JAKARTA-(IDB) : Guna mengoptimalkan perekayasaan teknologi di Indonesia, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan membangun fasilitas laboratoria baru di Puspitek Serpong berkonsep Indonesia science technopark yang akan beroperasi tahun 2013.
Bersamaan dengan terbangunnya dan optimalisasi laboratorium di kawasan Puspitek Serpong, hampir 80 persen kegiatan BPPT di Jakarta pun akan dipindahkan ke Serpong.
Sekretaris Utama BPPT Jumain Appe mengatakan, pemindahan BPPT dari Jakarta ke Serpong selaras dengan ciri khas BPPT terkait perekayasaan teknologi untuk menghasilkan prototipe bukan penelitian ilmiah yang hanya berorientasi pada buku ilmiah atau data kepustakaan.
"Nantinya di Puspitek Serpong akan dibangun lima cluster untuk memaksimalkan fasilitas perekayasaan. Pembangunan Indonesia science technopark ini juga mensinergikan agar dunia industri terlibat di dalamnya," katanya di Jakarta, Rabu (28/9).
Di luar negeri, lanjutnya, konsep seperti itu sudah terbukti mampu mengembangkan produk melalui technopark. Saat ini di Indonesia, sejumlah daerah sudah merintis konsep itu, seperti di Solo untuk technopark permesinan dan Cimahi untuk animasi. Technopark yang akan dibangun di Serpong akan lebih luas lagi lingkup laboratoriumnya.
Jumain menjelaskan setelah sebelumnya di kawasan Puspitek Serpong sudah dibangun laboratorium agroindustri dan bioteknologi yang sinergi dengan industri bahan baku obat, makanan nonberas serta minyak nilam dan serai, lima cluster lab berbagai bidang akan segera dibangun.
Kelima cluster laboratorium itu yakni lab industri rancang bangun material dan pertahanan keamanan (alutsista), lab transportasi dan material, lab informasi teknologi dan sistem komputasi, lab industri berbasis sumber daya alam serta lab energi alternatif.
Dalam cluster lab informasi teknologi dan komputasi akan dijadikan rujukan validasi sistem teknologi e-KTP dan simulasi chip yang terkait dengan KTP elektronik tersebut.
"Lab itu juga diharapkan menjadi desain institut sehingga industri bisa melihat apakah hasil perekayasaan sesuai kebutuhan. Setelah diinkubasi maka hasilnya akan diserahkan ke industri yang bermitra," ucapnya.
Selain mengoptimalkan tugas perekayasaan, meski alokasi dalam RAPBN tahun 2012 bagi BPPT turun yakni hanya Rp 853 miliar dibanding 2011 Rp 893 miliar namun BPPT siap meningkatkan pemberian jasa teknologi, pengembangan sumber daya manusia dan reformasi birokrasi.
Sumber: SuaraPembaruan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar