

Panglima TNI Agus Suhartono
JAKARTA-(IDB):Hasil pertemuan tahunan  panglima militer negara-negara ASEAN menyepakati akan ada  pertukaran informasi intelijen. "Ini agar semua anggota ASEAN well inform," kata Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono di Jakarta, Kamis 31 Maret 2011. 
Dalam pertemuan  ke delapan kalinya ini dihasilkan tujuh kesepakatan yang nantinya akan diwujudkan dalam kerja nyata. Kesepakatan tersebut diantaranya  penggunaan aset militer untuk membantu bencana alam dan aksi kemanusiaan, latihan militer bersama, termasuk saling menjaga wilayah perairan khususnya di sekitar Selat Malaka dan Laut Cina Selatan.
ASEAN Chief of Defence Force Informal Meeting
merupakan pertemuan tahunan antara panglima angkatan bersenjata negara-negara di ASEAN. Pertemuan pertama berlangsung pada 2001 di Indonesia. Pertemuan rutin ini bertujuan untuk meningkatkan hubungan kerja sama antar anggota ASEAN.
Pada pertemuan tahun ini fokus pembahasannya  kepada pemanfaatan aset militer untuk membantu negara yang tertimpa bencana alam. Total jumlah negara yang hadir pada pertemuan kali ini adalah sepuluh negara.

Agus Suhartono menambahkan bahwa hasil dari pertemuan ini akan dibawa ke tingkat pertemuan antar kementerian pertahanan. Saat ditanya langkah nyata pemanfaatan aset militer untuk keperluan bencana alam, Agus mengatakan akan ada Standar Operational Procedure-nya.

Sumber: Tempo

LANAL BENGKULU PERKETAT PENGAMANAN PULAU TERLUAR

Salah satu armada Lanal Maluku
BENGKULU-(IDB):TNI-AL Bengkulu memperketat pengamanan dua pulau terluar di wilayah Provinsi Bengkulu yaitu Pulau Enggano dan Pulau Mega karena sangat rawan sebagai lokasi kejahatan internasional.

Kedua pulau itu sekarang menjadi target pengamanan khusus TNI-AL bersama Pemerintah daerah Bengkulu karena berada di perbatasan perairan antar negara, kata Komandan Pangkalan TNI-AL Bengkulu Letkol Laut (P) Dery T Sehendi kepada wartawan di Bengkulu, Rabu.

Dalam temu wartawan berbagai media cetak dan elektronik itu, Dery mengatakan, pengamanan kawasan perairan Bengkulu juga diarahkan pada gangguan perusak lingkungan laut seperti pengeboman ikan dan yang menggunakan racun potasium.

"Kami sedang mencari pelaku pembomam ikan dan menggunakan potasium itu, terutama mencari ikan di kawasan areal terumbu karang, sehingga banyak karang-karang rusak," ujarnya.

Khusus pengamanan kawasan pantai sudah ada pos penjagaan TNI-AL sebanyak enam unit termasuk di pulau Enggano, sedangkan di Pulau Mega tidak dibuat pos tapi tetap diawasi secara rutin.

Pulau Mega walau berada di perbatasan dengan Sumatra Barat tidak dibuat pos khusus karena bukan merupakan titik dasar pengukuran wilayah antara negara dan kebetulan pulau itu tidak berpenghuni.

Ketika ditanya tentang nama 12 dari 24 pulau yang ada di perairan Bengkulu, ia mengatakan, tengah diproses bersama dengan instansi terkait yaitu Kementerian kelautan dan Prikanan.

Ia menjelaskan, Pulau Enggano dalam wilayah Kabupaten Bengkulu Utara dengan luas sekitar 402 Km persegi, memiliki enam desa dan satu kecamatan yang dihuni oleh 2.346 orang jaraknya sekitar 90 mil dari Kota Bengkulu.

Sedangkan pulau Mega berada di perbatasan dengan perairan Sumatera Barat dengan luas sekitar 5,7 KM2, namun tidak berpenghuni dan jaraknya dari pantai barat Bengkulu sekitar 80 mil.

Dikhawatirkan pulau-pulau kecil lainnya, baik yang sudah punya nama maupun belum merupakan sebuah tumbuhan karang yang saat pasang turun muncul ke permukaan, tapi setelah pasang naik akan hilang, namun demikian pihaknya juga akan meneliti pulau-pulau tersebut.

Anggota DPRD Provinsi Bengkulu M Sis Rahman mengatakan, bila betul masih ada pulau di perairan Bengkulu belum punya nama, maka perlu dilakukan survei secara serius.

Ke-12 pulau yang belum punya nama itu rencananya akan disurvei bersama pihak ekskutif, kemudian setelah diketahui betul-betul masuk kriteria pulau, baru akan dibuat Peraturan Daerah (Perda) untuk diberi nama, katanya.

Pemprov Bengkulu beberapa tahun lalu pernah merancang pembuatan Perda tentang pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil yang ada di pantai barat dan perairan Bengkulu, namun belum terealisasi.

Keberadaan pulau-pulau kecil itu berdasarkan surat Kemendagri melalui Direktorat Perbatasan, Dirjen Pemerintahan Umum tahun 2003 bahwa pulau yang ada di Bengkulu tercatat sebanyak 50 buah, namun setelah diteliti hanya ada 22 pulau, 12 di antaranya belum punya nama.

Kalau memang ada pulau-pulau kecil belum punya nama itu akan dibahas bersama Pemprov Bengkulu untuk menentukan definisi tentang pulau tersebut.

Biasanya sebuah pulau adalah daratan yang berada di tengah perairan tidak tenggelam pada saat air laut naik.

Dalam dekomen di DPRD, katanya, pulau yang ada di perairan Bengkulu dan sudah punya nama adalah Pulau Bangkat, Pulau Dua, Pulau Enggano, Pulau Merbau, Pulau Mega, Pulau Satu, Pulau Singguk dan Pulau Tikus, sedangkan 12 lainnya belum punya nama, ujarnya.

Sumber: Kemhan

Lantamal IV Tanjung Pinang Tahan Nelayan Thailand

Jajaran armada yang memperkuat Lantamal IV Tanjung Pinang.
TANJUNGPINANG-(IDB):Sebanyak enam nelayan berkebangsaan Thailand yang ditangkap petugas patroli KRI Pulau Rangsang-727 di perairan Selat Riau, Provinsi Kepulauan Riau pada Jumat pekan lalu masih ditahan di Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut IV/Tanjungpinang.

Sementara kapal berbendera Malaysia KHF 1897 yang diawaki enam nelayan Thailand tersebut diamankan di Pos Satkamla TNI AL Tanjung Unggat, Tanjungpinang, kata Kepala Dinas Penerangan Lantamal IV/Tanjungpinang, Mayor Laut (E) Jannes Sitanggang, Rabu.

"Kami masih melakukan penyelidikan," kata Sitanggang.

Ia mengungkapkan, kapal tersebut tidak dilengkapi "Port Clearance" yang merupakan kelengkapan dokumen penting bagi kapal asing, saat memasuki wilayah Indonesia.

Kapal KHF 1897 memiliki ciri-ciri berlambung biru dan anjungan berwarna merah.

Petugas Patroli KRI Pulau Rangsang-727 juga menemukan alat tangkap ikan di atas geladak kapal dan ikan yang sudah mengeluarkan bau busuk.

Pemilik kapal tersebut adalah Malek Sarman Bin Shuib. Sarman tidak berada di kapal saat dilakukan penangkapan.

"Kuat dugaan beberapa jenis kapal itu digunakan untuk mencuri ikan di perairan Kepri, karena kapal yang sama dengan nomor lambung yang berbeda ditangkap petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan pada 11 Maret 2011 di perairan Belawan," ujarnya.

Sumber: Kemhan

Asean Sepakat Jaga Laut China Selatan

Illustration pengamanan laut china selatan.
JAKARTA-(IDB): Sepuluh Panglima Angkatan Bersenjata (Pangab) negara anggota Asean fokus membicarakan Laut Cina Selatan. Petinggi Angkatan Bersenjata Asean membahas ancaman pembajak di jalur lalu lintas Asean ini.

Panglima TNI, Laksamana Agus Suharsono menjelaskan, kerjasama pengamanan Asean akan menimalisir kejahatan di laut. Buktinya, kerjasama Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Singapura di Selat Malaka. Saat ini keamanan di Selat Malaka meningkat seiring dengan digiatkannya patroli bersama.

"Tadi dari Malaysia menyampaikan kondisi di Malaka. Adanya Patroli di Malaka oleh empat negara, itu bisa menurunkan tingkat kejahatan di Malaka, sehingga saat ini Malaka menjadi zero acsiden," kata Agus di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis, (31/3/2011).

Pulihnya keamanan di Selat Malaka, ternyata tak terjadi di Laut Cina Selatan. Para penjahat laut ini memilih Laut Cina Selatan sebagai wilayah operasi.

"Kita harus mewaspadai kejahatan yang awalanya berada di Malaka berpindah ke Laut Cina Selatan. Untuk itu kita tingktakan pengamanan jalur ekonomi di Laut Cina selatan supaya terus berjalan," imbuhnya.

Selain itu, dalam pertemuan Pangab se Asean hari ini juga disepakati bahwa Asean tidak akan pernah membuat fakta militer atau pun aliansi militer. Bukan hanya itu, mereka juga sepakat untuk tidak mengerahkan pasukan ke wilayah Laut Cina Selatan.

"Tetapi angkatan Bersenjata Asean berkeinginan untuk membentuk suatu pasukan penjaga perdamaiaan kawasan Asean yang siap dikerahkan ke negara yang membutuhkan sesuai dengan permintaan," sergahnya.

Sumber: Tribun News

Jajaran Direksi PT.DI Akan Dirombak

CN-235 versi militer TNI AU

JAKARTA-(IDB):Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana merombak jajaran direksi PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Hal ini bagian dari penyehatan dari sisi organisasi maupun manajemen perusahaan pelat merah pembuat pesawat terbang tersebut.

Menteri BUMN Mustafa Abubakar mengatakan, saat ini kondisi direksi PTDI mengalami masalah. Antara lain kondisi Dirut PTDI Budi Santoso yang sakit-sakitan dan direktur keuangan yang telah mengundurkan diri.

"Kita akan evaluasi direksi, direktur keuangan kan sudah mundur, dirut pun sekarang sedang ada gangguan kesehatan, kita lihat kalau ini jadi beban apa salahnya kalau berat kita coba cari pengganti. Tapi kita tunggu sampai sembuh dulu," kata Mustafa di gedung DPR-RI, Rabu malam (30/3/2011).

Menurut Mustafa langkah ini harus dilakukan demi menyehatkan organisasi dan manajemen dari PT DI.

"Kita sedang evaluasi, dua hal. Satu organisasai akan kita lakukan peninjauan, sudah masuk konsep dari mereka, kemudian masuk evaluasi dari mereka. Kita akan lakukan penyehatan baik organisasi maupun manajemen," katanya.

Dari sisi keuangan, pemerintah tengah mengupayakan penyelamatan terhadap BUMN sakit ini. Pihak DPR-RI melalui Komisi VI telah setuju terkait pemberian Subsidiary Loan Agreement (SLA) atau Penerusan Pinjaman kepada PT Dirgantara Indonesia (DI), dengan suntikan Rp 123 miliar (konversi dana talangan) di APBN-P 2011.

Sebelumnya PT DI berniat mengkonversi utangnya Rp 3,9 triliun menjadi Penyertaan Modal Negara (PMN). Perseroan berharap konversi tersebut bisa menyehatkan kondisi perseroan yang masih 'sakit'.

Dengan adanya konversi utang tersebut, maka debt to equity ratio (rasio ekuitas) akan membaik dan perusahaan pelat merah itu bisa mencari utang guna melaksanakan berbagai proyeknya.

Sampai saat ini PTDI telah memproduksi delapan pesawat terbang per tahun. Namun, perseroan masih belum bisa meraup untung akibat kondisi utangnya yang terlalu besar.

Sumber: Detik

Yang Istimewa Di Pertemuan Petinggi Militer Asean


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kedua kanan) didampingi Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono (kanan) dan Mensesneg Sudi Silalahi (ketiga kanan) berbincang dengan sejumlah Panglima Angkatan Bersenjata se-ASEAN di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis


JAKARTA-(IDB):Sejumlah jenderal dan petinggi militer Asia Tenggara yang tergabung dalam ASEAN pada Kamis pagi berduyun-duyun ke Istana Merdeka, Jakarta, untuk menghadiri pertemuan informal, sekaligus menyantap soto ayam bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Ada soto ayam. Menu kita sehari-harilah," kata Juru Bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha ketika ditemui di komplek Istana Kepresidenan.


Julian mengatakan, pihak Istana Kepresidenan sengaja menyediakan menu sehari-hari yang dibuat istimewa bagi para jenderal tersebut.


"Agak istimewa sedikit," katanya.


Menurut Juian, konsep santap pagi bersama merupakan pilihan yang tepat untuk menjamu para petinggi militer negara-negara Asia Tenggara itu. Santap pagi bersama, katanya, akan menambah semangat dan kesegaran para perwiwa militer itu untuk mengikuti rapat.


Sebelumnya, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, pertemuan para petinggi militer ASEAN itu adalah pertemuan informal dan tidak akan membahas sesuatu yang terkait dengan operasi bersenjata.


"Pertemuan panglima-panglima angkatan bersenjata ASEAN pagi ini sebenarnya pertemuan informal," katanya sebelum mengikuti pertemuan tersebut.


Pertemuan informal itu, kata Purnomo, sekaligus menegaskan komitmen Indonesia untuk tidak membentuk pakta militer di kawasan ASEAN.


Purnomo menegaskan, kerja sama militer bukan hanya dalam bentuk perang. "Kerja sama itu bisa untuk operasi militer selain perang," katanya.


Kerja sama selain perang itu antara lain penanggulangan bencana, misi perdamaian, penanggulangan teror, dan pengamanan wilayah maritim.


