Pages

Jumat, September 30, 2011

DPR Meminta Masukan RUU Pertahanan Ke Akademisi ITS

JAKARTA-(IDB) : Komisi I DPR RI meminta masukan atas Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang pemanfaatan dan pengembangan industri strategis pertahanan (RUU PPIP) ke kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jumat.

Ketua Rombongan Komisi I DPR RI, Hayono Isman, mengatakan, pihaknya akan segera menyelesaikan RUU ini, karena itu pihaknya meminta masukan dari kalangan akademisi di antaranya ITS dan ITB untuk menyempurnakan draf RUU ini.

"Kami upayakan RUU tentang pemanfaatan BUMN Industri Strategis untuk Pertahanan diselesaikan tahun ini, karena itu kami minta masukan dari perguruan tinggi," katanya di Gedung Rektorat ITS.

Anggota Komisi I lainnya, Heri Ahmadi, menambahkan, industri dalam negeri sangat diperlukan untuk pemenuhan alat utama sistem senjata (Alutsista) sehingga tidak perlu dari luar.

"Itu merupakan komitmen Komisi I sejak awal untuk memberikan dukungan sepenuhnya agar memanfaatkan Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis (BUMNIS) tersebut," katanya.

Untuk itu, salah satu upaya DPR RI adalah mengeluarkan usul inisiatif DPR tentang RUU pengembangan dan pemanfaatan BUMNIS untuk pertahanan.

Selain itu, pihaknya juga memiliki komitmen agar Indonesia memiliki TNI yang kuat dengan dukungan Alutsisita yang memadai serta prioritas memanfaatkan industri dalam negeri.

Menanggapi hal itu, Pembantu Rektor (PR) IV ITS (Bidang Kerja Sama), Prof Darminto, mengatakan, industri pertahanan saat ini berada di luar sistem pertahanan dan keamanan, sehingga koordinasinya sangat lemah.

"Mungkin nantinya bisa diatasi dengan RUU ini, sehingga dipertimbangkan posisi industri pertahanan itu," ujarnya.

Darminto juga berharap, perguruan tinggi dilibatkan dalam proses penelitian hingga pembuatan persenjataan. "Dengan begitu, peran PTN bisa langsung menunjang peran sistem hankam," katanya.

Dalam pertemuan itu, topik pembicaraan pun berkembang pada prestasi mahasiswa Jurusan Teknik Kimia ITS Surabaya sebagai juara ketiga dalam "Chemical Engineering Car Competition" (Chem-E Car) atau lomba mobil berbahan bakar energi alternatif di Jerman.

"Prestasi itu menandakan bahwa kita sangat bisa mandiri, karena itu kemandirian lewat UU PPIP harus dilaksanakan. ITS mengusulkan kemandirian lewat optimalisasi PT PAL, jangan beli kapal lagi dari asing, kita mampu kok," kata PR I ITS (Bidang Akademik dan Kemahasiswaan) Prof Herman Sasongko. 

Sumber: Antara

TNI AL Pengadaan 3 Kapal Selam Dari Korsel Dan Penjajakan Beberapa Fregat Dari Inggris

JAKARTA-(IDB) : Pengadaan tiga kapal selam untuk Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) akan disediakan dari Korea Selatan.

Pengadaan kapal selam yang sempat tertunda 2-3 tahun ini akan dipercepat untuk memenuhi kebutuhan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI AL dalam rangka pengamanan wilayah laut Indonesia. "Pengadaannya kami datangkan dari Korea Selatan," kata Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Soeparno usai menghadiri Gelar Hiburan Prajurit dalam rangka HUT TNI yang jatuh pada 5 Oktober di Mabes AL Jakarta, Jumat (30/9).

KSAL menjelaskan, Korea dipilih untuk pengadaan kapal selam ini karena memiliki kemampuan sama dengan Eropa dalam menyediakan kebutuhan kapal selam yang diperlukan TNI AL. "Tapi harganya lebih murah," kata KSAL.

Sebelumnya, Kementerian Pertahanan (Kemhan) melalui Sekretaris Jenderal Kemhan Marsekal Madya Eris Herryanto mengatakan, pengadaan kapal selam ini sudah terlambat 2-3 tahun. Karenanya, pengadaan kapal selam ini akan dipercepat dari 30 bulan menjadi hanya 1,5 tahun. Alokasi kapal selam untuk mendukung TNI AL ini berjumlah tiga unit. "Harganya dalam rupiah Rp9,5 triliun untuk tiga unit," kata KSAL.

Kapal Perang Ditambah Lagi

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) akan melakukan pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) berupa kapal perang dalam rangka menegakkan hukum dan menjaga keamanan wilayah laut Indonesia.

TNI AL telah melakukan penjajakan ke sejumlah negara untuk pengadaan kapal dan persenjataannya tersebut. "Kami sudah lakukan tinjauan ke Eropa untuk melihat langsung (alutsista yang akan dibeli)," kata Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Soeparno usai menghadiri Gelar Hiburan Prajurit menyambut HUT TNI ke-66, 5 Oktober di Mabes AL Jakarta, Jumat (30/9).

KSAL menuturkan, dirinya telah melakukan perjalanan selama 10 hari ke negara-negara Eropa untuk meninjau langsung lokasi produsen alutsista terkait pengadaan alutsista bagi AL. "Ke Inggris untuk kapal perang jenis fregate, Spanyol kapal layar latih, Perancis kapal oseanografi," katanya.

Kapal oseanografi ini diperuntukkan bagi dinas hidrografi untuk menunjang tugasnya seperti membuat peta wilayah laut Indonesia. Selama ini, dinas hidrografi minim perhatian, padahal memiliki fungsi penting untuk mengetahui batas-batas wilayah laut Indonesia.

Untuk pengadaan mesin kapal, KSAL menambahkan, dirinya telah meninjau produsen alutsista di Jerman, sedangkan persenjataan untuk melengkapi kapal perang AL nantinya, dia telah melakukan peninjauan ke Belanda.

Dia berharap, pengadaan alutsista sebagai alat dukung AL dalam melaksanakan tugasnya ini dapat berjalan lancar dengan waktu tidak terlalu lama.

Sumber: Antara

Paskhas Diterjunkan Ke Lokasi Jatuhnya Pesawat Casa 212

LANGKAT-(IDB) : Empat personel Pasukan Khas TNI Angkatan Udara diberangkatkan ke lokasi jatuhnya pesawat CASA 212-200 di kawasan Bahorok, Jumat (30/9/2011), sekitar pukul 14.15 WIB. Mereka akan menjadi tim pertama yang turun membuka jalan untuk proses evakuasi lebih lanjut. 

Keempat personel dikirim Paskhas dikirim ke lokasi kecelakaan menggunakan helikopter TNI AU tipe HA-5103. Masing-masing yaitu Riyadi, Danar, Dian, dan Welrijohn. Keempatnya dibekali tali rappelling dan gergaji mesin.

Mereka diberangkatkan dari Lapangan SMPN 1 Bahorok. Kira-kira membutuhkan waktu 10 menit untuk sampai ke lokasi jatuhnya pesawat Casa.

Danar, seorang anggota Paskhas mengaku penyelamatan kecelakaan pesawat menggunakan jalur udara kali ini bukan pengalaman pertama baginya. “Kalau rappelling seperti ini sudah pernah beberapa kali, kalau di Sumut baru kali ini,” ungkapnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, lokasi jatuhnya pesawat telah diketahui. Pesawat masih terlihat utuh dengan moncong yang rusak di pepohonan. Namun, beberapa helikopter yang sempat memantau belum bisa menurunkan personel karena kondisi medan yang terjal dan tidak ada lapangan untuk mendarat.

Sumber: Surya

Update : Iran Mengirim Armada Kapal Perangnya Ke Perbatasan Amerika Untuk Preventif

TEHRAN-(IDB) : Sumber-sumber Rusia menyebutkan keputusan Iran untuk mengirim dan menempatkan armada militernya di dekat perbatasan Amerika Serikat sebagai aksi langkah preventif menghadapi ketamakan Negeri Paman Sam itu. 
 
Kantor berita IRNA (29/9) melaporkan, media massa Rusia mengkonfirmasikan pengiriman armada perang Iran ke perairan internasional di dekat perbatasan Amerika Serikat sebagai bukti kemampuan tinggi Angkatan Laut Republik Islam Iran. 

Radio Voice of Russia dalam laporannya menyinggung kemampuan militer Iran yang semakin meningkat seraya menyatakan, "Para pejabat Iran memutuskan mengirim armada angkatan lautnya ke dekat perbatasan Amerika Serikat."

Sumber itu merujuk pada pernyataan Panglima Angkatan Laut Militer Republik islam Iran, Habibullah Sayyari yang mengatakan, "Pangkalan maritim Iran tidak hanya terbatas di Teluk Persia saja, melankankan akan terus memperkokoh kehadirannya di perairan internasional." 

Sumber tersebut menyinggung penentangan Iran atas kehadiran pasukan Barat di Teluk Persia yang dinilai hanya menyulut instabilitas regional. 

Sumber Rusia lainnya juga menyinggung pengiriman armada Angkatan Laut Iran ke perairan internasional dekat perbatasan Amerika Serikat. Langkah itu dinilai sebagai reaksi atas kehadiran militer Amerika Serikat di perairan Teluk Persia. 

Disebutkan pula bahwa Presiden Republik Islam Iran berencana merealisasikan program patroli di perairan internasional serta penempatan armada laut Iran di Samudera Pasifik. Untuk misi tersebut, Iran melengkapi armadanya dengan rudal-rudal Nur yang mampu menempuh jarak hingga 200 kilometer. 

Televisi RBK Rusia juga dalam tayangan beritanya menyebutkan bahwa dalam waktu dekat Angkatan Laut Iran akan berada di dekat perbatasan Amerika Serikat.

Laporan tersebut mengemuka di saat para pejabat Iran belum mengkonfirmasikan rencana pengiriman armada ke dekat perbatasan Amerika Serikat. 

Sumber: Irib

Indonesia Akan Punya Satu Lagi Pabrik Pesawat Terbang

JAKARTA-(IDB) : Meski Indonesia sudah memiliki PT Dirgantara Indonesia yang merupakan perusahaan pembuat pesawat di tanah air, ternyata pemerintah masih berambisi membangun pabrik serupa di Jawa Timur. Hal itu diketahui dari permintaan Menteri Perhubungan Freddy Numberi kepada pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk segera menyiapkan lahan 1.000 hektar yang akan diperuntukan bagi pembangunan pabrik pesawat terbang.

"Sebelumnya saya katakan, kenapa tidak dibangun di Bandung?" ujar Gubernur Jawa Timur Soekarwo dalam diskusi Forum Rektor Perguruan Tinggi Negeri (PTN) se-Jatim di kampus ITS, Surabaya, Jawa Timur, Kamis, 29 September 2011.

Soekarwo mengaku telah berbicara dengan sejumlah kepala daerah perihal rencana pembangunan pabrik pesawat tersebut. "Mereka umumnya siap merealisasikan rencana itu," katanya.

Pemilihan Jatim sebagai lokasi pembangunan pabrik pesawat, ujar Soekarwo, dikarenakan provinsi ini dianggap memiliki pertumbuhan ekonomi yang stabil. Bahkan tingkat pertumbuhan ekonomi Surabaya cenderung meningkat melebihi DKI Jakarta.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur berharap jika proyek pembangunan pabrik pesawat tersebut itu terwujud, pelayanan transportasi udara di tanah air akan mengalami peningkatan.

Lebih jauh, Soekarwo berharap keberadaan pabrik pesawat itu akan membantu percepatan pertumbuhan perekonomian di Kawasan Timur Indonesia (KTI).

Sumber: Vivanews

Lima Pati TNI AL Terima Brivet Kehormatan Kopaska dan Navy Seal



SURABAYA-(IDB) : Sebanyak lima Perwira Tinggi (Pati) TNI AL menerima Brivet Kehormatan Komando pasukan Katak dan Navy Seal Threedent di Mako Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Banyuwagi Senin (26/09). 

Perwira Tinggi Angkatan Laut tersebut adalah Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) Kasal Laksamana Muda TNI Sumartono, Asisten Logistik (Aslog) Kasal Laksamana Muda TNI Didik Suhari, Pangarmatim Laksamana Muda TNI Ade Supandi SE., Pangarmabar Laksamana Muda Didit Herdiawan dan Komandan Komando Pengembangan dan Pendidikan Angkatan Laut (Dankobangdikal) Laksamana Muda TNI Sadiman.

Kegiatan itu berkaitan dengan Latihan Bersama (Latma) Flash Iron 11-02 Join Combain Exercise Training (JCET) antara Kopaska TNI AL dan US. Navy Seal yang bertempat didaerah latihan sekitar wilayah Kabupaten Banyuwagi Jawa Timur. Pemberian Brifet dan pengangkatan sebagai warga kehormatan Kopaska dan Navy Seal Threedent merupakan kebijakan  Kopaska dan Navy Seal atas peran serta dan jasa yang diberikan oleh ke lima Perwira Tinggi Angkatan Laut Bintang Dua itu terhadap berlangsungnya latihan bersama Flash Iron 11-02.

Sebelum mendapat brifet kehormatan Kopaska dan Navy Seal ke 5 Pati Bintang Dua itu ikut melaksakan gladi tempur dalam pembebasan sebuah kapal very penyeberangan Ketapang Gilimanuk saat terjadi aksi perompakan dan pembajakan pada malam hari itu. Pati TNI AL itu bergabung dengan tim Visit Boarding Search And Seizure (VBSS) gabungan Kopaska dan Navy Seal dengan menggunakan dua buah kedaraan laut cepat Sea Rider milik Kopaska dan satu buah Helly Bolcow dari Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal) Juanda Surabaya.

Dalam sekenario pembebasan kapal very itu tim Kopaska dan Navy Seal serta rombongan Very Important Person (VIP) melaksanakan operasi penanggulangan aksi pembajakan dilaut Maritime Interdiction Operation (MIO) menggunakan sarana Rigit Hull Inflatable Boat (RHIB) dari pelabuhan Tanjung Wangi menuju dermaga Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Banyuwnagi. Aksi pertempuran antara tim VBSS melawan pembajak yang menguasai kapal berlangsung selama kurang lima belas menit. Tim VBSS melaksanakan Boarding keatas kapal melalui dua buah Sea Rider dan Vast Roping dari Helly secara serentak.

Penyergapan secara serentak dan tiba-tiba itu membuat konsentrasi pembajak terpecah dan dalam waktu singkat tim Kopaska dan Navy Seal berhasil melumpuhkan satu persatu pembajak dan berhasil menguasi obyek-obyek vital dikapal seperti anjungan, ruang mesin dan kemudi darurat. Kapal berhasil sepenuhnya dikuasi dan diambil alih oleh tim VBSS gabungan VIP, Kopaska dan Navy seal. Selanjutnya VIP yang terdiri dari lima Pati bintang dua TNI AL itu diarak menuju Lapanagan Apel Lanal Banyuwagi untuk mengikuti upacara penyematan brifet kehormatan.

Latihan Bersama Flash Iron merupakan agenda rutin yang diselenggarakan oleh TNI AL dan US Navy dua kali dalam setahun yaitu pada awal tahun diselenggerakan di Kopaska Koarmabar dan di pertengahan tahun diselenggarakan di Kopaska koarmatim.  Materi secara umum dalam latihan ini adalah taktik dan strategi dalam penyelenggaraan peperangan laut khusus atau Naval Special Warvare. Hadir dalam upacara itu pejabat dari Koarmatim, Lantamal V Surabaya, Kobangdikal dan unsur Muspida Kabupaten Banyuwagi.

Sumber: Koarmatim

Badan Riset Indonesia BPPT, Bangun Indonesia Science Technopark

JAKARTA-(IDB) : Guna mengoptimalkan perekayasaan teknologi di Indonesia, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan membangun fasilitas laboratoria baru di Puspitek Serpong berkonsep Indonesia science technopark yang akan beroperasi tahun 2013.

Bersamaan dengan terbangunnya dan optimalisasi laboratorium di kawasan Puspitek Serpong, hampir 80 persen kegiatan BPPT di Jakarta pun akan dipindahkan ke Serpong.

Sekretaris Utama BPPT Jumain Appe mengatakan, pemindahan BPPT dari Jakarta ke Serpong selaras dengan ciri khas BPPT terkait perekayasaan teknologi untuk menghasilkan prototipe bukan penelitian ilmiah yang hanya berorientasi pada buku ilmiah atau data kepustakaan.

"Nantinya di Puspitek Serpong akan dibangun lima cluster untuk memaksimalkan fasilitas perekayasaan. Pembangunan Indonesia science technopark ini juga mensinergikan agar dunia industri terlibat di dalamnya," katanya di Jakarta, Rabu (28/9).

Di luar negeri, lanjutnya, konsep seperti itu sudah terbukti mampu mengembangkan produk melalui technopark. Saat ini di Indonesia, sejumlah daerah sudah merintis konsep itu, seperti di Solo untuk technopark permesinan dan Cimahi untuk animasi. Technopark yang akan dibangun di Serpong akan lebih luas lagi lingkup laboratoriumnya.

Jumain menjelaskan setelah sebelumnya di kawasan Puspitek Serpong sudah dibangun laboratorium agroindustri dan bioteknologi yang sinergi dengan industri bahan baku obat, makanan nonberas serta minyak nilam dan serai, lima cluster lab berbagai bidang akan segera dibangun.

Kelima cluster laboratorium itu yakni lab industri rancang bangun material dan pertahanan keamanan (alutsista), lab transportasi dan material, lab informasi teknologi dan sistem komputasi, lab industri berbasis sumber daya alam serta lab energi alternatif.

Dalam cluster lab informasi teknologi dan komputasi akan dijadikan rujukan validasi sistem teknologi e-KTP dan simulasi chip yang terkait dengan KTP elektronik tersebut.

"Lab itu juga diharapkan menjadi desain institut sehingga industri bisa melihat apakah hasil perekayasaan sesuai kebutuhan. Setelah diinkubasi maka hasilnya akan diserahkan ke industri yang bermitra," ucapnya.

Selain mengoptimalkan tugas perekayasaan, meski alokasi dalam RAPBN tahun 2012 bagi BPPT turun yakni hanya Rp 853 miliar dibanding 2011 Rp 893 miliar namun BPPT siap meningkatkan pemberian jasa teknologi, pengembangan sumber daya manusia dan reformasi birokrasi. 

TNI AU Butuh Alutsista Modern

PONTIANAK-(IDB) : Pada tanggal 5 Oktober nanti, Tentara Nasional Indonesia akan memasuki usia yang ke 66. Nah, di usia yang sudah cukup matang ini, Peralatan Utama Sistem Persenjataan  (Alutsista) banyak dinilai orang masih lemah, bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga. 

Hal senada juga diungkapkan oleh Panglima Komando Operasi Angkatan Udara 1, Marsekal Muda Sunarso. Saat ini TNI AU sangat membutuhkan Alutsista yang modern.“Kalau dilihat dari sumber daya manusia, jumlah dan kemampuan tentara kita tidak ada masalah. Tapi kalau Alutsista, memang perlu ditingkatkan. Supaya tidak tertinggal dengan negara lainnya,” ujarnya selepas upacara penutupan Latihan Bersama Elang Malindo, antara TNI AU dan Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM), Kamis (28/9) di Lanud Supadio.

Namun, jenderal bintang dua ini optimis bahwa peralatan tempur dari tentara Indonesia akan semakin meningkat. “Anggaran ini (pengadaan Alutsista) sudah dibahas. Pemerintah sudah berkomitmen untuk meningkatkan Alutsista sampai tahun 2014,” kata Sunaryo. Sebagai informasi, sampai dengan tahun 2014 telah disediakan anggaran Rp100 triliun untuk pengadaan Alutsista. 

Bahkan, sedang dibahas untuk penambahan anggaran sebesar Rp50 triliun.Soal ancaman dari luar, ternyata tidak datang dari negeri jiran. Mewakili TUDM Malaysia; Panglima Division 2, Mayor Jenderal Sabri menyebut tidak ada yang perlu ditakutkan soal hubungan antara Indonesia dan Malaysia. “Selama ini hubungan antara kedua negara selalu baik, tidak pernah ada pertentangan. Kalaupun ada kehebohan itu hanya persepsi publik saja. Kedua negara bekerjasama dengan baik,” ungkapnya.

Khusus hubungan antar-kedua angkatan udara, Sabri mengatakan hubungannya sangat akrab. Bahkan latihan tempur bersama Elang Malindo sudah rutin dilakukan sejak tahun 1975. Latihan tempur kemarin adalah kali ke 24 dilangsungkan Indonesia dan Malaysia. 

Direktur Latihan Elang Malindo Kol Pnb Kustono beberapa waktu lalu mengatakan kegiatan semacam ini sudah sering dilaksanakan kedua negara, sebagai tanda persahabatan dan penguatan pertahanan kawasan.Untuk personil, Malaysia membawa 125 orang, 24 diantaranya anggota pasukan khusus. 

Sedangkan pesawat yang diboyong adalah 3 Hawk, 1 CN 235, dan 1 Helikopter Nuri. Khusus latihan itu, TNI AU juga memiliki jatah tentara yang hampir sama dengan TUDM. Begitu pula dengan jumlah dan jenis pesawatnya yang nyaris serupa. RI dan Malaysia adalah dua dari sedikit negara di dunia yang sudah memiliki komite bersama sektor pertahanan dalam memerangi terorisme.

Update : Kunjungan Komisi I DPR Ke Spanyol Dan Korsel Dibatalkan

JAKARTA-(IDB) : Rencana Komisi I DPR untuk melawat ke Spanyol dan Korea Selatan akhirnya dibatalkan. Hal ini dikarenakan komisi yang membidangi urusan luar negeri itu sudah tidak lagi memiliki kepentingan ke dua negara itu.

"Rencana itu sudah dibatalkan tadi. Karena kita sudah tidak punya kepentingan ke sana," ujar anggota Komisi I DPR, Max Sopacua, saat dihubungi detikcom, Kamis (29/9/2011).