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hadir dalam pertemuan informal panglima angkatan bersenjata se-ASEAN yang bertajuk "ASEAN Chiefs of Defense Forces Informal Meeting (ACDFIN)" itu.


Yudhoyono juga memberikan arahan dalam acara yang dihadiri oleh 50 undangan tersebut.


Selain santap pagi bersama, pertemuan informal kedelapan yang digelar secara tertutup itu juga diisi dengan sambutan Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dan sambutan perwakilan ASEAN Chief of Defense Forces, Royal Thai Armed Forces, General Songkitti Jaggabatara.

 Sumber: Antara

Tanggal 28 April Lanal SimeulueDiresmikan

Lanal Simeulue

BANDA ACEH-(IDB): Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Simuelue, Provinsi Aceh, yang bertugas menjaga keutuhan wilayah Indonesia paling ujung barat itu akan diresmikan pada 28 April 2011.

Anggota DPRK Simeulue Rahmad, SH saat dihubungi di Sinabang, Rabu, menyatakan, kepastian peresmian Lanal Sabang itu setelah sejumlah perwira tinggi menengah TNI AL berkunjung ke wilayah kepulauan itu pada hari ini.


Acara temu ramah berlangsung di aula pendopo Simeulue yang dipimpin Bupati Simeulue Drs. Darmili.


Rahmad yang juga Ketua Partai Pemuda Indonesia (PPI) Kabupaten Simeulue itu menyatakan, tujuan mereka datang ke daerah itu antara lain memaparkan rencana peresmian Lanal Simeulue sekaligus mohon doa restu kepada pemerintah serta tokoh masyarakat setempat.


Perwira yang datang ke Simeulue itu Asops Lantamal Satu Belawan, Kolonel Laut Tri Satria, Kadisbek Lantamal Letkol Laut Soeharto, Kadisfaslan Lantamal Letkol Laut M. Situmorang, Kadiskes Mayor Laut dr. Haposan.


Setelah acara dilanjutkan acara turun ke lapangan juga mengunjungi Pos Angkatan Laut setempat yang dikomandani Lettu Laut Budi Derajat.


Adapun Lanal Simeulue direncanakan di Desa Lugu, Kota Sinabang. Posisinya dalam kawasan Teluk Sinabang.


Pulau Simeulue terletak di sebelah barat perairan Aceh, lebih kurang 150 Km dari lepas pantai Sumatera, luasnya mencapai 2.310 kilometer persegi.


Kira-kira 2/3 pulau ini masih dipenuhi hutan lebat, karenanya ia dikenal sebagai penghasil kayu dan rotan.


Alam Simeulue memiliki potensi wisata yang besar karena kemolekannya. Gelombang yang tinggi sering dimanfaatkan oleh para pelancong dari mancanegara. Demikian juga pantainya menjanjikan kepuasan bagi setiap pengunjung.


Semenjak dimekarkan pada tahun 2002, kabupaten pengekspor lobster (udang laut yang besar) ini terdiri dari delapan kecamatan, yaitu Simeulue Timur, Simeulue Barat, Teupa Selatan, Simeulue Tengah, Salang, Alafan, Teupa Barat dan Teluk Dalam.


Simeulue dikenal sebagai penghasil cengkeh, kopra dan minyak kelapa. Potensi hutan juga sangat menggiurkan, kayu dan rotan diekspor ke luar dalam jumlah besar.

Sumber: Kemhan

Malaysia Alokasikan Dana RM700 Juta Untuk Senjata Baru

Senjata Karabin Colt 5.56mm M4

KUALA LUMPUR: Kementerian Pertahanan telah kucurkan dana  RM700 juta dan telah menjalin kesepakatan dengan Amerika Serikat untuk membeli 130.000 senjata baru untuk angkatan bersenjata dan polisi. 

Menteri Pertahanan Datuk Seri Dr Ahmad Zahid Hamidi mengatakan, pemerintah di tahun 2006 telah menyetujui karabin Colt 5.56 mm M4, yang dapat menampung peluncur granat M203, untuk menggantikan serangan Steyr buatan Austria.

SME Ordnance Sdn Bhd (SMEO), yang mulai produksi lokal dari Steyr pada tahun 1991, telah di Nov 19, 2007 dilakukan kesepakatan dengan perusahaan Amerika Colt Pertahanan LLC untuk awalnya memperoleh 14.000 karaben, yang semuanya disampaikan oleh Juni 2008.

Kemudian  ditindaklanjuti dengan kontrak kedua dengan perusahaan yang sama pada 17 Feb tahun ini untuk penyediaan 116.000 karaben selama periode tujuh tahun.
Melalui kesepakatan itu, SMEO diatur untuk mendapatkan hak lisensi untuk memproduksi tambahan Karabin Colt lokal, melalui program transfer teknologi setelah pemerintah AS memberikan persetujuan," kata Zahid.

Dia menambahkan bahwa Malaysia juga akan diberikan hak untuk memasarkan karaben yang diproduksi secara lokal ke Thailand, Brunei, Phlippines, Indonesia dan negara-negara lain menggunakan mereka.

Ini akan memungkinkan SMEO untuk menjadi pusat pembuatan senjata api kecil dan menengah  di Asia," katanya seusai memimpin Malaysia Industri Pertahanan Dewan, Penegakan dan Keamanan (MIDES) di Hotel Royale Chulan.

Pertemuan diadakan secara teratur MIDES terhadap pembentukan Pertahanan Malaysia berteknologi tinggi dan Keamanan Technology Park di Sungkai, Perak akhir tahun ini.


Taman akan menjadi pusat one-stop bertujuan untuk memacu industri pertahanan lokal melalui alih teknologi, kontra-beli dan paket bekerja melalui kemitraan dengan perusahaan asing.

Investor dari Korea Selatan, Jepang, Eropa dan Amerika telah melakukan investasi awal sebesar  US $ 1 milyar (RM3 miliar) dan dijadikan tambahan sebesar US $ 5 miliar.

Pada catatan lain, Zahid mengatakan MIDES telah sepakat untuk merampingkan pembelian dan pembuatan peralatan pertahanan, termasuk senjata api dan pakaian, untuk lembaga penegak lokal untuk mengoptimalkan sumber daya untuk pemeliharaan mereka.

Sama seperti industri mobil, produsen lokal tidak bersaing atas produk yang sama tetapi diversifikasi berbagai kapasitas kendaraan."

Zahid menambahkan bahwa perguruan tinggi lokal, seperti Universitas Pertahanan Nasional Malaysia dan Universiti Teknologi Mara, akan didorong untuk menetapkan program industri pertahanan untuk melakukan penelitian dan pengembangan untuk pasar komersial.

Masukan mereka dapat memberikan nilai tambah bagi industri pertahanan yang memiliki potensi untuk berkembang sangat besar dan memberikan kesempatan kerja untuk Malaysia bagi mereka yang berbakat.

Ada permintaan besar bagi tenaga kerja terampil di sini dan kita tidak perlu mencari bakat asing jika Malaysia dapat memenuhinya.

Sumber: NST

Malaysia Alokasikan Dana Sebesar RM 50 Juta Untuk Perawatan Kapal Selam

Kapal Selam KD Tun Razak Malaysia

KUALA LUMPUR-(IDB): Biaya pemeliharaan dua kapal selam, KD Tunku Abdul Rahman dan KD Tun Abdul Razak, oleh Angkatan Laut Kerajaan Malaysia (RMN) diperkirakan mencapai RM50 juta setahun.

Wakil Menteri Pertahanan Datuk Dr Abdul Latiff Ahmad mengatakan biaya juga meliputi layanan dukungan dan logistik untuk kapal selam Scorpene dan tidak termasuk biaya suku cadang.


Menjawab pertanyaan dari Datuk Ibrahim Ali (Independen-Pasir Mas) di Dewan Rakyat Rabu, ia menambahkan bahwa kontrak pemeliharaan peralatan strategis nasional diberikan dan dilaksanakan oleh perusahaan joint-venture, Boustead Naval DCNS Corporation Sdn Bhd, melibatkan perusahaan lokal dan pembuat kapal selam Scorpene.


Abdul Latiff mengatakan itu adalah kontrak enam tahun antara pemerintah dan perusahaan perawatan.


Setiap kapal selam sedang dianggarkan biaya RM25 juta per tahun untuk memastikan bahwa dua alat perang dapat digunakan kapan saja.


Jika perawatan tidak memenuhi harapan RMN, Pemerintah Malaysia  bisa klaim perusahaan perawatan sesuai dengan perjanjian ditandatangani."


Malaysia telah memerintahkan kapal selam Scorpene biaya RM3.4 miliar di tahun 2002 dan bersama-sama dibangun oleh DCNS Perancis dan Navantia, sebuah perusahaan kapal selam-bangunan dari Spanyol.


KD Tunku Abdul Rahman tiba di perairan Malaysia pada September 2009 dari Perancis, dan KD Tun Razak di pangkalan RMN di Teluk Sepanggar, Sabah pada bulan Juli 2010.


Untuk pertanyaan lain dari Ibrahim, Abdul Latiff mengatakan kesalahan teknis yang melibatkan KD Tunku Abdul Rahman seperti yang dilaporkan (oleh media) telah diatasi, dari uji perendaman dilakukan pada 22 Feb 2010.


Dilaporkan bahwa masalah mekanik terdeteksi pada 17 Jan, tahun lalu selama pekerjaan perawatan yang dilakukan di dasar Teluk Sepanggar.