Menurut Max, Komisi I memang pernah merencanakan kunjungan ke dua negara itu. Tujuan kunjungan ke dua negara itu untuk studi banding terkait RUU Intelijen.

"Itu rencana awal dulu, tetapi kan RUU Intelijen sudah hampir rampung jadi kunjungan itu kita batalkan karena sudah tidak perlu lagi," terangnya.

Selain dalam rangka studi banding terkait RUU Intelijen, kunjungan ke Spanyol dan Korsel awalnya ingin melihat persenjataan di dua negara itu. Namun hal itu dirasa tidak terlalu mendesak.

"Itukan tidak urgent juga toh, ya akhirnya kita batalkan. Jadi tidak ada kunjungan ke Spanyol dan Korsel," imbuh Wakil Ketua Umum Partai Demokrat itu.

Sumber: Detik

Kamis, September 29, 2011

Pentagon Akan Diledakan dengan Pesawat Mainan

WASHINGTON-(IDB) : Teroris seakan tidak pernah tidur dalam mencari sasaran. Seorang pria 26 tahun dari Massachusetts, AS, yang bergelar sarjana fisika, ditangkap, Rabu (28/9/2011), karena karena dituduh telah merencanakan penyerangan terhadap Pentagon dan US Capitol dengan pesawat terbang mainan yang dikendalikan remote.

Menurut pihak berwenang AS, pria itu, yang bernama Rezwan Ferdaus, merupakan warga AS asal Ashland, Massachusetts. Ia berencana akan menggunakan pesawat mainan yang diisi dengan bahan peledak plastik C-4. Penangkapan tersebut merupakan hasil dari sebuah operasi penyamaran FBI. Ferdaus yang bergelar sarjana fisika dari Northeastern University di Boston itu juga dituduh telah berupaya untuk memberi dukungan material dan sumber daya buat Al Qaeda guna menyerang tentara AS di luar negeri.

Pengacaranya, yang disediakan oleh pemerintah federal, tidak bisa dihubungi untuk memberikan komentar.

Seorang pejabat penegak hukum mengatakan, Ferdaus tidak segera menimbulkan bahaya bagi masyarakat karena operasi penyamaran menjalin hubungan dekat dengan dia. "Tidak ada informasi yang menunjukkan bahwa ia terkait dengan sebuah organisasi teroris asing. Sepertinya ia jadi radikal karena nonton video di internet. Dia diberi kesempatan untuk mundur, tetapi dia tidak pernah ragu akan niatnya untuk melakukan serangan," kata sumber itu.

Penyelidikan tersebut juga melibatkan seorang saksi yang bekerja sama dengan dia, dan pihak berwenang mulai merekam percakapan antara saksi itu dan Ferdaus sejak Januari, kata pihak berwenang. Ferdaus mulai merencanakan sebuah "jihad" terhadap Amerika pada awal 2010. Ia memasok agen-agen FBI yang menyamar dengan ponsel-ponsel yang telah dikerjai agar bisa berfungsi sebagai pemicu untuk perangkat peledak yang telah diimprovisasi, yang akan digunakan dalam membunuh tentara AS di luar negeri.

Agen federal yang menyamar memberikan Ferdaus 25 pon bahan peledak C-4 palsu. Menurut sumber itu, hanya sedikit dari jumlah itu yang benar-benar bahan peledak. Para agen FBI juga memberikan kepada Ferdaus enam unit senapan serbu AK-47 dan tiga granat, tetapi semuanya tidak dapat digunakan.

Menurut pihak berwenang, antara Mei dan September ini, Ferdaus memesan dan memperoleh sebuah pesawat mainan yang dikendalikan dengan remote seharga 6.500 dollar AS (setara Rp 57,7 juta), yaitu sebuah F-86 Sabre, yang disimpan di sebuah fasilitas penyimpanan di Framingham, Massachusetts, dengan memakai nama palsu. Meskipun punya pesawat mainan, seorang pejabat penegak hukum lain mengatakan, "Orang itu tidak pernah benar-benar menjadi sebuah ancaman."

Ferdaus belum menikah dan tak punya anak. Seorang hakim federal di Worcester, Massachusetts, Rabu, memerintahkan Ferdaus ditahan hingga Senin ketika persidangan akan digelar. 

Sumber: Kompas

TNI AU Segera Diperkuat Dengan Simulator Pesawat Sukhoi

BOGOR-(IDB) : Indonesia akan segera membangun simulator pesawat jet tempur Sukhoi untuk menempa keterampilan dan kemampuan para pilot pesawat tempur tersebut secara intensif, efektif dan efisien.

Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat kepada ANTARA usai peresmian simulator Super Puma NAS 332 di Bogor, Kamis mengatakan, "penjajakannya sudah lama dan akan mulai dimantapkan pada 2012,". 

Ia menambahkan, pembangunan simulator itu akan diusahakan melibatkan PT Dirgantara Indonesia dengan beberapa perusahaan mancanegara. 

"Perusahaan mancanegara kemungkinan bisa dari Rusia, China atau Kanada. Ini semua kita jajaki," kata Kasau. 

Ia menegaskan, dengan adanya simulator tersebut maka keahlian dan kemampuan para pilot pesawat jet tempur Sukhoi TNI Angkatan Udara dapat terus diasah dan ditingkatkan dengan efektif dan efisien. 

"Bayangkan jika kita berlatih dengan pesawat yang sesungguhnya. Berapa biaya yang harus dikeluarkan...bisa ratusan juta rupiah. Di Rusia pun pesawat Sukhoi tidak dipakai setiap hari," tutur Kasau. 

Ia menambahkan, pembangunan simulator Sukhoi akan ditempatkan di Skuadron Udara 11 Pangkalan Udara Sultan Hassanuddin, Makassar. 

"Ini untuk memudahkan para penerbang menjangkau simulator. Tidak seperti para penerbang Hawk yang berada di Pontianak yang harus ke Pekanbaru karena simulatornya di sana. Itu tidak efektif dan efisien. Jadi kita upayakan simulator dibangun tidak jauh dari pangkalan pesawat atau heli dimaksud," ujar Imam. 

Indonesia selama ini mengirimkan penerbang Sukhoinya ke Rusia selaku produsen dan pengguna, atau China yang telah memiliki pabrik dan simulator Sukhoi. 

Indonesia telah memiliki Sukhoi sejak 2003 dan kini telah memiliki 10 unit pesawat Sukhoi dengan berbagai jenis. Kini Indonesia tengah menjajaki pembelian enam unit lagi pesawat sejenis untuk memperkuat skuadron tempurnya.

Sumber: yahoo

Komisi I DPR Siapkan Kunjungan ke Spanyol dan Korea Selatan

JAKARTA-(IDB) : Komisi I DPR berencana melawat ke Spanyol dan Korea Selatan. Komisi I DPR dibagi menjadi dua rombongan dalam kunjungan tersebut.

"Rencana Kunjungan ke Spanyol sedang dibicarakan lagi. Dalam rangka terkait RUU Intelijen juga terkait pengawasan KBRI," ujar Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddik.

Hal ini disampaikan Mahfudz kepada detikcom, Kamis (29/9/2011).

Selain ke Spanyol, rombongan Komisi I DPR juga melawat ke Korea Selatan. Rombongan kedua ini berencana melihat sejumlah industri militer di Korea.

"Ke Korsel agendanya mengunjungi industri militer, Kemhan kan sudah berencana memesan kapal selam," terang Wasekjen PKS ini.

Rombongan pertama rencananya akan berangkat pada Jumat (30/9) pekan ini. Sedangkan Rombongan kedua rencananya akan berangkat pekan depan.

"Sebenarnya itu agenda beberapa waktu lalu, tapi tertunda terus," jelasnya.

Sumber: Detik

Indonesia Resmikan Simulator Seri Super Puma (NAS-332)

BOGOR-(IDB) : Indonesia salah satu negara pertama Asia Tenggara yang mengoperasikan helikopter buatan Aerospatiale, Perancis, dari seri Puma. Bahkan kita juga membuat mereka dalam lisensi. Kini efektivitas dan efisiensi menuju peningkatan kemahiran pilot dan navigatornya semakin baik karena simulator helikopter sedang itu sudah ada. 

Kepala Staf TNI-AU, Marsekal TNI Imam Sufaat, meresmikan pemakaian simulator seri Super Puma (NAS-332) di dalam  Gedung Simulator di Pangkalan Udara Utama TNI-AU Atang Sandjaja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis.

"Simulator NAS-332 Super Puma ini merupakan yang pertama dimiliki TNI-AU. Ini sangat berguna, selain menghemat biaya latihan juga untuk melatih emerjensi, dan latihan terbang sesuai dengan silabus yang diajarkan," kata Sufaat.

Situasi dan kondisi yang ditampilkan layar monitor setara pandangan 3 dimensi dan efek-efek sejati bisa dihadirkan. Dengan begitu, awak pesawat terbang itu bisa berada dalam keadaan yang sangat mendekati kenyataannya sejatinya.

Ada keistimewaan dari simulator buatan Perancis yang dibeli Indonesia itu. Simulasi enam situasi dan kondisi penerbangan dengan berbagai variannya --terutama cuaca buruk dan pendaratan darurat di laut ataupun darat-- bisa dilakukan.

Sumber: Analisa

Korea Selatan Bangun Pangkalan Militer Baru

SEOUL_(IDB) : Korea Selatan menyatakan akan membangun pangkalan militer baru di dekat kepulauan yang masih disengketakan, antara Korea Selatan (Korsel) dan Jepang.

Pangkalan militer ini dibangun, agar Korsel bisa lebih cepat mengerahkan kapal-kapal perangnya ke wilayah sengketa, jika sewaktu-waktu pecah konflik bersenjata dengan Jepang.
Demikian diungkapkan Chung Mi-Kyung, seorang anggota parlemen Korsel dari Partai Nasional Agung (GNP), partai berkuasa di Korsel, Rabu (28/9/2011).

Chung mengaku mendapat informasi itu dari Kementerian Transportasi Korsel, yang akan membantu membangun pangkalan angkatan laut ini. Pihak kementerian itu membenarkan rencana ini.

Pangkalan ini akan dibangun di Pulau Ulleung, yang hanya berjarak sekitar 90 kilometer dari Gugusan Karang Liancourt di tengah Laut Jepang (atau Laut Timur menurut Korea). Kepulauan karang ini diperebutkan oleh Korsel (yang menyebutnya Kepulauan Dokdo) dan Jepang (yang menyebut Kepulauan Takeshima).

Pihak Korsel akan membangun pangkalan AL yang dilengkapi dermaga utama sepanjang 300 meter. Dermaga sebesar itu cukup untuk tempat bersandar kapal perusak Aegis, dan kapal induk helikopter Dokdo milik AL Korsel.

"Ini akan membantu memperkuat hak-hak teritorial kami di Dokdo, karena kapal-kapal perang kami bisa mencapai kepulauan itu lebih cepat pada saat terjadi konflik dengan Jepang," tutur Chung.

Begitu pangkalan ini dioperasikan, Seoul bisa mengirimkan kapal-kapal perang ke wilayah perairan Dokdo hanya dalam waktu 1,5 jam.

Saat ini, AL Korsel butuh waktu sedikitnya empat jam untuk mengirimkan kapal dari pangkalan di daratan Semenanjung Korea, sementara Jepang hanya membutuhkan waktu sekitar tiga jam.
Kepulauan Dokdo selama ini berada di bawah administrasi Korsel, dan negara itu menempatkan satuan polisi laut berukuran kecil di sana.

Sengketa teritorial ini memanas dalam beberapa bulan terakhir, setelah sebuah pesawat komersial Korean Air terbang di atas kepulauan itu, Juni lalu, yang langsung memicu tindakan protes dari Jepang.

Sebaliknya, keingingan tiga anggota parlemen Jepang untuk mengunjungi kepulauan itu pada bulan Agustus, juga memicu kemarahan Korsel.

Korsel juga menyampaikan protes keras saat Buku Putih Pertahanan Jepang 2011 memasukkan kepulauan itu ke dalam wilayah Jepang.

Pangkalan militer di Ulleung akan mulai dibangun pada 2012 dengan biaya 300 juta dollar Amerika Serikat, dan menurut rencana akan mulai beroperasi pada tahun 2015.

Sumber: Kompas

Indonesia-Thailand Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Militer

JAKARTA-(IDB) : Indonesia dan Thailand sepakat untuk makin meningkatkan kerja sama militer kedua negara yang telah berjalan baik selama ini.

Kesepakatan itu disampaikan Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dan Panglima Angkatan Bersenjata Thailand Jenderal Songkitti Jaggabatara di Jakarta, Rabu.

Songkitti yang akan segera mengakhiri masa jabatannya itu menyampaikan terima kasih atas dukungan militer Indonesia dalam menjalin hubungan yang baik bagi kedua pihak.

Ia berharap hubungan militer yang sudah berjalan cukup baik itu dapat diteruskan, bahkan ditingkatkan di masa depan oleh penerusnya.

Menanggapi itu Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono juga menyampaikan harapan serupa bahkan kerja sama militer yang sudah terjalin antara dua pihak dapat makin diperluas.

Selama ini militer kedua negara telah memiliki komite tingkat tinggi untuk membahas beragama kerja sama yang telah, sudah dan akan dilakukan kedua pihak.

Pertemuan puncak komite militer kedua negara tersebut terakhir dilaksanakan di Thailand pada medio September 2011.

Ikut mendampingi Panglima TNI dalam pertemuan tersebut, Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat, Wakasad Letjen TNI Budiman, Wakasal Laksdya TNI Marsetio, Asintel Panglima TNI Mayjen TNI Tisna Komara, Staf Khusus Panglima TNI Marsma TNI Prayitno, Athan RI untuk Bangkok Kolonel Kav Daru Cahyono. 

Sumber: Antara

Tanpa Perjanjian DCA Indonesia Bisa Pulangkan Koruptor Dari Singapura

JAKARTA-(IDB) : Pemerintah Singapura berkomitmen kuat memulangkan para kriminal asal Indonesia yang melarikan diri ke negara kota itu selama ada permintaan dari Pemerintah RI dan ada bukti bahwa yang bersangkutan sedang didakwa dan apalagi divonis pengadilan, kata seorang menteri Singapura.

"Ada proses yang bisa berlaku tanpa Perjanjian Ekstradisi. Selama ada `request` (permintaan) dari Pemerintah RI bahwa orang itu ada di Singapura dan sedang dihadapkan di pengadilan, kenapa kita ingin mempertahankan orang-orang itu?" kata Menteri Muda Urusan Luar Negeri Singapura, Masagos Zulkifli, Rabu.

Kepada wartawan Indonesia yang mengunjungi Kementerian Luar Negeri sehubungan dengan program kunjungan ke Singapura itu, ia mengatakan, para penjahat Indonesia yang bisa dipulangkan adalah mereka yang sudah didakwa pengadilan dengan bukti-bukti.