Abdul Latiff mengingatkan semua penjuru tidak untuk mengekspos kelemahan atau kekurangan aset pertahanan nasional untuk unsur luar, seperti apa yang sering dilakukan oleh oposisi.


Masalah-masalah teknis yang dihadapi oleh kapal selam adalah masalah biasa yang juga bisa dialami oleh kapal selam Negara lain. Saya merasa bahwa dalam pertahanan nasional dan masalah keamanan, kita harus menjaga rahasia," katanya.

Abdul Latiff  bangga bahwa KD Tunku Rahman berhasil meluncurkan rudal 39 Juli lalu dari kedalaman 55 meter dan mencapai target 40 km.

Ini bersemangat roh para awak kapal selam, meskipun oposisi mengklaim bahwa kedua kapal selam itu bermasalah," katanya.


Sumber: Bernama

Korea Selatan Kembangan System Pengaman Tank

 Tank XK-2 produksi Korea Selatan.

SEOUL-(IDB): Kementerian Pertahanan mengatakan, Korea Selatan sedang mengembangkan sistem pengaman untuk tank type XK-2 dari serangan roket dan rudal.

Badan Pengembangan Pertahanan Korea Selatan baru-baru ini memamerkan peluncur roket APS yang dipandu system 70 mm dalam pameran teknologi di Hawaii yang diselenggarakan oleh Komando Pasifik AS. 

Korea Selatan Administrasi Program Akuisisi Pertahanan mengatakan sistem baru ini telah  dikembangkan sejak tahun 2006 dengan anggaran sebesar $ 36 juta dan proyek ini dijadwalkan selesai tahun ini.
 
APS memiliki deteksi 3-D dan pelacakan radar, panas-deteksi dan sistem pelacakan, komputer kontrol, sistem peluncuran dan pertahanan.
 
System pertahanan itu hanya membutuhkan waktu  0,2 hingga 0,3 detik untuk mendeteksi dan melacak rudal anti-tank dan roket ditembakkan di tangki dan api kontra-roket di rudal masuk.
Roket 70mm mempunyai penjejak inframerah dan sistem kontrol petunjuk.

Sumber: UPI

Amerika Pensiunkan USS Nassau

Kapal Amphibi USS Nassau
NORFOLK-(IDB):Angkatan Laut Amerika Serikat pensiunkan kapal perang jenis LPA kelas Tarawa USS Nassau (LHA-4) di Naval Station, Norfolk, Kamis (31/3).

USS Nassau berbobot 39,400 ton, panjang keseluruhan 249,9 meter dan lebar 31,8 meter, dioperasikan pada 28 Juli 1979. Kapal mampu membawa 80 perwira, 880 kelasi dan 1900 prajurit Marinir serta 200 kendaraan tempur.

USS Nassau terlibat sejumlah operasi militer, termasuk Pemboman Beirut, Desert Storm, Desert Shield, Kosovo, Enduring Freedom dan Operation Freedom.

Seluruh tower, radar dan antenna radar akan dilucuti, kemudian kapal ditambatkan di Beaumont, Texas sebagai armada tidak aktif AL AS.

LHA kelas Tarawa difungsikan kombinasi kemampuan Helicopter Carrier (LPH), Landing Platform Dock (LPD), Command Ship (LCC) dan Amphibious Cargo Ship (LKA) dengan lunas tunggal. Pada awalnya, kelas Tarawa direncanakan dibangun 9 kapal karena masalah anggaran hanya 4 kapal yang dibangun, USS Tarawa LHA 1(pensiun), USS Saipan LHA 2 (pensiun), USS Belleau Wood LHA 3 (pensiun), USS Nassau LHA 4 (pensiun) dan USS Peleliu LHA 5 (pensiun).

Kapal dipersenjatai 2 unit CIWS Phalanx 20 mm, 4 kanon Bushmaster 25 mm dan 2 unit pelucur RAM 21 cell. Pesawat yang dapat dibawa terdiri dari 8 AV-8B Harrier II, 35 helikopter termasuk CH-46 Sea Knight, CH-53 Sea Stalions, AH-1W Super Cobra, UH-1N Twin Huey dan V-22 Osprey.

Sumber: Wavy

Pemberangkatan Pasukan Pengaman Perbatasan

Embarkasi pasukan KRI-Teluk Langsa-501
BITUNG-(IDB):Sebanyak 100 orang Pasukan Pengamanan Perbatasan (Pamtas) dari Batalyon Infanteri 712 Wiratama, Manado, diberangkatkan menggunakan KRI Teluk Ratai-509 dari Pelabuhan Samuel Languyu Bitung, Rabu.