Namun, kalau warga negara Indonesia itu baru disangka atau hanya disebut-sebut media massa diduga terlibat dalam kasus kejahatan di negaranya, pihak terkait Singapura belum bisa membantu, katanya.

ANTARA mencatat, Singapura merupakan negara tetangga yang paling sering dijadikan tujuan pelarian banyak orang Indonesia yang tersangkut kasus korupsi. Yang paling terakhir adalah Muhammad Nazaruddin, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat yang dituduh terlibat kasus dugaan suap Wisma Atlet SEA Games 2011.

Pada pertemuan itu, Menteri bernama lengkap Masagos Zulkifli Bin Masagos Mohamad ini sempat menyinggung tentang Perjanjian Ekstradisi dan Kesepakatan Kerja Sama Pertahanan (DCA).

Menurut dia, kedua perjanjian yang sudah disepakati pemerintah kedua negara itu "merupakan satu paket" yang prosesnya kini menunggu ratifikasi parlemen.

Bagi Singapura, proses ratifikasi paket perjanjian tersebut bukanlah hal yang sulit mengingat pemerintah berkuasa didukung oleh mayoritas kursi di parlemen, kata menteri yang pernah tinggal di Ujung Pandang (kini Makassar) dari 1996 hingga 1998 itu.

"Setelah disetujui oleh kabinet, (paket perjanjian itu) dapat langsung diratifikasi oleh parlemen," kata menteri yang juga anggota Parlemen Singapura dari Partai Aksi Rakyat (PAP) kelahiran 16 April 1963 ini.

Berbeda dengan kondisi di Singapura, proses ratifikasi terhadap kedua perjanjian itu di Indonesia memerlukan waktu mengingat sistim politik di Indonesia menganut "separation of power" (pemisahan kekuasaan), kata Masagos.

Terkait dengan DCA, ia mengatakan, perjanjian itu tidak hanya baik buat Singapura tetapi juga buat Indonesia, dan pihaknya "sangat berkomitmen pada perjanjian yang sudah disepakati, katanya.

Dalam bagian lain penjelasannya, Masagos Zulkifli juga mengingatkan pentingnya kerja sama yang lebih solid, erat dan nyata di antara negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk mewujudkan Komunitas ASEAN 2015 dan mengimbangi kemajuan China.

Kerja sama yang erat di tingkat pemerintah dan rakyat ASEAN itu harus benar-benar berjalan dan "tidak sekadar simbolik saja", katanya.

Indonesia dan Singapura merupakan dua dari 10 negara anggota ASEAN disamping Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, Fillipina, Kamboja, Laos, Myanmar dan Vietnam.

Sumber: Antara

Iran Berencana Kirim Kapal Perang Dekat Perairan Teritorial AS

TEHRAN-(IDB) : Angkatan laut Iran akan mengerahkan kapal dekat dengan perairan teritorial Amerika Serikat, kata panglima tertingginya.

"Saat tekanan global (AS) hadir tidak jauh dari perbatasan maritim kami ... angkatan laut kami akan memiliki kehadiran yang kuat tidak jauh dari perairan teritorial AS," kata Laksamana Habibollah Sayyari sebagaimana dikutip Selasa oleh kantor berita IRNA.

Pada 19 Juli Sayyari juga mengatakan bahwa Iran akan mengirim "armada ke Atlantik".

Pernyataannya itu dibuat saat seorang pejabat berpangkat tinggi Iran lainnya tampaknya menolak permintaan AS belum lama ini untuk mengadakan hubungan "telpon merah" antara negara-negara itu guna menghindari konfrontasi yang tak diinginkan antara pasukan bersenjata mereka di kawasan Teluk.

"Ketika kami di Teluk Meksiko, kami akan mengadakan kontak langsung dengan AS," kata Ali Fadawi, komandan Angkatan Laut Garda Revolusi Iran, seperti dikutip dalam laporan-laporan pers.

Menurut pendapat Republik Islam Iran, kehadiran AS di Teluk Persia adalah tidak sah dan tak dapat dimengerti, katanya.

Angkatan laut Iran telah meningkatkan kehadirannya di perairan internasional sejak tahun lalu, secara tetap meluncurkan kapal di Lautan Hindia dan Teluk Aden untuk melindungi kapal-kapal Iran dari para perompak Somalia yang beroperasi di wilayah perairan itu.

Iran juga telah mengirim dua kapal ke Laut Tengah untuk pertama kalinya pada Februari, melalui Terusan Suez, untuk mengganggu Israel dan AS.

Dan pada Juli, para pemimpin tersebut mengumumkan bahwa sebuah kapal selam kelas Kilo telah merampungkan misi pengukuhan di Lautan Hindia selatan dan Laut Merah.

Sumber: Antara

Angkatan Laut Iran Dilengkapi Dengan Rudal Jelajah

TEHRAN-(IDB) : Iran memperlengkapi pasukan angkatan lautnya dengan "rudal jelajah" yang mampu menghantam sasaran-sasaran di daerah-daerah pantai dan kapal perang dalam jarak 200 km, kata menteri pertahanan neara itu, Rabu."

"Sekarang kita menyaksikan perlengkapan angkatan laut Pengawal dan pasukan angkatan laut dengan banyak rudal jelajah Qader" kata Jendral Ahmad Vahidi, yang dikutip laman internet kementeriannya mengacu pada pasukan elit Pengawal Revolusi yang bertugas mempertahankan perairan Iran di Teluk Persia.

"Rudal itu memiliki jangkauan tembak 200km dan punya kemampuan untuk diluncurkan segera terhadap kapal-kapal perang dan target-target pantai. Rudal itu terbang rendah , kekuatan yang sangat menghancurkan dan ringan dengan ketepatan yang tinggi," tambahnya.

Ia menambahkan rudal itu dapat ditembakan dari pantai atau dari kapal-kapal yang berbeda klas, sangat meningkatkan kemampuan operasional pasukan.

Keberadaan Rudal Qader ini diungkapkan Presiden Mahmoud Ahmadinejad,dengan para pejabat Iran menyebutnya satu "rudal jelajah" yang seluruhnya dibangun oleh para ahli lokal.

Presiden itu mengatakan persenjataan militer Iran untuk tujuan pertahanan, untuk menjamin "musuh-musuh tidak melancarkan serangan" terhadap negara ini.

Iran dalam dua tahun belakangan ini meningkatkan pembangunan, uji coba dan mengungkapkan peralatan militer buatan "pribumi" baru termasuk rudal-rudal.

Angkatan laut Iran baru-baru ini meningkatkan kehadirannya di perairan internasional dengan mengirim kapal-kapal ke Samudra India untuk melindungi kapal-kapal Iran dari para perompak Somalia.

Iran juga mengirim dua kapal ke Laut Tengah untuk pertama kali Februari lalu melalui Terusan Suez, yang membuat jegkel Israel dan Amerika Serikat.

Panglima Angkatan Laut Iran, Laksamana Habibollah Sayari, Selasa mengatakan Iran berencana akan mengerahkan kapal-kapal dekat perairan wilayah Amerika Serikat tanpa menyebut kapan hal itu akan dilakukan.

Pasukan angkatan laut Iran terutama terdiri satuan-satuan kwcil yang dilengkapi dengan rudal-rudal di Teluk Persia dan beroperasi dibawah pengawasan Pengawal Revolusi.
Sumber: Antara

Latihan Bersama Elang Malaysia Indonesia Resmi Ditutup

PONTIANAK-(IDB) : Setelah 7 hari berturut-turut melaksanakan latihan bersama (latma), akhirnya Latihan antara TNI Angkatan Udara (TNI AU) dengan Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDB) dengan sandi Latma Elang Malindo XXIV/11 ditutup secara resmi oleh Pangkoopsau I Marsekal Muda TNI Sunaryo, didampingi Panglima Divisi Udara 2 TUDM Major General Sabri Bin Adam pada suatu upacara militer di Apron Hanggar Lanud Supadio, Rabu (28/9). 

Dalam sambutan tertulisnya Pangkoopsau I mengatakan Latma Elang Malindo XXIV/11 yang telah dilaksanakan mempunyai arti yang sangat penting dalam membina hubungan persahabatan antar kedua Angkatan Udara pada umumnya dan kedua Negara pada umumnya.
“Latihan bersama yang telah kita laksanakan. Tentunya memiliki berbagai manfaat bagi kedua Angkatan Udara, oleh karena itu program latihan bersama Elang Malindo diharapkan secara periodik tetap diadakan dengan tempat latihan bergantian,” tambah Pangkoopsau I Marsekal Muda TNI Sunaryo. 

Disisi lain, lanjut Pangkoopsau I Marsekal Muda TNI Sunaryo, ini menjadi suatu momen penting untuk menjalin hubungan persahabatan antara kedua Angkatan Udara, TNI AU dan TUDM yang semakin erat. Saya yakin, latihan bersama ini memberikan kesempatan berharga bagi para prajurit serta personel pendukung lainnya untuk saling bertukar pengalaman dan bertukar informasi, baik dalam konteks latihan maupun kehidupan sebagai bangsa serumpun.

Sementara itu Panglima Divisi Udara 2 TUDM Major General Sabri Bin Adam mengatakan banyak sekali manfaat yang dapat kita petik dari Latihan Bersama ini salah satuanya adalah adanya kesamaan pandang antara TNI AU dengan TUDM dalam upaya meningkatkan kemampuan personel di kedua negara dan saling menjaga perbatasan di masing-masing wilayah.

“Melalui latihan bersama ini, bukan saja menjadikan kerjasama antara TNI AU dan TUDM menjadi lebih lancar, tetapi lebih dari itu juga menjadikan hubungan diplomatik pemerintah Indonesia dan Malaysia akan terjaga dengan baik,” tambah Major General Sabri Bin Adam.

Hadir pada upacara penutupan Latma Elang Malindo XXIV/11 antara lain para pejabat TNI AU dan TUDM, Konsulat Malaysia,Asops Kodam XII/TPR, Asintel Kodam XII/TPR, Danlanal Pontianak, Dir Sabhara Polda Kalbar, General Manager Bandara Supadio, Kepala Sar Pontianak, para Komandan Satuan di jajaran Lanud Supadio, 

Sumber: PosKota

Kodam XII/Tanjungpura Siap Tangkal Terorisme

Pasukan anti terror TNI AD
PONTIANAK-(IDB)  : Panglima Komando Daerah Militer XII/Tanjungpura, Mayor Jenderal TNI Geerhan Lantara, menyatakan kesiapannya menangkal pemasukan jaringan terorisme di Provinsi Kalimantan Barat.

"Kami terus melakukan upaya pencegahan dengan meningkatkan upaya deteksi dini," kata Lantara di Pontianak, Rabu.

Ia menjelaskan, deteksi dini dilakukan dengan memperkuat kerja sama antara Babinsa dan Babinkamtibmas, masyarakat, serta pengurus rukun tetangga.

Peran Babinsa dan Babinkamtibmas dan rukun tetangga merupakan ujung tombak guna menangkal aktivitas teroris di wilayah Kalbar. Namun ia mengingatkan perlunya peran semua pihak terutama masyarakat sangat dibutuhkan dalam menangkal terjadinya aksi terorisme di Kalbar.

"Karena itu, kami berharap masyarakat membantu aparat keamanan dengan cara melaporkan hal-hal yang mencurigakan yang ada di lingkungan masing-masing," kata Geerhan.

Ia yakin dengan kerja sama yang baik antara aparat keamanan dengan masyarakat maka maka akan sulit buat teroris masuk ke Kalbar. Sebab terjadinya aksi teroris karena adanya sikap apatis masyarakat terhadap keadaan lingkungannya.

"Karena itu, kami minta masyarakat untuk meningkatkan sikap peduli terhadap lingkungan sekitarnya sehingga bisa mengetahui kalau terjadi keanehan atau ancaman di lingkungannya," kata Pangdam XII/TPR.

Ia mengingatkan, aksi kekerasan oleh terorisme, ancaman yang sangat membahayakan karena sasarannya orang-orang yang tidak berdosa.

"Saya percaya semua masyarakat Kalbar tidak ada yang setuju dengan aksi teror karena itu, mari kita bersama-sama memerangi terorisme agar tidak terjadi di Kalbar," ujarnya.

Kodam XII/Tanjungpura di Pontianak diresmikan kembali pada 2 Juli 2010. Sebelumnya di Kalimantan sempat terdapat empat Kodam yang kemudian dilebur menjadi Kodam VI/Tanjungpura pada Desember 1984.

Kodam XII/Tanjungpura yang bermarkas di Pontianak mencakup dua provinsi yakni Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Sedangkan Kodam VI/Mulawarman untuk wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.

Sumber: Antara

Rabu, September 28, 2011

Berita Foto : Simulasi Pembebasan Sandera Oleh Paskhas Dan Paskau

KUBU RAYA-(IDB) : Sejumlah anggota Tim Aksus Detasemen Bravo (Den Bravo) 90 Pasukan Khas (Paskhas) TNI AU dan Counter Terrorist Unit (CTU) Pasukan Khas Udara (Paskau) Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM) melakukan parameter tempur penyergapan saat Simulasi Operasi Pembebasan Sandera di Lanud Supadio, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Selasa (27/9). Simulasi yang diikuti sejumlah anggota Tim Aksus Den Bravo 90 Paskhas TNI AU dan CTU TUDM tersebut, merupakan puncak kegiatan dari Latihan Bersama (Latma) Elang Malindo ke-24.

Sejumlah anggota Tim Aksus Detasemen Bravo (Den Bravo) 90 Pasukan Khas (Paskhas) TNI AU dan Counter Terrorist Unit (CTU) Pasukan Khas Udara (Paskau) Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM) melakukan parameter tempur penyergapan saat Simulasi Operasi Pembebasan Sandera di Lanud Supadio, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar.

Sejumlah anggota Counter Terroris Unit (CTU) Pasukan Khas Udara (Paskau) Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM) melintasi pesawat CN 235 TUDM usai mengikuti Latihan Bersama (Latma) Elang Malindo. 
Sumber: Antara

Perlu Kemandirian Dalam Pemenuhan Alutsista

JAKARTA-(IDB) : Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Marsdya TNI Eris Herryanto, mengatakan, dalam pemenuhan alat utama sistem senjata (Alutsista) perlu ada kemandirian industri pertahanan dalam negeri.

"Yang kita bahas dalam rapat koordinasi adalah ke depan kita berupaya mandiri dalam pemenuhan alutsista," kata Eris usai Rakor Penentu Kebijakan, Pengguna dan Produsen Bidang Alutsista ke XIV dan Bidang Non-Alutsista, di Kantor Kementerian Pertahanan (Kemhan), Senin.