Menurut Komandan Kompi Satgas, Letnan Dua (inf) Faisal Rangkuti, para anggota Satgas  akan bertugas selama satu tahun di sejumlah pulau yang berbatasan dengan Filipina yakni Pulau Tinkareng, Pulau Miangas dan Pulau Marore.

"Mereka akan ditempatkan di tiga pulau besar tersebut dan bertugas menjaga keamanan jalur lintas di pulau tersebut dan pulau-pulau kecil disekitarnya," katanya.

Faisal mengatakan para anggota Satgas Pamtas yang diberangkatkan akan mengantikan para anggota  Satgas yang telah bertugas satu tahun sebelumnya.

"Ini merupakan tugas giliran yang mulai berlangsung sejak 2006 lalu," katanya.

Sejumlah keluarga turut mengantar para prajurit yang akan bertugas menjaga perbatasan tersebut.

Keharuan nampak terlihat saat para prajurit akan menaiki kapal bahkan sejumlah anak menangis histeris melihat orang tuanya.

Turut dalam rombongan Komandan Batalyon Infanteri 712 Wiratama, Letkol Inf Aldomoro.

Batalyon Infanteri 712/Wiratama atau Yonif 713/WT merupakan Batalyon Infanteri yang berada dibawah komando Korem 131/Santiago, Kodam VII/Wirabuana.

Markas batalyon, Kompi Markas, dan Kompi Bantuan berkedudukan di Jl. 14 Februari, Teling, Manado, sedangkan Kompi Senapan A, B, dan C terletak di Minahasa.

Sumber: Antara

Tunjukkan Batas Negara, Soeharto Mancing

Alm. Presiden Soeharto memancing di tengah laut
BATAM-(IDB): Pakar politik Zamzami A Karim mengatakan, almarhum Soeharto saat masih menjabat sebagai Presiden RI menunjukkan kedaulatan negara dengan cara memancing di tengah laut yang berbatasan dengan negara lain. 

"Ketika seorang kepala Negara memancing, radius pengamanan oleh aparat sangat luas dan sekaligus melambangkan kemampuan menjaga keamanan dan kedaulatan atas wilayah laut," kata Zamzami yang juga Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Stisipol) Raja Haji Tanjungpinang itu dalam Seminar I Pemberdayaan Wilayah Perbatasan di Universitas Internasional Batam. 

Dalam seminar yang diselenggarakan Lembaga Kajian Strategis Ekonomi Politik Perbatasan itu, Zamzami mengatakan, cara Presiden Soeharto ketika itu sederhana dan sebaiknya ada pejabat pemerintah kini yang meniru di laut perbatasan Kepri. 

Kini soal kedaulatan Indonesia dalam hal ini di Kepri yang 96 persen terdiri atas laut, dan 2.408 pulau besar dan kecil, menurut Zamzami, perlu dijaga dengan kekuatan, serta diplomasi, dan manajemen perbatasan yang berperspektif kelautan disertai pendekatan kesejahteraan bagi warga. 

Selama ini kelemahan dalam mengelola kelautan merupakan titik lemah dan rawan menimbulkan kerugian pada masyarakat di sepanjang pantai dan terjadi pencaplokan pulau-pulau perbatasan, penyelundupan dan penjarahan sumber daya laut oleh kapal-kapal asing. 

"Padahal Kepri sebagai wilayah penyangga politik perbatasan harus dibangun dengan fokus pada manajemen maritim dan dengan regulasi yang meleluasakan warga masyarakat di perbatasan untuk hidup sejahtera," katanya. 

Zamzami menyarankan pemerintah agar mengajak Malaysia membangkitkan kembali komitmen yang dibuat pada April 1972 untuk bersama-sama melindungi kehidupan dan warga masyarakat di pantai-pantai sepanjang Selat Malaka dan terutama di Kepri. 

"Komitmen April 1972 dapat merawat posisi geostrategis Kepri yang berperanan menyangga stabilitas politik negara-negara sekitar," katanya. 

Bagi Indonesia, komitmen dengan Malaysia yang dibuat pada April 1972, bila dibangkitkan akan menjadikan warga di pantai-pantai kedua negara tidak lagi memandang asing satu sama lain hanya karena berbeda wilayah dan kebangsaan. 

"Kelak, misalnya tidak lagi terjadi kesalahpahaman tentang batas-batas daerah tangkapan nelayan dari kedua negara," katanya. 

Kebangkitan komitmen April 1972 dapat diupayakan dengan memanfaatkan posisi Indonesia yang kini Ketua ASEAN. 

Komitmen pada April 1972 merupakan salah satu dari sekian kesepakatan Indonesia dan Malaysia dalam menjaga agar kawasan ini tetap aman sebagai jalur lalu lintas perdagangan banyak negara di Asia, terutama Jepang, dan pada akhir-akhir ini, Korea serta China. 

Tonggak sejarah politik perbatasan di kawasan ini telah dimulai ketika pada 17 Maret 1970 ditandatangani perjanjian mengenai batas laut Selat Malaka antara dua negara pantai, Malaysia dan Indonesia yaitu mulai dari Selatan One Fathom Bank yang berada di Kelang sampai ke Selat Durian Singapura. 

Posisi geostrategis Indonesia dalam hal ini Kepri di kawasan Selat Malaka sebagai jantung lalu lintas peradaban dunia di Asia, dianggap penting Amerika Serikat sehingga harus mengontrol keseimbangan kekuasaan di kawasan Asia guna memastikan bahwa wilayah ini memiliki hak otonomi yang kuat, inklusif dan tidak bergolak. 

Wilayah Kepri yang bersentuhan langsung dengan perbatasan berbagai negara merupakan entitas politik paling majemuk dan paling inklusif serta menjadi kawasan terkaya akan ragam budaya dan dinamika politik karenanya dicermati Singapura, Malaysia bahkan AS dan Australia setiap waktu. 

Amerika Serikat, menganggap Indonesia sebagai pemain kunci, selain Jepang dan China, bagi terwujudnya sistem keamanan yang stabil di Asia Tenggara.

Sumber: Kompas

Indonesia Tak Ingin Pakta Militer di ASEAN

Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono dan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.
JAKARTA-(IDB):Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, pertemuan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan para Panglima Angkatan Bersenjata negara-negara ASEAN Kamis 31 Maret 2011 pagi ini, tidak untuk membahas sesuatu yang terkait dengan operasi bersenjata. 

"Pertemuan panglima-panglima angkatan bersenjata ASEAN pagi ini sebenarnya pertemuan informal," kata dia sebelum mengikuti peretemuan tersebut di Istana Merdeka.

Pertemuan informal itu, menurut Purnomo, sekaligus menegaskan komitmen Indonesia untuk tidak membentuk pakta militer di kawasan ASEAN. Purnomo menegaskan, kerja sama militer bukan hanya untuk perang. "Kerjasama itu bisa untuk operasi militer selain perang," kata Purnomo.

Kerja sama selain perang itu antara lain penanggulangan bencana, misi perdamaian, penanggulangan terorisme dan pengamanan wilayah maritim.

Hari ini Presiden Yudhoyono menjamu santap pagi para Panglima Militer negara-negara se-ASEAN di Istana Merdeka. Acara ini merupakan rangkaian Asean Chiefs Of Defence Forces Informal Meeting ( ACDFIM) ke-8 Tahun 2011. Selain Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Presiden didampingi Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono serta Kepala Kepolisian RI Jenderal Timur Pradopo.


Sumber: Tempo

Presiden Melakukan Pertemuan Informal Dengan Panglima AB se-Asean

Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.
JAKARTA-(IDB):Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengadakan pertemuan informal dengan para Panglima Angkatan Bersenjata se-ASEAN.

Pertemuan digelar dengan bersantap pagi bersama di Jakarta, Kamis, dihadiri Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono.

Juru Bicara TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul mengatakan, para panglima angkatan bersenjata ASEAN berkumpul dalam rangka Asean Chiefs Of Deffence Forces Informal Meeting (ACDFIM) ke-8 2011.

Pertemuan informal panglima angkatan bersenjata se-ASEAN kali ini bertema "Synergizing The Roles of ASEAN MilitariesIn Response To Current Regional Challenges".

Penyelenggaraan kegiatan di buka resmi Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dan berlangsung hingga 1 April 2011.

Pada penyelenggaraan kegiatan serupa di Hanoi, Vietnam pada 2010, para petinggi militer se-ASEAN telahmengidentifikasi beragam tantangan yang dihadapi ASEAN, antara lain keamanan maritim, terorisme, bencana alam, infeksi penyakit, ketahanan pangan dan energi, serta perubahan iklim.

Pada pertemuan tahun ini, dibahas berbagai tantangan kawasan dewasa ini, serta bagaimana para Panglima Angkatan Bersenjata se- ASEAN memberikan pandangan dalam menghadapi tantangan tersebut. .

"Selanjutnya adalah bagaimana mensinergikan peran Angkatan Bersenjata ASEAN dalam menjawab berbagai tantangan masa kini," kata Iskandar.

Pandangan ACDFIM ini diharapkan dapat menghasilkan kesepakatan bersama yang solid dan komprehensif dalam bentuk `Joint Statement? yang akan memberikan kontribusi yang positif terhadap berbagai masalah, termasuk masalah di Laut China Selatan, sehingga perdamaian dan stabilitas di Kawasan dapat terus dijaga.

Setelah mengadakan pertemuan dengan Presiden Yudhoyono, para petinggi militer ASEAN itu kembali ke Hotel Sultan tempat pertemun informal berlangsung.

Sumber: Antara