Menurut dia, dalam rakor itu juga telah disampaikan oleh pengguna, agar kemandirian jangan mengurangi kualitas alutsista. "'Safety'-nya tetap dipertahankan, tapi juga jangan mahal sekali. Misalkan biaya R n D (Research n Development) dibebankan ke penjual," ujarnya.

Program akuisisi alutsista dari luar negeri perlu dibarengi dengan upaya pemberdayaan industri pertahanan dalam negeri (offset). Program offset telah dituangkan dalam Rencana Pengadaan Alutsista TNI Program Pengadaan LN TA 2011-2014.

Ia menyebutkan, banyak negara yang menginginkan untuk pengadaan alutsista, namun dalam rakor itu diputuskan agar membuat 'working group', negara mana yang akan diajak kerja sama kaitannya dengan alutsista yang dimiliki.

"Nanti dalam 'working group' tersebut akan menilai persenjataan apa saja yang dimiliki TNI. Berapa banyak, amunisi kaliber besar apa yang diperlukan, berapa kalibernya, terus kalau kalibernya sama bisa dipakai senjata ini..ini..ini. Nah ini dievaluasi kira-kira negara mana yang bisa membuatnya," kata Eris.

Dalam rapat tersebut dibahas tentang pengadaan alutsista seperti kapal selam, 1.000 roket, rudal dan lainnya.

Eris mengatakan pengadaan kapal selam ini akan berpengaruh pada kemampuan industri pertahanan dalam negeri.

Saat ini Kemhan melalui Badan Sarana Pertahanan sedang mengaji negara mana yang akan digandeng untuk pengadaan kapal selam.

"Dalam dua bulan ini badan ranahan harus sudah memutuskan negara mana," ujar Eris..

Badan Ranahan pula yang nantinya memutuskan proses pengadaannya. Bukan soal dari negara mana saja, tapi juga meminta spek dari pengguna yakni Angkatan Laut. Saat ini, kata Eris, masih dalam fase akan memutuskan perusahaan mana yang akan digandeng.

Setelah itu, baru membahas berapa kapal selam yang akan diproduksi. PT PAL sendiri sebagai produsen pengadaan dari dalam negeri masih belum bisa menjamin komitmen. Namun, pemerintah berharap ada teknologi yang bisa diserap Indonesia.

Selain kapal selam, ada sejumlah alutsista yang harus sudah tercantum dalam daftar pengadaan alutsista pada 2014, baik dalam percepatan 'minimum essential force' (MEF) dan pinjaman dalam negeri.

"Semua daftar pengadaan itu sebagian perlu direalisasikan dengan beberapa produsen luar negeri. Ada beberapa yang sudah menandatangani nota kesepakatan. Kita tinggal menentukan agar transfer teknologi berjalan lancar," kata Eris.

Adapun alutsista yang saat ini masuk daftar pengadaan adalah Peluru Kendali C-705 untuk digunakan dalam kapal-kapal patroli Kawal Cepat Rudal (KCR). TNI Angkatan Laut dipastikan tertarik. Pihak Kemhan juga sudah mengupayakan kerjasama dengan Sastind, perusahaan alutsista asal China, untuk melakukan alih teknologi. Peluru kendali ini memiliki jangkauan antara 110-120 kilometer.

Selanjutnya, program pengadaan seribu roket R-Han 122 untuk TNI Angkatan Darat dan Marinir TNI Angkatan Laut yang ditargetkan terpenuhi pada 2014. Kemhan meminta ada komitmen dari industri pertahanan dalam negeri untuk bisa menyelesaikan tepat waktu.

Ada juga program pengadaan main batle tank yang bisa memberdayakan industri pertahanan dalam negeri. Lalu ada realisasi program kendaraan taktis (rantis) 3/4 ton, 2,5 ton, dan 5 ton yang semuanya dibuat di dalam negeri. Disiapkan juga pengadaan Meriam 105 milimeter Howitzer dan program peningkatan kemampuan industri pertahanan untuk memproduksi munisi kaliber besar.

"Kita perlu konsisten menggunakan pinjaman dalam negeri dan rupiah murni untuk produksi alutsista dan nonalutsista," katanya.

Rakor ini merupakan pertemuan tiga bulanan dari tiga pilar pembina industri pertahanan untuk mendukung kebutuhan sarana pertahanan, yakni pemerintah (Kemhan) sebagai penentu kebijakan, TNI sebagai pengguna dan industri sebagai produsen bidang alutsista dan non alutsista.

Dalam Rakor ini, selain pejabat Kemhan, hadir juga pejabat dari perwakilan kementerian terkait, seperti Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN, Kementerian Perindustrian, Kementerian Ristek, dan Bappenas. Diharapkan kehadiran perwakilan mereka dapat memberikan respon dan masukan terkait kebijakan program pembinaan, pemberdayaan, dan perkuatan industri pertahanan.

Sumber: Dephan

Iran Produksi Massal Rudal Cruise Baru

TEHRAN-(IDB) : Produksi massal rudal cruise laut Qader dan penyerahannya kepada Angkatan Laut Pasdaran dan militer Iran, diresmikan hari ini (Rabu, 28/9) di hari terakhir peringatan Pekan Pertahanan Suci. Acara itu dihadiri oleh Menteri Pertahanan dan Dukungan Angkatan Bersenjata Iran, Brigjen Ahmad Vahidi. 
 
Kantor berita IRNA mengutip keterangan kantor penerangan Kementerian Pertahanan Iran, peresmian produksi massal rudal cruise itu juga dihadiri oleh Panglima Angkatan Laut Militer Iran, Habibullah Sayyari, dan Panglima Angkatan Laut Pasdaran, Ali Fadavi. 

Pada kesempatan itu, Kementerian Pertahanan Iran juga menyerahkan rudal-rudal Qader kepada Angkatan Laut Pasdaran dan milter Iran. 

Di sela-sela acara tersebut, Vahidi mengatakan, "Rudal cruise Qader, diproduksi secara massal dalam waktu yang sangat singkat." 

"Hari ini kami telah menyerahkan rudal cruise dalam jumlah besar kepada Pasdaran dan Militer Iran," tegas Vahidi. Ditambahkannya, "Pasca pameran rudal itu, sejumlah media massa Barat mengklaim bahwa rudal-rudal tersebut adalah tipe rudal buatan luar negeri yang sebelumnya Iran hanya memiliki satu unit."

Menurut Vahidi, dengan klaim itu, mereka [media Barat] menyepelekan keberhasilan besar yang telah dicapai Iran. 

"Saat ini, para ahli unggul di lembaga industri penerbangan dan antariksa, dengan memproduksi dan menyerahkan rudal cruise Qader tersebut, selain menunjukkan kemampuan tinggi mereka dalam menyuplai rudal yang diperlukan angkatan bersenjata, juga mematahkan klaim-klaim bohong media massa Barat," tutur Vahidi. 

Adapun mengenai kriteria rudal cruise Qader, Vahidi mengatakan, "Rudal Qader berdaya tempuh 200 kilometer dan dapat dengan cepat dipersiapkan dan digunakan untuk menghantam target laut termasuk perahu dan kapal-kapal perang, serta target-target di pantai." 

Selain itu, "Rudal Qader terbang rendah dan memiliki tingkat destruksi tinggi, ringan, dan sangat akurat." 

Keistimewaan lain rudal tersebut adalah kemudahannya ditembakkan dari pantai dan dapat dipasang di berbagai jenis armada laut Iran. 

Bergabungnya rudal cruise Qader itu menurut Vahidi mampu meningkatkan kekuatan defensif Angkatan Laut Pasdaran dan militer Iran. 

Sumber: Irib